"Tuan, kami sudah mengurus semuanya." Ucap seorang pria, sembari menunjukkan potongan tangan yang terbungkus kain hitam di dalam peti.
"Kerja bagus, Demis" suara rendah seorang pria yang sedang duduk di sofa sambil melipat kedua tangannya di dada. Pria tersebut memandangi potongan tangan yang di bawa anak buahnya, sembari setengah tersenyum.
Dia adalah Felixsovich Yusupov. Seorang pemimpin kelompok dunia bawah asal Rusia, yang memimpin salah satu kelompok organisasi besar bernama Wolf syndicate. Kelompok organisasi dunia bawah dengan segala aktifitas ilegal yang mencakup berbagai aktifitas pasar gelap di dalamnya.
"Demis, apakah perjalanan untuk bulan depan ke Bali sudah kau siapkan?" tanya Felix sembari memainkan koin emas di tangannya.
"Sudah Tuan, pertemuan kali ini sudah di tentukan di gedung rahasia kita. Beberapa anak buah kita pun sudah berangkat lebih awal untuk memastikan keamanannya." Jawab Demis sambil memberikan beberapa berkas yang berisi nama-nama yang akan hadir.
"Jacob Adam Smith?" nama yang keluar dari mulut Felix.
" Iya Tuan, Tuan Jacob juga akan hadir di pertemuan nanti."
Felix berekspresi tak suka ketika mendengar nama yang di sebutkan Demis, sembari tetap fokus melihat berkas tersebut.
"Demis, aku butuh hiburan untuk melepas lelah."
Seperti biasa, Demis langsung mengerti apa yang di inginkan tuannya. Lekas dia keluar untuk mendapatkan apa yang diinginkan bosnya tersebut. Dia menuju ke suatu tempat dimana yang dibutuhkan bosnya itu bisa ia dapatkan.
Mobil sedan hitamnya sampai di depan sebuah Club malam di tengah kota Saint Petersburg. Demis turun dari mobil, lalu segera masuk ke gedung Club berlantai dua tersebut.
Beberapa penjaga berbadan besar menyambutnya dengan hormat. Siapa yang tidak tahu Demis, sang tangan kanan pemimpin organisasi Wolf syndicate. Kalaupun ada yang tidak tahu, mungkin itu pengunjung biasa yang baru masuk ke Club tersebut, tapi bagi orang lama di sana, nama itu sudah seperti nama keramat yang musti diingat, karena itulah eksistensi seorang mafia yang memiliki pengaruh besar di dalam dunia bawah.
"Selamat datang, Tuan Demis?" sambutan seorang wanita paruh baya dengan riasan menor yang tengah duduk di sofa bar sambil menghisap sebatang rokok di tangannya. Dia bernama Laura, yang biasa di panggil Madam Laura. Dia adalah pemilik Club malam Bee hive.
"Berikan yang baru untuk Tuan Felix." Ujar Demis tanpa basa-basi.
Laura menyunggingkan sudut bibirnya melihat Demis yang tanpa ba bi bu langsung meminta yang di perintah oleh tuannya.
"Baiklah, ikuti aku." Madam Laura bangkit dari duduknya, lalu melangkah menuju ke sebuah ruang dapur yang kosong, dengan diikuti Demis dibelakangnya. Wanita itu membuka lemari es dua pintu yang cukup besar, kemudian melangkah ke dalamnya, seperti lemari es itu adalah sebuah pintu rahasia yang di samarkan.
Dan benar saja, beberapa langkah memasuki pintu rahasia tersebut, dentuman musik terdengar semakin keras, dan di balik pintu lemari es itu adalah sebuah ruangan yang tak kalah luas dari ruangan sebelumnya, bahkan suasana di ruang Club rahasia tersebut lebih panas suasananya, bukan dalam arti sebenarnya.
Club itu adalah Club khusus untuk di nikmati para pengunjung kelas atas, seperti pengusaha, mafia, bahkan kalangan pemerintah nakal yang haus akan hiburan malam. Bahkan ruangan itu merupakan tempat prostitusi milik Madam Laura yang sengaja ia sembunyikan.
Semua pengunjung di sana menari kegirangan di bawah pengaruh minuman beralkohol yang mereka tenggak. Dan lebih gilanya tempat itu membebaskan pengunjung di sana melakukan apapun termasuk...
Demis tak bereaksi apapun karena dia pun sudah tahu dan sering keluar masuk ke Club malam tersebut untuk menjalankan tugasnya saja.
"Silakan masuk, Tuan Demis." Ucap Laura mempersilahkan.
Disana sudah ada lima wanita yang tengah berdiri dengan pakaian minim mereka yang super ketat, dengan tujuan Demis sendiri yang memilih wanita itu untuk tuannya.
"Bagaimana, Tuan Demis. Mereka semua baru. Aku jamin tak ada yang cacat dari mereka." Ujar Laura penuh keyakinan, "atau anda bawa saja semuanya untuk anda nikmati juga." lanjutnya sambil terkekeh.
Tapi tawa menggodanya seketika sirna ketika Demis melempar tatapan tak suka atas perkataannya tersebut.
Laura menelan ludah, "baiklah, baiklah, anda jangan marah begitu, akan segera saya pilihkan saja."
Kemudian Laura memerintahkan salah satu wanita muda yang di anggap memenuhi syarat untuk melayani Felix untuk maju ke depan.
"Wanita ini namanya Elis, anda bisa bawa sekarang."
Tanpa mengatakan sepatah kata pun pada Laura, Demis langsung membawa wanita di rekomendasikan olehnya.
"Tu-tuan, saya akan di bawa kemana?" tanya Elis yang sudah berada dalam mobil dengan Demis.
Sontak Demis memberhentikan mobilnya. Pertanyaan Elis membuatnya tak yakin wanita yang di bawanya dapat memuaskan tuannya. Karena sangat begitu jelas Elis seperti gadis muda yang tak punya pengalaman apapun.
"Umurmu berapa?" tanya Demis serius.
"18 tahu" jawab Elis ragu.
"Apa yang membuatmu bisa masuk ke Club itu?"
Pertanyaan Demis membuat Elis tak mampu menahan air matanya. "Saya melakukan ini karena keluarga saya terlilit hutang."
Jawaban Elis membuat Demis semakin ragu membawa wanita di sampingnya itu untuk menuju Mansion.
Demis memijat pelipisnya, lalu berkata, "Keluarlah, dan pulanglah ke keluargamu."
Tapi Elis malah menggelengkan kepalanya, "tidak, Tuan. Saya akan lakukan sesuai yang di minta madam Laura. Meskipun saya tidak punya pengalaman, saya sudah di ajari Madam untuk menghadapi Tuan Felix."
Begitu mendengar perkataan Elis, Demis tersenyum sinis. Pada akhirnya bagi Demis wanita sama saja, mau dia mengaku polos atau tidak, kalau sudah tahu siapa Felix, mereka tanpa ragu memberikan tubuh mereka untuk di nikmati tuannya. Dan alasannya sudah pasti, itu demi uang dan pengakuan.
Segera Demis melajukan kembali mobilnya menuju Mansion utama.
***
Di sebuah kamar yang cukup luas dengan beberapa perabotan yang sangat mewah, terlihatlah Felix yang sedang duduk di sofa sambil menikmati minuman favoritnya, wine.
Tak lama terdengar ketukan pintu, di susul suara tangan kanannya. "Tuan, ini saya Demis."
"Masuk!" perintah Felix.
Terlihatlah Demis membawa seorang wanita yang cukup muda dan cantik di hadapannya. Felix cukup puas dengan wanita yang di bawa Demis malam ini.
"Kemari lah!" perintah Felix pada Elis. Lalu matanya melihat ke arah Demis, perintah agar anak buahnya itu keluar.
Demis mengerti dan segera keluar meninggalkan kamar tersebut.
Felix segera memulai kebiasaannya. Dia memerintahkan Elis untuk melayani dirinya tanpa melihat tubuhnya dengan menutup kedua mata Elis, karena Felix memang tidak suka tubuhnya di lihat saat berhubungan.
Suasana yang mulai penuh gairah, membuat keduanya pun berakhir di atas ranjang putih kamar tersebut.
***
Di tempat lain Ana berada.
Perjalanan menuju Bali sekitar 8 jam dari desanya, ia menggunakan bus, kemudian naik kapal untuk menyebrang ke pulau Bali. Hingga sampailah dia ke tempat tujuan yang di janjikan oleh Lia.
Ana merasa hatinya lega karena sampai tujuan dengan selamat. Ia sampai di Bali saat pagi buta karena itu jalanan masih sepi.
Ana menghubungi Lia namun tak ada jawaban.
"Apa Kak Lia masih tidur, ya? Ini kan memang masih sangat pagi." Ucap Ana dalam hati.
Akhirnya Ana memutuskan untuk menunggu di bawah sebuah pohon yang terdapat tempat duduk, sembari beristirahat, melemaskan otot-otot nya yang terasa kaku dari perjalanan yang cukup lama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 135 Episodes
Comments
Esperanza
Setiap kali baca cerita ini, pasti bikin aku ikutan senyum-senyum sendiri hehe 🥰
2023-12-02
2