Pernah nonton serial kolosal? Pernah lihat saat Angling Darma sedang berlatih ilmu kanuraga terbang ke sana ke sini seperti burung?
Yah itulah yang sedang dilakukan Serena saat ini. Serena merentangkan kedua tangannya dan menekuk sebelah kakinya terbang dari satu tempat ke tempat lain. Terbang dengan mengandalkan ilmu kanuraganya bukan dengan sayap.
Seorang Queen Mafia mana punya sayap seperti burung kan? eh punya sih di belakang tapi tak bisa digunakan buat terbang.
Jika dalam Mahabarata para putra pandu yang belajar ilmu pada guru Drona dari kecil hingga dewasa, maka lain halnya dengan gadis cantik putri bungsu keluarga Lubis ini.
Serena hanya membutuhkan waktu 10 hari untuk mempelajari semuanya. Sehebat itu kah sang Queen Mafia Chetaz? Mau heran tapi itu Serena. Si gadis cantik jelita dengan segala kecerdasannya. Sekolah pun bisa dilewati apalagi belajar ilmu bela diri.
"Sepertinya aku harus segera pulang mbah," ucap Serena pada Ki Bowo. Mereka baru saja menyelesaikan latihan terakhirnya.
Ki Bowo mengangguk, "Yah sudah saat nya kamu pulang. Mama kamu sedang sakit dan abangmu terluka, kau harus mengobati mereka Serena."
"Iya Mbah."
Serena tak bertanya dari mana Ki Bowo tahu segalanya, bagi seorang dukun sakti seperti Ki Bowo tentu saja dia pasti tahu segalanya, segala hal mengenai dunia nyata maupun dunia gaib.
* * *
"Serena belum ketemu dan Ryan terluka seperti ini? Ya Ampuun... Apa dosaku Tuhan?" Lirih Widya. Air matanya terus mengalir membasahi pipinya.
"Mom's I'am fine," ucap Ryan.
Widya mendelik, "Baik baik saja gimana? Tidak lihat luka luka mu itu? "Tunjuk Widya pada luka Ryan yang cukup parah.
Setelah pertarungannya dengan Erick tadi. Ryan mengalami satu tembakan di bahu kanannya, dan satu tembakan tepat di dada. Untung saja tak mengenai jantungnya.
Jangan tanya lagi bagaimana wajahnya! Wajah tampan dengan sejuta pesona itu sudah tampak seperti telor ceplok yang baru saja matang, bahkan tubuhnya terdapat banyak memar akibat pukulan-pukulan yang di layangkan Erick padanya dengan menggunakan balok kayu.
Widya melirik Zyn yang berdiri tak jauh darinya, "Kenapa kau membiarkan Ryan seperti ini Zyn?"
"Mah Zyn juga harus menghadapi anak buah Erick. Dia juga sama terlukanya seperti Ryan, " ucap Reymond membela Zyn.
Widya meluruh pusing di kepalanya masih terasa. Leon yang berada di sisinya harus menjadi sandaran sang mama yang bersikukuh ingin melihat kondisi Ryan meskipun tubuhnya masih lemah.
"Aaakkkhhh..." Ringis Ryan saat pisau bedah yang digunakan Sean menembus kulitnya. Bahkan Zyn dan yang lain sampai ngilu di melihatnya.
"Gue ini adek lo bang. Kenapa lo tega kaya gini," protes Ryan.
Sean berdecak menatap sinis Ryan, "Ck! Katanya Mafia. Luka segini aja teriak teriak, " ledek nya.
"Mafia juga manusia bang, aaahhh..."
"Sean, kamu gak kasih obat bius sama adek mu?" Tanya Widya.
"Rasa sakit ini nggak seberapa mah, di banding para gadis yang sudah di rusak olehnya," cibik Sean.
Ryan mendengus kesal, "Bukan gue yang rusak, mereka aja yang keganjenan." Protes Ryan.
"Aaaahhhhh..."
Teriakan sang Mafia Chetaz begitu menggema se isi ruangan. Widya sampai tak tega melihat putra bungsunya yang kesakitan seperti itu, sedangkan Sean justru bersikap biasa saja. Dokter bedah itu memang selalu tega pada adiknya jika dia sudah kesal dengan perilaku sang adik yang selalu saja bermain dengan wanita setiap malam.
"Nah selesai. Kau itu Yan, udah kaya cewek aja teriak teriak, " omel Sean.
Ryan melihat luka di dada dan bahunya yang sudah di balut perban oleh Sean. semua orang sedang berkumpul di kamar sang Cassanova keluarga Lubis, hanya Sebastian yang tak ada karena sang kepala rumah tangga itu masih berada di kantor.
"MAH... MAMAH... AKU PULANG..."
Sedang serius dengan kondisi Ryan mereka malah mendengar suara teriakan Serena di bawah.
"Itu kaya suara Serena deh," ucap Zyn.
"MAMAAAH... BANG RYAN... DIMANA KALIAN? "
"Iya, kaya suara Serena," timpal Leon yang mendengar suara teriakan di bawah.
"Ayo kita ke bawah."
Widya dan ke empat putranya beserta Zyn turun ke bawah dengan tergesa. Ryan yang baru saja selesai di obati Sean juga ikut turun ke lantai bawah.
Tiba di lantai bawah tak satu pun dari mereka melihat Serena ada di sana, mereka saling menatap satu sama lain. Kemudian mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan, tak ada Serena di sana.
"Dimana Serena?"
"Tadi bener deh kaya nya suara Serena."
"Yah, tapi dimana dia?"
"Atau... Jangan jangan hantu nya Serena lagi?"
PLAKKK!
"Auuuhh..."
Zyn menggosok belakang kepalanya yang baru saja di timpuk Reymond. Mulut ceplas ceplos nya memang selalu menjadi ajang pemukulan bagi para saudaranya. Tapi dasar si Zyn yang konyol, di timpuk seperti itu bukannya marah malah menunjukkan senyum pepsodent nya. Berengsek memang si Zyn itu.
"Kalian nyariin aku?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments