Mas Ardi cuma bisa diam mendengar apa yang mama dan istrinya katakan.Bibirnya terasa keluh hingga tak mampu mengeluarkan satu kata pun.
"Maafin mama,ma.Mama sudah gagal didik suamimu.Mama sungguh sangat malu punya anak yang ga punya hati."Emosi mak meledak - ledak mengetahui prilaku salah putra sulungnya.
"Bukan mama yang salah,aku yang salah ma.Aku yang tidak bisa menahan nafsu."mas Ardi berkata sembari bersimpuh di kaki mamanya.
"Mama kecewa sungguh sangat kecewa.Bagaimana jika keluarga istrimu mengetahui perbuatanmu pada Ima?Apa kamu tidak mikir dulu sebelum bertindak."ujar mama murka.
"Ardi mengaku salah ma.Ardi mohon maafin salah Ardi ma."tangis Ardi memohon pengampunan pada mamanya.Lalu beralih pada istrinya.
"Ima tolong beri mas kesempatan,mas janji akan memperbaiki semua."ujar Ardi mencoba mengemgam tangan istrinya tapi Ima segera menepisnya.Ada rasa jijik saat membayangkan tangan ini sudah pernah menjamah perempuan lain.
"Aku belum bisa ngomong apa - apa sekarang, mas.Luka yang mas torehkan terasa perih.Aku kecewa."ujar Ima sendu.Rasanya dunianya runtuh.
"Ima,mama tau kamu kecewa atas prilaku suamimu.Tapi mama yakin kami wanita kuat.Mama akan mendukung apapun keputusan yang akan kamu ambil."ujar mertuaku yang masih nampak terpukul akan berita ini.Air mata masih mengalir dari matanya walau tak sederas tadi.
Mei tidak sanggup berkata - kata.Ia hanya mampu memandang kakak tertuanya penuh kebencian.Ia dapat merasakan perasan kakak ipar yang begitu terluka.Luka yang tak berdarah tapi serasa ada belati tajam yang ditancapkan ke ulu hatinya.
Ima nampak sudah tidak mengeluarkan air mata,ia tidak mau membuang air matanya untuk laki - laki yang telah membuatnya terluka.Luka yang tak nampak secara kasat mata,tapi perih teramat perih terasa di dada.
"Mama harap kalian bisa menyelesaikan masalah ini secepatnya.Mama tidak mau cucu -cucu mama mengetahui permasalahan diantara kalian."Ujar mama yang sudah mulai agak tenang.
Lalu mama dan Mei meninggalkan kami berdua.Tak ada yang memulai. Keduanya hening.Duduk berdua seperti saling tidak mengenal.Mas Ardi akhirnya tidak tahan untuk tidak bicara.
"Ma,tolong maafin mas.Kasian anak - anak.:ujar mas Ardi menatap istrinya.
Ima tersenyum miring"Apa...Apa Ima ga salah dengar barusan.Anak - anak.Apa uda tidak mikir sebelumnya?Dampak perbuatan mas terhadap aku,anak - anak dan keluarga kita."
"Mas khilaf.Mas mengaku salah."ucapnya tertunduk tidak berani menatap istrinya.
"Sudah berapa lama?"tanya Ima.
"Tiga bulan."
"Jujur jangan bohong."tanya Ima tak percaya jawaban yang di berikan suaminya.
"Sumpah,bener baru tiga bulan dibelakang ini kami berkomitmen."ujarnya lirih tapi Ima masih bisa mendengar cukup jelas.
Perdebatan antar Ima dan suaminya tak kunjung usai.Hingga Ima sadar saat melihat jam dinding yang bertengger di dinding,sudah saatnya menjemput kedua orang putranya di sekolah.
"Nanti kita lanjutkan lagi,Ima mau jemput anak - anak dulu."ujar Ima beranjak meninggalkan suaminya.Baru beberapa langkah terdengar suara suaminya memanggil.
"Ma,Ima."Ima menoleh kearah suara yang memanggil nya.
"Biar mas yang jemput anak - anak."
"Ok!" Ima berjalan menuju kamarnya tanpa ngomong apa apa lagi sama suaminya.Ardi sesaat terpaku dengan sikap istrinya yang berubah.Tidak ada lagi kehangatan yang biasanya istrinya tunjukkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Yani Cuhayanih
sebelum masalah ini aku adalah orang introvert..ketemu sama tetangga cuma di warung aja ...gk gaul..tp setelah harga diri ku terlukai..aku berubah jd orang yg mudah bergaul ramah suka bercandain orang lain sampe ada dua orang llaki beristri yg ngikutin aku..tp aku gk respon
2024-10-06
1