Sungguh Reymond tak bisa berfikir dengan jernih, bagaimna bisa si adik manjanya tidur begitu saja di rumah sakit seperti ini, apa dia tak tahu malu niat menjenguk orang sakit, tapi malah dia yang tidur.
Reymond pun menggendong tubuh Serena, sebelum kembali pulang tak lupa Reymond berpamitan pada Inah dan Andi. Meskipun seorang mafia dengan wajah dingin dan menyeramkan bagi sebagian orang, tapi Reymond tetaplah putra Widya yang memiliki sopan santun pada orang yang lebih tua.
Apalagi Inah dan Andi yang sudah berjasa pada keluarganya. Tentu saja Reymond sangat menghormati pasangan suami istri itu. Inah dan Andi satu satunya orang yang pernah membelanya ketika Sebastian hampir saja memukulnya karena kesalahannya.
10 tahun yang lalu
" dasar anak kurang ajar, bisa bisanya kamu membunuh orang. Apa aku mengajarkanmu menjadi seorang pembunuh, heh? "
Amarah Sebastian begitu memuncak saat mengetahui putranya membunuh rekan kerjanya. Anak mana yang tak sakit hati jika ibunya hampir saja menjadi korban pelecahan seorang pria. Saat itu Reymond yang masih duduk di bangku kuliah memergoki Widya yang hampir saja menjadi korban pelecehan rekan kerjanya. Raymond yang memiliki tempramen dengan emosi yang tinggi tak pikir panjang langsung memukuli pria itu dengan tangan nya sendiri.
Reymond memukulinya tanpa ampun hingga pria itu tewas di tangannya. Widya yang syok dan trauma dengan kejadian yang menimpa nya, di tambah lagi melihat putra sendiri berlumuran darah seseorang. Itu adalah kali pertama Reymond membunuh seseorang. Bahkan Reymond mampu melenyapkan nyawa orang itu dengaan tangan kosong. Dan karena itulah Reymond ditahan di balik jeruji besi.
Widya yang mengalami syok dan trauma berat harus di rawat berbulan-bulan di rumah sakit, sedangkan Reymond tertahan di kantor polisi hingga Sebastian datang membebaskannya. Tapi Sebastian begitu murka dengan apa yang di lakukan putranya, Sebastian mengurung Reymond di gudang berhari-hari dan tak memberinya makan. Inah lah yang diam diam memeberikan makanan pada Reymond. Inah tak tega jika Reymond harus kelaparan. Inah tahu Reymond tak mungkin melakukan hal yang buruk tanpa sebab, meskipun Inah baru saja bekerja di rumah itu tapi Inah sedikit tahu sifat putra putra Sebastian dan Widya.
"Bibi ngapain disini? Kalo Papa tahu Bibi bisa di hukum nanti." Ucap Reymond.
Sikapnya belum sedingin sekarang. Reymond yang dulu adalah Reymond yang ceria dan banyak bicara seperti Ryan atau serena. Namun sejak kejadian itu sikapnya berubah 360°, sikap hangat dan cerianya menghilang begitu saja. Sejak hari itu juga Reymond menjaga jarak dengan kedua orang tuanya, namun masih menghormati segala keputusan orang tuanya terutama Widya.
"Bapak lagi di rumah sakit Mas, ayo buruan di makan dulu atuh sebelum bapak pulang." Ucap Inah.
Berhari hari Inah lah yang memberi Reymond makan dan membawakan baju gantinya. Hingga kemarahan Sebastian memuncak saat mengetahui jika Reymond lah pembunuh rekan kerjanya. Awalnya Sebastian tak begitu percaya dengan isu yang tersebar dan memutuskan untuk membebaskan putranya dari balik jeruji besi. Jika saja saat itu Sebastian tahu yang sebenarnya pasti Sebastian akan membiarkan putranya menjalani masa hukumannya sampai akhir. Yah, Sebastian memang selalu bersikap tegas pada putra putranya.
Braaakk!
Dengan marah Sebastian membuka pintu gudang dan langsung menarik Reymond.
PLAAAAKKK...
PLAAAKKKK...
"Apa aku mengajarimu menjadi pembunuh, heh?"
Teriakan Sebastian begitu menggema di ruangan itu. Reymond terdiam menunduk, jika saja keberaniannya seperti sekarang, sudah pasti Reymond akan balik memukul ayahnya. Tapi Reymond yang dulu masih Reymond yang selalu menghormati orang tuanya.
"Sorry pa." Hanya kata itu yang keluar dari mulutnya. Reymond tak berani mengatakan yang sebenarnya. Rey takut jika dia mengatakan yang sebenarnya akan memperngaruhi kesehatan Widya.
* * *
"Bi aku pulang dulu, oh yah aku bawakan sesuatu buat kalian." Ucap Reymond.
Beberapa anak buahnya masuk dengan membawa beberapa bingkisan berupa buah-buahan dan beberapa makanan juga minuman. Mereka letakan di meja yang ada di ruangan itu, meja yang ukurannya cukup besar itu sampai penuh dengan bingkisan yang Reymond berikan.
"Gusti Allah, harusnya tidak usah repot-repot begini atuh Mas Rey, ini mah terlalu banyak buat kami."
Inah ternganga melihat begitu banyak bingkisan yang sampai memenuhi meja.
"Gak papa, biar Mamang cepet sembuh. Biar Serena gak ngamuk-ngamuk lagi di rumah."
Ucapan Reymond barusan membuat tiga orang itu mengerutkan kening.
" Cepet sembuh Mang, aku pamit dulu."
"I-ya Mas terimakasih udah jengukin Mamang, pake di bawain segala makanan segitu banyaknya lagi. "
Reymond hanya tersenyum tipis menanggapi ucapan Andi. Dia pun berbalik dan mulai melangkahkan kakinya, tapi baru beberapa langkah saja Reymond kembali berbalik, Manik Abu nya menatap Prima yang masih berdiri di tempatnya.
"Hei kau..."
Bariton Reymond mengagetkan Inah, Andi dan juga Prima. Prima tahu pandangan Reymond mengarah pada nya.
"Iya."
"Siapa namamu?"
"Ini putra Bibi, Mas. Namanya Prima, " Jawab Inah cepat.
"Kau bisa pake motor?" Tanya Reymond kembali.
Prima mengangguk, "Bisa."
wuuuusshhhh....
Reymond melempar kunci motor ke arah Prima, untung saja Prima cekatan jadi kunci yang baru saja di lempar Reymond bisa di tangkap nya dan tak sampai jatuh.
"Untukmu," ucap Reymond.
Prima melihat kunci motor di tangannya begitu juga Inah.
"Loh... Ini kan motornya Neng Serena Mas Rey, nanti Neng Serena marah lagi motornya di kasih sama Prima." Ucap Inah ingin menolak pemberian Reymond, Inah tahu kunci motor yang baru saja Reymond berikan adalah salah satu motor kesayangan Serena. Dan setahu Inah Reymond baru saja memberikannya satu bulan yang lalu.
"Gak papa Bi, itu hukuman untuknya karena udah kabur dari rumah."
ucapan Reymond membuat Inah dan Andi saling menatap. Ternyata Serena sudah tidak pulang selama 2 hari, Serena menghabiskan waktunya di bengkel miliknya dan ini adalah hari ke 3 Serena tak pulang ke rumah.
* * *
Bengkel Serja Lubis
Ryan baru saja masuk ke dalam bengkel dengan seorang wanita cantik kan seksi saat berpapasan dengan Zyn di parkiran. Bengkel baru saja tutup dan para karyawan pun sudah pulang hanya tinggal Zyn dan para satpam yang menjaga bengkel milik Serena ini.
"Ryan..."
Zyn mengejar Ryan naik ke atas.
"Masuk lah lebih dulu," ucap Ryan yang di angguki wanita itu. Kemudian berbalik menatap Zyn yang berjalan ke arahnya.
"Apa?"
"Lo gila apa? Kalo Serena tahu lo bawa cewek ke sini bisa habis lo sama dia."
Ryan yang sudah mabuk di tambah hasrat dalam dirinya sedang naik, Ryan tak peduli dengan Serena. Biar lah urusan Serena belakangan saja, yang penting saat ini dia akan melalui malam indahnya bersama seorang wanita.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments