Di belahan negara lain tepatnya di kanada, terdengar teriakan suara wanita yang terus memanggil nama Jacob di sebuah mansion mewah bergaya modern tersebut.
"Raul dimana Jacob?!" tanya wanita tersebut kepada seseorang yang ia panggil Raul.
"Maaf Nyonya Sasha, Tuan Jacob ada di ruang kerjanya." Jawab Raul sambil menunduk memberi hormat.
"Ada apa Mom?" sahut seorang pria yang kini berada di lantai dua mansion. Seorang pria gagah dan tampan yang sedang memperhatikan wanita baya yang nampak uring-uringan.
Dengan santai pria itu menuruni tangga menuju ibunya yang murka.
"Ada apa Mom?" Dia kembali bertanya sambil menyentuh kedua bahu ibunya, mencoba menenangkan.
"Apa kamu tahu apa yang terjadi pada Pamanmu, Jac?" tanya Shasa penuh amarah.
"Aku tahu, Mom?"
Segera wanita itu melepas kedua tangan Jacob yang ada di bahunya, "bagaimana kamu bisa sesantai ini, sedangkan tangan Pamanmu sudah di potong oleh Felix, Jack!" teriak Sasha yang begitu murka. "Tidak hanya itu, dia juga menyerang mansion Pamanmu!" sambungnya.
Dia menghela nafasnya sembari memijit pelipisnya, mencoba bersabar menghadapi ibunya yang terus membeo. "Baiklah, aku akan menyelidiki ini semua, Mom?"
"Ingat Jac, Kau harus membuat perhitungan padanya. Sekalipun dia pernah berstatus menjadi Kakakmu, kau jangan percaya padanya" ucap Sasha memperingatkan.
"Tenang lah Mom, Jacob akan selesaikan ini semua" sambil mengelus punggung ibunya.
"Baiklah, Mama balik sekarang." Di peluk putranya itu dan Jacob membalas mencium puncak kepala ibunya.
Segera Sasha keluar dari mansion tersebut dan memasuki mobil mewahnya yang di kawal beberapa pengawal.
"Raul selidiki apa yang terjadi mengenai Paman John. Tidak mungkin Kakakku berbuat seperti itu tanpa ada sebabnya. Dia bukan tipe orang memukul lebih dulu kalau tak ada yang memulai" titahnya.
"Baik Tuan!" jawab Raul
Setelah beberapa jam melakukan penyelidikan, Raul berhasil mendapatkan informasi alasan penyerangan Felix ke mansion paman bosnya itu, dan segera menyampaikannya ke tuannya.
Dari penjelasan anak buahnya, Jacob bisa mengerti kenapa Felix bisa semurka itu sampai harus memotong tangan pamannya. Jika dia di posisi kakaknya, dia pun akan melakukan hal yang sama.
"Ini bukti atas keterlibatan Tuan John, Tuan."
Raul memberikan beberapa foto yang menangkap pamannya sedang melakukan pertemuan rahasia dengan anggota mafia dari Adygea untuk melakukan transaksi senjata hasil rampasan pamannya. dan senjata rampasan itu adalah senjata milik Felix yang akan di kirim ke timur tengah melalui laut Mediterania.
Begitu berani pamannya mengusik kakaknya. Bahkan untuk mafia kelas kakap saja tak berani mengusik Felix secara terang-terangan, karena mereka sadar akibat yang harus di tanggung jika itu sudah mengenai pemimpin organisasi Wolf syndicate.
"Raul, awasi terus pergerakan Paman John, jika rencananya sampai melibatkan ibuku, habisi saja dia."
"Baik, Tuan."
Lekas Raul meninggalkan Jacob sendiri di dalam ruang kerjanya.
Sedangkan di ruangan itu sendiri Jacob sedang memandangi foto keluarga berukuran 4R di tangannya, di mana foto tersebut terdapat dirinya bersama Felix saat usia mereka masih anak-anak dan kedua orang tua mereka.
Ddrrt...ddrrt...
Terdengar dering ponsel milik Jacob.
"Tuan, mobilnya sudah saya siapkan." Suara anak buahnya dari balik ponsel miliknya.
Jacob beranjak dari duduknya menuju mobil yang sudah di siapkan. Bergegas dia menuju rumah sakit bersama beberapa anak buahnya yang lain.
Sampai di rumah sakit, Jacob melangkah ke ruang perawatan di mana John di rawat. Di sana sudah ada beberapa anak buah pamannya yang berjaga di depan pintu.
"Selamat sore, Paman? Bagaimana keadaan Paman?" Ujar Jacob sembari meletakkan sekeranjang buah di atas nakas.
Bukanya menyambut keponakannya dengan wajah senang karena sudah di jenguk, John malah memasang mimik wajah sebaliknya. Dia menatap sinis kehadiran Jacob.
Akan tetapi Jacob tak terkejut dengan sikap pamannya, karena memang hubungan mereka dalam kondisi agak merenggang saat ini, mungkin itu yang mempengaruhi suasana hati pamannya saat melihat dirinya.
"Kau pasti menertawai keadaanku ini, kan?" Ucap John menatap kesal pada Jacob.
Kekesalan pamannya hanya di balas senyuman oleh Jacob, dan malah itu membuat hati John semakin dongkol.
"Keluarlah! Jika kau hanya berniat mengejekku!" Seru John.
Jacob masih tak menjawab tuduhan pamannya, meski sebenarnya itu benar adanya. Dia memang ingin menertawai kebodohan pamannya yang memiliki otak bersumbu pendek.
Dia melihat betapa menyedihkan pamannya yang kehilangan tangan kirinya hanya karena rencana bodohnya yang ingin menghancurkan Felix.
"Paman dengarkan aku. Biar begini aku masih keponakanmu, karena itu aku peduli." Jacob lalu duduk di kursi dekat tempat tidur pasien.
"Aku hanya mau bilang, lupakan keinginan Paman untuk mengusik Kak Felix. Kekuatan Paman tak sebanding dengannya. Jika Paman masih sayang dengan nyawa Paman, maka berhentilah mulai dari sekarang." Ucapnya lagi.
Lekas Jacob beranjak dari duduknya setelah memperingatkan John.
"Cih! Kau masih saja naif Jacob. Kau pikir dengan begini Felix mau menerimamu lagi menjadi adiknya. Bahkan Felix tak sekalipun menganggap mu saudara sejak dulu."
Jacob menatap dingin pamanya. Tanpa pria itu bilang pun dia sadar, memang hubungannya dengan Felix memang tidak akan membaik setelah kejadian percobaan pembunuhan yang di lakukan ibu kandungnya dulu terhadap ibu angkatnya, yang tak lain ibu kandung Felix.
Jacob kemudaian pergi begitu saja tanpa menghiraukan pamanya.
Seperti yang di katakan John, hubungan Felix dan Jacob memang tidak baik. Kejadian itu bermula 20 tahun lalu, saat Jacob bersama ibunya hadir di tengah keluarga Yusupov. Ketika itu usia Jacob masih 8 tahun, lebih mudah dua tahun dari Felix yang usianya 10 tahun.
Sepeninggal Ayah Jacob yang bernama Alan Smith di tengah konflik perebutan wilayah kekuasaan antar mafia, Ayah Felix bernama Vladimir Roger Yusupov membawa mereka untuk menjadikannya bagian dari keluarga Yusupov, sebagai bentuk rasa terimakasih Roger pada tangan kanannya itu.
Sebab karena jasa Alan lah, Roger bisa selamat dari maut yang hampir merenggut nyawanya, hingga nyawa Alan sendiri terenggut karena melindungi dirinya.
Namun tabiat Sahasa tak cukup hanya tinggal bersama keluarga Yusupov. Karena sifat tamak yang dia miliki, Shasa berkeinginan menjadi Nyonya besar di keluarga tersebut. Rasa keinginan untuk memiliki Roger begitu kuat dalam hatinya, meski dia harus menyingkirkan ibu Felix sekalipun.
Dengan berbagai cara, Sahasa berusaha menyingkirkan ibu Felix yang bernama Anastasia. Dari menyewa pembunuh bayaran, hingga bekerja sama dengan musuh Roger sendiri.
Namun bangkai yang di tutupi pada akhirnya tercium juga. Rencana jahat Shasa di ketahui langsung oleh Roger.
Pengkhianatan Shasa membuat Roger ingin menghabisinya saat itu juga, tapi mengingat Roger menghormati mendiang Alan dan juga putra angkatnya yang masih kecil, maka Shasa di biarkan hidup, dan di asingkan ke wilayah Dagestan dalam pengawasan Roger. Sedangkan Jacob masih tinggal bersama keluarga Yusupov dengan kasih sayang melimpah dari kedua orang tua Felix tersebut.
Tapi mungkin karena kelicikan Shasa yang sudah mendarah daging padanya, tujuh tahun kemudian dia berhasil mengelabuhi semua orang dan berusaha menyingkirkan Anastasia sekali lagi, tapi percobaan pembunuhan itu pun gagal. Bahkan sangking muak nya, hampir saja Felix menebas kepala Shasa dengan katana yang di milikinya.
Kejadian itu lah menjadi titik balik hubungannya dengan Felix sangat buruk. Meskipun hubungannya dengan orang tua angkatnya tak ada masalah, tapi Felix masih tidak terima kejadian itu sampai sekarang.
Di tambah pamannya yang sering berulah memancing amarah Felix. Sudah pasti itu akan di kaitkan dengan ibunya, dan itu juga berimbas bagi dirinya, meski Jacob sama sekali tidak terlibat dengan setiap rencana pamannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments