SARAN DI LUAR NALAR NICKEN

Hujan turun rintik-rintik. Nicken berdiri di tengah lapangan sambil menundukkan kepala. Ini syarat wajib bagi siapapun yang dihukum berdiri di tengah lapangan, menundukkan kepala sambil menghitung semut yang lewat. Iya kalau ada, kalau tidak ada?

Ini beneran hari sial gue. Hari apa sih nih? Apa semalam gue lupa baca doa mau tidur ya? Tapi kayanya tadi gue solat subuh deh? Ya ampun, hujan, tolong berhenti dong, please.. Mohon Nicken dalam hati.

Tidak berapa lama, Nicken melihat sepasang sepatu tidak jauh di hadapan kakinya, It means (artinya) ada yang sudah berdiri di hadapan dia, tapi belum tahu siapa orangnya, dia tidak hapal itu sepatu punya siapa.

“Well, Aril sudah dapat korban hari ini dan korban yang enggak biasa.”

ACA!! Thank God!! Nicken bersorak kegirangan dalam hati. Soalnya Aca -anak Keamanan inti juga (yang munculnya terakhir)- sering jadi peri baik yang suka kasih “Wise Card”, atau tiket yang bisa mengganti hukuman anak Keamanan lain ke yang lebih ringan, itupun kalau lagi baik sih, belum tentu juga dia lagi baik hari ini.

“Sudah bikin masalah apa sama Aril?” Suara Aca terdengar lembut banget buat Nicken karena dia berharap Aca mau menolong dia “keluar” dari hukuman ini.

“Saya enggak sengaja menabrak kak Aril tadi.”

“Ada yang lain? Enggak mungkin Aril menghukum lo gara-gara itu.”

Anak Keamanan memang punya pakem-pakem sendiri dalam membuat anak 1 sekolahan displin. Dan menabrak anak Keamanan tapi dihukum, itu tidak masuk dalam buku Pakem mereka.

“Saya.. saya minta maaf ke kak Aril tapi enggak sopan, Kak.”

“Oh, kalau gitu gue percaya.”

Lah? Sudah gitu doang? Lo enggak mau bantu gue nih, Kak?

“Maaf ya, berhubung hari ini gue lagi enggak baik hati, jadi.. have a nice day.” Sahut Aca kaya bisa membaca apa yang ada di pikiran Nicken sambil mengacak rambut Nicken yang sedikit basah karena rintik hujan lalu berlalu sambil tersenyum dan Nicken meliriknya kesal.

ACA RESE!! Teriak Nicken dalam hati. Okeh kalau lo enggak mau bantu gue, tapi kenapa payung lo enggak dikasih ke gue?! Dasar Jahat!!

...***...

Aril sudah berdiri di hadapan Nicken dengan payung di tangan kanan dan tangan yang sebelah kiri dia masukkan ke dalam kantong samping celananya. Dia senyum-senyum sendiri karena dialah yang pertama kali menghukum adik ketuanya. Mencetak rekor tapi butuh nyali besar.

“Lihat gue.” Suara Aril agak sedikit dijutekin. Sok cool.

Nicken mengangkat kepalanya pelan-pelan karena lehernya sudah kerasa kaku padahal baru 5 menit dia menunduk. Dia pun menatap Aril masih dengan ke-bete-annya yang tersisa karena insiden Aca yang dia pikir bakal menolong tapi ternyata salah besar!

“Kenapa? Enggak suka gue hukum?”

“Saya suka lo hukum, Kak, tapi...”

“Jangan jawab gue!!” Bentak Aril dengan suara lantang. Dia atau anak Keamanan lain kalau sudah teriak with the highest volume seremnya bakal sama kaya suara gledek. Menggelegar banget!

Nicken tertunduk lagi. Takut. Kak, lo bisa enggak teriaknya pelan-pelan? Gue kaget nih..

“Yang suruh lo nunduk siapa?!” Again, Aril teriak.

Nicken mendongak lagi dan kali ini, sumpah dia merasa malu banget, soalnya dengan ujung matanya dia bisa melihat kalau sudah banyak anak yang melihat dari lantai 1 sampai 3 karena suaranya Aril itulah.

Sudah ya, Kak, jangan teriak lagi, pleassseeee....

“Karena anak baru itu?” Tebak Aril dengan tepat.

“Ini bukan..”

“Dan juga karena Nathan?” Tambahnya lagi tanpa kasih Nicken kesempatan ngomong.

Ya ampun, Nicken lupa, Aril ini kan cenayang, punya sixth sense (Ryan juga tapi tidak sehebat Aril yang bisa baca pikiran orang lain hanya dengan menatap matanya).

“Mau gue kasih saran?” Aril tersenyum sambil menyeka air hujan yang jatuh ke pipi Nicken. Perubahan sikap yang drastis banget.

“Tinggalin Nathan.”

“Maksud lo?” Nicken akhirnya bisa ngomong.

“Lo pantas dapat yang lebih baik, dan kalau lo disuruh memilih antara anak baru atau sama Nathan, gue kasih saran, pilih anak baru itu.”

Nicken amat sangat terkejut mendengar Aril ngomong kaya gitu. Gue harus milih si anak baru yang gila itu? Apakah? Atau Aril sudah ikutan gila juga? It doesn’t make sense!!" (Enggak masuk akal)

Bunyi bel tanda masuk pun terdengar nyaring banget. Aril lalu mengeluarkan sebuah “Blue Card”, kali ini tiket Nicken buat masuk ke kelasnya.

“Lo boleh masuk ke kelas, setelah 1 jam pelajaran ini habis, understand?”

Nicken hanya mengangguk sambil memegang kartu yang dikasih Aril.

“Enggak punya mulut buat jawab gue?!”

“Understand, Kak, thank you.”

Aril pergi dan Nicken hanya bisa terdiam mikirin kata-kata Aril tadi.

Enggak mungkin dia bisa ngomong seperti itu kalau enggak ada alasannya. Tapi apa..

Sore harinya, cuaca berubah menjadi sangat cerah banget. Matahari sudah muncul, biarpun waktunya telat banget, tapi mendinganlah daripada tidak ada sama sekali. Terlihat Nicken, Aci, Aril, Vicky dan Nico yang sedang duduk dan Nicky yang berdiri di hadapan semuanya di pinggir lapangan basket komplek rumah mereka.

“HATCHIII.....”

Hujan pagi tadi berhasil membuat Nicken pilek. Dan tidak hentinya dia bersin-bersin sama nyampah, karena baru 10 menit mereka duduk di situ, Nicken sudah membuang 1 pack tisu, hidungnya pun sampai merah.

“Hatchiiii....” Aci dan Nico pun tertawa. “Jangan ketawa.” Protes Nicken lalu kembali bersin dan mereka kembali tertawa.

“Aril sih, Cken jadi sakit deh.” Sahut Aci yang membuat Aril merasa bersalah.

Aril yang duduk di sebelahnya langsung merengkuh kepala Nicken ke pelukannya karena ini memang salah dia sudah menghukum Nicken hujan-hujanan.

“Maaf ya, Sayang, lo jadi pilek kaya gini.” Kata Aril memelas.

Nicky dan Vicky hanya tersenyum. Mereka tidak menyalahkan Aril atas perbuatannya ke adik mereka.

“Enggak apa-apa kok, Ril, kan gue juga yang salah, ha..ha..” Nicken melepaskan pelukan Aril dan kembali bersin dengan sukses.

“Demam enggak, De?” Vicky memeriksa suhu badan Nicken lewat keningnya. “Agak hangat sih, sudah lo pulang saja sana, minum obat terus tidur.”

“Iya, Kak, sebentar lagi.”

Nicken membuang semua sampah tisunya ke tempat sampah tidak jauh di tempat mereka duduk.

“Tadi gue sudah menyuruh bibi membuatkan lo bubur jagung, ntar lo makan, minum obat terus tidur ya.” Ujar Nicky sambil mengusap-ngusap punggung Nicken.

“Ya sudah, gue pulang ya.” Nicken berbalik. “Bye semua.” pamit Nicken.

“Cepat sembuh ya, Cken.” Sahut Aci.

“Ntar gue tengok sambil bawa jeruk deh.” Canda Aril.

Nicken pun tertawa lalu berjalan menuju rumahnya yang berada di seberang lapangan. Dia berpapasan dengan Aca lalu terkejut ketika melihat seorang cowok yang berjalan bersamanya.

Ivan?! What the hell is he doing here?? (Lagi apa dia di sini?)

"Sudah mau balik, Cken?” Tanya Aca yang sedang membawa bola basketnya.

“Iya, Ca, kepala gue pusing.” Nicken beralih ke Ivan yang tersenyum ke arahnya. Sok akrab banget pakai senyum-senyum. Nicken kembali menatap Aca. “Mau apa dia di sini?”

Mereka memang over protect banget sama komplek rumah mereka. Terkesan ekslusif banget. Soalnya beberapa tahun lalu ada tawuran antara penghuni 2 komplek tetangga. Semenjak itulah, pintu gerbang dijaga sangat ketat, jadi selain penghuni komplek (atau tamu yang tidak biasa datang) tidak boleh ada yang sembarangan masuk apalagi menginjak lapangan dan taman “keramat” mereka. Jadi Nicken bingung kenapa Ivan bisa ada di sini?

Berarti Ivan..

“Loh, Ivan kan baru pindah di sini, Blok C samping Ryan, memang lo enggak tahu?” Jelas Aca yang membuat Nicken makin pusing mendengernya.

“Hai, Cken, kebetulan banget, sudah satu meja, kita tetanggaan pula.” Ivan berusaha ramah.

Nicken tersenyum sinis, bodo amet. “Ca, gue balik ya.” Nicken pun kembali berjalan pulang tanpa menghiraukan Ivan yang merasa kalau dicuekkin.

Aca menghampiri yang lainnya setelah menepuk pundak Ivan yang mengisyaratkan "cuekkin saja, Cken emang begitu orangnya."

Ivan pun masih terdiam menatap Nicken yang sudah menyebrang jalan dan sampai ke rumahnya.

I want to know more ‘bout you, Cken. (Gue mau tahu lebih banyak tentang lo.)

To be continued.....

Author : Terimakasih yang sudah mampir. Like dan komen kalian sangatlah berarti 🙏

Terpopuler

Comments

L🌿

L🌿

Aku mampir nih thor...
Boom like mendarat😊

2021-02-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!