Puncak Gunung Bromo

"Kau sudah menemukannya Zyn?" Tanya Leon yang juga ikut mencari Serena di hutan.

    Leon Ferdian Lubis adalah putra ke tiga Sebastian Lubis dan merupakan saudara kembar Ryan. Memiliki wajah yang sama persis seperti Ryan tetapi dengan sifat yang jauh berbeda.

Zyn menggeleng, "Hutan ini sangat lebat."

Hari sudah pagi hingga memudahkan mereka untuk mencari Serena. Sejak semalam Zyn dan para anak buahnya mencari keberadaan Serena hingga pagi menjelang mereka belum menemukan tanda apapun. Ryan langsung berpencar ke arah lain agar mempercepat pencarian, sedangkan Reymond menyisir tebing jurang berharap Serena dapat di temukan.

Namun semuanya nihil, bukan hanya Serena bahkan bangkai motornya pun tak di temukan. Entah jatuh dimana gadis itu? menurut saksi Serena jatuh di tepian jurang dimana Reymond kini berdiri menatap ke dalam jurang sedalam 30 meter itu.

Bugghh....

Zyn yang baru saja sampai mendapat hadiah berupa bogem mentah dari Reymond.

"Apa yang kau kerjakan hah? menjaga adiku saja kau gak becus," murka Reymond. Reymond jelas jelas tahu kemarin Serena pergi bersama Zyn, dan sekarang adiknya itu entah bagaimana kondisinya.

"So-sory bang aku gak tahu kalo bakal jadi begini," sesal Zyn memegangi wajahnya yang baru saja di pukul Reymond, sudut bibirnya sobek dan mengeluarkan darah.

"Kita pulang dulu mama sakit," ucap Leon menepuk pundak Reymond. Mereka pun kembali ke kediaman Lubis.

* *

Nampak Widya tengah berbaring di atas ranjang dengan selang infus yang terpasang di tangannya. Keadannya begitu memperihatinkan, setelah mendengar kabar kecelakaan Serena yang jatuh ke jurang semalam, Widya syok dan tak sadarkan diri sampai sekarang.

"Bagaimana keadaannya?" Tanya Sebastian pada Sean. Dokter muda yang baru saja memeriksa keadaannya.

Sean menoleh kebelakang kemudian menatap Reymond, Zyn, Leon dan juga Ryan baru saja tiba.

"Kalian belum menemukan Serena?" Tanya Sean.

Sean Alison Lubis pria tampan berusia 30 tahun yang merupakan dokter bedah terkenal dan juga merupakan putra sulung Sebastian dan Widya.

Reymond menggeleng, "Aku sudah mengerahkan semua anak buahku untuk mencari Serena," ucapnya.

Sean mengangguk mengerti.

"Bagaimana keadaan mama bang?" Tanya Ryan merasa khawatir dengan keadaan sang mama yang terbaring tak berdaya di usianya yang sudah mencapai 60 tahun.

"Mama hanya syok," jawab Sean.

"Apa kita perlu bantuan polisi untuk mencari Serena?" Tanya Sebastian yang juga khawatir tentang putri bungsunya.

"Gak perlu! Ryan sudah mengarahkan semua anggota Chetaz untuk mencari Serena. Lagi pula bang Reymond juga mengerahkan semua anak buahnya kan? " Sargah Ryan cepat.

Mereka berpikir dengan terlibatnya polisi mereka tidak akan leluasa dalam mengambil tindakan. Dan itulah yang sering mereka hindari, Polisi dan Mafia tak akan pernah sejalan dalam segala hal, itulah yang ada di benak Ryan dan juga Reymond.

Reymond mengangguk membenarkan ucapan Ryan. Cukuplah para anak buahnya dan juga anggota Chetaz yang mencari keberadaan Serena.

* * *

"Emmhh.. Dimana aku?"

Serena baru saja sadar, dia mengedarkan pandangan menatap langit langit yang terbuat dari bilik bambu. Serena segera bangkit dari tidurnya memegangi kepalanya yang pusing.

"Kau sudah bagun nak?" Ucap seorang pria tua, dia berjalan dengan segelas air di tangannya menghampiri Serena.

"Siapa kau?"

Wajah tegas dan dingin itu menatap nyalang pria tua yang dengan santainya duduk di kursi di depannya.

"Panggil saja aku ki Bowo, kau berada di rumahku sekarang." Ucapnya. Ki Bowo menyerahkan gelas berisi air itu pada Serena.

"Minumlah, ini akan memulihkan tenagamu."

Serena mengambil gelas itu dan melihat isinya. Hijau! itulah hal pertama yang di lihat Serena. Air itu berwarna hijau. Air yang sudah di pastikan sebagai ramuan obat herbal yang berbau menyengat.

Serena menaikan sebelah alisnya, "Apa ini?"

"Ramuan herbal."

Tanpa rasa pahit sedikitpun Serena langsung meneguk air itu dan mengembalikan gelas itu pada ki Bowo.

"Pahit?"

Serena menggeleng.

"Jika orang biasa yang meminumnya maka akan terasa sangat pahit. Minuman itu terbuat dari daun daun yang amat begitu pahitnya."

"Aku sudah pernah meminum racun yang lebih mematikan dari ini," jawab Serena.

Ki Bowo mengangguk, "Yah kamu memang spesial, racun manapun tak kan bisa menyentuh tubuhmu. Aku tahu itu."

Serena mengerutkan keningnya tak mengerti dengan ucapan ki Bowo yang tak masuk akal baginya.

"Kau berada di puncak gunung Bromo. Bisma yang membawa mu kesini."

Serena terperangah kaget bukan main, masih segar di ingatannya malam itu dia di jebak oleh Erick hingga membuat Serena menabrak pembatas jalan dan motornya terguling. Serena jatuh ke dalam jurang yang sangat dalam, tubuhnya terguling dan perutnya menancap pada sebuah kayu yang sangat runcing.

Ulangi : Kayu runcing.

Serena menyibak bajunya, dia meraba perutnya sendiri. tak ada bekas luka apapun disana, ingatannya masih jelas kayu itu menancap permisi di perut kirinya, Serena pikir dia sudah mati karena itu. tapi sekarang? tak ada luka apapun disana.

"Bisma yang membawa mu kesini, dia sudah menemukan Tuannya," ucap ki Bowo.

Serena mengerutkan keningnya tak mengerti dengan ucapan ki Bowo. Bagaiman bisa Serena berada di gunung Bromo yang letaknya saja sudah sangat jauh dari lokasi kejadian saat Serena tiba-tiba di hadang seseorang, hingga akhirnya serena jatuh ke jurang.

"Siapa Bisma?" Tanya Serena.

Tiba-tiba terdengar suara auman keras dari balik pepohonan hutan. Serena keluar dari gubuk reyot ki Bowo, mengedarkan pandangan ke sekitar pepohonan yang menjulang tinggi.

AUUUUMMMM...

Sekali lagi suara itu terdengar sangat nyaring. Serena celingukan penasaran dari mana asalnya suara itu?

Tiba-tiba seekor Harimau Sumatera melompat ke arahnya, Serena beringsut mundur hingga jatuh terperangah. Tubuhnya bergetar, wajahnya pucat, seekor Harimau besar dengan berat 200kg berada di hadapannya. Dua kaki depannya menginjak tubuh mungil Serena, mata tajamnya menatap gadis yang sudah ketakutan setengah mati itu.

"Dia tidak akan memakan Tuan nya, " ucap ki Bowo santai.

Serena kaget bukan main, dia menoleh cepat ke arah ki Bowo yang tengah berdiri menatap lebatnya hutan dengan cerutu yang baru saja di hisapnya.

"Apa maksudmu?" Tanya Serena kembali.

"Bisma adalah makhluk gaib. Tentu saja hal itu sudah menjawab pertanyaanmu kan?"

Serena benar-benar tidak mengerti dengan ucapan pria tuan di depannya.

"Bukan hal yang tak mungkin kau bepergian kemanapun dengan makhluk gaib. Bahkan mereka bisa berpindah tempat dengan hitungan detik saja." Ucap Ki Bowo.

"Itu tak masuk akal." Tegas Serena.

"Hahaha...."

Namun apa yang ada di dalamnya benar-benar terlihat nyata. Serena benar-benar sedang berada di bawah tubuh besar harimau buas.

* * *

Meninggalkan Serena dengan ketakutannya kita kembali lagi ke kediaman Lubis.

"APA KALIAN BELUM JUGA MENEMUKAN SERENA SAMPAI DETIK INI?" Murka seorang Sebastian Lubis pada ke empat anaknya.

Para pria itu hanya mampu menunduk dan terdiam di hadapan ayahnya. Sudah seminggu sejak kecelakaan yang menimpa Serena, tapi gadis itu belum juga di temukan. tak ada jejaknya sama sekali.

"Papa sudah menelpon jendral Subagyio untuk meminta bantuannya mencari Serena, " ucap Sebastian.

Reymond kaget dan langsung menatap Sebastian. Namun kata katanya di ungkap lebih dulu sang adik.

"Bukan kah sudah ku katakan jangan libatkan polisi? kenapa papa malah melibatkannya? " Tanya Ryan, suaranya naik satu oktaf.

"RYAN!" Bentak Sean.

Ryan terdiam tak berani bersuara lagi setelah mendapat teriakan dari kakak tertuanya. Ryan mendengus kesal membuang pandangannya.

"Rey akan turun tangan sendiri mencari Serena," ucap Reymond.

"Yah itu lebih baik. Cepat temukan adikmu," ucap Sebastian tegas, Sebastian tak ingin menunggu lebih lama lagi. Sudah satu minggu tapi Serena belum juga ada kabar.

"Bagaiman keadaan Mama bang?" Tanya Reymond pada Sean.

Sean menghembuskan napasnya, "Masih sama. Cepatlah temukan Serena Rey, Mama pasti akan sembuh jika Serena sudah kembali."

Reymond mengangguk mengerti, dia pun berlalu keluar dari kamar.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!