Terdengar bunyi Ning–Nong dari bel pintu rumah Nicken. Nicken menoleh ke arah dapur dan melihat Bibinya sedang keliatan lagi mencuci piring buanyak buanget.
“Non, maaf, Bibi teh lagi ribet banget!!” Teriak Bibi dari dapur.
Nicken pun maklum dan bangun dari duduknya menuju pintu lalu terkejut ketika melihat orang yang membunyikan bel. Nathan. Kalau tahu itu dia, tidak akan Nicken buka.
“What are you doing here?" (Lagi apa kamu di sini?)
“Cken, I’m so sorry, I didn’t mean to hurt you, really, I.." (Aku minta maaf, aku enggak ada maksud menyakiti kamu, aku..) Muka Nathan tampak memelas banget tapi Nicken tidak peduli.
“But you did it, you really hurt me so deep, you know?" (Tapi kamu lakukan itu, rasanya sakit banget.)
“Sara asked me to go with her buying present for her nephew, just it, Cken." (Sara minta aku menemani dia membeli kado untuk keponakan laki-lakinya.)
Nephew? Nicken tersenyum sinis. Dia enggak punya nephew, Nat. Lo sudah dibohongin sama dia. Nicken menatap Nathan. Okeh, lo emang enggak salah karena Sara sudah membohongi lo, tapi kenapa juga lo mau saja nemenin dia? Lo enggak menghargai gue namanya!
“So, what do you want me do. I understand if you don’t wanna forgive me, but I do apologize for everything I’ve done to you." (Kamu mau aku bagaimana? Aku mengerti kalau kamu enggak mau memaafkan aku, tapi aku benar-benar minta maaf untuk semua yang sudah aku lakukan.)
Nathan memberikan sebuket bunga Lili putih -bunga favorit Nicken- yang membuat Nicken mikir sejenak, tapi akhirnya dia menerima bunga itu lalu memeluk Nathan.
“Don’t do this to me again, okay?" (Jangan lakukan hal itu lagi ya.)
“You can kill me if I do that again." (Kamu bisa bunuh aku kalau aku berbuat itu lagi.)
Gombal, dalam hati Nicken. Kita buktikan saja nanti, Nat, lo bisa pegang kata-kata lo apa enggak. Nicken melepaskan pelukannya. “You must not fail me." (Kamu enggak boleh buat aku kecewa.)
Nathan tersenyum sambil mengusap lembut pipi Nicken. “No, I won’t." (Enggak akan.) Nicken pun tersenyum.
"Wanna come in?" (Mau masuk?)
“I’d love to, but I have to pick up my lil’ brother from his course, sorry." (Mau banget, tapi aku harus menjemput adik aku dari tempat lesnya. Maaf ya.)
“It’s okay, maybe the other time." (Enggak apa-apa. Kapan-kapan.)
Nathan tersenyum lalu mencium kening Nicken. “See you, honey.”
“You take care, bye.” Nathan lalu pergi dengan mobilnya dan Nicken kembali masuk.
“Are you mad or something?" (Lo gila apa gimana sih?) Sahut Nico yang melihat kejadian antara Nathan dan Nicken.
Nicken hanya tersenyum sambil mengusap keningnya dengan lengan baju Nico.
“BIBI!!!” Teriak Nicken. Dalam hitungan detik Bibinya sudah berada di hadapannya.
“Siap atuh, Non, what happened?” Ujar Bibinya yang sok pakai bahasa Inggris dengan logat Sundanya yang tetap kedengeran.
“Nih..” Nicken memberikan buket bunganya ke Bibi. Nico pun terlihat bingung. “Buang ke tempat sampah, kalau perlu dibakar.”
“Loh kenapa atuh? Bunga-na teh cantik pisan, masa dibuang?”
“Sudah enggak usah cerewet, do what I said okay?" (Lakukan apa yang aku bilang.)
“Ya okeh kalau begitu.” Bibi pergi menuju taman belakang dan Nico mengikuti Nicken duduk di sofa.
“Sumpah gue enggak mengerti? Explain it to me, right here, right now.” (Jelaskan ke gue, sekarang.)
“Lo pikir adik lo ini bakal maafin cowok yang enggak setia kaya gitu? Enggak akan ada kesempatan kedua buat orang yang sudah menyakiti gue.”
“Terus? Yang tadi gue lihat apa?”
“Gue cuma mau Nathan berpikiran gue emang sudah maafin dia, tapi gue mau buktikan sendiri kalau dia emang enggak berhak dapat kesempatan kedua dari gue. Lo tenang saja, Kak, guè punya cara sendiri buat kasih pelajaran ke cowok itu.”
...***...
Esoknya Nicken mencari Sara ke kelasnya, tapi kata anak-anak di sana Sara sudah turun ke kantin. Nicken lalu menyusulnya. Setelah sampai di kantin, Nicken menghampiri Sara yang lagi ketawa-ketiwi sama 2 orang temannya.
Nicken lalu menggebrak meja Sara yang membuat mereka kaget banget. Beberapa anak di kantin pun juga sampai menengok, termasuk Aril yang saat itu lagi di kantin juga.
“Maksud lo apa bohongin Nathan kemarin?” Tanya Nicken.
“Bohongin Nathan? Maksud lo apa, Cken? Gue enggak mengerti.” Sara keliatan banget berpura-puranya. Mungkin karena Nicken sudah tahu banget siapa Sara ini.
“Enggak usah pura-pura deh, sejak kapan lo punya nephew?”
Darimana dia tahu alasan gue biar bisa pergi sama Nathan? Apa mungkin Nathan yang kasih tahu dia?
“Gue enggak..”
“Enggak apa? Lo pikir gue enggak tahu lo pakai cara apa ke Nathan?” Sara tampak gelagepan karena tidak dikasih ngomong sama Nicken. “Lo emang enggak pernah berubah, Sar, dan enggak akan pernah bisa!”
“Ini bukan salah gue, salahin cowok lo kenapa mau gue ajak pergi padahal dia punya lo, ini menandakan kalau dia suka sama gue.”
Nicken tersenyum sinis. “Kalau emang dia suka sama lo, lo ambil saja, gue rela kok melepas cowok yang enggak bisa diharapkan kaya dia, dan kalau emang Nathan beneran jatuh ke pelukan lo, bagus di lo, karena lo bisa pertahankan rekor lo jadi cewek yang suka merebut cowok orang.”
“Enggak usah sok suci lo, Cken, lo juga selingkuhkan sama Ivan?”
“Ivan? Ini enggak ada hubungannya sama dia, oh gue tahu, lo pasti suka sama Ivan, iya?”
“Gue enggak..” Sara jadi salah tingkah.
“Enggak usah mungkir, keliatan jelas banget di mata lo. Kalau lo mau, dua-duanya saja buat lo, gue enggak butuh, dan satu lagi, Sar, jangan ganggu hidup gue lagi, karena lo enggak akan pernah tahu hal gila apa yang bakal gue lakukan buat membalas lo, ingat itu baik-baik.” Nicken lalu berbalik pergi tanpa menghiraukan Sara yang memanggil dia.
To be continued.....
Author : Terimakasih yang sudah mampir. Like dan komen kalian sangatlah berarti 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments