Berubah

 Sudah beberapa bulan semenjak sang suami naik jabatan, Kehidupan rumah tangganya mengalami banyak sekali perubahan. Rumah yang biasa terasa hangat, Entah kenapa beberapa akhir ini terasa dingin.

 Ratu berpikir mungkin itu karena kesibukan keduanya di kantor, Makanya sudah satu bulan wanita itu memutuskan untuk berhenti bekerja. Ia ingin sepenuhnya menjadi ibu rumah tangga biasa, Siapa tahu dengan ia berhenti bekerja ia akan segera di percayakan buah hati yang sudah lama ia nantikan.

Apalagi sekarang ekonomi mereka semakin bagus, Semenjak sang suami naik jabatan di kantor. Itulah yang menjadi pertimbangan Ratu untuk berhenti bekerja, Ia berpikir sekarang suaminya sudah cukup mapan untuk bisa memenuhi kebutuhan keduanya.

Setiap pagi ia akan menyiapkan sarapan untuk suaminya, Bila dulu saat ia bekerja ia sangat jarang menyiapkan keperluan suami karena waktunya tidak sempat, Berbeda dengan sekarang yang mempunyai banyak waktu luang makanya ia sendirilah yang menyiapkan semuanya.

Tidak lama setelah ia selesai ia menyiapkan sarapan, Tio berjalan menghampiri meja makan di susul oleh sang adik dengan pakaian yang menurut dirinya sangat terbuka. Walau sudah ia tegur beberapa kali, Namun Sarah tidak pernah menuruti omongannya menurutnya ia sangat kuno.

"Selamat pagi mas, Dek."Sapa Ratu sambil tersenyum manis.

"Hmm." Sekarang jangankan perkataan manis yang selalu menggombal dirinya seperti dulu, Bahkan sekarang suami sangat cuek Tio akan berbicara kepadanya jika ada perlu.

Dia kira dengan keputusannya untuk berhenti bekerja sang suami akan seperti dulu lagi, Karena ia dulu berpikir mungkin Tio bersikap seperti di karenakan kesibukan keduanya hingga jarang ada waktu berdua. Apalagi saat ia mengutarakan niatnya dulu sang suami terlihat sangat bahagia, Bahkan ia sangat mendukung dengan keputusannya itu.

Namun ternyata tebakan Ratu salah, Tio masih sangat cuek padanya. Bahkan walau ia sudah berhenti bekerja, Mereka jarang menghabiskan waktu bersama tidak sesuai dengan bayangannya dulu. Bahkan sekarang Tio sangat jarang berada di rumah, Walau pulang ke rumah ia akan pulang sangat larut.

Setiap ia akan mengajak berbicara, Suami selalu menolak dengan alasan lelah bekerja hingga langsung tidur begitu saja tanpa berbicara sepatah katapun.

"Aku sudah selesai." Ucap Tio mengagetkan Ratu yang sedang melamun.

Pria itu berjalan keluar rumah di susul oleh Ratu, Beginilah rutinitas nya sekarang setiap hari ia akan mengantar suami sampai depan rumah.

"Mas aku nebeng ya, Soal hari ini aku malas bawa mobil." Kata Sarah. Entah sejak kapan adiknya Ratu ada di sana, Padahal tadi wanita itu masih fokus dengan sarapannya.

"Enggak apa kan Mas, Mbak." Ucapnya tidak enak hati, Entah itu benar atau hanya pura - pura saja.

"Iya enggak apa - apa Dek, Lagian Mas Tio juga tidak keberatan. Iya kan mas? " Jawab Ratu sambil bertanya pada suaminya.

"Iya. Aku berangkat." Pamit Tio sambil mengulurkan tangannya.

"Mas hati - hati di jalannya." Jawab Ratu sambil menyalami tangan suaminya.

"Ayo masuk."Ajak Tio pada adik iparnya yang masih berdiri di luar.

Tanpa berpamitan pada sang kakak, Sarah langsung masuk mobil Tio begitu saja. Ratu hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan adiknya yang tidak berubah sama sekali.

"Neng."Panggil Bi Encum pada majikannya yang masih berdiri walau mobil tuannya sudah tidak terlihat lagi.

"Eh I_ya Bi." Sahut Ratu tergagap, Karena kaget dengan keberadaan pembantunya.

"Neng kenapa Bibi perhatikan sedari tadi Neng terus melamun?, "Tanya Bi Encum penasaran, Apalagi ia perhatikan akhir - akhir ini majikannya itu terlihat sering melamun.

" Ratu tidak kenapa - napa mungkin itu hanya perasaan bibi saja." Elak Ratu.

Bi Encum menghela nafas." Bibi tahu saya ini hanya seorang pembantu, Makanya Neng Ratu tidak mau cerita sama Bibi." Lirihnya.

"Eh bukan begitu bibi jangan berbicara begitu, Ratu sudah menganggap Bibi itu keluarga sendiri bukan pembantu lagi." Kata Ratu jujur.

Bi Encum merasa terharu dengan ucapan Ratu, Bahak selama bekerja di rumah ini Ratu sangat sopan dan baik padanya berbeda dengan Sarah ia selalu bersikap kasar padanya hanya karena ia pembantu.

"Kalau begitu Neng Ratu sekarang cerita pada Bibi ada masalah apa ?"Tanya Bi Encum lagi.

Ratu menghela nafas "Huft Aku tidak tahu bi, Aku punya salah apa pada Mas Tio. Akhir - akhir sikap nya sangat berubah padaku, Bahkan ia sangat dingin saat aku ajak berbicara Mas Tio selalu menghindar. Aku bingung apa yang harus aku lakukan agar Mas Tio kembali seperti dulu, Aku sangat merindukan Mas Tio yang romantis dan selalu berusaha membahagiakan aku. Bi apa jangan - jangan Mas Tio mempunyai Wanita lain, Makanya ia bersikap sangat dia sangat dingin padaku ?" Cerita Ratu Yang akhirnya berasumsi suami mempunyai wanita lain, Hingga membuat sikap berubah.

"Hust Neng Ratu jangan berbicara seperti itu, Ingat ucapan itu adalah doa."Tegur Bi Encum.

"Astagfirullah." Sahut Ratu, Ia sadar ia tidak boleh asal bicara takutnya jadi kenyataan.

" Oh bagus ya bukannya bekerja malah asik mengobrol disini." Sahut seseorang dari belakang mereka, Bahkan suara sangat terdengar sinis kepada mereka. Ratu menoleh kebelakang betapa kagetnya ia melihat mertuanya di sana, Begitupun dengan Bi Encum sangat kaget melihat kedatangan wanita paru baya itu yang sifat tidak berbeda dengan Sarah.

"Mama kapan datangnya ?" Tanya Ratu ingin menyalami tangan mertuanya, Namun di tolak mentah - mentah oleh wanita itu.

Ratu yang melihat itu hanya tersenyum paksa, Ia sudah terbiasa dengan penolakan mertuanya. Karena Memang dari dulu mertuanya itu sangat tidak menyukai bahkan saat ia akan menikah dengan lantang ia tidak merestuinya namun setelah itu entah karena apa tiba - tiba mertuanya menyetujuinya.

"Kenapa kamu tidak suka saya disini ?, Ingat ya ini rumah anakku juga. Jadi kapanpun aku mau kesini itu terserah saya, Kamu tidak berhak melarangnya." Sentaknya. Sedangkan di belakang sana adik iparnya tersenyum sinis.

"Sudah mah lebih baik masuk ke dalam, Jangan ladeni perempuan mandul ini." Lihatlah bahkan mulut adik iparnya tidak kalah tajam padahal dirinya juga perempuan, Kedua masuk kedalam rumah begitu saja bahkan wajahnya terlihat angkuh seperti tuan rumah saja.

"Yang sabar ya Neng, Jangan di masukan kedalam hati bibi yakin suatu saat Neng akan mempunyai anak hanya saja waktu belum tepat." Kata Bi Encum menghibur Ratu yang terlihat sedih karena omongan adik iparnya.

"Iya Bi. Lagi pula aku sudah terbiasa dengan omongan buruk keduanya " Jawab Ratu sambil tersenyum.

🗣️ Hai semuanya jangan lupa dukung selalu author, Tinggalkan selalu jejak kalian di novel author ini. Bila tidak suka dengan Novelnya skip aja ya teman - teman.

Selalu Like, Komen, dan Vote nya 😃😃😃

Terima Kasih..

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!