Permintaan Mertua

 Dari siang sampai malam mertua dan adik ipar Ratu berada di rumahnya, Bahkan mereka berdua tiga segan memperlakukan Ratu seperti asisten rumah sendiri. Tidak seperti hari biasa yang selalu pulang telat hari ini suaminya pulang lebih cepat dari biasanya, Setelah di beritahu ada ibunya di rumah.

 Setelah selasai makan malam, Semua orang telah berkumpul di rumah tamu termasuk adiknya. Bahkan adik iparnya yang selalu bersikap kasar dan sinis padanya, Terlihat sangat lengket kepada Sarah bahkan keduanya terlihat asik bercanda.

Awalnya Ratu juga ingin kembali ke kamarnya, Karena setiap berkumpul ia akan selalu mendapatkan sindiran pedas dari mertua dan adik iparnya bahkan sampai melukai perasaannya dari pada ia akan sakit hati lebih baik Ratu memilih untuk menghindar.

Namun entah apa yang di bicarakan mertuanya, Hingga memaksa dirinya untuk tetap berada di sana. Akhirnya Ratu mengalah, Dan kembali di duduk di samping suaminya.

"Ada apa Bu sepertinya sangat serius ?" Tanya Tio penasaran, Apalagi melihat melihat raut wajah ibunya yang terlihat serius.

"Begini kemarin malam adikmu di lamar kekasihnya, Ibu dan keluarganya sepakat menikahkan keduanya bulan depan."Jelas ibu Lia ibunya Tio.

"Kenapa ibu tidak memberitahu Tio tentang acara lamaran kemarin ?" Protes Tio. Sebenarnya Tio juga kurang setuju dengan pernikahan adiknya, Karena adiknya saat ini masih kuliah. Tio ingin adik lulus kuliah dan kerja terlebih dahulu barulah ia menikah.

"Acara kemarin sangat mendadak hingga ibu tidak sempat mengabari mu, Dan ibu juga tahu kamu sangat sibuk bekerja jadi ibu tidak mau menganggumu." Elak Bu Lia sambil memberi kode pada anak bungsunya.

"Iya bang kemarin malam acara sangat mendadak, Makanya aku dan ibu tidak sempat memberitahu abang dan mba Mia." Sahut Mira adik Tio yang paling bungsu, Tio juga mempunyai kakak perempuan yang saat ini tinggal bersama suaminya mereka berdua sudah di karunia dua orang anak.

Tio menghela nafas." Sudah lagian sudah terlanjur, Sekarang apa yang ibu inginkan dari Tio katakanlah ?" Tanya Tio lagi.

Mendengar perkataan dari Tio, Ibu dan anak itu saling pandang sambil melemparkan senyuman membuat yang lain penasaran. Tapi Ratu sudah menebak apa yang kedua inginkan dari suaminya, Apalagi jika bukan tentang uang karena biasanya juga akan seperti itu yang mereka berdua inginkan hanya uang.

Bahkan dulu keduanya tidak segan akan bersikap manis kepadanya jika ada yang mereka inginkan darinya, Tapi jika keinginan sudah terpenuhi keduanya akan kembali seperti sedia kali sikapnya seperti bunglon yang berubah - ubah.

"Kamu kan tahu bapakmu sudah meninggal, Jadi sebagai anak lelaki satu - satu ibu ingin kamu yang menanggung semua biaya pernikahan adikmu." Ucap Bu Lia sambil memelas agar Tio membiayai pernikahan adik bungsunya itu.

"Iya bang, Dan aku tidak mau acara sederhana karena keluarga calon suamiku orang kaya semua." Sahut Mira sambil membanggakan dirinya karena berhasil mendapatkan suami kaya.

"Tapi Bu, Sekarang aku tidak punya uang sebanyak itu. Kan ibu tahu sendiri tabunganku sudah aku pake untuk membeli mobil baru untuk Mira." Jawab Tio apa adanya.

Mendengar perkataan Tio ibu mertuanya Ratu itu terdiam, Bahkan Mira pun terlihat cemberut. Memang benar bulan lalu ia meminta putranya agar membelikan putri bungsunya mobil, Karena Mira selalu bilang padanya ia sangat malu pada teman - teman karena hanya dirilah yang tidak mempunyai mobil.

"Ibu mohon Nak kamu usahakan, Karena jika sampai terjadi keluarga kita akan menjadi bahan ejekan tetangga dan keluarga calon suami adikmu. Katanya nanti masa seorang manager menikahkan adiknya dengan cara sederhana sih." Rayu Bu Mia.

Tio terdiam yang ibunya ucapkan ada benarnya, Apalagi yang ia dengar tadi calon suami adiknya orang berada. Dia juga tidak mau adiknya nanti dihina oleh keluarga calon suami adiknya, Dan juga pasti kelurga juga akan jadi bahan ejekan tetangganya bila dirinya menikahkan adiknya secara sederhana.

" Baiklah Nanti akan Tio usahakan." Pasrah nya. Tio juga baru ingat dulu waktu istrinya mengundurkan dirinya, Istri itu mendapatkan pesangon yang sangat banyak dari perusahaan.

Bu Mia dan Mira tersenyum lebar mendengarnya, Sebenarnya tadinya biaya pernikahan Mira akan di tanggu oleh kelurga calon suaminya. Namun karena Bu Mia tidak mau kalah dari calon besannya, Ia meminta semua biayanya pernikahan kedua anak mereka agar di bagi dua. Dia tidak mau besannya nanti memandang sebelah mata padanya, Dan hingga akhirnya kedua belah pihak sepakat semua biayanya pernikahan di bagi dua.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!