penyesalan dan rasa trauma

   Serena, Zyn dan Ryan mendiskusikan rencana penyerangan mereka sebelum akhirnya mereka masuk ke rumah itu. Serana sudah memperkirakan jika mereka sudah menyimpan banyak ranjau di sekitar rumah itu. Dia membagi tugas di antara kedua abangnya itu, Zyn akan masuk melewati gerbang utama sedangkan Ryan akan menerobos lewat pintu belakang rumah itu.

   Dan Serena akan masuk lewat atap. Setelah selesai berdiskusi Serena memberikan kode pada mereka agar segera menyergap. Di mulai dengan Ryan dengan anak buahnya yang berjalan ke arah belakang dengan hati-hati sesuai intruksi Serena. Dan Zyn perlahan melangkah ke depan, kedua tangannya menggenggam batu kerikil dan.

   DUAAAARRRR

   DUAAAARRRR

    DUAAAARRRR

   Ledakan demi ledakan terjadi di samping rumah itu, hanya jalan setapak yang aman tanpa ranjau atau jebakan lain. Zyn dan anak buahnya masuk menerobos gerbang utama yang hanya di pagar besi hitam. Sedangkan Serena sudah ada di atap rumah sedang mengawasi.

    "Awas di depanmu, mereka sudah berkumpul dan bersiap menyerang," ucap Serena pada earphonenya yang sudah pasti itu untuk siapa.

    Zyn mengomando pasukannya untuk berjaga-jaga dan lebih hati-hati mereka sudah di tunggu ternyata di dalam sana, Zyn mengeluarkan p!stolnya, tak tanggung-tanggung Zyn keluarkan dua senjatanya dan bersiap menyerang.

   *

   *

    Braaaakkkkk....

   Ryan sudah berhasil menerobos pintu belakang rumah itu, dia berjalan sambil mengawasi setiap inci rumah itu. Tak ada jebakan disana, hanya ada kebun sayuran sepetak yang siap untuk di panen. Melihat keadaan sekitar bisa di pastikan jika pemilik rumah ini adalah seorang petani, atau ibu rumah tangga yang suka berkebun. Kebunnya tidak luas, tapi di tanami dengan berbagai macam sayuran.

   Ryan mencoba masuk lewat pintu yang terbuat dari kayu, pelan dan mengendap-ngendap. Pintu itu terhubung dengan dapur ternyata, tak ada yang istimewa dari rumah itu hanya rumah biasa tapi Ryan harus tetap waspada takut-takut.

   "Ryan..."

   Ryan menoleh, pria yang dia cari berada di ujung dapur menatapnya tajam.

   "Antonio..."

  "Berengsek kau.."

  Drap.. Drap.. Drap..

  Antonio menyambar pedang yang menggantung di dinding lalu berlari menyerang Ryan yang sudah memasuki rumahnya.

   Sreng... Sreng...

   Serangan demi serangan dia layangkan pada Ryan yang hanya seorang diri disana.

   Baaakkk...

   Braakkk...

  Antonio terjungkal jatuh ke belakang setelah mendapat tendangan mematikan Ryan. Ryan tak ingin membuang waktu, dia segera mendekati Antonio dan langsung mencengkram bajunya sampai-sampai Antonio ikut berdiri karena cengkraman Ryan pada bajunya.

   Buuuggghhh....

Buuuugghhh...

Ryan terus terusan meninju nya, tapi klau ini Antonio membalasnya dan mereka pun saling beradu kekuatan masing-masing. Keduanya sama-sama tak mau kalah dan memiliki kemampuan yang sama.

Braaakkkk...

Uhuk.. Uhukk..

Antonio kembali terjatuh membentur dinding, Ryan akan gunakan kesempatan ini untuk menghabis! Antonio. Ryan merogoh pistolnya dari dalam saku jaketnya dan bersiap mengirim Antonio ke ner\*ka.

Dooorrr.... Dooorrr...

Adu tembak antara anak buah Zyn dan juga anak buah Antonio terjadi di depan rumah itu, benar apa yang di katakan serena, ada sekitar 50-70 pria bertubuh tinggi tegap yang siap menyerang mereka. Mereka adalah orang-orang yang sengaja di persiapkan untuk melawan dan menjaga keamanan rumah itu dari serangan musuh. dan hari yang menyerang mereka adalah Serena dan anak buahnya.

Sedangkan Zyn berjalan ke arah samping yang menghubungkan ke jalan belakang rumah itu. setelah mendapat sinyal dan mendengar kegaduhan melalui earphonenya, Zyn yakin jika Ryan saat ini sedang berkelahi dengan Antonio.

*

*

Dooorr...

"Mama...."

Antonio berlari cepat meraih tubuh seorang wanita paruh baya yang baru saja terkena tembakan peluru Ryan. Wanita yang bisa di pastikan jika dia adalah mamanya Antonio, wanita itu sudah bersimbah darah di pangkuan putranya.

Dan Ryan, dia begitu kaget dengan apa yang dia lakukan. Ryan tak bermaksud menembak atau bahkan menghabisi wanita itu. Wanita itu tiba-tiba saja ada di hadapannya saat Ryan menarik pelatuknya.

"Apa yang lo lakuin Yan?" Tanya Zyn yang baru saja tiba di sana. Zyn langsung menyeret tubuh Ryan keluar.

"Gue gak sengaja Zyn. Tiba-tiba saja wanita itu ada di hadapan gue," ucap Ryan.

Zyn bisa merasakan tubuh Ryan yang mulai lemas, mungkin Ryan menyesali apa yang dia lakukan barusan. Ryan tak sengaja, dia benar-benar tidak sengaja melakukannya. Ryan juga seorang anak, bahkan Ryan sudha pernah mengalami perihnya ditinggalkan seorang ibu. Kenakalan yang Ryan lakukan hanyalah sebagai penyesalan dan rasa marah dan kecewanya melihat ibu yang dia sayangi mengalami depresi bahkan harus di rawat di rumah sakit.

"Gue gak sengaja Zyn. Gue gak sengaja." Racaunya terus menerus.

Zyn terus membawanya hingga ke luar dari rumah itu, pistol yang Ryan gunakan pun sudah terlepas dari tangannya. Tubuhnya lemas dan tak bertenaga, rasa penyesalan di hatinya sangat besar.

"Apa yang terjadi? "

Reymond menghampiri Zyn yang tengah membopong Ryan.

"Aaah.. Bang Rey, untung saja kau datang. Tolong bantu Serena di dalam. Aku akan membawanya ke markas." Ucap Zyn.

"Kenapa dengannya?"

"Nanti ku ceritakan, aku pergi dulu Bang."

Zyn membawa Ryan masuk ke mobilnya, dengan cepat Zyn memutar mobil sport hitam itu dan melajukannya dengan kecepatan tinggi menjauhi rumah Antonio.

Sedangkan Reymond segera masuk ke dalam rumah mencari Serena.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!