Masih dalam keadaan setengah sadar,Ima mendengar orang berbicara dengan suara lirih seraya berbisik kemudian disertai pintu berdecik dibuka dan kemudian ditutup kembali kembali.Ima berusaha membuka kelopak matanya yang masih terasa berat digelayuti rasa kantuk.Dia sesaat menoleh kearah jam dinding yang ada dikamar,waktu menunjukkan pukul 02.00 dini hari.
Kala matanya sudah sempurna terbuka dari balik selimut tangannya terjulur mengambil jepitan yang ada di meja samping kanan tempat tidur.Dia lalu mengikat rambutnya asal.Ima beringsut duduk turun perlahan dari tempat tidur memindai sekeliling mencari keberadaan suaminya yang tidak ada tidur disampingnya.
"Uda Ardi kemana ?"gumam Ima melangkah ke kamar mandi mana tau suaminya berada disana,saat pintu dibuka tak ada siapapun disana.Matanya menangkap ada pergerakan dibalkon yang pintunya agak sedikit terbuka.
"Perasaan tadi udah aku kunci,kenapa bisa kebuka lagi ya?Apa ada orang jahat yang masuk kesini?"batin Ima dengan rasa ketakutan jika apa yang di pikirannya terjadi.
Baru beberapa langkah kembali Ima mendengar suara seseorang berbicara dan sumbernya dari arah balkon kamar.Dan Ima sangat mengenal pemilik suara tersebut.
Ima berjalan berjinjit supaya tidak mengeluarkan suara, takutnya orang yang berada diluar mengetahui keberadaannya.Dengan menempelkan kupingnya ke dinding menguping apa yang tengah mereka bicarakan di dini hari.
"Iya sayang, ga ada yang perlu ditakutkan.Pokoknya aman."
Niat awal mau menutup pintu balkon yang sedikit terbuka Ima urungkan.Keadaan yang remang-remang sebab lampu sengaja dimatikan diganti lampu tidur.Terlihat siluet seseorang yang tengah berdiri yang sangat Ima kenal,siapa lagi kalau bukan Uda Ardi yang berdiri di balkon sambil menempelkan ponselnya pada kupingnya.
"Maaf ketiduran,yang.Jangan ngambek dong,nanti cantiknya ilang "kekeh uda Ardi gombal yang membuat Ima mual mendengarnya.
Keadaan malam yang hening membuat Ima dengan jelas mendengar apa yang diucapkan mas Ardi dengan lawan bicaranya.Walau tidak mendengar suara dari sebrang sana,Ima memastikan bahwa suaminya tengah mengobrol dengan seorang wanita tapi siapa?Berbagai pertanyaan melintas di kepala saat ini.Pasti ada sesuatu?Perasaan curiga menghantui pikiranku.Apa suamiku selingkuh?Ima berusaha menajamkan pendengaranya,ia ingin memastikan praduga kebohongan mas Ardi.
"Sayang ku cintaku,apa sih uang ga buat kamu?."terdengar derai tawa lirih mas Ardi.
Badanku agak sedikit terhuyung,tangan gemetaran,dan kaki ku rasanya tidak sanggup menompang bobot tubuhku.Ima shock mendengar ucapan suaminya barusan.Ternyata suaminya telah bermain api dibelakangku.Tapi siapa perempuan itu?Apakah aku mengenalnya?Apakah aku pernah bertemu dengannya?Atau malah orang terdekat?
Pikiran buruk mulai mengelayuti hatiku,aku coba menghilangkan praduga - praduga yang kurang baik,aku harus bisa berpikir positif .Tapi sekeras apapun tetap pikiran buruk itu lebih dominan mengusai kepalaku.
"Aku juga kangen sayang.Sebaiknya jangan tiap hari kita ketemuan,takutnya sigendut tau rahasia kita."terdengar tawa kembali walau lirih Ima masih bisa mendengarnya.
Apa si gendut yang dia maksud itu aku ya?Aku memang mengalami kenaikan berat badan setelah melahirkan anak kedua dan aku memang sudah kurang memperhatikan penampilan karna disibukkan dengan pekerjaan mengurus rumah,mengurus anak dan mengurus semua keperluan suami.Jadi waktuku banyak dihabiskan untuk mereka hingga lupa pada diri sendiri.
"Iya ,sayang.Besok jam 10.00 aku tunggu ditempat biasa,habis itu baru kita jalan.Motormu kita titip disana aja.Kita pakai motor ku saja biar lebih romantis ."terdengar tawa kembali.
Kedua tanganku mengepal,menahan perih luka yang serasa ditusuk -tusuk belati tajam.Ingin rasanya mencabik - cabik mulut kotor mas Ardi yang tengah merayu seseorang disebrang sana.
Kedua mata Ima terasa memanas,seiring detup jantung yang memompa kencang, sekujur tubuh serasa tidak bertenaga.Ima berusaha menetralisir rasa sesak yang terasa berat menghimpit dadanya. Bulir bening yang berusaha ditahan akhirnya luruh juga.
Sesakit ini kah rasanya dibohongi.Dikhianati oleh orang yang paling kita sayangi.Tega mendua dengan wanita lain.
Padahal selama ini rumah tanggaku terlihat baik-baik saja,tidak ada masalah samasekali.Sikap mas Ardi masih hangat seperti biasanya.Ima sudah berusaha melayani suamiku sebaik mungkin.
Sudah beberpa bulan belakangan ini sikap mas Ardi memang berbeda dari biasanya.Lebih Sering keluar malam dan pulang selalu hampir larut malam.Berangkat lebih awal dari biasanya.Sering pulang telat dengan alasan ini itu yang kadang aku sudah hapal alasan apa yang akan ia sampaikan saat terlambat pulang.
Waktu buat aku dan anak-anak umpama sudah tak ada.Seakan mas Ardi bukan lagi sosok yang kami kenal.Biasanya tiap weekend kami sering habiskan untuk jalan-jalan ke mall,nonton,kulineran atau pulang kampung kerumah mertua.
Mata Ima terpejam semakin erat meremas ujung bajunya,seiring rasa nyeri yang mendera.Rasanya sudah tak sanggup mendengar gombalan suaminya dengan seseorang disebrang sana.Ima kembali merebahkan tubuhnya.Mencoba memejamkan mata yang tak kunjung bisa di pejamkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Yani Cuhayanih
ko mirip nya suamiku juga tlpn curhat sama si pelakor di luar rumah di teras.../Tongue/
2024-10-06
0