JOGJAKARTA.
Dude memperhatikan laju mobil Satria yang lagi balapan sama beberapa pembalap Firelli di sirkuit dari tribun didampingi sama Jodi wakilnya yang dia utus langsung buat melatih Satria dan merangkap sebagai manajernya.
“Masih belum stabil, De. Kalau dia belum bisa melupakan yang kemarin, gue yakin dia bakal balapan jelek di Ferrari besok.”
Dude menghela nafas. Dia sudah hapal banget sama Satria, tidak mungkin dia bisa menerima apa yang sudah Nicken lakukan ke dia, tapi Dude tidak bisa menyalahkan Nicken karena semua diluar perkiraan.
Darah Nicky emang mengalir di Nicken, karena awal masuk sirkuit, Nicky pernah bisa mengalahkan Satria, jadi Nicken kaya mengulang masa lalu Satria yang bisa dibilang tidak enak.
“Biar ntar gue yang coba ngomong sama dia.”
“Here you are." (Di sini lo rupanya)
Dude lalu merebahkan badannya di atas pasir samping Satria yang sedang duduk menatap pantai yang disinari cahaya matahari terbenam.
“Sorry, gue enggak pamit tadi.”
“Gue sudah hapal banget sama lo, Sat. Masih mikirin kejadian kemarin?”
“Gue yakin mereka satu badan.”
Dude tersenyum. “Mereka satu darah, Sat, Reno berhasil melihat itu dengan sangat jelas.”
“Kenapa harus cewek?”
“Enggak usah dipikirin apa pendapat orang, yang penting, gue, Reno, atau siapapun yang kenal banget sama lo pasti tahu kalau saat itu lo sudah melakukan apa yang terbaik yang bisa lo lakukan, dan gue tetap bangga sama lo.”
Satria masih terdiam menatap pantai. Dude lalu bangun dan merangkul Satria. “Gue mau lo bayar kekalahan lo kemarin di Ferrari, deal?”
Satria menoleh ke Dude lalu tersenyum, “Deal.”
JAKARTA.
Setelah pulang sekolah, Nicken mengantarkan Nicky ke Nascar buat mengambil mobilnya yang lagi diinapkan di bengkel dan karena ada urusan juga sama Reno. Setelah beli minuman di minimarket, Nicken menuju mobilnya yang dia parkir depan tribun.
Baru saja buka pintu, dia menengok waktu ada yang memanggil dia pakai sebutan “Anak Baru”. Kalau kata Nicky, itu sebutan yang tidak banget kalau di sirkuit. Kesannya terlalu melecehkan, makanya dia langsung merasa panggilan itu buat dia dan menengok ke arah suara. Diapun kaget waktu lihat Satria lagi jalan terus berdiri tidak jauh di depannya.
“Hai, Kak..” Nicken berusaha tersenyum seramah mungkin, tapi..
“Enggak usah sok manis depan gue. Jangan lo pikir lo bisa mengalahkan gue, lo merasa sudah jadi pembalap hebat. Asal lo tahu, kemarin itu gue mengalah sama lo karena gue masih capek baru balik dari Jepang.”
“Tapi gue enggak..”
Satria tidak membiarkan Nicken melanjutkan kata-katanya.
“Gue bilangin sama lo..” Satria agak mendekatkan badannya ke Nicken yang sampai-sampai membuat Nicken agak terpesona karena mencium parfumnya. “Enggak akan ada kesempatan lain buat lo mempermalukan gue lagi, mengerti lo?”
Satria tersenyum sinis lalu menuju mobilnya yang tanpa Nicken sadari hanya berjarak 2 mobil dari mobilnya.
Nicken bengong dan masih tidak percaya kalau Satria bisa seangkuh tadi. Bertahun-tahun dia mengidolakan Satria kayanya dia cowok baik dan ramah, tapi kenyataan yang dia dapat hari ini beda banget.
Nicken langsung masuk ke mobilnya waktu Satria sudah pergi dan menyetel lagu sekenceng-kencengnya biar dia bisa mengeluarkan kekesalannya sama sikap Satria tadi.
Tidak berapa lama Nicky memarkirkan mobilnya di samping mobil Nicken dan langsung kaget waktu buka pintu mobil Nicken, suara kenceng yang ada di dalam keluar semuanya.
“Matiin!!”
Nicken menurut dengan bibir manyun.
“Sekarang lo pindahin semua barang-barang di mobil lo ke mobil gue.” Nicky kaya menahan Nicken yang kelihatan mau nanya panjang lebar. “Enggak usah banyak nanya, do what I said, now." (Kerjain apa yang gue suruh.)
Dengan tanda tanya besar, Nicken memindahkan semua barang-barang yang ada di mobilnya ke mobil Nicky, setelah selesai, Nicky membawa mobil Nicken ke arah bengkel. Enggak ada 5 menit, Nicky yang masih jalan terpincang balik dan masuk ke mobilnya lalu pergi, tanpa kasih penjelasan ke Nicken yang kayanya sudah gatel banget mau bertanya.
...***...
Reno yang dari awal kayanya ngeh kalau Satria masih tidak terima soal kekalahan sedetiknya dari Nicken, merencanakan membuat latihan gabungan sama Dude dan jadwal Nicken dan Satria dibuat sama.
Bisa ditebak betapa gondoknya Nicken dan Satria yang tidak bisa mengelak menerima jadwal mereka. Pasrah. Nicky pun kayanya tahu kalau itu rencana Reno buat memperbaiki hubungan Nicken dan merubah image Satria yang sudah terlanjur jelek dimata Nicken karena insiden Satria yang sok angkuh.
“Jangan terlalu benci sama orang, ntar suka loh.”
“Apaan sih lo, Ky?” Nicky tersenyum sambil menatap jalan di depannya.
“Satria enggak sejelek yang ada dipikiran lo.”
“Kok lo bisa ya temenan sama cowok angkuh kaya dia? Nyesel banget gue jadi fans setianya selama ini.”
Nicky tertawa dan itu makin membuat Nicken tambah manyun. “Gue bilangin sama lo ya, De, Satria itu baik, mungkin sikapnya kemarin efek ketidak-terimaan dia sama kekalahan setengah detiknya dari lo. Sudahlah, enggak usah lo ambil hati.”
“Tetap saja gue enggak terima. Sok banget.”
Nicky hanya bisa mengacak rambut Nicken dan kembali fokus menyetir biarpun masih secara automatic dan pelan karena kakinya belum bisa dibilang sembuh total. Diapun membiarkan Nicken dengan pikirannya sendiri.
...***...
Hari pertama latihan gabungan, Nicken dan Satria kelihatan banget saling mengindari satu sama lain. Reno dan Dude hanya bisa ketawa dari jauh melihat tingkah mereka berdua dan itu jadi hiburan banget. Hari berikutnya latihan, Nicken dapat kejutan khusus dari Nicky dan Reno.
Mobil balap!!
Bukan mobil baru ya, tapi mobil Nicken yang disulap jadi mobil balap perpaduan warna putih dan pink terus ada nomor 18 dan nama Nascar di setiap sisi mobilnya, biarpun dia belum resmi jadi pembalapnya Nascar.
Idenya muncul dari Vicky. Dia langsung punya pikiran, tidak mungkin Nicken sharing mobil sama Nicky. Iya kalau jadwal balapan mereka beda, kalau samaan gimana? Makanya kemarin Nicky menemui Reno buat ngomongin hal itu, dan ternyata disetujui oleh Reno yang langsung mengerahkan 5 montir senior dan paling jago buat memodifikasi mobil Nicken yang selesai hanya dalam waktu 2 hari. Pembalap Nascar lain yang tahu cuma bisa gigit jari dan menahan rasa cemburu mereka ke Nicken dalam hati.
“Anjritttt!!!!”
Teriak Nila waktu melihat mobil Nicken yang sudah jadi mobil balap perdana dibawa ke sekolah. Diapun mengelilingi mobil Nicken sambil keliatan takjub dan mupeng pastinya.
“Aci mau dianterin les dong, Cken.”
“Siap Tuan Putri, let’s go.”
“Can I drive it, please??" (Boleh gue yang menyetir?) Mohon Nila yang langsung menerima kunci dari Nicken. Diapun girang dan mereka masuk ke mobil dan pergi.
“Enggak menyangka adik lo yang sekarang ya, Ky.” Sahut Aca sambil menatap mobil Nicken keluar gerbang.
“Kak Reno jatuh cinta sama dia waktu pertama kali dia lihat Cken mengebut."
“Seluruh pembalap jadi iri banget sama dia.” Sahut Ryan dengan mata melekat sama Samsung Tabnya. “Dia masih dan makin jadi trending topic di dunia maya.”
“Jagain dia, Ky.” Ujar Aril yang disambut anggukan oleh Nicky.
Nicken membawa mobilnya pulang setelah mengantar Aci dan Nila ke tempat les mereka masing-masing. Katanya lumayan buat pamer kalau ternyata mereka temenan sama pembalap amatir yang berhasil mengalahkan Juara Asia, kan mereka bisa ikutan tenar.
Di tengah perjalanan, dia melihat mobil yang amat sangat dia kenal parkir di pinggir jalan dengan kap terangkat ke atas yang artinya itu mobil lagi mogok. Nicken agak menepi dan berhenti tepat di samping mobil itu. Dia hanya menurunkan kaca mobil sebelah kirinya.
“Well, mobil cowok sombong lagi mogok ya?” Ejek Nicken dari dalam mobilnya.
Satria yang lagi ngotak-atik mesin mobilnya menoleh lalu menghela nafas dan kembali menatap mesin mobilnya. “Bukan urusan lo.”
“Perlu bantuan enggak? Mr. Arrogant.”
“Enggak perlu. Pergi sana.” Sahutnya judes.
“Yakin?”
Satria lalu menutup kap dan mengambil ponselnya yang ada di dalam mobil. Sedetik kemudian, dia melihat di kejauhan ada 2 mobil yang melaju cepat. Sial, ada mereka. Diapun langsung masuk ke dalam mobil Nicken.
“Kali ini tawaran lo gue terima. Cepetan jalan."
“Sudah numpang, pakai menyuruh-nyuruh.” Nicken menjalankan mobilnya.
“Ya ampun, mata gue sakit banget nih melihat dalam mobil lo.”
Satria menutup matanya ketika melihat interior dan aksesoris dalam mobil Nicken mayoritas warna pink dan putih dan Nicken jadi tersinggung berat! Jadi dia mendadak menepikan mobilnya.
“Loh kok berhenti?”
“Tuan-yang-matanya-sakit, bisa turun sekarang.” Nicken keliatan marah.
Tiba-tiba dua mobil balap warna hitam berlogo Blackhawk pun berhenti di depannya.
“Lo sih pakai berhenti, mereka jadi tahu gue di sini deh.”
Nicken melihat dua orang cowok turun dari salah satu mobil dan dia pun bermaksud keluar tapi Satria menahannya dan kembali mengunci pintu mobil Nicken.
“Injak gasnya dan pergi dari sini.” Perintah Satria.
Nicken tidak peduli sama apa yang dibilang Satria karena dia masih tersinggung sama omongan Satria tadi. Tapi Satria memindahkan persneling mobil Nicken dan tetap memaksa Nicken menginjak gas mobilnya. Akhirnya Nicken pun melakukannya dan pergi dari sana. Dua cowok tadipun kembali masuk ke mobil dan mengejar mobil Nicken.
“Kalau tahu lo bakal kasih gue masalah, gue enggak bakalan mau menolong tadi. Tanggung jawab lo.”
“Lo cuma tinggal menghindari mereka saja kok.”
“Ngomong doang gampang.” Sahut Nicken ketus.
“Lo kan kemarin bisa mengalahkan Juara Asia, pasti hal mudah dong menghindari mereka.”
“Gue enggak akan mau menolong lo lagi.” Nicken lalu menambah kecepatan mobilnya.
Terlihat mobil Nicken dan kedua mobil lainnya saling salip-menyalip. Beberapa kali mereka pun tampak susah banget mengejar Nicken yang memang lihai banget menyetirnya. Sebenarnya Satria tidak mau mengakui itu, tapi mau tidak mau dia harus terima kenyataan kalau cewek ini emang berbakat. Sesekali dia melirik Nicken yang sedang tertawa karena selalu bisa menghalangi jalan kedua mobil yang mengejarnya.
Dia masih bisa ketawa padahal dia enggak tahu siapa mereka itu, emang hebat banget nih cewek biarpun galaknya minta ampun.
“Siapa yang bawa mobil? Satria?” Tanya salah satu cowok di salah satu mobil. Namanya Andra. Dia saingan yang sebisa mungkin Satria atau Nicky hindari.
“Bukan, cewek..” Cowok lainnya memperhatikan Nicken ketika mobil mereka agak sejajar. “Dia cewek yang kemarin mengalahkan Satria di kualifikasi Ferrari.”
“Jadi itu adiknya Nicky? Well, kita lihat kemampuan lo..”
Akhirnya mereka pun terbebas setelah hampir setengah jam mereka kejar-kejaran dengan dua mobil balap dan satu mobil patroli Ferrari. Nicken pun mengarahkan mobilnya ke Firelli. Tadi derek Firelli mengabari kalau mobilnya Satria sudah di sana.
“Lain kali cek dulu mobil lo sebelum pergi biar tidak menyusahkan orang lain.”
“Ntar dulu deh, kayanya lo yang pertama kali menawarkan tumpangan, halo?” Balas Satria tidak mau kalah. “Terus sekarang lo menyalahkan gue?”
“Lo enggak bisa bedain? Mana basa-basi sama menolong beneran? Kayanya enggak deh, soalnya tadi gue cuma basa-basi.”
Satria merubah posisi duduknya agak menghadap ke Nicken. “Lo tahu enggak, Cken? Lo itu enggak cocok jadi adiknya Nicky? Nicky baik banget, beda sama lo yang bisanya cuma bikin kesal orang.”
“Terus kenapa?” Nicken menatap Satria. Untung jalanan depannya lagi sepi. “Lo pikir orang sombong kaya lo pantas jadi temennya Nicky? Sama sekali enggak.”
“Lo..”
Nicken menyuruh Satria diam pas tahu ponselnya bunyi. Setelah ngomong beberapa saat, Nicken menambah kecepatan mobilnya. Setelah sampai depan gerbang Firelli, Nicken berhenti.
“Thanks.” Kata Satria dengan suara yang tidak ikhlas banget.
“Sama-sama, gue senang kok basa-basi menolong orang sombong.”
“Whatever..” (Terserah) Jawab Satria gondok sambil keluar dari mobil.
Nicken langsung membawa pergi mobilnya dan Satria masih menatapnya.
Jutek banget!
Semenjak hari itu, Nicken atau Satria makin saling menghindar. Reno sama Dude kelihatan mau menyerah karena cara mereka tidak bisa mendamaikan Nicken dan Satria, biarpun Nicky masih punya harapan penuh kalau mereka bisa damai karena dia tahu banget sifat adiknya.
“Gue enggak pernah menyangka adik lo bisa masuk dunia keras kaya gini.” Kata Ivan yang ikut menunggu Nicken latihan karena embel-embel bakal ditemenin mencari DVD games terbaru dan cuma Nicken yang tahu tempat yang menjual dengan harga miring. Nicky pun tertawa.
“Ini semua berkat lo, Van. Benar kata Ryan, bakatnya sayang kalau dibiarkan gitu saja.” Nicky menatap mobil Nicken yang lagi salip-menyalip dengan mobil Ryan di sirkuit.
Tidak berapa lama Satria menghampiri dan duduk di samping Nicky.
“Katanya mobil lo bermasalah?”
“Sudah dibenerin, gue ganti semuanya.”
“Gawat dong, gue bakalan makin ketinggalan jauh dari lo nih.”
“Pastinya, Bro.”
Mereka pun tertawa. Nicky lalu mengenalkan Ivan ke Satria. Kemudian dia pamit pergi sebentar menemui Mario, yang hari itu mereka emang lagi latihan di Ferrari.
“Sudah lama kenal Nicken?"
“Belum lama banget, kenapa? Ada masalah ya sama dia?”
“Kok lo bisa tahan sih sama dia? Diakan jutek banget ya?”
Ivan tertawa dan Satria terlihat bingung. “Kok lo ketawa? Ada yang salah?”
“Enggak kok, Nicken emang orangnya jutek banget. Awal gue kenal dia, dia enggak ada lembut-lembutnya kalau ngomong, sinis banget.”
“Tapi kok lo..”
“Dia emang kaya gitu, tapi kalau lo bisa membuat dia nyaman ada di dekat lo, dia baik banget kok, malah, gue yakin someday lo bisa jatuh cinta sama dia.”
“Ngaco lo.” Jatuh cinta? Sama cewek jutek kaya gitu? Apakah?
“Gue serius."
“Berarti..” Satria menoleh ke Ivan. “Lo jatuh cinta sama dia?”
Ivan kembali tertawa. “Ya enggaklah.”
Satria pun tersenyum. Ivan pun terdiam.
Lo benar, Sat, gue emang sudah jatuh cinta sama Nicken. Dan gue yakin someday lo juga merasakan apa yang gue rasakan ke Cken sekarang.
Nicken rada kaget pas Ivan cerita tentang perkenalannya sama Satria waktu di jalan sepulangnya dari beli DVD games. Yang lebih membuat Nicken tidak percaya, Ivan bilang kalau Satria enak diajak ngobrol, nyambung banget sama dia.
Tapi kok sama gue enggak?
“Kan sudah pernah gue bilang, kalian cuma perlu saling kenal, pasti penilaian kalian berubah.” Ujar Nicky sewaktu Nicken cerita soal apa yang Ivan bilang tentang Satria.
“Saling kenal? Sama dia? Dekatan sama dia saja malas banget.”
Nicky tersenyum sambil mengacak rambut Nicken. “Jangan begitu, ntar suka beneran loh?”
“Apaan sih lo?” Nicken pun kabur ke kamarnya dengan iringan tawa Nicky.
...***...
Siang ini Nicken absen latihan. Tadi dia sudah ijin sama Reno karena harus menyelesaikan tugas sekolahnya yang emang lagi menumpuk banget. Jadi sepulang sekolah, Nila, Romi, Aci dan Ivan berkumpul bareng di rumah Nicken. Mengerjakan tugas sambil bercandaan sama bergosip plus mengemil buat Aci. Karena kalau di rumah dia dilarang keras buat mengemil sama Aca, takut pipi adiknya makin tembem kaya sekarang.
Di Nascar, ada cowok yang lagi kehilangan musuh bebuyutan yang suka mengajak dia berantem. Yup, Satria. Dia jadi agak tidak semangat juga tidak ada yang jutekin dia. Dia kayanya sudah terbiasa banget sama kejutekan Nicken makanya dia merasa ada sesuatu yang hilang.
“Adik lo beneran enggak datang?” Tanyanya ke Nicky yang lagi mengecek mesin mobilnya di pinggir sirkuit.
“Kenapa? Tumben banget nanyain dia mulu? Emang sudah akur?” Sahut Nicky tanpa mengeluarkan kepalanya.
“Enggak apa-apa sih, cuma enggak seru saja, enggak ada yang mengajak gue berantem.”
Nicky tertawa lalu mengeluarkan kepalanya dan berpaling ke Satria. “Ntar suka loh..” Goda Nicky. Tapi Satria langsung mengeloyor pergi ke bengkel, malas mendengarkan Nicky yang tertawa.
Someday lo enggak akan bisa berpaling dari aura adik gue, Sat. Gue bisa pastikan kalau lo bakal mengakui kalau adik gue bisa bikin lo jatuh cinta. Sama kaya yang Ivan rasakan ke Cken..
To be continued.....
Author : Terimakasih yang sudah mampir. Like dan komen kalian sangatlah berarti 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments