Waktu yang cukup lama.Lima belas tahun rumah tangga antara Ardi dan Ima. Ima selalu merasa jadi perempuan yang paling beruntung.Karna sosok mas Ardi adalah sosok laki-laki yang bertanggung jawab terhadap anak dan istrinya.Dia tidak pernah mau nongkrong-nongkrong ga jelas.Banyak temanya yang merayu supaya mau gabung.
"Di,tar malam keluar yuk."ajak surya temannya dari zaman SD.
"Ga ah,mending gue tidur."Jawab Ardi cuek.
"Idih ga solid loe,kali-kali lah.Jangan takut ma bini,masa laki cemen."cemooh surya saking keselnya karna ajakannya selalu di tolak.
"Bodo amat."Ujar Ardi .
"Ga asik loe,Di."sungut surya.
Begitulah mas Ardi siapapun yang ngajakin kalau bukan yang penting pasti langsung ia tolak.Hingga malam itu awal mula petaka datang menggoyahkan rumah tangganya,selepas magrib beberapa teman masa SMP datang kerumah.
"Assalamualaikum,Ardi."ujar seseorang dari luar mengucapkan salam.
"Waalaikumsalam."Jawab Ima heran melihat orang-orang yang belum dia kenal sama sekali mendatangi rumahnya.
"Betul ini rumahnya Ardi, mbak."tanyanya kembali.
"Betul,mas dan mba-mba ini siapa,ya?tanya Ima heran berdiri didepan pintu.
"Saya Dani,mba.Kami ini teman-teman Ardi waktu SMP dahulu.Ardinya ada?."Tanyanya tersenyum ramah.
"Ooh,tunggu sebentar saya panggilan dulu Ardinya."Ima masuk kedalam rumah memanggil suaminya yang sedang asik nonton bareng anak-anak.
"Mas,ada yang nyariin didepan."Ujar Ima.
"Siapa?"tanyanya.
"Katanya sih,teman-teman SMP uda dulu."Jawab Ima.
Ardi berdiri dari duduknya,melangkah keluar melihat siapa gerangan tamu yang mencarinya.
"Hai bro,pah kabar."Ujar Dani sambil salam khas geng mereka saat sekolah SMP dahulu.
"Eh ...loe.Ayo pada masuk.Tumben pada kemari ada kabar apa nih?"tanya Uda Ardi tersenyum menyalami teman-temanya satu persatu.Dan menyuruhnya duduk di sofa ruang tamu.
Ada sekitar 4 orang laki-laki dan 3 orang perempuan,tetapi satu perempuan yang terlihat berbeda dari dua wanita lainya. Cara berpakaian menurut aku terlalu berani,tapi sudahlah itu haknya dia kenapa juga aku peduliakn.Mereka mengikuti mas Ardi masuk kedalam rumah dan duduk di sofa ruang tamu.
"Ma,tolong buatkan minum buat teman-temanya mas,sekalian camilannya bawa juga."perintah mas Ardi lembut.
Ima bergegas mengikuti apa yang suaminya perintahkan.Tamu itu mesti dihormati,itu pesan dari ibu.
"Silakan di minum teh nya dan silahkan dicobakan kuenya."Ima menaruh minuman yang dibawanya dan beberapa cemilan sebagai pelengkap."Silahkan,mas...mbak."Ujar Ima sopan mempersilahkan tamunya mencicipi hidangan yang telah ia suguhkan.
"Makasih,mbak.Maaf merepotkan."Ujar Dani salah satu teman mas Ardi.
"Oh ya perkenalkan kami teman-temanya Ardi masa SMP dulu bahkan ada yang dari SD malah kami sudah saling mengenal ."kekeh surya yang sudah aku kenal sebelumnya saat bertemu disebuah pusat perbelanjaan tempat ia bekerja beberapa waktu lalu.
"Ini madam sebagai ketua tim kami,ini Dani ,Bunlik,Bella,Buluk,Riki dan saya."Aku menerima jawabta tangan teman mas Ardi satu persatu sambil tersenyum.
"Ngomong-ngomong ga ujan ga ada angin melimpir kesini,ada kabar apaan nih?Tanya mas Ardi.
"Rencananya kita alumni SMP akan mengadakan acara reunian.Makanya kita keliling nyamperin anak-anak kerumahnya,sekalian sirahturrahim."wanita yang badanya agak sedikit gemuk menjelaskan maksud kedatangan mereka namanya madam.
"Rencananya kapan?"tanya mas Ardi.
"Rencananya akhir bulan depan.Loe ikut kan?Ayo lah kapan lagi ngumpul ma anak-anak."rayu surya.
"Kolekan berapa?tanya mas Ardi sambil menyesap teh buatan istrinya.
"Rp.300.000,00 / keluarga."sahut madam.
"Sudah termasuk makan 4 kali,transport,doorprize,villa dan kalau ada sisa nanti kita bicarakan lagi."sahut buluk melengkapi jawaban dari madam.
"Loe harus ikut,masa loe ga kangen kumpul-kumpul ma anak-anak."Ujar ahmad laki-laki berambut kribo.
"Pengemar berat loe juga ikut?"celetuk buluk yang mulutnya sedikit ember sambil memainkan alisnya naik turun.
"Ah loe ,luk bisa aja."kekeh uda Ardi tersipu.
"Sekalian nostalgia lah."tawa buluk keras memperlihatkan giginya yang berkawat.
"Siapa sih yang loe maksud sumpah gue ingat,loe kan tau sendiri gue kan ga pernah mau dekat-dekat sama anak cewek."Ujar mas Ardi tersenyum.
"Bella ma bunlik dari tadi diam baek,lagi sariawan ya."goda surya.
"Ga kok,aku cukup jadi pendengar aja pak surya."sahut Bella malu-malu tapi matanya menatap suamiku ada yang berbeda dari cara pandangnya sekilas ketangkap.
"Sorry Gue lagi sakit gigi,ngirit."Ujar perempuan yang biasa anak-anak memanggilnya bunlik padahal nama sebenar adalah Leha.
"Ngomong - ngomong loe kan orang dagang ,Di.Recomended tempat yang jual baju kaos yang murah dong?"ujar Dani.
"hmm....."Jawab uda Ardi singkat.
"Gini nih,kita kan rencananya mau reunian akbar khusus angkatan kita saja,kami selaku panitia mau membuat baju seragam buat kenang-kenangan kita-kita.Nah,lantaran loe orang dagang pasti tau dong ,yang jual baju kaos yang bagus dan harga murah?"Ujar Dani.
"Kami mau minta bantuan loe, tolong cariin baju kaos yang kira-kira sesuai dengan budget yang kita punya."
"Kira-kira loe butuh berapa banyak?"Tanya mas Ardi
.
"Ga banyak sih,paling 70-an lah.ujar Surya
"Datang aja ke toko,nanti gue anterin cari baju yang sesuai dengan kriteria yang kalian cari."celoteh uda Ardi.
"Secepatnya kami mampir,soalnya waktunya udah mepet."sahut Dani.
"Kabari aja,kalau mau jalan."Ujar mas Ardi.
Perempuan yang bernama Bella dari tadi selalu memperhatikan suamiku,pandangannya tak pernah lepas dari sana.Ada sesuatu sepertinya.
"Dasar wanita ganjen,gatel banget sama suami orang. Ga tau malu."batin Ima.
Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh malam,teman - teman mas Ardi pamit undur diri.Setelah semua pada pulang aku membereskan bekas gelas kotor dan menyapu sampah sisa makanan.
Saat Ima merebahkan tubuhnya disamping mas Ardi,Ima membuka obrolan tentang apa yang tadi dibahas tamu mas Ardi.
"Mas,emang mau ikut reunian."tanyaku.
"Mas masih belum yakin,ma."matanya menatap langit-langit kamar bercat putih seperti ada yang dipikirkanya.
"Kok bengong,ada apa?tanya Ima memeluk laki-laki yang sudah lima belas tahun bersamanya.
"Menurutmu gimana,ma.Ikut atau ga?"tanya mas Ardi.
"Terserah."jawab Ima mencebik.
"Kalau mas sendiri aja yang pergi gimana?."
"Terserah."ujar Ima singkat.
"Maksudnya?"tanya mas Ardi.
"Mau pergi sendiri boleh,Kami juga bisa pergi jalan - jalan sendiri."jawab Ima ketus melepaskan pelukannya.
"Kok gitu jawabnya?"Mas Ardi duduk dari tidurnya menghadap istrinya.
"Kan mas pergi,ya Ima ajaklah anak - anak senang - senang.Kami bertiga juga butuh hiburan kali."ujarku tersenyum manis sembari mengedipkansebelah matanya.
"Mau kemana?"tanya mas Ardi.
"Kemana aja boleh."kekeh Ima.
"Serius,mau kemana?"
"Belum ada planing,nantilah Ima tanya anak - anak mau kemana.Kalau ga Ima terima tawaran Raka sepupu Ima yang lagi ada tugas dikota ini."Ujar Ima yang sontak membuat mas Ardi menatapku tajam.
"Ga boleh,mas ga ijinin?"Suara mas Ardi meninggi.
"loh,kok gitu."
"Pokoknya mas ga ijinin titik."
"Aneh."Ujar Ima lirih tapi masih didengar oleh mas Ardi.
"Lebih baik kamu ikut mas aja,ngapain sama orang lain."Ada rasa cemburu mengingat Raka adalah rivalnya dahulu memperebutkan hati istrinya.
"Tadi katanya mau pergi sendiri?"Ledek Ima.
"Udah ah,sebaiknya kita tidur!Udah malam."Ujar uda Ardi menyudahi.Memilih tidur daripada berdebat dengan istrinya yang tak kunjung selesai.
Malam semakin larut, sepasang suami istri yang habis berdebat akhirnya terlelap dengan damai memasuki dunia mimpi yang indah hingga pagi menjelang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments