"Edna, kamu ngga apa apa kita kerja sama dengan teman teman kamu waktu SMA?" tanya Sandra serius setelah mereka berada di luar kamar.
"Ngga apa apa."
Sandra terdiam. Rasanya papinya sudah melakukan kesalahan besar memindahkan Edna di sini bersamanya.
"Kalo kamu merasa ngga sreg, kita bisa pindah dari sini," usul Sandra memberi pilihan.
"Ngga apa apa, di sini saja."
"Oke. Pokoknya kamu tinggal kasih tau aja, ya." Senyum Sandra menenangkan.
"Ya." Edna pun membalas senyum Sandra. Ngga mungkin dia bisa selamanya menghindari masa lalunya. Mungkin nanti akan ketahuan siapa papa dari bayi kembarnya. Laki laki mengerikan itu.
*
*
*
"Dad, jadi anaknya Om Ronnie hanya Askara dan Sandra? Daddy dapat informasi yang tepercaya, kan? Sudah yakin benar, kam?" berondong Eriel dengan tatapan mendesaknya.
Tad Eriel langsung melajukan mobilnya sangat kencang untuk menemui daddynya di ruangannya.
"Kamu pikir data daddy abal abal?" Rakha menatap kesal anak kesayangan istrinya.
"Bukan begitu, Dad. Aku rasa data Daddy sudah lama ngga diupdate," cibir Eriel agak putus asa. Padahal dia mengira akan mendapat informasi yang sangat akurat dari Daddynya.
Saking ngebutnya tadi dia bahkan dua kali melanggar lampu lalu lintas dan hampir ditabrak mobil tangki. Pasti ngga lama lagi dia akan mendapatkan surat tilangan elektronik. Dan dia akan mendengar omelan mami serta oma opanya bergantian lebih dari satu jam.
Rasanya ngga sebanding banget dengan apa yang dia dapatkan.
TUK!
"Kenapa kamu ngga percayaan begini?" kesal Rakha.
"Bukan gitu, Dad. Siapa tau Om Ronnie punya anak yang lain lagi."
TUK!
"Kamu kalo ngomong jangan sembarangan."
Kalo toyoran pertama ngga ngaruh apa pun pada Eriel karena terlalu lemah, toyoran kedua dilakukan Rakha lebih keras agar anak tengilnya bisa lebih menggunakan otaknya.
"Sakit, Dad," kesal Eriel. Selalu saja dia diperlakukan seperti anak kecil.
"Akhirnya kamu bisa merasa sakit juga," tawa Rakha tergelak gelak setelah berhasil membuat putranya meringis.
Eriel melengos. Dia selalu heran kenapa maminya bisa jatuh cinta pada Daddy model begini.
"Tumben kamu tertarik dengan silsilah keluarga Om Ronnie. Kamu suka sama anaknya, si Sandra? Sayangnya Om Ronnie lebih menyukai Nathan atau Fazza buat jadi mantunya," cela Rakha-Daddy Eriel panjang lebar.
"Aku serius, Dad. Jadi bener anak Om Ronnie cuma dua, ya?"
Kalo gitu apa hubungan Edna dengan keluarga Sandra? Hanya teman atau sekretarisnya saja?
Tapi Eriel ingat akan perhatian Sandra yang sepertinya ngga mungkin hanya teman atau sekretaris saja. Lebih dari itu pastinya.
"Iya. Kenapa kamu rewel banget, sih," dengus Rakha mulai sebal. Padahal kerjaannya masih banyak, tapi masih saja digangguin dengan pertanyaan ngga jelas dari putra tunggalnya.
"Maaf, Dad. Mungkin aku salah," senyumnya dengan penuh rencana. Dia akan menyuruh pengawalnya memata matai dan mencari informasi yang lebih akurat lagi tentang keluarga Om Ronnie.
"Hemm....".Dengus Rakha masih kesal. Dia tau saat ini putra tunggalnya sedang merencanakan sesuatu.
"Jangan aneh aneh," sambungnya lagi memperingatkan.
Eriel hanya nyengir.
"Lagian mereka terakhir kalj di Surabaya."
"Masa Dad?" tatap Eriel ngga percaya.
"Aku ketemu Sandra tadi, Dad. Perusahaannya ikut pengerjaan lima unit aparteman luxury," dengus Eriel kesal.
Ternyata benarkan, udah lama ngga update, cibir Eriel dalam hati.
"Benarkah?" Rakha sampai bangkit dari duduknya.
Seingatnya Ronnie masih berada di Surabaya bersana putra pertamanya Askara. Kirain Rakha, Sandra-putri keduanya juga bersama mereka di sana.
Dia kurang tau siapa saja yang mengurus pembangunan proyek lima buah apartemen mewah. Dia sudah mewakilkan pada Eriel, begitu juga sahabat sahabatnya. Mereka mewakilkan pada putra putri mereka. Jadi memang dia ngga tau kalo ternyata Ronnie ikut ambil bagian juga dan mewakilkannya pada putrinya di projek itu.
Lagian sangat aneh kenapa Eriel ngotot bertanya tentang Sandra....
Dia suka sama Sandra?
Rakha tanpa sadar menggelengkan kepalanya, sangat ngga yakin.
"Kamu mau Daddy lamarkan Sandra? Tapi Daddy ngga yakin Ronnie mau terima kamu," decih Daddynya-Raka dengan seringai ejekan.
Sudah jelas Ronnie lebih suka dengan Fazza atau Nathan. Karena Fazza sudah menikah, kandidatnya tinggal Fazza. Sayangnya Fazza dan Sandra ngga menunjukkan ketertarikan sama sekali.
"Bukan Sandra. Dad. Tapi saudaranya."
Rakha menatap horor.
"Jangan buat mamimu sakit jantung karena kelainan s*e*x mu!"
"Daddy ngomong apa, sih. Aku normal," seru Eriel ngga terima. Ngga mengerti dengan jalan pikiran Daddynya.
"Saudara Sandra cuma Askara, huft...." Dia cepat menutup mulutnya. Hampir saja dia memaki putra kesayangan istrimya.
"Ada satu lagi, Daddy. Perempuan. Aku kirain Daddy tau tentang seluruh keluarga Sandra. Tapi ternyata enggak. Ya sudahlah, aku nyari tau sendiri aja," kesal Eriel sambil berbalik pergi.
Anak kurang ajar, maki Rakha akhirnya memaki juga dalam hati. Tapi ketika akan menyemburkan kemarahannya pintu ruangannya sudah tertutup dengan keras.
Ronnie punya anak perempuan? Yang benar saja, dengusnya kesal.
Dia dapat berita dari mana!
*
*
*
Atas rekomendasi dokter Hasan, Edna membawa Shakti menemui dokter Khanza, dokter spesialis jantung yang sudah sangat populer di kota ini. Karenanya dia meminta Sandra mengantarkan Shaka ke sekolah. Karena dia akan mengurus Shakti lebih dulu. Untungnya Shaka.ngga protes dan mau sekolah sendirian tanpa Shakti.
Rumah sakit ini lebih besar dari rumah sakit yang dia.datangi sebelumnya. Juga lebih megah.
"Silakan, Nyonya Edna," ucap perawat itu ramah sambil membukakan pintu ruangan dokter, memutuskan rasa kagumnya pada keindahan rumah sakit ini.
"Terima kasih. Ayo, sayang."
Shakti tersenyum. Walau bosan dengan rutinitasnya memeriksakan kondisi jantungnya, tapi dia ngga menunjukkannya di depan maminya.
"Dokter," sapa perawat itu saat sudah berada di samping sang dokter yang masih menunduk membaca riwayat penyakit pasiennya.
"Oke."
Mata Khanza terpaku melihat wajah anak laki laki di depannya. Mirip sekali dengan Rakha waktu masih kecil. Khanza ngga mungkin melupakan wajah jahil sahabatnya itu.
"Dokter." Suara perawatnya seakan menjemputnya yang terdampar di tempat yang paling jauh. Perawatnya menatap heran melihat kebengongan Khanza. Sementara Edna jadi agak rikuh dan canggung karena melihat tatapan terkejut dokter yang mungkin seusia almarhum mamanya pada putranya.
"Silakan," senyum Khanza dengan ramah sehingga Edna mulai merasa nyaman.
Khanza membaca sekilas keluhan yang dialami pasien kecilnya.
"Halo tampan... Kelihatannya kamu baik baik aja."
Shakti tertawa mendengar sapaan ramah dokter yang menurutnya seperti omanya.
"Mami dengar, kan, aku baik baik aja kata oma dokter."
Hati Khanza berdesir mendengar kata oma yang diucapkan anak kecil tampan itu. Terasa menyejukkan.
Selain tampan, anak ini menyenangkan juga.
Beda banget dengan pemilik wajah yang mirip dengannya, analisa Khanza dalam hati.
"Tapi kemarin kamu sesak, gimana mami ngga khawatir," tawa Edna pelan mengingatkannya.
"Salahku mami, karena ingin menang dari Shaka," jelasnya tentang apa yang sebenarnya terjadi kemarin.
"Kamu kalahkan dia aja di pelajaran," usul Edna sambil
mengusap lembut kepala putranya.
"Dia punya kembaran?" celutuk Khanza yang sedari tadi berusaha mencerna obrolan ibu dan anak ini.
"Iya, bu dokter. Lagi sekolah. Kalo yang ini ijin."
"Ooh...." Senyum Khanza. Hatinyq senang bisa bertemu dengan anak kembar. Apalagi dia selalu berada dalam lingkungan orang orang kembar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
erinatan
memang dunian9vel sesempit daun kelor😅😅
2024-05-01
1
Diah Anggraini
dokter khanza.. itu cucu mu tau..
anaknya eriel si tengil..
2024-03-21
1
👏bhawel🖤¹²⁰² ⠀
fazza mulu kk.. nathan lho kembaran cleora mah🤭maaf, koreksi dikit🏃♀️🏃♀️🏃♀️
2024-01-15
2