Bab 15

Aku pikir hidupku sudah cukup bahagia dan tenang,dengan finansial yang memadai dan suami yang penyayang serta dua orang putra yang sekarang berusia 10 tahun dan 12 tahun.Zami dan Zaki nama kedua putraku.

Kami mempunyai usaha toko grosir pakaian di salah satu pusat grosir terbesar di jakarta,sebagai sumber penghasilan.Usaha yang kami rintis dari bawah alhamdulillah meningkat dari tahun dan ketahun.

Selama 16 tahun bahtera rumah tangga kami tak sedikitpun ada pertengkaran .Hingga prahara itu muncul.

Beberapa minggu terakhirnya sikap suamiku banyak berubah.Lebih sering pulang malam dari biasanya ,berangkat pagi dan hari libur pun jarang ada dirumah dengan beribu alasan yang kadang-kadang terkesan tidak masuk di akal.

"Ma,Nanti uda pulang agak terlambat dari biasanya .Ga usah tungguin mas,ya."ucap mas Ardi saat kami sedang sarapan.

"Mas mau kemana?"Ujar Ima menghentikan ucapannya dan menoleh kearah suaminya.

"Rencananya uda mau kerumah bos,katanya ada barang baru."ujarnya beralasan.

"Ooh.Mas hati-hati ya."Ujar Ima yang tidak mempunyai firasat apapun.

"Zaki dan Zami udah siap belum,takut  telat."ujarku kepada anak-anak yang sudah rapi dan selesai sarapan.

"Udah,bu.Zami dan adek jalan dulu."Ujar putraku yang pertama sambil mencium tanganku dengan takdzim.Begitu juga dengan anak keduaku melakukan hal sama seperti abangnya.

"Ma, mas sekalian jalan ya.Pagi ini mas mau bongkar batang "pamit mas Ardi.

Aku pun mencium tangan suamiku dengan takdzim.Mengantarnya kedepan hingga motor yang ditumpangi bersama anak-anak menghilang dari pandangan.

Aku melepas kepergiannya tanpa ada firasat apa - apa.Aku terlalu percaya.Hingga dengan mudahnya suamiku menghancurkan kepercayaan yang aku berikan.Membagi hati dengan yang lain.

Pikiran - pikiran buruk mulai menguasai kepalaku.Aku berusaha bersikap tidak terjadi apa - apa terutama didepan kedua putraku.Aku tidak mau mereka kecewa.

"Assalamualaikum bu."aku tersadar dari lamunan saat mendengar ucapan salam dari si sulung yang baru pulang dari pengajian.

"Waalaikumsalam,udah pulang,sayang ?adek mana?"tanyaku sambil menengok ke kiri dan kekanan mencari sosok putra keduaku.

"Adek ada diruang tengah sama nenek dan tante.Ibu kenapa?Ibu habis nangis ya?"Zami melihat mata ibunya agak merah.Mendekat dan menelisik wajahku.

"Oh itu,Ibu terharu habis nonton drakor, nak."ujarku berusaha mengelak.

"Ooh."ujarnya tidak bertanya lagi.

"Ada berita apa hari ini dipengajian?"Aku selalu membiasakan kedua putraku untuk mencerita hal-hal yang mereka alami hari ini,baik di sekolah maupun di pengajian.Jadi aku bisa memantau kejadian - kejadian yang mungkin aku tidak ketahui.

"Kata pak ustad,minggu depan akan diadakan manasik haji.Zaki disuruh bawa 10 biji uang koin pecahan 1000.Trus baju ihromnya bagi yang belum punya boleh pinjam ke bu fitri katanya."Ujar putraku panjang lebar.

"Kakak nggak ikut."tanyaku.

"Itu khusus buat kecil - kecil aja,bu.Kakak kan sudah MDA,bentar lagi juga mau wisuda."Ujar Zami.

"Ngomong - ngomon sewa baju ihrom ,berapa?"

"Kalau nggak salah dengar sekitar Rp.35.000,00."

"Ya udah nanti ibu wa bi fitri.Sekarang siap-siap sholat magrib,habis itu kita makan malam.OK!"aku mengelus kepala si sulung lembut,tak terasa sudut mataku mengembun namun cepat-cepat aku hapus supaya anakku tak melihat.

Terpopuler

Comments

Yani Cuhayanih

Yani Cuhayanih

aku bingung maju mundur

2024-10-06

1

Nnek Titin

Nnek Titin

apa novel ini d revisi yaa ko d ulang lagi Thor
padahal kemaren udah nyampe bab24

2024-01-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!