Sandra melihat dengan jelas kelakuan Eriel barusan. Memanggil Edna tapi malah dipeluk gadis lain yang sangat cantik. Tapi kemudian Sandra melihat laki laki yang terkenal ngga suka berkomitmen itu sedang berdiri sendiri sambil mencari cari keberadaan Edna.
"Edna, kamu kenal Eriel?" tanya Sandra ngga bisa lagi menahan rasa penasarannya. Dia sama sekali ngga menyangkanya.
Sepertinya Edna cukup istimewa bagi Eriel. Wajahnya terlihat putus asa setelah ngga menemukan di mana Edna berada.
"Teman waktu SMA."
"Bukan pacar?"
Edna menggelengkan kepalanya. Sekarang dia sudah ngga mau memikirkan apa pun lagi selain putra kembarnya. Keadaan Shakti sekarang sangat mengkhawatirkannya. Mungkin sudah saatnya dia mengatakan yang sebenarnya pada anaknya agar dia lebih bisa menjaga dirinya sendiri.
Tapi Edna tau kalo Shakti sudah mengerti dengan keterbatasannya, hanya saja anak itu pasti tadi sedang mencoba sampai di mana batas maksimal yang jantungnya bisa. Dan itu sangat mengkhawatirkannya.
"Atau mantan?" kejar Sandra lagi. Dia cukup tau sepak terjang Eriel. Rasanya menakjubkan kalo Eriel sampai segitunya mengejar Edna.
"Enggak, Sandra," bantah Edna jengah. Dia sudah ngga ingin mengingatnya lagi. Selalu ada gadis cantik dalam pelukan laki laki itu. Dari dulu hingga sekarang. Keputusannya sudah tepat menolaknya dulu.
Kali ini Sandra ngga bertanya lagi karena dia mendengar nada gusar yang ditahan dalam nada suara Edna.
"Keadaan Shakti gimana?" Sandra menggantikan topik pembicaraan.
"Kata Shaka, Shakti sesak nafas."
"Semoga ngga apa apa. Shakti anaknya pintar walau agak usil," hibur Sandra berusaha menguatkan hati Edna.
"Ya, semoga, ya, San."
"Ya," senyum Sandra yang juga dibalas Edna walau gurat cemas masih nyata di tercetak di wajahnya.
*
*
*
"Ngapain kalian bengong di sini?" tanya Nathan yang sudah mendekat sambil menggandeng Zoya. Aura yang melingkupi Kaysar, Eriel dan Zayn terasa asing. Bahkan ada Fanny di dekat Kaysar
Gadis ini sudah berganti sasaran? batin Nathan semakin aneh. Setaunya Fanny cinta mati dengan Eriel.
"Ngga ada apa apa. Ayo, kita pulang," sahut Zayn sambil menarik tangan Eriel yang tubuhnya seakan berubah jadi patung.
Dia melirik Kaysar agar mengurus Fanny. Kaysar menatapnya dengan tatapan protes tapi diabaikan Zayn.
"Kapan nyampe, Fan?" basa basinya seperti orang bodoh. Padahal dia tau kapan Fannya datang tadi. Tapi cuma itu ucapan yang terpikir olehnya. Isi kepalanya kali ini butuh agak lama baru bisa di refresh.
Fanny menatap Kaysar kesal. Laki laki tampan itu hanya tersenyum miring.
"Oh, ada Fanny. Pantas Eriel buru buru keluar tadi," cetus Jef salah paham.
Kaysar memutar bola matanya, saling kesalnya. Harusnya Jeff diam aja biar ngga nambah masalah.
Zayn mulai menarik paksa Eriel untuk ikut bersamanya.
Fazza mulai paham dengan situasi yang terjadi sekarang.
"Aku duluan, ya." Tangannya pun menarik tangan Jef agar ngga berkata apa apa lagi yang bisa membuat suasana tambah rumit.
Nathan cepat tanggap dengan cara Fazza menghindarkan dirinya dari masalah.
"Kita duluan juga, ya. Maklum pengantin baru," canda Nathan membuat wajah Zoya merona. Dia pun tersenyum tipis pada Fanny yang juga sedang berusaha tersenyum walaupun terlihat kaku.
Zoya lega Nathan membawanya pergi. Dia ngga terlalu akrab dengan Fanny. Lagi pula situasi ini, seperti sedang ada perang antara Eriel dan Fanny.
Setelah banyak masalah dalam hidupnya, Zoya sudah ngga ingin mencampuri masalah orang lain. Lebih baik memfokuskan hidup untuk kebahagiaan dia sendiri. Bersama Nathan.
Kaysar yang ditinggal sendiri saja bersama Fanny langsung memaki panjang pendek dalam hatinya.
"Sorry, ya, Fan. Gue duluan," ujar Kaysar langsung pergi begitu saja tanpa menunggu jawaban Fanny. Dia ngga menerima jasa konsultan saat ini.
Fanny menatap mereka semua dengan perasaan kesal dan merasa terabaikan. Mengapa ngga ada satu pun yang menghiburnya.
*
*
*
Edna memegang lengan Shakti dan menempelkannya di pipinya. Sebelah tangannya yang lain mengusap kepala Shaka perlahan.
Shakti masih menggunakan tabung oksigennya. Atas permintaan Ronnie dan Sintha, Baik di sekolah dulu maupun sekarang, selalu ada dokter yang menjaga kedua putra kembar Edna yang sudah dia anggap sebagai cucunya. Terutama buat mengatasi kondisi tak terduga Shakti. Begitu juga dengan para pengawal yang siap sedia menjaga keselamatan cucu cucunya dari penculikan.
Dari tatapan mata putra kembar keduanya, terlihat dia baik baik saja.
"Lain kali nurut. Lihat gara gara kamu mami nangis, kan," marah Shaka sambil menatap malas adik kembar beberapa menitnya.
Shakti mengangguk dan menatap Edna seakan meminta maaf.
Edna mencium Shaka gemas, Sandra pun menoyor pelan kening Shaka juga dengan perasaan gemas. Anak tampan itu tertawa berderai, hilang sudah ekspresi penuh kemarahannya tadi di wajahnya. Shakti pun ikut tersenyum.
"Hai....., adiknya sudah ngga apa apa?" sapa seorang perempuan cantik dengan jas dokter. Kebetulan pintunya sedang terbuka.
"Sudah baikan , tante," sahut Shaka dengan senyum lebarnya.
Edna dan Sandra saling pandang, heran, karena keduanya ngga mengenal gadis cantik itu.
"Kanalkan nona, itu teman saya waktu kuliah dulu. Ngga nyangka dia dinas di rumah sakit ini," ucap dokter Mira, dokter putra kembarnya.
"Edna." Karena tangannya berada dalam genggaman Shakti, Edna hanya menganggukkan kepala dan tersenyum
"Audrey," balas dokter cantik itu ramah.
Sandra pun mengulurkan tangannya yang disambut Audrey.
"Sandra."
"Audrey."
Keduanya saling melempar senyum hangat.
"Papinya lagi kerja, ya?"
Edna dan Sandra saling pandang. Pertanyaan yang sudah biasa mereka dengar. Tapi belum sempat Edna membuka mulutnya untuk menyahut, Shaka sudah menjawab tanpa beban.
"Iya, tante. Sedang bantu bantu malaikat di surga."
Audrey terpana mendengarnya, kemudian melayangkan tatapan bersalahnya pada Edna.
"Maaf." Batin Audrey mengumpati mulutnya yang terlalu ramah. Hatinya merasa tertampar saat melihat ekspresi santai anak tampan itu saat menjawab pertanyaannya tadi.
"Ngga apa apa." Edna maklum.
"Ngga usah terlalu dipikirin," senyum Sandra menimpali.
Ngga lama kemudian ponsel Audrey bergetar, ada notifikasi pesan dari tunangannya, Dirga. Laki laki yang hampir gagal move on itu sudah berada di parkiran. Audrey pun punya alasan untuk pergi, karena dia masih merasa ngga enak hati dengan situasi yang sudah dia ciptakan.
"Maaf, saya duluan, ya," pamitnya setelah memyimpan ponselnya ke dalam tasnya
"Silakan," sahut Edna dan Sandra berbarengan.
Audrey menatap Shakti yang sedang tersenyum padanya.
"Cepat sembuh, ya, anak tampan."
Shakti menganggukkan kepalanya.
"Namanya Shakti, tante. Aku Shaka," sela Shaka sekalian memperkenalkan diri. Tadi waktu pertama bertemu mereka belum sempat berkenalan.
"Oke, Shakti, Shaka." Tangan Audrey pun mengusap kepala keduanya bergantian dengan hati terenyuh.
Sekecil ini sudah ditinggalkan, papinya, batinnya sedih sebelum meninggalkan ruangan vvip itu.
Matanya jadi memanas saat dia sudah menjauh.
Tabah banget maminya.
"Kamu kenapa?" tanya Dirga khawatir melihat mata tunangannya yang biasanya sangat ceria tapi kini seperti akan menangis.
"Ada yang ganggu, kamu?" Pikiran Dirga sudah overthinking aja.
"Engga. Aku cuma sedih ada anak kembar lucu tapi yang satunya punya penyakit jantung bawaan sejak lahir," jelas Audrey sambil mengusap matanya.
"Benar begitu?" tanya Dirga masih ngga percaya.
"Iyaaa...... Dirgaaa...... Ngapain aku bohong," kesal Audrey campur manja.
"Syukurlah kalo begitu." Dirga pun mengacak puncak kepala Audrey dengan tatapan sayang.
"Dirga, yang bikin aku sedih, anak kembar itu sudah ngga punya papi lagi."
Dirga menahan pintu mobilnya karena terkejut mendengar ucapan lemah Audrey.
"Wajar kalo kamu sedih."
"Aku jadi takut kalo nanti aku akan kehilangan kamu," tukas Audrey sedih.
Dirga tertegun.
"Kamu ngomong apa, sih. Aku ngga mungkinlah ninggalin kamu." Dirga pun mendekat dan mengecup bibir Audrey sekilas.
"Dirga.....! Gimana kalo nanti ada yang lihat," seru Audrey panik dengan jantung berdebar keras. Ngga bisa dipungkiri ada letupan kebahagiaan dalam hatinya.
"Aku lebih suka melihat kamu begini dari pada kamu yang cengeng. Ngga cocok," tawa Dirga tergelak gelak.
"Dirga.....!" gemas Audrey sambil menanamkan cubitannya yang sangat dalam di lengan Dirga.
Dirga ngga meringis malah tawanya tambah berderai membuat Audrey juga ikut tergelak jadinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Paksi Winata
/Curse//Curse//Curse//Curse//Curse//Curse/ ada cerita dirga n aundrey dsini.
2024-11-03
2
Sri Siyamsih
adakah kisah dirga n audrey thor d cerita nathan kurang lenkap y 🤭
2024-05-24
4
erinatan
Edna sungguh wanita luarrrr biasa💪
2024-05-01
1