......................
"Andika, ayok bangun", Risky yang mendobrak-dobrak pintu kamar Andika
" Ahhh, siapa itu", tanya Andika dari kamarnya.
"Ini kami", ujar Risky
Andika membuka pintu nya
"Apasih, mama kenapa mengizinkan orang gila ini masuk rumah", teriak Andika.
"Heyy, apa maksudmu", kata Risky dan mendorong Andika,
" Bintang, bantu ", ujar Risky
Mereka bertiga pun bergulat menggunakan bantal.
Plakk.........
Buku jatuh dari meja, karena terkena lembaran bantal.
" Stop, kita kaya anak-anak", ujar Andika
"Ini apa? " tanya Bintang mengambil Barang yang jatuh ke lantai bersama buku.
"Aah itu, gantungan" ujar Andika merebahkan badannya di ranjang.
"Aku baru pertama kali melihatnya", ujar Risky mendekat kearah Bintang.
" Bagus yah", ujar Risky lagi.
"Andika", teriak mama Andika dari dapur
" Yah", tutur Andika bangun dan menghampiri ibunya kedapur. Risky juga mengekor
"Andika, aku ambil satu ini", teriak Bintang dari dalam kamar
"Terserah", sahut Andika
......................
" Hey"
"Kamu disini, pagi-pagi amat sudah di perpus", kata Bintang
" Ahh, iya ada Buku mau saya pinjam". ujar Lili.
"Ini, sebagai hadiah. kemarin Regu kamu menang kan" tutur bintang memberikan gantungan kepada Lili.
"Ini", ujar nya lagi
" Terima kasih, bagus", ucap Lili tersenyum melihat gantungan dari Bintang.
"Kamu suka? ", tanya Bintang
" Iya, aku memang suka gantungan seperti ini", ucap Lili
......................
"Aku pamit mau pulang dulu", tutur Bintang melihat jam tangannya menunjukkan jam 10 WITA
"Semangat Bro"
"Semoga Olimpiade nya Lancar". tutur Risky menepuk pundak Bintang.
"Semangat", ujar Andika dari Depan ke pada Bintang.
"Thank's", sahut Bintang. membereskan bukunya di meja. Dia akan pergi Olimpiade Renang mewakili Provinsi ke Jakarta.
......................
"Plakkk",
Tamparan Keras melayang di Pipi Lili.
" Sudah kuduga, gadis kampung ini bermain-main dengan ku". ujar Sintya naik Pitam
"Aku salah apa", ujar Lili bangun
" Hajar", pinta Sintya kepada kedua temannya
Tendangan, pukulan terhantar di tubuh Lili, membuat badannya terasa sakit.
"Heh, sudah 2 bulan kau pacaran dengan Bintang", sambil Mencengram dagu Lili.
" Itu tidak benar", sahut Lili.
"Hah, itu tidak benar", lanjut sintya mengebas keras kepala Lili.
"kasih keras suaranya supaya dia dengar", pinta Sintya. memperdengarkan Audio percakapannya dengan Bintang.
...........♬♩♪♩ ♩♪♩♬........
*" Apa lagi?.", suara Bintang
*"Tidak, aku tidak percaya kau pacaran dengan Lili, kita sudah dijodohkan, kamu tahu itu", suara Vania
*"Dengar baik-baik, aku dengan Lili sudah pacaran 2 bulan, lagian aku tidak menyukaimu, paham", suara Bintang
..........
"Kau belum mengakuinya", ujar Sintya menendang Lili dan pergi.
" Bintang, apa yang kau lakukan? ", tutur Lili.
" Aku harus mencarinya, itu tidak benar", ujarnya lagi dan berdiri.
......................
"Andika, kau melihat Bintang? ", tanya Lili.
" Sudah pulang, dia mau pergi Olimpiade jadi pulang cepat", sahut Risky.
"Oiya, makasih", ucap Lili dan berlari ke arah Parkiran.
Pengakuan Bintang hari itu dan sikap Lili yang sedang mencari Bintang, membuat suasana Hati Andika Diliputi rasa Cemburu.
"Ada apa dengannya tumben mencari Bintang", ucap Risky.
" Mereka Pacaran", tutur Andika melangkahkan kakinya.
Perkataan Andika membuat Risky terdiam, dan juga kaget mendengarnya.
"Hey, apa yang barusan kau bilang?". berlari mengejar Andika.
......................
"Bintang, apa yang kau lakukan. kamu jahat"
"Apa yang kau lakukan padaku tidak sebesar apa yang dirasakan oleh Ribka. tapi kau tahu apa yang akan sintya lakukan padaku. kamu menfitnah aku", ujar Lili menjatuhkan tubuhnya di tanah, setelah berusaha mengejar Bintang yang sudah pergi menggunakan motornya.
"Aku harus meminta bantuan Andika", ide Lili bangkit berdiri.
"Andika", tutur Lili yang melihat Andika lewat di perpustakaan.
"Andika", apa dia tidak mendengarku.
Andika memang hari itu, kembali ke setelan awalnya, menjadi pria Dingin, dan mulai menjauhi Lili.
" Sepertinya, dia sibuk", ujar Lili mengurungkan niatnya ke perpustakaan.
Seminggu berlalu.
Benar saja, setiap hari Lili selalu mendapatkan perundungan disekolah
......................
"Andika, aku butuh bantuan kamu", ujar Lili di tangga sekolah.
" Maaf, aku harus pulang sekarang", ujar Andika, meninggalkan Lili. Andika memang sudah berusaha melupakan Lili selama pengakuan Bintang itu. Andika belum tahu apa yang dialami Lili di sekolah.
"Begitu yah, tapi", tutur Lili hanya melihat Andika pergi.
"Kegiatan praktikum, wajib dilakukan kelas X. MIPA.1 mengharuskan mereka harus tinggal sampai malam disekolah.
Plakkkkk
benturan keras mengenai kepala Lili.
Lili terjatuh dan tergeletak di lantai, tapi dia masih sadar.
" Sintya, jangan nanti dia mati", mega yang berusaha menghentikan sintya.
"Biar saja, tak ada yang akan tahu siapa pelakunya, biarkan wanita anjing ini mati", ujarnya.
" Jangan aku takut", ujar putry juga.
"Suara apa itu", Pak matius yang mau menutup pintu
"Kita harus pergi, ayok cepat", ujar Mega menarik Sintya.
......................
"Ada orang disana"
"Halo"
Karena tak mendengar suara lagi, dia mengurungkan niatnya membuka pintu gudang.
Karena masih stengah sadar, Lili berusaha meraih kursi didepannya.
"Pungggg", bunyi kardus berisi buku ke lantai
"Didalam pasti ada sesuatu", ujar pak matius dan berbalik kearah gudang.
Pak matius pelan-pelan membuka Pintu, dan benar saja ada siswa yang sudah tergeletak di lantai.
" Astaga, Nak"
"Kamu"
"Siapa yang lakuin ini"
"Biar bapak gendong"
"Kepala mu terluka"
......................
keesokan harinya
Sekolah benar-benar heboh dengan berita Lili ditemukan pingsan di Gudang.
"Ada psikopat disekolah"
"Benar-benar mengerikan, kepalanya terluka"
"Siapa pelakunya"
Tutur siswa siswi yang berkerumun.
"Ada apa Ini? ", tanya Andika heran mengapa semua siswa berkerumun Di teras sekolah.
"Ada psikopat disekolah"
"Lili jadi korban kemarin"
ujar seorang siswa
"Ha, siapa Lili? ", tanya Risky
" Iya, kemarin ditemukan di Gudang sudah tidak sadar dan kepalanya terluka".
Andika syok, napasnya seperti terhenti, ototnya melemas, kalah mengingat kemarin Lili meminta bantuannya. rasa bersalah bercampur rasa ketakutan akan keadaan Lili sekarang.
"Seluruh siswa, silakan masuk ke kelasnya. kalian tidak mendengar bel", tegur Pak Alex wakil kepala sekolah.
" Masalah kemarin, tidak usaha di perpanjang. biar kami yang mengurusnya", ujarnya lagi.
......................
"Siapa pelakunya", tutur Risky
" Apa mungkin, orang dari luar? ", tanyanya lagi kepada Andika.
" Apa selama ini, ada yang membully nya", ucap Risky.
Andika bangkit dari tempat duduknya dan keluar membawa tasnya.
"Andika, mau kemana? ", tanya Ibu Norma.
" Andika", tegur nya lagi.
"Aku, ada keperluan mendadak Ibu, aku izin", tutur Andika meninggalkan kelas.
Di depan kelas X. MIPA.1 dia berhenti dan melihat kedalam kelas, bangku belakang kosong, Sintya tidak hadir disekolah.
......................
"Kenapa, Pak Alex disini sama papa Sintya", guguan Andika yang di lorong rumah sakit.
......................
" Bagaimama, keadaan Lili tante? ", tanya Andika.
" Dia sudah agak membaik", ujar wanita paruh baya, memiliki rambut berubah, kulit yang sudah keriput. wajar setiap hari kerja di bawa terik matahari mencari rejeki demi keluarga nya dan pendidikan anak-anknya.
"Boleh saya masuk? ", tanya Andika.
" Boleh, tapi Li sudah tidur", ujar wanita itu.
"Aku tidak akan mengganggu, aku hanya ingin menjenguknya tante", tutur Andika
" Silakan, tante ke luar dulu".
"Iya tante"
......................
Andika membuka Pintu kamar rumah sakit, tempat Lili dirawat.
Betapa runtuhnya hati andika, melihat Lili terbaring di kamar rumah sakit dengan kepala diperban.
Dia duduk di samping tempat tidur
"Maaf", satu kata yang keluar dari mulut Andika
" Aku akan membantumu mencari pelakunya ", ujarnya lagi.
......................
Dua minggu kemudian.
Kasus Lili seperti hilang ditelan bumi, 3 hari setelah kejadian. sempat polisi menyelidiki kasus tapi hilang tak ada jejak kemana dan sudah dimana tingkat penyidikan itu.
" Tolong, stop ini murni kecelakaan Andika", kata Lili di perpustakaan.
"Kecelakaan, jelas-jelas Pak Matius bilang kau diikat", bentak Andika kepada Lili.
" Aku tidak mau memperpanjang masalah ini", ujar Lili meninggalkan Andika.
"Kau, mau terus diinjak-injak", menggenggam erat lengan Lili.
" Aku sakit", berusaha melepas tangannya.
"Hanya aku yang tahu di posisi ini", tutur Lili meninggalkan Andika.
......................
" Heyy, Andika", teriak Risky.
"Kamu harus tahu, sahabat ku pinda sekolah kesini", tutur Risky
" Kau harus mengenalnya. namanya Deon", ujarnya lagi.
"Selamat", tutur Andika dan menginggalkannya.
"Ada apa denganmu, aku tidak akan bersamamu lagi, aku sudah punya teman, haa", ucap Risky sedikit kesal.
Tanpa menghiraukan, ancaman Risky. Andika terus berjalan menuju kelas.
......................
"Andika, kamu tahu kenapa Bintang belum masuk sekolah?? " tanya Sintya ketika berpapasan dengan Andika.
Andika seolah tak mendengar dan melihat sintya yang berada di hadapannya, dia terus berjalan.
"Sialan, haaa", tutur Sintya merasa sakit hati akan perlakuan Andika barusan
" Ini pasti, semua karena Lili. tunggu saja apa yang kulakukan kemarin tidak seberapa, cuma goresan kecil di kepalamu", pemukul dinding
"Jangan semberono sintya, kamu tidak takut akan ditangkap? ", tanya mega.
" Haa, takut. Aku punya uang, dan ayahku akan membantuku "
"Hanya ancaman kecil. mereka sudah diam seribu bahasa", ujar Sintya merapikan rambutnya.
" Jadi, kemarin itu", sahut Putry.
"Ayahku, mengancam keluarganya", ujar Sintya. mendekat kepada mega dan putry.
......................
"Jika, ada yang mengganggumu katakan padaku" tutur Andika dari belakang.
Lili berhenti dan berbalik
"Katakan, siapa saja yang menyakitimu disekolah", sahut Andika mendekati kearah Lili.
"Terima kasih, tapi tolong jauhi aku, aku akan membawa masalah kepada siapapun yang ada didekatku", ujar Lili menatap kedua mata Andika.
" Aku akan membantumu, tidak akan ada", ucap Andika belum selesai.
"Itu tidak benar, banyak masalah lain yang akan bermunculan. aku orang kecil, aku hanya ingin keluargaku aman. tolong jika kau mendekat kepadaku keluargaku akan terancam. tolong!!!" tutur Lili meninggalkan Andika.
Lili meninggalkan Andika di depan perpustakaan.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments