Widya dan kelima putranya, juga Zyn yang sudah di anggap sebagai putranya sendiri, karena Zyn sudah tinggal bersamanya sejak berusia 5 tahun setelah orang tuanya meninggal karena kecelakaan. Mereka menoleh ke arah dapur dimana Serena sudah berdiri di ambang pintu dengan sepotong roti dan segelas susu di tangannya.
SERENA
Widya pun menghambur ke pelukan sang putri bungsu tercinta, Serena sampai mundur kebelakang selangkah saking kagetnya dan susu yang berada di tangannya hampir saja jatuh jika Sean tidak mengambilnya.
"Mama ih, kan susu aku jadi tumpah," protes Serena.
Widya tak peduli baginya yang terpenting putri bungsunya sudah pulang dengan selamat, Widya menangis di pelukan Serena.
"Mama senang kamu baik-baik aja sayang, kamu kemana hem? Mama sama Papa sama Abang-abang kamu nyariin kamu," ucap Widya menangkup wajah Serena seraya membenarkan anak rambut Serena.
"I'm fine mom," jawab Serena santai, sedangkan Widya berdecak kesal. Sudah bikin semua orang panik dan jantungan eh yang di khawatirkan malah cuek saja, siapa yang gak kesal coba?
Setelah Widya melepaskan pelukannya kini giliran para pria tampan yang memeluknya, ada rasa khawatir, rindu dan senang ketika sang adik bungsunya pulang dengan selamat tanpa kekurangan apapun. Kini giliran Ryan yang mendekati Serena, Ryan tak bisa memeluk adik kesayangannya itu karena luka di dada dan bahunya.
"Lo kemana aja Sel, Mama sampe sakit mikirin lo."
"Cuma menjelajah sebentar aja bang," ucap Serena tanpa merasa bersalah sedikitpun.
"Cih! Sialan lo." Umpat Ryan kesal.
Semua orang tertawa mendengarnya, yah begitulah sang Queen Mafia jika sudah di khawatirkan seisi rumah tapi dia cuek saja tanpa merasa bersalah sedikitpun.
"Lo kenapa bang di perban kaya gitu? cemen Lo." Ucap Serena kemudian meninju dada Ryan.
"Aaahhh..." Ryan sampai menjerit mendapatkan pukulan tepat di luka yang baru saja di jahit Sean.
Jika saat di obati saja mereka ngilu, apalagi sekarang dengan santainya Serena malah meninju luka Ryan, tepat di atas lukanya.
Sekali lagi: Di atas lukanya.
Serena kemudian menatap Zyn yang berdiri di depannya di samping Reymond. Serena ingat betul apa yang di katakan Zyn beberapa menit yang lalu sampai mendapat pukulan dari Reymond.
"Apa lo bilang tadi Zyn. Gue... Hantu? " Tunjuk nya pada dirinya sendiri.
"Ahh.. Itu..."
"Sialan lo! Sini lo."
Kabar hari ini kurang menyenangkan buat Zyn karena mulutnya yang selalu saja bicara asal. Saat ini Zyn tengah berlari menghindari kejaran Serena. Widya, Sean dan juga Leon tertawa melihat tingkah laku Serena yang selalu saja membuat keributan di rumah keluarga Lubis.
Rumah yang tadinya sepi kini kembali ramai dengan kepulangan sang Princess Lubis Family. Zyn terus berlari sekitar rumah demi menghindari kejaran Serena. Sedangkan Sean merangkul sang mama untuk duduk di ruang tengah menyaksikan dia anak kecil yang sedang saling mengejar.
Leon dan juga Reymond mengikuti Sean dan Widya untuk ikut duduk di ruang tengah, kelucuan Serena dan Zyn yang saling mengejar menjadi penghias kediaman Lubis sore ini.
Sedangkan Ryan masih berdiri mematung di tempatnya, Ryan meraba lukanya yang baru saja di tinju Serena. Sakit tapi tak berdarah, Ryan bingung sendiri harusnya jika luka itu di tekan saja akan mengeluarkan darah tapi ini tidak. Ryan juga tak merasakan nyeri da perih seperti beberapa menit yang lalu.
Perlahan tangannya terulur membuka perban di dadanya, ajaib sungguh luka yang baru saja di jahit Sean menghilang begitu saja, bahkan tak ada bekas jahitan sama sekali di sana. masih penasaran, Ryan kembali membuka perban yang ada di baunya, lagi lagi sang Cassanova Lubis itu terkejut bukan main.
Luka nya benar-benar hilang hanya dengan Sentuhan Serena saja? Ryan berfikir dari mana adiknya mendapatkan ilmu kedokteran yang lebih instant di bandingkan kakaknya Sean si Dokter bedah paling terkenal di Indonesia dan di keluarga besar Lubis.
"SINI KAU ZYN AKAN KU PATAHKAN LEHERMU ITU..." Teriak Serena. Dia terus mengejar Zyn.
Zyn adalah putra kandung adik Sebastian, Farel Buggala Prakoso. Namun kenyataan pahit harus di terimanya saat berusia 5 tahun, orang tuanya meninggal dunia karena kecelakaan pesawat. Sejak saat itu, Zyn tinggal bersama Om dan Tante nya.
Widya tak pernah membedakannya di antara ke empat putranya, Widya selalu memberinya kasih sayang seperti putranya yang lain. Zyn tumbuh berasana Ryan dan Leon karena usia meraka hanya terpaut satu tahun, namun Zyn bersekolah di tahun yang sama dengan Ryan dan Leon. Makanya tak ayal teman-teman sekolah maupun guru nya menganggap jika Zyn, Ryan dan Leon adalah kembar tiga karena wajah mereka yang mirip. Farel memang memiliki wajah yang sama dengan Sebastian, maka tak heran jika Zyn pun mirip dengan Om nya itu.
Namun sifat dan tingkah laku Zyn sangat berbanding 360° dengan sang ayah, Farel Bunggala Prakoso memiliki sifat yang baik, sopan dan tak suka berbuat buruk sangat berbanding terbalik dengan putra semata wayangnya Zyn Bunggala Prakoso.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments