Di Nascar, tampak Reno, seorang cowok ganteng, bertubuh tinggi proporsional, berkulit putih bersih, potongan rambut undercut (memiliki karakteristik potongan tipis di samping kanan dan kiri hingga ke belakang), dengan kaos keluaran Distro ternama warna hitam dan dipadu dengan celana pendek warna putih dan sneakers warna senada, lagi mondar-mandir di dalam ruangan yang lumayan luas.
Ruangan Reno sengaja dibuat paling besar-karena sering menerima banyak tamu-, seluas setengah bengkel Nascar yang ada di bawahnya. Kantor Nascar emang ada di atas bengkel yang luasnya bisa menampung sekitar 100 mobil balap dan setengah temboknya kaca. Berasa kaya di akuariumlah kalau mampir ke sini, dengan pemandangan ke arah tribun dan sirkuit. Mirip sama Basecamp Firelli punya Dude.
Reno duduk di mejanya sambil menatap tribun yang agak sepi. Acara kuis di TV flat 42 inch yang menempel ditembok belakangnya dia cuekin dari tadi.
Kenapa dia belum kasih kabar ke gue? Reno melirik ponselnya yang tergeletak samping laptopnya. Sepi. Reno menghela nafas dan kembali menatap tribun. Sudah 4 hari tapi dia belum mengabari gue? What took you so long to make decision? (Kenapa lo lama banget buat ambil keputusan?)
Suara ketukan pintu membuyarkàn pikiran Reno. Dia menoleh dan melihat seorang cowok masuk ke ruangannya. Reno tersenyum dan menghampiri lalu memeluknya.
“Hi, Bro. Kapan datang?”
“Baru saja, Satria pengen banget gue menonton balapan dia, terus sekalian gue ke sini. Lo apa kabar?”
Mereka berdua lalu duduk di sofa cozy warna abu-abu.
“Gue baik, gimana masalah kantor lo yang kemarin? Sudah beres?”
“Yup, makanya gue bisa ke sini nengokkin lo.”
Reno tertawa.
“Trus, dari Nascar siapa? Tetap Nicky kan?”
“Gue berharap ada nama lain buat di Ferrari.”
Dude menatap bingung Reno. “Maksud lo?” Dude tampak tersadar sama sesuatu. “Jangan bilang lo dapat orang berbakat lagi?”
Reno tersenyum. “Adiknya Nicky.”
“Gila!!” Erang Dude dan Reno kembali tertawa. “Sudah positif masuk?”
“Belum sih, tapi gue berharap banget dia mau masuk Nascar. Dan lo bakal sependapat sama gue kalau lihat cara dia menyetir di jalan.”
Dude menggeleng-gelengkan kepalanya. “Gue enggak bakal meragukan kemampuan lo itu, Ren.”
Semua orang sirkuit tahu kalau Reno punya kemampuan "melihat" orang yang berbakat balapan. Semua pembalap yang dia punya adalah hasil “penglihatan” dia, termasuk Nicky. Dan terbukti sampai sekarang masih Nascar yang anteng ada di peringkat pertama yang punya banyak pembalap terbaik.
“Kalau dia mau masuk, gue bakal nurunin dia di Ferrari.”
“Lo serius?” Dude tampak tidak percaya dan Reno hanya bisa tertawa.
Nicky memarkirkan mobilnya di parkiran Nascar. Cuma ada beberapa mobil di sana. Mobil para staf Nascar dan dia mengenali mobil balap Dude. Nicky menoleh ke Nicken yang duduk di sampingnya. Dia keliatan nervous banget dan itu Nicky rasakan waktu dia memegang tangan Nicken yang ternyata dingin banget. Dan Nicky sangat mengerti kalau Nicken merasa gugup banget.
“Kalau emang lo belum siap menemui kak Reno sekarang, biar gue saja yang kasih suratnya, lo tunggu di sini saja, okay?” Nicken mengangguk dan Nicky lalu keluar dari mobil dan berjalan menuju kantor Nascar.
Nicken mengedarkan pandangannya ke sekeliling sirkuit yang emang megah banget. Dia lalu meraih tas dan mengambil dompet serta ponselnya kemudian keluar dari mobil menuju minimarket yang ada tidak jauh dari gerbang dan juga cafetaria Nascar.
Setelah membeli minuman dan cemilan, Nicken bermaksud keluar namun pintunya sudah dibuka oleh seorang cowok. Selama beberapa detik mereka bertatapan lalu cowok itu tersenyum sambil memberikan jalan Nicken buat keluar. Nicken tersenyum sambil mengucapkan terima kasih dan kembali ke mobilnya tanpa tahu kalau cowok itu masih menatapnya.
Cantik, komentar cowok itu dalam hati.
Tapi waktu masuk lagi ke mobilnya, Nicken kaya kebangun dari tidurnya. Itu tadikan Satria!! Histeris Nicken dalam hati sambil menoleh ke arah minimarket dan melihat Satria keluar dari sana dan langsung menuju Basecamp dengan kawalan 2 orang berseragam. Nicken hanya bisa menghela nafas. Menyesal banget kayanya. Ganteng, lanjutnya lagi dalam hati sambil tersenyum.
...***...
Reno tidak hentinya tersenyum lebar sambil menatap tanda tangan Nicken di surat kontrak Nascar yang ada di tangannya. Finally! Dia tidak bisa menutupi kalau dia girang. Nicky pun senang, bukan hanya bisa membuat Reno senang tapi karena dia bakal bisa balapan bareng sama adiknya. Nicky lalu berpaling ke Dude yang sedang menonton TV.
“Satria mana, Kak?”
“Katanya sih sudah sampai sini, mungkin sebentar lagi, dia juga kepengen banget ketemu lo.”
Sedetik kemudian pintu terbuka dan cowok yang lagi diomongin masuk dan langsung menghampiri Nicky. Nicky lalu memeluknya.
“Panjang umur, baru gue tanyain lo sudah muncul.”
“Apa kabar, Ky? Ferrari besok bareng lo kan?” Tanyanya sambil melepaskan pelukannya.
Nicky menoleh ke Reno dan Dude pun melakukan hal yang sama. “Tunggu keputusan si Bos.”
“Lo mesti kasih diklat dulu, jangan langsung mengutus dia, ntar dia kaget, lo yang bakal disalahin.”
Satria -cowok yang tadi papasan sama Nicken di minimarket- keliatan bingung. “Maksudnya? Kita lagi ngomongin siapa sih?”
“Mario juga belum tentu setuju ada pembalap yang belum pernah masuk sirkuit sama sekali di acara sakralnya dia.” Dude kembali mengingatkan Reno yang masih senyum-senyum sendiri.
“Pembalap baru? Nascar punya pembalap baru? Siapa?” Tanya Satria (masih) bingung.
Reno akhirnya berpaling dari kertas di tangannya dan menatap ketiganya (tetap sambil senyum). “Gue yakin dia bisa.”
Dude menghela nafas mendengar keputusan Reno dan dia enggak bisa apa-apa.
Reno berpaling ke Nicky. “Nanti gue kabarin lo, siap enggak siap dia mesti ketemu gue.”
Nicky mengangguk lalu pamitan pergi. Dude kembali menatap TVnya dan Reno kembali menatap kertas di tangannya. Satria masih bingung karena belum ada seorang pun yang kasih jawaban buat pertanyaannya tadi. Dia berpaling ke Dude karena enggak mungkin Reno kasih jawaban yang dia butuhkan, karena dia lagi asyik banget sama kertas di tangannya.
“Siapa sih, Kak?”
“Adiknya Nicky, Sat. Bisa jadi ntar di Ferrari bukan Nicky lawan lo, tapi adiknya.”
“Apa?” Satria menoleh ke Reno tidak percaya. “You must be kidding..” (Lo pasti bercanda.)
To be continued.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments