JAKARTA.
Pagi yang begitu mendung menggelayuti sekitar Jakarta khususnya di SMU Canopus. Cuaca yang membuat semua orang ingin meringkuk di tempat tidur seharian. Nicken berjalan di koridor lantai 1 menuju kelasnya yang berada di lantai 3, karena dia masih duduk di kelas 10, jadi mau enggak mau harus naik banyak anak tangga dulu.
Setiap pagi olahraganya naik tangga mulu. Bisa tambah kenceng nih betis. Protesnya setiap pagi.
"De!!" Nicken mengenali suara yang memanggilnya dari belakang. Nicken menoleh dan melihat Vicky, kakak keduanya setelah Nicky berjalan ke arahnya.
Sebenarnya Vicky bukan kakak kandung Nicken, dia kakak tiri Nicken. Mamanya meninggal sewaktu melahirkannya dan papanya enggak lama kemudian menyusul karena komplikasi penyakit diabetes dan jantung. Karena Vicky enggak punya siapa-siapa dan mama-papanya sahabat Ayah-Bunda Nicken, jadi merekalah yang mengangkat Vicky jadi anak mereka.
Tapi biarpun status Vicky anak tiri, Nicken sekeluarga enggak menganggap Vicky seperti itu. Selain Nicky dan Vicky, Nicken juga punya 1 kakak cowok lagi, kalau yang ini kakak kandungnya Nicken sama kaya Nicky, namanya Nico. Dia setahun lebih tua dari Nicken dan setahun lebih muda dari Nicky dan Vicky. Pokoknya Nicken merasa jadi adik paling beruntung karena bakal ada 3 bodyguards yang siap mengawalnya kalau lagi butuh.
"Kenapa, Kak? Bukannya lo lagi jaga?"
"Nih, gue punya sesuatu buat lo." Vicky memberikan sebuah tabloid Firelli ke Nicken yang langsung membuat muka Nicken berseri-seri.
"Gila! Lo dapat darimana?" Tanyanya takjub. "Emang enggak diambil anak-anak lo?" Nicken menatap cover depan salah satu tabloid sirkuit lalu memeluknya dengan girang.
"Gue boleh menyita dari anak kelas 10, tapi nanti kembalikan lagi ke gue ya."
"Yah, kok gitu?" Muka Nicken tampak kecewa dan Vicky tertawa.
"Ntar pas balik, gue kasih lagi. Lokan tahu kakak lo disiplin banget, biarpun lo yang megang, lo bakal tetap kena masalah." Jelas Vicky sambil mengacak rambut Nicken.
Nicky dan Vicky itu termasuk anak Keamanan di SMU Canopus sama kaya Komdislah (Komite Displin Sekolah) bersama ketiga orang lainnya, Aca, Aril dan Ryan. Jadi, mulai dari masalah seragam sampai attitude (sikap) semua siswa Canopus jadi urusan mereka dan juga keamanan sekolah tentunya. Dan setiap seorang dari mereka punya belasan orang punggawa alias anak buah yang siap menjadi mata-mata mereka di segala sudut sekolah.
"Tapi gue pandangin dulu sebentar ya, Kak." Nicken kembali menatap gambar pembalap idolanya itu.
Vicky yang sedari tadi senyum-senyum cuma bisa maklum melihat kelakuan adiknya. Nicken memang mengidolakan pembalap Firelli yang satu ini. Bahkan Nicky, kakaknya sendiri yang juga bintang sirkuit dari Nascar enggak dia idolakan.
"Nih, Kak, tapi benar ya, bel pulang kasih gue lagi." Dengan berat hati Nicken mengembalikan tabloid itu.
"Iya, lo tenang saja, ya sudah sana masuk kelas, gue mau jaga depan lagi."
Vicky lalu berbalik arah ke pintu gerbang dengan kawalan seorang cowok tinggi besar tidak jauh di belakangnya dan Nicken menghela nafas lalu kembali berjalan menuju kelasnya dengan tampang suram, sesuram pagi ini.
Karena Nicken berjalan sambil melamun, tiba-tiba saja dibelokan koridor menuju kelasnya, dia ditabrak oleh seorang cowok.
"Punya mata enggak sih?!"
Padahal ditabraknya enggak kencang, tapi karena Nicken lagi kesal, jadi menyolot banget keliatannya.
"Kamu pasti tahu dimana letak mata aku, jadi kamu pasti tahu juga aku punya mata apa enggak."
Cowok ini bukannya minta maaf kek, malah senyum-senyum dan membuat Nicken makin gondok digituin.
"Enggak lucu!"
Dengan keliatan marah, Nicken sengaja menabrakkan bahunya ke bahu cowok itu lalu berjalan ke kelasnya.
Cowok tadi masih tersenyum menatap Nicken yang pergi sambil mengusap bahunya yang terasa agak sakit. Jutek banget sih tuh cewek, pikirnya.
Masih terlihat kesal dan gondok banget Nicken pun duduk di bangkunya. "Gila apa tuh cowok?!"
Nila dan Aci menatapnya dengan bingung. Mereka ini sahabatnya Nicken dari bayi.
"Kenapa atuh Neng? Pagi-pagi sudah bete." Tanya Nila sambil kembali serius menyalin PR matematika Aci ke bukunya.
"Belum mengerjakan PR ya?" Goda Aci sambil mencolek pipi Nicken. "Cken tenang saja, bisa menyalin PR Aci kok." Tambah Aci yang terdengar sangat bijak padahal enggak sama sekali. Oh iya, Aci ini adiknya Aca -salah satu anak Keamanan inti-
"Enak saja, gue sudah mengerjakan tahu. Memangnya Nila." Balas Nicken yang langsung diikuti suara tawa Nila. "Tadi gue ditabrak dibelokan sana, sama cowok, tapi dia bukannya minta maaf malah buat bete, siapa yang enggak kesal coba?!"
"Cowok? Siapa?" Nila selesai menulis dan menutup bukunya lalu mengganti posisi duduknya menghadap Nicken yang duduk di belakangnya.
"Gue juga enggak tahu, kayanya gue baru lihat deh, apa jangan-jangan anak baru?"
"Anak baru? Kok Aca enggak bilang ke Aci kalau ada anak baru?"
"Kita cari tahu yuk? Gue jadi penasaran juga nih." Ajak Nila bersemangat.
"Ayo, La." Nila dan Aci bangun dari duduknya.
"Kalian saja, gue masih kesal banget." Tolak Nicken sambil mengeluarkan buku PRnya.
"Ya sudah, ayo Ci, tunggu laporan kita ya, Neng geulis."
Nila dan Aci lalu keluar kelas dan Nicken pun tampak melamun.
Nila dan Aci memulai penyelidikan mereka. Setiap siswa yang ada di setiap lantai 1 sampai 3 mereka perhatikan satu-satu, tapi belum menemui cowok yang belum pernah mereka lihat.
"Gimana nih, La? Kayanya sudah semua deh kita cek, tapi kayanya semua anak lama." Sahut Aci sambil mengipas-ngipas mukanya yang kegerahan pakai kedua tangan.
"Iya ya, Ci, apa Cken salah lihat kali?" Nila masih mengedarkan pandangannya ke setiap sudut lapangan.
Penasaran!
"Tapi kayanya enggak mungkin deh."
"Kok kalian masih di sini? Kan sudah mau bel."
Mereka menoleh dan melihat Ryan -salah satu anak Keamanan inti juga- sedang menghampiri mereka.
Ryan punya tampang paling cool dan jutek dari semua anak Keamanan. Anehnya, dengan potongan rambut yang cepak, badannya proporsional (selain pembalap, dia juga mantan pemain basket di Timnas), kulitnya putih bersih, pokoknya mirip-mirip Samuel Rizal deh, dia paling digandrungi cewek-cewek di Canopus dan belum ada yang berhasil menaklukkan hatinya. Tapi biarpun Ryan jutek banget, diluar Keamanan dia baik sekali.
"Kak, memang ada anak baru ya?" Tembak Nila langsung.
"Kalian sudah tahu ya? Sudah ketemu?"
"Kita malah lagi mencari Kak, kita tahu dari Cken." Sahut Aci.
"Kalian bakal ketemu dia terus kok." Ryan melihat Nila dan Aci kebingungan. "Soalnya dia masuk ke 10 Bahasa 2 bareng kalian."
"APAA?!" Teriak Nila dan Aci berbarengan lalu mereka pun berlari ke kelasnya. Ryan hanya bisa tertawa melihat mereka lari gedubrugan di koridor.
"CKEENN..!!"
Mereka berteriak kencang sewaktu melihat Nicken yang sedang berdiri di depan kelas sambil menonton beberapa anak kelas 12 yang lagi bermain basket di lapangan. Beberapa anak di koridor pun sampai menoleh ke arah mereka berdua.
"Apaan sih? Heboh banget."
Nila dan Aci mencoba mengatur nafas mereka yang ngos-ngosan karena lari menaiki tangga dari lantai 1 ke lantai 3.
“I have.. a ****badnews***.. for you.. Honey*.. Ada.. berita.. buruk.." Kata Nila terbata karena belum bisa bernafas dengan lancar.
“Badnews apaan? Ya ampun, kalian sampai keringetan gini, kalian darimana sih?" Nicken menyeka keringat di kening mereka.
"Ini bukan badnews lagi Cken, tapi bad, bad, bad, badnews banget." Ujar Aci yang membuat Nicken makin penasaran.
"Ternyata.."
TEEEEEETTTTTTTTTTTTTTT.......
Bel masuk berbunyi sebelum Nila sempet cerita. Mereka pun masuk kekelas, karena kalau masih keliatan di luar kelas tanpa alasan yang jelas, siap-siap kencan sama anak Keamanan deh alias kena hukuman.
"You tell her (Lo saja yang ngomong)." Nila menyikut bahu Aci.
"No, you tell her (Lo saja).” Aci membalas menyikut bahu Nila dan begitu seterusnya sampai beberapa kali.
Nicken yang lagi menggambar di buku tulisnya merasa terganggu melihat tingkah 2 sahabatnya.
"Kalian kenapa sih? Oh iya, tadi katanya ada badnews, badnews apaan?"
Nicken akhirnya kesal juga melihat tingkah mereka seperti menyembunyikan sesuatu dari dia.
Nila menghela nafas lalu menatap Nicken. "Jadi Cken, badnews yang mau kita bilang.."
"GOOD MORNING, CLASS...!!" Sapa wali kelas Nicken yang tiba-tiba saja masuk dan lagi-lagi membuat Nila gagal cerita. Nicken kembali menahan rasa kecewanya.
"GOOD MORNING, MISS...!!" Balas kelas Nicken yang tidak kalah kencang.
Wali kelas Nicken namanya Miss Clara. Dia mengajar Bahasa Inggris. Umurnya baru 25 tahun dan belum menikah. Orangnya cantik. Kayanya, apa yang dia kenakan pasti keliatan cocok dan manis banget. Hari ini dia lagi memakai kemeja warna pink dengan dipadu blazer dan celana panjang putih dan sepatu hak 5 cm dengan warna yang senada. Tidak lupa bergelayut kalung manik di leher yang warnanya kontras banget sama pakaiannya. Biarpun hari ini rambutnya yang lumayan panjang hanya dikuncir kebelakang tapi itu tidak mengurangi aura kecantikan dia.
“Okay Class, I have announcement for you (Saya punya pengumuman untuk kalian)." Miss Clara berdiri di tengah barisan meja setelah Arya si ketua kelas kasih komando buat berdoa. "Today, our class has a new comer (Hari ini, kelas kalian kedatangan siswa baru).”
Terdengar komentar dari anak-anak.
"Itu yang mau kita bilang tadi, Cken." Sahut Nila ke Nicken.
Perasaan gue enggak enak, jangan-jangan..
Sekarang Nicken pun terlihat cemas membayangkan apa yang enggak mau dibayangkan karena takut jadi kenyataan.
"Wait a minute (Sebentar)..” Miss Clara berjalan menuju pintu dan sedetik kemudian dia kembali dengan seorang cowok di belakangnya.
DAMN (Sial)!! Itu cowok gila yang tadi. Kenapa dia masuk ke sini sih?! Kaya enggak ada kelas lain saja. Sungut Nicken dalam hati. Mukanya kembali terlihat kesal.
"Class, he is a new friend for all of you (Ini teman baru kalian)." Miss Clara berpaling ke cowok itu. "Ivan, would you mind to introduce yourself? (Ivan, kamu enggak keberatan untuk memperkenalkan diri?)"
Cowok yang bernama Ivan itu tersenyum sambil menggeleng lalu menatap ke seluruh kelas. "Hi, my name is Ivan, I moved from Elang International High School Bandung, nice to meet you. (Nama saya Ivan, saya pindahan dari sekolah internasional Elang Bandung. Senang bertemu dengan kalian).”
"Elang? Itu sekolah Aca dulu." Bisik Aci ke Nila.
“Nice to meet you, too, Ivan (Senang bertemu denganmu juga, Ivan)." Balas Miss Clara. "I hope you can help him in his new school. Okay, now, where should I put you in this class? (Saya harap kalian bisa membantu dia di sekolahnya yang baru. Oke, sekarang, dimana saya harus menempatkan kamu?). Mata Miss Clara beredar mencari anak yang bakal berubah teman sebangkunya. "Where's Romi?"
"He is still sick Miss, I got the news from his mom (Dia masih sakit, ibunya mengabarkan ke saya)" Jawab Nila. Romi itu pacarnya Nila, teman sebangku Nicken.
"Oh, I hope he'll get better soon (saya harap dia segera sembuh).”
Romi memang sudah 3 hari ini demam, kata dokter (yang diceritain sama ibunya) Romi kena gejala tipes karena jadwal latihan karatenya padat, maklum katanya mau ada pertandingan antar sekolah sebulan lagi.
"Okay, start from this day, Romi will sit beside Arya and you Nicken, with Ivan (mulai hari ini, Romi akan duduk di samping Arya dan Nicken dengan Ivan)."
Nicken langsung lemas mendengar keputusan wali kelasnya. Mau protes juga bakal percuma saja. Apa yang sudah jadi keputusan Miss Clara tidak akan ada yang bisa merubahnya. Jadi Nicken hanya terlihat pasrah ketika Ivan berjalan ke arahnya dan duduk di sampingnya.
Ini pasti hari sial gue!!
"Okay Class, now open your book page 35, we continue our lesson last week (sekarang buka buku kalian halaman 35, kita lanjutkan pelajaran minggu lalu).”
To be continued....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments