Ada pergerakan disamping Ima,itu pasti mas Ardi yang sudah selesai dengan selingkuhanya.Merebahkan badan disamping istrinya sembari memeluk istrinya dari belakang karna Ima membelakanginya.
Rasa jijik muncul saat mengingat bahwa tangan suaminya sudah memegang wanita lain,rasa itu berusaha ditahan.Ima tidak boleh gegabah bermain cantik mencari bukti yang banyak mengungkap semua kebusukan mas Ardi dibelakangnya.
Bertahun lamanya bersama merajut suka maupun duka menjadi cerita sebuah rumah tangga.Tak pernah sekalipun mas Ardi menyakiti.Namun ,saat ini mas Ardi menorehkan luka yang teramat dalam yang tak akan pernah ada obatnya.Luka tak berdarah tapi sakitnya sampai ke jantung.Mirisnya ,itu dia lakukan disaat keadaan sedang baik-baik saja.Tidak mungkin ada asap kalau ga ada api?
Mata tak mau terpejam hingga subuh menghampiri.Ima beraktivitas seperti biasanya layaknya tidak pernah terjadi apa - apa.
Ima berusaha menepis bayangan buruk semalam.Tak ingin anak-anak melihat perubahan sikap yang tak seharusnya,lebih baik masalah hatinya dikesampingi dulu.Fokus urus anak-anak setelah itu baru mencari bukti untuk mengungkap kebusukan mas Ardi.
Hari ini aku malas belanja ke pasar,lebih baik hari ini aku berbelanja dengan tukang sayur yang biasa lewat di gang depan rumah.
Saat tengah duduk-duduk sembari menunggu abang sayur lewat.Datanglah tukang ojek langganan mas Ardi biasa mengantar barang dari rumah ke toko atau dari toko kerumah.
"Pagi,bu.Tumben diluar."sapanya ramah.
"Lagi nunggu tukang sayur lewat,Im?"jawabku sopan.
"Mbak, tadi malam aku liat bapak pulang dianter cewek."ujarnya takut-takut.
"Mas sih?"ucapku melihat kearah Baim yang duduk tidak jauh dariku.
"Beneran mbak,ini bukan kali pertama aku liat,turunnya disebrang jembatan tempat anak-anak nongkrong,jarang diantar sampai sini,mbak."ujarnya.
Pantes beberpa kali keluar ga pernah bawa motor,jadi cewek itu yang anter jemput.
"Mbak ga marah kan?bukannya menjelekkan bapak Ardi,saya cuma kasian ma mbak dan anak - anak.Takutnya bapak Ardi ...."Baim tidak berani melanjutkan perkataannya,takut Ima semakin terluka dengan perkataan tadi.
"Ga apa apa Im, makasih banyak infonya."jawabku sembari tersenyum.
Sesuatu yang busuk itu sepandai - pandai menyimpannya suatu saat pasti akan tercium juga.
"Mbak kesana dulu,Im. Itu abang sayur udah datang."pamitku menuju tukang sayur yang sudah dikerumuni ibu-ibu yang mau membeli sayuran.
Selesai memasak, aku langsung mandi membersihkan badan yang berkeringat. Menghilangkan bau asap dan bumbu dapur yang menempel di badan.
Jam menunjukkan pukul 11.30 saatnya menjemput kedua putra ku dari sekolahan.Kali ini aku tiba - tiba malas naik ke lantai dua,aku cuma duduk menunggu anak-anak di gerbang sekolah.Rasanya badanku sedikit lelah kepikiran kemelut dalam rumah tanggaku yang menguras energi cukup banyak.
Senyum merekah saat kedua putraku berlari menghambur dalam pelukan ku.Rasa lelah menguap entah kemana.Mendengar celoteh mereka membuat aku bisa melupakannya sesaat rasa perih dihati.
Melihat mereka tertawa dan tersenyum adalah kebahagian bagiku.Aku tidak mau mereka merasakan luka yang aku rasakan.Tapi apakah aku mampu bertahan dari rasa sakit itu?
Biarlah untuk sementara rasa ini cukup aku sendiri yang rasakan.Aku harus berusaha mencari bukti - bukti kebusukan mas Ardi dibelakangku.Yakin pasti aku bisa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Yani Cuhayanih
Aku bertahan demi anak2 ku..tp ketika kau berani menghina anak2 dengan kata2 kasar..aku siap pasang badan jd lebih baik kau pergi dan enyahlah dari kampung ini.../Chuckle/ itulah dialog ku..sambil ku tunjuk muka nya..
2024-10-06
1