Awal dari perubahan #aku pergi #

...****************...

Cuaca pagi itu sangat cerah, sinar matahari menyinari kamar kala gorden dibuka

"Sayang, Ibu dan ayah akan kerumah lama, apakah kau mau ikut? "

"Siapa tahu kamu merindukan teman-temanmu, Risky, Bintang?, tanya wanita berparas cantik di ranjang putra kesayangannya.

" Tidak, hari ini aku ada latihan", ucap Andika.

"Baiklah, kamu tidak apa-apa sendirian, Bibi Anti akan ikut bersama kami", tanya wanita itu mencium putranya.

" Iya, tidak apa-apa, aku sudah dewasa", ujar nya lagi, tapi masih menutup matanya.

"Baiklah, jaga dirimu sayang, ibu sudah siapkan stok makanan dikulkas"

"Ibu akan kembali 3 hari kedepan", tutur wanita itu.

" Bye sayang", ucap Wanita itu meninggalkan putranya.

Tringggg..... tringgggg....

Bunyi alarm di meja samping tempat tidur.

"Aahhh, kamu mengganggu", tutur Andika berusaha meraih jam Alarmn itu.

Plakkkkk...

Buku terjatuh dari meja.

" Aiiii, apa sihhh", desuh Andika, berbalik melirik barang yang jatuh.

Andika langsung meloncat dan berlari kearah jendela.

"Bunda, aayahhhh", teriak Andika, kepada kedua orang tuanya yang siap menaiki mobil.

" Yahh, sayang", turut Ibu Andika kaget kepada suara putranya.

"Tunggu aku, aku mau ikut", ucap Andika, yang berlari mengambil baju di lemari dan memasukkannya kedalam tas.

......................

" Tidakkkkkk", teriak Lili histeris.

"Jika kau mau menyelamatkannya kemari dan jilat kakiku", tutur sintya membuka sepatunya.

Alexsya yang tutup mulutnya menggunakan kain, menggeleng-gelengkan kepala, seolah melarang Lili mendekat.

" Aku akan melakukannya, tapi tolong lepaskan dia", ucap Lili.

"Baiklah lepaskan", perintah sintya kepada pria tidak dikenal rupanya itu adalah orang luar yang diperintah Sintya.

" Awww", desuh Alexsya ketika didorong oleh pria suruhan sintya.

"Kemarilah", perintah sintya dengan posisi duduk di kursi.

Lili mendekat dan dengan posisi berlutut di Depan sintya.

" Lakukan sekarang", pinta Sintya, menyodorkan Kakinya.

"Bolehkah aku meminta satu permintaan? ", pinta Lili.

" Hah, katakan", ujar Sintya tertawa.

"Aku hanya ingin meminta alasan mengapa kau membenciku, dan melakukan kekerasan kepadaku". tutur Lili.

" Hanya itu? ", ucap Sintya

Lili mengangguk.

" Kau tahu, aku sangat membenci orang yang mau merebut milikku"

"kau merebut Bintang dariku",

" Dia tunangan ku"

"Dia milikku paham? "

"Aku akan memberikan pelajaran kepada orang tersebut". tutur Sintya menampar pipi Lili.

" Apa kau tidak bersalah melakukan kekerasan kepada orang lain? ", tanya Lili berani.

" Hah, aku yang memukul kepalamu di gudang hingga tak sadarkan diri, aku yang mendorongmu ke sawah, aku yang menyuruh anak" mengurung mu di gudang, dan menyuruh mereka menendang, memukul mu". mukanya semakin mendekat kepada Lili.

"Aku tidak merasa bersalah dengan itu, aku malah bahagia melihatmu menderita, bahkan aku ingin kau tiada", ucap Sintya.

" Owwww, semuanya selesai dalam 1 menit saja, kasih uang selesai. beres. tak ada yang buka suara atau menghukum aku", ucap sintya berdiri dan menendang Lili.

"Sekarang jilat kakiku". perintah Sintya

Lili kembali duduk dan dengan posisi menunduk ke kaki Sintya.

" Awww", suara jerit Lili ketika merasakan pukulan keras di belakang kepalanya.

Pusing dan gelap mulai dirasakan Lili.

"Kakk", teriak Alexsya. yang masih dibekap mulutnya.

" Angkat, dan bawah sekarang giliran kamu. ini Janji saya ketika PERJUSAMI kau tidak mendapatkannya"

"Selamat menikmati", tutur Sintya dan meninggalkan tempat itu, bersama mega dan putry

......................

"Hahahahh, aku akan menikmatinya", ujar pria bertato itu.

"Ayo, angkat", tutur Pria lain, rupanya ada 3 pria asing yang menjadi suruhan Sintya.

"Lalu kita apakan anak itu?", tutur Pria bertato, menunjuk kearah Alexsya.

" Tinggalkan saja disini", tutur pria berambut keriting

"Tapi jika dia kabur dan melapor? " ucap pria bertato kelelawar di lengannya.

"Dia tidak akan berani melawan ratu sintya", ucap Pria berambut pirang.

Mereka mengangkat Lili keluar dari sekolah dengan menggunakan pintu belakang sekolah, pintu yang dilarang sekolah, namun karena sintya sudah mengambil kunci pagarnya di ruangan kepala sekolah, berkat berpura-pura bertemu Pak Alex pamannya.

......................

25 menit kemudian.

"Aahhh, sepertinya aku harus mandi dulu, sebelum menikmati tubuh perempuan ini", ujar pria berambut pirang itu.

" Aku juga", tutur Pria bertato juga.

"Baiklah kita harus mandi dulu", sahut Pria berambut kering dari sofa.

Mereka bertiga pun pergi ke kamar mandi.....

......................

"Awww". " desuh Lili

"Dimana aku ini". tutur Lili memegang kepalanya.

" Heyy,, siapapun yang selesai duluan, itu yang bermain duluan okay, aku sudah tidak sabar menyentuh tubuhnya", ujar Pria rambut keriting keluar dari kamar menuju kekamar mandi.

" Tidakkk, aku dalam bahaya sekarang", ujar Lili mulai bangkit berdiri dan berjalan linglung mencari jalan keluar.

"Aku harus kemana",

"Dimana pintunya" gugam Lili masih memenggang kepalanya.

Lili berusaha mencari jalan keluar, tapi semua jendela dan pintu terkunci.

"Sisa satu, dikamar penjahat itu" tutur Lili

Lili berjinjik kearah kamar, dan benar saja jendelanya terbuka.

"Terima kasih Tuhan, sungguh engkau penyelamat ku", tutur Lili ketika berusaha keluar dari rumah itu.

" Aku harus lari, sebelum mereka selesai mandi",Lili berusaha berlari walaupun sesekali linglung karena kepalanya masih sangat sakit.

"Dimana ini??", tutur Lili berusaha mengingat dimana lokasi dia sekarang.

" Yah, aku tahu tempat ini, aku pernah bersama mama dan papa kesini menanam padi, aku bisa lewat jalan pintas", ujar Lili.

Lili kemudian mengambil jalan pintas lewat persawahan dan perbukitan sekitar 3 km dari desa Lili.

......................

"Aku sudah selesai", ujar pria bertato keluar dari kamar mandi, dengan hanya menggunakan handuk kecil. dan siap memangsa tubuh Lili

" Kurang ajar dimana gadis itu", ujar pria bertato itu

"Ada apa? " tanya kedua pria itu serentak keluar dari kamar mandi.

"Itu, gadis itu menghilang", ujar nya.

" Tidak mungkin, aku sudah menutup semua jendela dan pintu", ujar pria berambut pirang.

Mereka bertiga mengecek dimana Lili keluar dari rumah.

"Tinggal di kamar, tapi aku sudah menutupnua, kecuali 1 dari kalian yang membukanya", tutur pria berambut pirang itu, menatap tajam kedua pria didepannya.

Mereka menuju kamar, dan benar saja jendela terbuka

" Siapa yang membukanya, hanya kita bertiga yang tau dimana letak kunci, katakan siapa yang membukanya", ujar pria berambut pirang itu naik pitam

"Bukan aku, aku yang duluan masuk kamar mandi, sebelum kau", tutur pria bertato menunjuk kearah pria berambut pirang

Mereka berdua lansung menatap ke pada pria bermanut keriting.

"Maaf, tadi aku pikir kamar benar-benar penat, aku bermaksud membuka jendela untuk memasukkan udara segar, agar kita tidak kepanasan setelah menyetubuhii gadis itu", ujar Pria perambut keriting.

" Dasar kau, memang pria bodoh, dari dulu kau selalu pembawa sial, kau pantasnya mati", ujar pria berambut pirang.

Mereka pun menghajar pria berambut keriting itu sampai tak berdaya.

"Mati saja kau", ucap pria berambut pirang benar-benar emosi, karena telah kehilangan mangsanya, yang sudah dinantikan ketika Kegiatan PERJUSAMI.

" Ayo, kita harus mengejarnya", ujar pria bertato itu menghentikan temannya menghajar pria yang sudah terkapar berlumuran darah.

......................

"Bagaimana mungkin, aku percaya jika dia menyukaiku, dia hanya kasihan padaku", tutur Lili dan melanjutkan perjalanannya.

" Bunga dandelion ", mengambil bunga di jalan setapak persawahan.

" Optimisme itu maknamu bunga cantik? " tutur Lili dan menipu dandelion itu.

"Mungkin inilah saatnya, melupakan semuanya berusaha menjadi baru kembali", tutur Lili.

...........♡⃛...........

"Dandelion", ujar Andika menatap Serbuk dandelion melayang di depannya.

...****************...

"Anakku, kau dari mana saja?", tutur Seorang ayah yang begitu mencemaskan Anaknya.

" Ayah, dimana yang lain?? " ujar Lili heran dengan keadaan rumah

"Nak, kita harus pergi sekarang, ayok", tutur Pria tua itu.

Tanpa bertanya lagi Lili mengikuti ayahnya membawa baju yang terbungkus sarung.

" Nak, jangan sampai ada tetangga yang melihat kita, kita harus lewat belakang dan naik ke bukit itu", tutur Ayah memberikan arahan kepada Lili. rumah Lili memang menyendiri di tengah persawahan sedikit berjauhan dengan rumah yang lain.

"Iya, ayah", ucap Lili melepas roknya dan memakai celana panjang.

......................

"Sialan Dia Kabur? " nada suara sintya lewat telepon sangat keras.

"Jemput aku, aku akan menunjukkan rumahnya, kita bunuh saja sekeluarga", ucap Sintya.

Beberapa menit kemudian.

" Lili keluar", teriak kedua pria itu mendoprak pintu rumah Lili.

Hingga membuat pintu tua itu rubuh

"Sepertinya mereka semua sudah kabur", ujar Pria itu.

" Kurang ajar", tutur Sintya.

......................

"Ayah, kita mau kemana?? " tanya Lili ketika merasa sudah sangat jauh berjalan melewati hutan yang masih asri di kota itu.

"Nak, maaf kan ayah. kita sudah tidak punya uang untuk menaiki bus. jadi kita harus berjalan maafkan ayah", tutur pria tua itu bersandar di pohon.

" Ayah, Lili mengerti kok, tapi dimana Ibu, kakak, dan adik? ", tanya Lili

" Mereka pasti sudah sampai, babi kita sudah terjual semua tadi, jadi mereka bisa naik bus untuk pergi", ujar pria itu.

"Syukurlah ayah", hati Lili kembali tenang.

" Tapi ayah, kita mau kemana?? " tanya Lili.

"Kita ke rumah nenek kamu, di kota seberang, mereka tidak akan menemukan kita disana, kakak kamu bisa pindah kampus kesana, dan adik kamu juga bisa pindah sekolah", tutur Pria itu.

" Tapi, ayah mereka", sahut Lili

"Tidak nak, mereka tidak akan menemukan kita, kita akan tinggal jauh dari kota", tutur Pria tua itu

"Baiklah ayah, tapi kita harus berjalan berapa lama? ", ucap Lili

" Aampai kita menemukan kota diseberang"

"Ayah lewat hutan ini, apa kita tidak akan tersesat? " sahut Lili mulai menyerah.

"Nak, ayah sangat tahu arah hutan ini, kita masih butuh 6 hari perjalanan", ucap pria tua itu.

" 6 hari, kita makan apa? " tutur Lili, lesu

"Nak, hutan akan memberikan semuanya", tutu pria itu memengang pipi Putrinya.

" Aku percaya ayah", sahut Lili membuatnya kembali bersemangat berjalan membelah hutan belantara itu.

#Aku pergi#. tulis Lili di daun Kering

...****************...

"Dimana dirimu sekarang, kenapa menghilang tanpa jejak seperti ini?? "

"Aku merindukanmu"

"Sungguh-sungguh, aku ingin bertemu denganmu, aku ingin mengungkapkan perasaan ini".🥀

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Bersambung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!