Berhenti membunuh

 

Saat itu Nala sedang sibuk menata rambut nya setelah selesai keramas. Terlihat dia sedang sibuk di meja rias nya namun yang membuat Nala merasa tidak nyaman adalah Alga yang kini sedang duduk di sofa kamar tidur nya.

Pria tampan itu tidak pergi dari sana entah apa yang membuat nya masih duduk di sofa bermalas-malasan sambil memandangi layar hp nya. Walau dia sibuk dengan layar hp nya Nala yakin kalau Alga diam diam memerhatikan diri nya membuat dia merasa gugup.

"Kak Alga tidak ke kantor?" tanya Nala berusaha membuka topik.

"Nanti agak siangan," jawab Alga.

"Kamu berangkat sekolah dengan pak supir hari ini," ucap Alga.

"Biasa nya juga begitu. Tidak perlu memberitahu Nala," saut Nala santai dia tau Alga tidak akan mau mengantar nya ke sekolah.

Nala juga lebih suka di antar pak supir saja, dia tidak mau nanti satu sekolah menjadikan nya bahan gosip karna berangkat sekolah di antar Pak Alga yang sangat tampan.

"Kamu mau saya yang antar?" tanya Alga membuat gadis manis itu langsung terdiam sejenak.

"Tidak perlu. Nala tidak mau merepotkan Kak Alga," jawab Nala menolak dia tidak mau jadi bahan gosip juga jadi cari aman saja lah.

"Merepotkan atau kamu malu saya yang antar?" tanya Alga langsung membuat Nala bungkam sejenak.

"Nala tidak malu. Hanya saja nanti kita menjadi bahan gosip satu sekolah, Kak Alga mau itu terjadi?" tanya Nala dengan nada santai dia hanya memikirkan diri saat ini untuk cari aman dulu.

Alga membalas dengan senyuman tipis. Kemudian dia segera keluar dari kamar Nala membuat Nala merasa tidak enak sudah menolak tawaran pria itu.

"Kak Alga marah?" Nala bingung karena seharusnya Alga tidak akan marah padanya karena menolak.

.....

Nala berangkat sekolah seperti biasa di antar oleh pak supir, di depan sekolah terlihat ada salah satu kaum setan yang sudah menunggu nya dengan senyuman lebar.

"Nala!!" heboh Aluna.

"Aluna!!" heboh Nala.

Kedua gadis itu pun berpelukan sekilas seperti seseorang yang tidak ketemu satu abad. Beberapa murid yang melihat hal itu hanya bisa mengabaikan saja kehebohan kedua gadis itu dari pada kena masalah lebih baik cari aman dan hidup sejahtera.

"Yuk masuk." Nala dan Aluna pun segera masuk ke dalam gedung sekolah.

Nala dan Aluna berlomba ke kelas duluan siapa yang kalah sampai duluan di kelas harus traktir satu kelas di kantin, dengan kecepatan secepat kilat mereka pun lomba lari dan, akibat lomba lari itu mereka menabrak banyak orang di koridor sampai membuat beberapa yang di tabrak berjatuhan di lantai ada yang kissing sama tembok juga.

Brak!

Bugh!

Muach!

Yeah!!

Brak!

"GUA MENANG!!!" heboh Aluna sampai di depan dalam kelas duluan dia sampai menabrak pintu kelas yang sedang di tutup alhasil pintu itu rusak dan kepala Aluna benjol.

"Hahahahh!!" tawa satu kelas pecah seketika sedang Nala dia sedang tepar di lantai mengumpulkan nafas yang banyak karna dia sudah kehabisan nafas.

Aluna yang di tertawakan pun langsung menatap sinis seisi kelas sampai membuat semua pun bisu tiba tiba. Santi juga yang teriak paling kencang langsung pura-pura tidur di pangkuan Tara teman sebangku nya.

"Kalian ketawain gua?" tanya Aluna marah.

"ENGGAK!" jawab satu kelas serempak dari pada mereka akan di lempar sepatu kematian milik Aluna.

"Oh ya. Btw gua menang lomba lari hari ini kalian semua di traktir makan di kantin sama Nala," ucap Aluna sambil menunjuk Nala yang masih rebahan di lantai.

"Nala punya duit buat traktir kita semua?" tanya Mawar.

Nala mengangkat sebuah kartu black card ke udara dengan sempoyongan seketika semua mulut menganga melihat itu dan Santi yang sedang tidur langsung buka mata.

"WOWW!!"

"Apaan tuh?" tanya Aluna tidak tahu.

"Nggak tau. Tapi kata dia di dalam nya banyak uang," jawab Nala.

"Itu duit nya nggak bakal habis sampai tuju keturunan," jawab Farhan heboh.

"Wow!! Kuy gas kita habisin gaess!!" ujar Aluna semangat membuat satu kelas ikut teriak heboh.

........

Sepulang sekolah Nala dan Aluna pergi ke supermarket dekat sekolah disana kedua nya berbelanja banyak cemilan untuk mereka makan sendiri saat gabut. Jujur di mansion Nala sudah punya banyak camilan namun tujuan nya bukan hanya belanja saja.

"Kapan dia muncul?" tanya Aluna kesal menunggu lama, orang yang di tunggu tidak menunjukan batang hidung nya.

"Tunggu saja Aluna. Dia pasti akan datang," saut Nala santai sambil mengambil beberapa permen di rak.

Setelah beberapa menit kemudian seseorang yang mereka tunggu sampai. Orang yang mereka tunggu adalah Jino si pencari target dia lah yang akan memberikan target kepada kedua gadis itu untuk di habisin sesuai waktu yang di minta klien.

"Hai tumben bareng, biasa nya sendirian kek tabungan bulanan," ucap Jino menyapa dengan nada santai.

"Eh jin tomang yang suruh kita datang kesini sendiri- sendiri itu lo. Dasar bego," marah Aluna yang sudah tidak mood menunggu pria itu.

"Sorry! Sorry jangan marah dong. Gua punya target baru buat kalian kali ini agak berat jadi gua saranin selesaikan berdua," ucap Jino sambil memberikan sebungkus permen lolipop pada Aluna.

"Hari ini Nala mau berhenti kerja. Apa boleh?" tanya Nala.

"Tentu saja. Setelah selesaikan tugas terakhir ini dengan Aluna. Dia tidak bisa kerjakan tugas ini seorang diri apalagi dengan Kelvin. Anak itu masih belum beradaptasi dengan dunia baru nya," jawab Jino santai dia tidak mau satu pembunuh nya mati karna diri nya memberikan tugas yang berat.

Nala yang mendengar itu pun menganguk setuju saja. Namun Aluna dia terkejut saat melihat isi dalam permen itu. "Target kita ketua gangster?" tanya Aluna masih kaget.

"Benar. Dia biang onar yang sangat menjijikan. Singkirkan secepat nya sebelum dia pergi ke luar negeri," satu Jino memberitahu mereka.

"Kapan dia akan pergi?" tanya Nala.

"Malam ini pukul 01:01."

"Sial! Dia pasti punya banyak anggota," ujar Aluna yang agak malas terima tugas kali ini karna jumlah dia dan Nala hanya berdua saja terlalu berbahaya buat mereka berdua yang tidak memiliki banyak bawahan.

Aluna hanya memiliki Kelvin sebagai bawahan. Pria itu juga masih baru masuk ke dunia pembunuh bayaran, sedangkan Nala dia tidak punya bawahan sama sekali karna Nala merasa lebih suka kerja sendiri.

"Tenang aja. Selain kalian, gua bakal kirim dua pembunuh bayaran lain buat bantu kalian."

"Pembunuh bayaran lain?"

"Iya. Kurang lebih kalian seumuran dan sepertinya saling kenal."

........

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!