modus

  Ooooooooowoowowow...

  Zyn terus berlari menghindari kejaran Serena. Serena memang tak pernah mengandalkan kekuatannya jika berada di rumah atau sekedar bertengkar dengan kakak-kakaknya seperti sekarang.

  Serena tetap lah gadis nakal yang manja. Selain itu Serena juga perempuan satu satunya selain Widya tentu saja. Maka tak heran jika Serena selalu menjadi bulan bulanan para abangnya.

  ZYYYYYNNNN...

  Zyn berlari keluar rumah dan bertabrakan dengan Sebastian yang baru saja pulang kantor. Dengan segera Zyn menyembunyikan tubuh nya di belakang tubuh besar Sebastian.

  "Hei apa-apaan kau ini?"

  "Sembunyikan aku Om dari putri mu yang gila itu."

  Sebastian mengerutkan keningnya dan berbalik menatap Zyn. "Apa yang kau katakan Zyn? Apa Serena.."

  Belum sempat Sebastian melanjutkan ucapannya, Serena sudah berada di ambang pintu dan Zyn langsung menunjuknya.

  "Nah itu dia Om, si hantu gila." Cibik Zyn.

  Tentu saja Serena semakin geram dengan ucapan Zyn barusan, lihat saja bahkan Serena sudah mengepalkan tangannya bersiap memukul sepupunya jika tidak di cegah Sebastian.

  "Ya ampun Sel, ini beneran kamu sayang?"

  Sebastian menangkup wajah cantik putri yang di rindukannya.

  "Bukan Om dia itu hantu. Hantu gila." Balas Zyn dari belakang.

  "Aaahh... Papa liat tuh si Zyn ngatain aku hantu, " ucap Serena dengan nada manjanya, bibirnya pun ikut mengerucut saking kesalnya.

  Plaakkk!

  "Auh... Kenapa Om mukul aku?" Protes Zyn tak terima tiba-tiba saja Sebastian memukul lengannya.

  "Haha.. Puas lo, wle..."

  Bak anak kecil yang senang mendapatkan pembelaan dari ayahnya Serena menjulurkan lidahnya mengejek Zyn. Sedangkan Zyn hanya bisa menghela napasnya, bertengkar dengan si anak manja memang tak bisa di kalahkan, selalu saja ada yang membelanya.

  " papa seneng banget bisa liat kamu lagi Sel, "

  Sebastian tak henti hentinya memeluk dan mencium putri bungsunya. menghilang selama dua pekan membuat Serena di rindukan semua orang.

  "Papa kangen banget sama kamu Sel."

  "Kangen nakal nya kan Om? "

  Emang bener ya si Zyn ini gk bisa liat orang lagi bahagia aja, ucapannya selalu saja membuat kesal orang. Belum puas apa sejak tadi di bully? mulai dari di timpuk Raymond, di kejar Serena, si pukul Sebastian dan sekarang malah bikin ulah lagi, hadeeehhh.

  "Awas lo Zyn, gak gajihan lo bulan ini." ucap Serena telak.

  Lama lama Serena geram juga dengan tingkah sepupunya, emang harus di kasih sedikit bumbu ancaman buat bikin Zyn jera.

  " aish... jangan dong Sel, bisa bisa tabungan gue abis kalo gak gajihan. "

  Nah lo kalo udah kaya gini dia rugi sendiri kan dan hanya bisa garuk garuk kepala. Sedangkan Serena kini berjalan masuk ke dalam rumah dengan Sebastian yang sejak tadi tak ingin melepaskannya.

  * * *

  Semua orang lagi bahagia bahagianya dengan ke pulangan Serena, Ryan justru tengah di kandang kebingungan yang hebat. Luka yang baru saja di dapatkan dan baru selesai di obati tiba-tiba menghilang begitu saja?

  Kemana luka-luka itu perginya?

 Apa Serena menjelma menjadi penyihir dalam waktu sekejap?

  Oh, semua itu sungguh membuat si Cassanova keluarga Lubis ini heran di buatnya. Ryan masih aktif meraba-raba dada dan bahunya yang terluka tapi sudah sembuh begitu saja. Sungguh otaknya tak bisa seluas samudera yang bisa berpikir lebih jauh lagi.

  "Yan, ngapain lo disana? Ayo sini," ucap Sean sambil melambaikan tangannya. Widya, Raymond dan juga Leon ikut menoleh ke arah Ryan.

  Sedangkan si cassanova yang sejak tadi sedang kebingungan, buru-buru mendekati ibu dan ketiga kakaknya.

  "Coba liat deh bang, luka-luka gue udah sembuh."

  Bukan hanya Sean tapi semua orang juga sama kagetnya, Sean langsung beranjak mendekati Ryan dan memeriksanya. Heran sungguh, luka yang baru saja beberapa menit lalu dia jahit kini tak berbekas sama sekali.

  "Ini.. Sulap atau sihir?" Gumam Sean benar benar tak percaya. Selama menjadi dokter, baru kali ini Sean melihat kejadian yang tak masuk akal seperti ini. Luka yang harusnya sembuh dalam beberapa minggu, kini hanya sepersekian menit saja. Bahkan tak berbekas sama sekali.

  "Luka nya menghilang setelah di sentuh Serena tadi."

  Semua orang saling memandang.

  "Ngarang lo Yan. Mana mungkin. "

  "Astaga sumpah Demi hidup gue," ucap Ryan seraya menunjukan dua jarinya.

  "Ko bisa sih Yan? Mama gak percaya ah, masa cuma di sentuh Serena aja luka kamu sembuh secepat itu."

  "Ya ampun mah... suer takewer kewer!"

  Lagi lagi Ryan mengangkat kedua jarinya.

  "Dari mana Serena belajar ilmu kedokteran yang lebih hebat dari bang Sean?"

  Tiba-tiba saja Sean kepikiran sesuatu, "Mah..."

  "Ya..."

  "Jangan biarkan Serena menunjukan ilmu nya sama orang lain. Bisa bisa karir ku sebagai dokter tamat lah sudah."

  Plakkk!

  Di saat seperti ini bisa bisanya Sean berpikiran seperti itu, membuat semua orang menatapnya horor. Yah, si dokter ganteng ini memang suka asal kalo ngomong.

  "Hahaha.. Ya, kali aja tiba-tiba Serena pengen jadi dukun kan?"

  "Ngarang lo bang!" Telak Leon.

  Sedangkan Widya sudah geleng-geleng kepala, terkadang anak-anaknya suka bersikap absurb gak ketulungan, tapi itu lah yang membuat suasana rumah selalu rame setiap harinya.

  Meskipun Reymond sudah tinggal terpisah, tapi tak jarang Reymond selalu menyempatkan diri berkumpul dengan keluarganya. Si tampan yang paling jarang berinteraksi dengan yang orang tuanya namun sama saja dengan yang lain tingkah absurb nya akan keluar jika sedang bersama saudara-saudaranya.

"Jangan jangan Serena tapa di gunung lagi. Terus dapetin ilmu dari si nenek lampir, makanya bisa sehebat itu."

Nah kan baru aja di bilangin, udah keluar aja celetukan Reymond yang bikin orang kesel.

"Aish... Ini lagi satu. Dah lah kalian tuh terlalu banyak nonton film drama kolosal tau gak."

Leon membuang napasnya lelah menghadapi ke absurban kakak-kakaknya. Dari pada mendengar celetukan celetukan aneh bin menyebalkan lainnya, Leon memilih kabur saja masuk ke kamarnya. Bergulat dengan laptop dan buku lebih baik buatnya dari pada harus pusing pusing mendengar ocehan tak bermutu saudaranya.

Sementara itu Serena dan Sebastian beserta Zyn kini sudah berada di ruang tengah dimana Widya dan ke tiga putranya berada.

"Nah itu dia pelakunya," ucap Sean melirik Serena.

"Ada apa sih mah?" Tanya Sebastian.

"Ini lo Pah, luka Ryan tiba-tiba aja sembuh setelah di sentuh Serena."

Sebastian sama kagetnya dengan yang lain, Sebastian pun menoleh pada Serena yang berada di sampingnya.

"Apa bener itu Sel?"

Serena berdecak, " ck! Itu mah cuma modus Pa, kaya gak tahu aja mereka."

"Enak aja gue modus, lo yang selalu modus." Ucap Ryan tak ingin di katai modus, padahal emang bener sih yang lebih banyak modus kan Serena, modus sana modus sini.

"Aah... dah lah bang, gak ada maling yang ngaku. Penjara penuh." Ucap Serena seraya setengah berlari pergi mulai naik ke atas ke kamarnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!