Sakit

 

Ternyata saat itu Nala sedang demam untung saja Mita menyadari nya kalau majikan nya sedang tidak baik baik saja, mita pun memberi tahu Alga, Alga segera memanggil tiga dokter dan beberapa suster untuk memeriksa keadaan Nala, Nala merasa seperti pasien yang sangat istimewa sampai diperiksa banyak dokter dan suster.

Setelah di periksa dan di beri obat penurun demam semua dokter dan suster pun pulang, awal nya Alga meminta mereka semua merawat Nala sampai sembuh namun Nala tolak karna dia merasa sudah baik baik saja dia tidak suka di rawat banyak orang.

Alga pun menuruti apa mau Nala dari pada gadis itu memilih pergi ke rumah Aluna, Alga tampak terlihat cuek dengan Nala namun sebenar nya dia sangat perhatian dengan Nala bagi Nala begitu, tapi bagi Alga mungkin merasa repot kalau sampai dia sakit.

"Kamu sakit karna jatuh dari sepeda?" tanya Alga.

"Iya."

"Ini semua salah Aluna kan? Dia yang mengajak mu balapan sepeda sampai membuat mu seperti ini?" tanya Alga dengan nada dingin nya.

"Tidak ini salah Nala sendiri karna ceroboh," jawab Nala.

Namun Alga tidak mendengarkan jawaban Nala, dia langsung menelfon Aluna.

"Alga jangan telfon Aluna!!" panik Nala takut Aluna berkata sejujurnya pda Alga.

"Halo."

"Apa lo mau marah? Gua sama istri lo sama sama sakit! Nggak usah ngomel sama gua! atau gua siapin kuburan buat lo!" ancam Aluna langsung mengomel dari telfon, mungkin dia tahu Alga mau marah padanya karna Nala pulang dalam keadaan babak belur.

Tut!

Alga langsung mematikan telfon sebelum Aluna kembali mengomel, Nala yang melihat itu hanya bisa geleng geleng kepala, dia sudah melarang Alga menelfon Aluna tapi tidak di dengarkan.

"Sudah puas kena marah Aluna?" tanya Nala.

"Saya akan siapkan pemakanan untuk sahabat mu itu," saut Alga tampak kesal namun dia sembunyikan dengan wajah datar nya.

"Aluna belum mati," jawab Nala heran.

Alga pergi dari kamar Nala membiarkan Nala terdiam kebingungan padahal Nala sedang menunggu jawaban dari Alga tapi sepertinya dia tidak akan mendapatkan jawaban nya.

Nala merasa kepala nya sangat pusing ini pasti karna dia sekarang sedang demam, padahal dia pikir dia akan baik baik saja namun ternyata dia salah, mungkin karna dia kepikiran dengan masalah baru nya, dia takut juga kalau yang dia lihat saat itu adalah kebenaran kalau Xavier adalah ketua gangster kejam itu.

"Tidak mungkin. Nala pasti salah lihat tidak mungkin dia sejahat itu," ucap Nala yang tidak sadar diri kalau dia  sendiri kelihatan polos tapi pekerjaan nya pembunuh bayaran.

"Mimpi tadi kenapa muncul lagi? Padahal kan sudah lama sekali itu terjadi, Nala jadi takut lagi," ucap Nala merasa tidak suka harus mengalami mimpi buruk itu lagi membuat nya teringat dengan hari terburuk nya.

Saat itu Nala tadi penasaran siapa yang sudah menolong, namun sayang nya seberusaha dia cari tahu tetap saja dia tidak dapat mengetahui siapa yang sudah menolong nya, dia juga tidak ingat wajah pria itu, tapi dia rasa suara pria itu mirip dengan seseorang yang dia kenal.

"Kalau Nala ketemu lagi sama dia Nala mau ganti uang dia sama mau bilang terimakasih banyak karna sudah menolong Nala," monolog Nala.

"Suara pria itu kalau di ingat ingat lagi mirip dengan suara Kak Alga ya?"

"Tapi tidak mungkin itu Kak Alga. Kita kan baru ketemu saat itu," ucap Nala.

Di luar kamar Nala terlihat Alga sedang berbicara dengan Mita.

"Jaga dia baik baik. Untuk beberapa hari ini larang dia keluar dari mansion," ucap Alga dengan nada tegas.

"Baik Tuan."

"Tuan apakah dia sudah kembali? Dia akan menganggu Tuan dan Nyonya?" tanya Mita khawatir.

"Tidak akan. Jangan biarkan orang mencurigakan masuk ke mansion ini tanpa seizin saya," ucap Alga memperingatkan.

"Baik Tuan."

...........

Disisi lain terlihat Aluna yang sedang berada di ruang rawat Kelvin, terlihat Kelvin sedang berbaring di ranjang rumah sakit dengan beberapa alat medis yang dipasang di tubuh nya, Aluna tampak sudah lebih baikan dari sebelum nya walau dia juga masih merasa seluruh tulang nya hampir remuk.

"Gua nggak bisa jalan lagi?" tanya Kelvin dengan nada pelan.

"Iya. Lo harus sembuh baru lo bisa jalan lagi, tenang aja selama lo sakit gua bakal rawat lo," saut Aluna santai di tutup senyuman manis nya.

"Jangan mau di rawat Aluna! Bisa mati suri lo!" ujar seseorang baru saja datang dengan di bantu Santi.

Pria itu adalah F dan F adalah Farhan siapa lagi kalau bukan dia, sudah bisa di tebak dari inisial nya dan benar kalau dia juga bagian dari anggota pembunuh bayaran karna dia butuh banyak uang untuk sekolah nya dan adik nya, sebab kedua orang tua nya sudah berpisah dan mereka hanya tinggal bersama nenek mereka yang sakit sakitan.

Sedangkan Santi dia juga butuh banyak uang untuk kehidupan nya karna dia anak yatim piatu juga setelah kedua orang tua nya meninggal dunia karna kecelakaan pesawat, dia tidak punya keluarga kalian selain kedua orang tua nya yang sudah tiada.

Mau tidak mau dia harus bekerja demi hidup nya namun karna mencari pekerjaan sulit di usia nya yang butuh banyak uang untuk sekolah dan biaya lain nya, dia pun menerima pekerjaan menjadi pembunuh bayaran.

"Idih sok tau lo!" kesal Aluna.

"Lo nggak boleh marah sama gua. Gua lagi sakit parah nih!" saut Farhan yang memanfaatkan sakit nya agar tidak kena pukul Aluna.

"Gua tau perut lo ditusuk pisau, tapi kenapa malah kaki lo pincang gitu?" tanya Aluna heran sebab dari tadi Farhan berjalan pincang dengan di bantu Santi.

"Biasa ngeleg otak nya," saut Santi heran.

"Waktu gua lari gua jatuh kesandung batu, tulang jempol gua patah," jawab Farhan dramatis sambil melihat ke arah jempol nya yang di perban.

Mereka pun hanya bisa menghela nafas melihat betapa dramatis nya Farhan, sementara itu Kelvin menjadi sedih karna dia tidak bisa berjalan dalam waktu lama karna luka tembakan di kedua kaki nya cukup parah.

"Gua nggak bisa kerja lagi kalau keadaan gua kayak gini Aluna?" tanya Kelvin yang memikirkan nasib nya kalau tidak kerja lagi.

"Tenang saja Jino akan urus semua biaya kita sampai kita semua pulih total, lo pasti bakal sembuh cepat kok kalau ada gua," ucap Aluna langsung menatap ke mata Kelvin membuat pria itu langsung terdiam.

"Lo yakin mau rawat gua? Gua nggak mau ngerepotin lo, gua bisa urus diri gua sendiri kok," jawab Kelvin dengan nada hati hati di takut membuat bos nya marah.

"Lo bawahan gua dan gua bos lo. Lo hanya perlu turuti apa mau gua nggak usah bantah," tegas Aluna menjawab.

"Ehem... Bau bau cilok!" ejek Farhan.

"Santi lo mau rawat gua juga kan?" tanya Farhan berbinar.

"Perlu gua siapin kuburan dimana?" tanya Santi membuat Farhan langsung menelan silvan.

"Hahahahah" tawa Aluna pecah seketika.

"Gua bantu cariin."

"Aluna!!"

.........

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!