Kegagalan

 

Ketua gangster yang akan di bunuh berhasil di selamatkan oleh bawahan nya dengan mengobarkan nyawa nya mengenai tembakan sniper milik Aluna. Melihat hal itu mereka semua terkejut dan semua langsung panik karna kini keberadaan mereka sudah di ketahui.

"Kita mundur!!" teriak Nala.

Semua segera berlarian keluar dari gedung kosong itu dan benar saja di pantai satu terlihat banyak anggota gangster itu mengepung mereka semua.

Mau tidak mau mereka pun melawan dan terjadilah pertarungan yang sangat sengit antara lima orang melawan puluhan anggota gangster.

"SERANG!!!"

Dor!

Srek!

Jep!

Bugh!

Mereka semua segera melawan dengan susah payah mereka harus melawan semua musuh mereka itu. Walau harus terluka mereka harus pulang dengan selamat dari sana. Berkat kerja sama mereka yang kompak akhir nya mereka semua berhasil kabur dari sana walau mengalami banyak luka berat.

Kelvin dia terkena tembakan di kedua kaki nya sampai membuat nya tidak bisa berjalan. Aluna dan Nala  mereka mengalami banyak luka goresan pisau di kedua lengan nya saat bertarung tadi. F dan S juga terkena luka sayatan pisau dan pukulan saat di kepung tadi.

Mobil yang di setir oleh Aluna segera melesat cepat dari gedung kosong namun rupanya mereka masih di kejar oleh beberapa mobil hitam di belakang mereka.

"Sial!" umpat Aluna panik.

"Aluna!! Mereka semua di belakang kita!!" teriak F panik.

"Cepetan Aluna!!!" teriak Nala panik karna darah Kelvin sudah banyak yang keluar, Kelvin juga sudah mulai kehilangan kesadaran.

"DIAM ANJING GUA LAGI FOKUS!" teriak Aluna frustasi.

Dengan susah payah Aluna membanting setir sampai hampir menabrak banyak mobil di jalan. Akhir nya mereka pun semua berhasil lolos dari kejaran mobil gangster itu. Aluna segera melesat dengan cepat ke rumah sakit karna keadaan mereka tidak memungkinkan untuk pulang.

"DOKTER!!! BANTU KITA WOY!!" teriak Aluna panik keluar dari dalam mobil.

Para dokter dan suster segera keluar dari dalam rumah sakit secara bersamaan karna seperti nya mereka semua sudah di bayar oleh Jino untuk memberikan perawatan kepada anggota nya yang terluka setelah pulang kerja.

Para suster dan dokter segera merawat mereka memberikan pertolongan pertama secepat nya. Kelvin juga F segera di bawah ke ruang operasi karna kedua nya mengalami luka parah. F ternyata juga mengalami luka tusukan di perut nya, sedari tadi dia tidak merasakan nya baru dia rasakan rasa sakit nya saat tiba di rumah sakit karna kehabisan banyak darah.

.......

Beberapa jam kemudian kini terlihat Nala dan Aluna yang sedang terbaring di ruang rawat kedua nya sedang di obati oleh beberapa suster dan dokter. Setelah memberikan pengobatan pada kedua gadis itu mereka segera pergi dari sana untuk mengobati luka yang lain nya. S dia juga ada di ruangan yang sama dengan Nala dan Aluna saat ini.

Terlihat S masih tidak sadarkan diri dia juga masih memakai topeng nya. S sepertinya tadi sangat syok sampai membuat dia jatuh pingsan saat sampai di rumah sakit.

"Tadi seperti hari terakhir kita melihat dunia," ucap Nala sambil mengusap kening nya.

"Benarkah? Gua kira tadi adalah hari paling seru," saut Aluna di tutup senyuman tipis.

"Kita hampir mati karna tugas ini, tugas ini juga gagal sekarang. Memang seharus nya dari awal kita tolak saja tugas ini," ucap Nala merasa menyesal sudah merima tugas berat ini, dia tidak menyangka akan berada di posisi tadi itu sangat menegangkan membuat jantung hampir saja berhenti berdetak.

"Dulu kita juga pernah mengalami hal ini bukan?" tanya Aluna.

"Iya. Tapi saat itu kita masih bisa lawan mereka karna mereka hanya orang bodoh. Sedangkan sekarang yang kita lawan adalah gangster mereka sangat hebat menggunakan senjata," saut Nala.

Mereka seketika menyadari hal itu. Mereka sama sama berasal dari dunia kriminal yang sangat handal memakai senjata tajam atau senjata api untuk membunuh dan melawan, ketika sama sama kriminal di pertemukan maka disitu akan terjadi banyak pertumpahan darah, kali ini mereka masih selamat adalah sebuah keberuntungan.

Karna dulu ada juga yang mendapatkan tugas seperti ini berakhir mereka yang yang mati di tangan target.

Pembunuh bayaran adalah pekerjaan yang sangat berbahaya dan kejam, mereka harus melawan dan membunuh target mereka jika tidak mereka yang akan di bunuh.

"Pekerjaan ini memang sangat berbahaya. Gua rasa kita harus berhenti," ucap Aluna.

"Tentu saja. Tapi tidak semudah itu berhenti Aluna. Tugas terakhir gagal maka kita harus menunggu tugas terakhir berikutnya," jawab Nala dengan nada sedih.

"Tenang saja kita pasti akan menyelesaikan tugas berikut nya," saut Aluna santai walau sebenar nya dia sangat kaget tadi dia merasa dunia nya akan berakhir.

"Nala. Lo tau siapa target kita? tanya Aluna penasaran.

" iya. Kita pernah bertemu sebelum nya di pesta," jawab Nala.

"Siapa nama nya?" tanya Aluna.

"Pak Xavier."

"Nala rasa itu dia, tapi entah kenapa Nala masih tidak percaya dengan yang Nala lihat, Nala tidak yakin," jawab Nala ragu dengan penglihatan nya saat itu dia tidak percaya jika orang yang dia kenal baik adalah seseorang yang akan menjadi target nya.

"Lupakan saja. Kita selesaikan disini dengan semua tikus itu," ucap Aluna dengan nada tegas dia tidak mau sampai mereka kembali berurusan dengan gangster itu lagi.

"Kalian!" ucap seseorang yang tidur di samping Aluna siapa lagi kalau bukan S yang sudah siuman.

"Udah bangun? Atau mengigau dia?" tanya Aluna.

"Kalian aman kan?" tanya S.

"Tentu. Aman dari kematian," jawab Nala santai.

"Bagaimana dengan keadaan Kelvin dan F?" tanya S khawatir dengan keadaan mereka.

"Mereka masih di ruang operasi. Gua harap mereka semua baik baik aja," saut Aluna yang juga khawatir dengan kedua teman nya itu.

"Mereka pasti akan terus mengejar kita, mereka sudah tahu kita mengincar kepala ketua mereka. Mereka nggak akan tinggal diam, kita dalam masalah besar sekarang," ucap S dengan nada pasrah, kemudian dia segera bangkit membenarkan posisi duduk nya.

S perlahan melepaskan topeng yang dia gunakan untuk menutupi wajah nya, Nala dan Aluna pun lihat wajah di balik topeng itu saat ini dengan kedua mata mereka secara langsung.

"SANTI!" ucap kedua nya bersamaan.

"Gua nggak nyangka teman sekelas gua, pembunuh bayaran juga, pekerjaan kita sama rupanya."

"Waduh gua lupa gua nggak boleh buka topeng!" panik S yang ternyata adalah Santi.

"Udah ketahuan!"

.........

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!