Nicken memarkirkan mobilnya di parkiran Nascar (salah satu sirkuit terbesar dan paling terkenal di Jakarta). Nicky lalu turun dan langsung menuju bengkel, “hotel” tempat mobil balapnya tinggal. Kalau ada kejuaraan, semua mobil pembalap yang bakal turun harus menginap dulu di bengkel, untuk cek mesin dan segala macam.
Nicken pun melihat ke sekelilingnya yang terlihat ramai banget. Tapi yang dia cari cuma satu. Yup, pembalap idolanya, Satria. Tapi kalau kondisinya seramai ini mah dia juga jadi bingung sendiri. Vicky dan Nico lagi ke minimarket dan Nicken jadi kaya anak hilang celingak-celinguk tidak jauh di depan minimarket yang letaknya di samping pintu gerbang utama.
Lagi serius melihat orang yang seliweran di depan dia, tiba-tiba dia tersadar kalau ada 2 orang berpakaian biru muda dengan tulisan ‘CREW’ di belakangnya sedang mengamati mobilnya yang anteng di parkiran.
Lagi ngapain mereka? Itukan mobil gue, waduh, gue bawa STNK enggak ya? Jangan-jangan ada razia nih?
Tidak berapa lama Vicky dan Nico keluar dari minimarket. “Kenapa, De?” Vicky dan Nico mengikuti pandangan Nicken.
“Mereka lagi apa ya, Kak, memeriksa mobil gue?” 1 cowok berkulit putih dan memakai topi terlihat melaporkan sesuatu lewat walkie-talkienya.
“Mungkin mobil lo keren, De.” Sahut Nico menenangkan Nicken. “Don’t worry, c’moon, let’s find the best spot." (Jangan khawatir. Ayo, kita cari tempat yang bagus.) Nico merangkul Nicken yang masih menengok ke arah mobilnya sambil bertanya-tanya dalam hatinya.
Terlihat Reno sedang duduk dibalik meja kerjanya lengkap dengan laptop bermerek Apple warna putih sedang memeriksa kertas-kertas yang berserakan di mejanya. Satria pun duduk anteng di sofa cozy warna putih sambil menonton acara balapan mobil lewat TV flat 42 inch yang menempel di tembok. Tidak berapa lama seorang cowok yang (lagi-lagi) berseragam biru mengetuk pintu ruangan lalu masuk.
“The car that you’re looking for.. is here." (Mobil yang lo cari, ada di sini.)
Reno menoleh ke arah Satria yang masih asyik sama balapannya. “Sat..”
“Yup..” Satria belum berpaling. Reno hanya tersenyum lalu menatap pegawainya.
“*Well, I’ll check it by myself*." (Kayanya, gue bakal memeriksanya sendiri.) Reno bangun dari duduknya dan mengikuti cowok tadi keluar.
Reno menatap mobil putih yang ada di depannya dengan kawalan beberapa orang berseragam Nascar. Diapun tersenyum. Dia yakin banget kalau ini mobil yang Satria cari waktu itu, biarpun dia belum tahu siapa pemiliknya.
“Cek gerbang, gue mau tahu siapa yang bawa mobil ini.”
Tanpa diperintah 2 kali, seorang cowok langsung bergerak menuju pos di samping pintu gerbang. Tidak berapa lama, walkie-talkie seorang cowok yang berdiri di samping Reno berbunyi.
“Ren, mereka sudah dapat rekamannya.”
“Bagus.” Reno dan kawalannya pun langsung menuju pintu gerbang.
Setelah sampai di pos utama, Reno lalu masuk ke sebuah ruangan dan berdiri di belakang seorang cewek berambut hitam sebahu yang juga memakai seragam Nascar yang di depannya ada beberapa layar komputer.
“Show me what you’ve got." (Coba perlihatkan apa yang lo dapat.)
Dengan lihai cewek tadi mengetik di keyboard komputernya lalu menekan tombol enter. Layarnya pun langsung memperlihatkan mobil sedan putih yang ikut mengantri di pintu gerbang.
“Stop there.” Perintah Reno. Layar memperlihatkan muka Nicken yang sedang mengambil kartu masuk.
“You must see this, Boss." (Lo harus lihat ini, Bos.) Cewek tadi terlihat mengetik lalu muncul muka Nicky di layar. “I think, she’s Nicky’s sister." (Gue rasa dia adalah adiknya Nicky.)
Reno tersenyum lalu menepuk pundak cewek tadi. “Good job, thanks.” Reno lalu keluar dan masih dikawal 3 orang berseragam Nascar.
Di pinggir sirkuit dia melihat Satria yang juga dikawal 2 orang berseragam Firelli kaya lagi mencari seseorang. Terbukti setelah melihat Reno dia tersenyum.
“Darimana saja sih lo, Kak?”
Reno tersenyum, “Ingat mobil yang waktu itu kita kejar?”
“Iya, terus kenapa?”
“Gue sudah tahu siapa yang punya mobil itu.”
“Siapa, Kak?” Tanya Satria tapi Reno tidak menjawab malah langsung pergi menuju bengkel dan Satria pun mengikutinya sambil terlihat bingung.
“Ky?” Nicky mengeluarkan kepalanya dari mesin mobil waktu mendengar suara Reno lalu melihat Reno menghampirinya bersama Satria. “Lo ke sini sama siapa?”
“Adik-adik gue, kenapa, Kak?”
“Civic putih?”
Nicky mengangguk.
Reno lalu berpaling ke Satria. “Nah, Sat, itu mobil adiknya Nicky.”
“What? Lo yakin, Kak?”
“Kalau Civic putih itu punya Nicken, adik cewek gue, sebenarnya ada apaan sih?”
Reno menatap Nicky sambil tersenyum, “Don’t tell your sister, I think she has the same blood like you, to race." (Jangan bilang adik lo, gue rasa dia punya darah yang sama kaya lo, balapan.)
Reno menepuk pundak Satria lalu pergi. Nicky dan Satria saling pandang. Bingung.
“Did you hear that?” (Lo dengar itu?)
“Gue makin enggak mengerti deh sama kalian, maksudnya apa sih?”
"Beberapa hari yang lalu, gue sama kak Reno lihat mobil adik lo di jalan, dan lo tahu? Mobilnya kencang banget dan jujur gue enggak bisa mengejarnya."
Nicky tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Pasti waktu dia melihat Nathan selingkuh. Dasar anak itu.
“That was really her, Sat. Nico enggak akan berani mengebut banget di jalan.”
“Well, hati-hati, mungkin suatu saat dia bisa jadi saingan lo, soalnya lo pasti tahu gimana kak Reno."
Satria lalu keluar dan Nicky lagi-lagi tersenyum dan kembali ke mobilnya.
...***...
Suasana tribun dan sekeliling tribun semakin ramai, padahal ini cuma latihan biasa saja, tapi para fans dari tiap pembalap semangat dan antusias banget buat menonton, termasuk Nicken. Dari tadi dia sudah gelisah banget. Untung Nico dan Vicky berhasil menemukan tempat yang pewe banget buat adik kesayangan mereka mantengin pembalap tampannya.
Tidak berapa lama, satu persatu mobil dari 25 pembalap keluar dari arah bengkel dan langsung menempati posisi masing-masing di sirkuit. Termasuk mobil balap putih Nicky yang disusul kemudian mobil balap ungu Satria. Nicken pun bersorak. Akhirnya dia bisa melihat idolanya secara langsung biarpun dari jauh.
“Yang mana?”
“Itu, Ren, yang pakai rok kotak-kotak biru, kemeja putih, pakai cardigan biru.”
Reno mengarahkan binocularnya kearah tribun penonton dari jendela besar yang ada di ruangannya dan mendapat Nicken.
“Masih muda banget ya?”
“Kalau Nicky kelas 3 berarti adiknya kelas 1. Kenapa sih, Ren? Kayanya lo interested banget sama dia.”
Reno tersenyum lalu meletakkan binocularnya dimeja dan duduk di hadapan wakilnya sambil tersenyum. “Gue yakin dia punya potensi kaya kakaknya.”
“Maksud lo, anak itu bisa balap? Jangan bercanda, Ren.”
“Yang gue lihat waktu itu sih bisa. Ya paling cuma perlu di arahin sedikit, kaya Nicky.”
“Lo gila, Ren. Nascar enggak pernah punya pembalap cewek..”
“Biarpun dia berbakat?” Sahut Reno memotong omongan wakilnya yang lalu hanya bisa terdiam. “Kalau emang terbukti dia berbakat, lo enggak perlu khawatir, I’ll do the rest." (Sisanya urusan gue.)
“De, lo dapat surat nih.” Nicky memberikan amplop putih ke Nicken lalu menjalankan mobilnya saat dia sudah selesai latihan.
“Surat apa? Dari siapa, Ky?” Tanya Nico penasaran sambil melihat Nicken yang duduk di depannya membuka amplop lalu membaca suratnya.
“Anjrit!!” Pekik Nico dan Nicky tertawa. “Ini serius?” Tanya Nico lagi ke Nicky. “Pasti bercanda ini.”
“Apa sih, De?” Nico mengambil kertas yang ada di tangan Nicken yang tiba-tiba terdiam dan memberikannya ke Vicky.
“Benar kata Nico, itu pasti bercanda.” Ujar Vicky tidak percaya.
“Lo mau dijadikan pembalap Nascar, De? Beneran, Ky?”
Nicky mengangguk, “Itu gara-gara lo pernah enggak sengaja balapan sama kak Reno di jalan.”
To be continued......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments