Radit menatap kearah Ghea yang datang menghampiri nya, ia sampai ter pelongo dengan kecantikan Ghea. Wanita itu bagaikan peri yang datang kearah nya,benar-benar membuat Radit kagum.
Bahkan Radit sampai tidak sadar, jika Ghea sudah tepat di hadapan nya. "Kak, jangan kagum terus.." Panggil Lovie, seketika Radit tersadar.
Ghea sudah berdiri dihadapan nya dengan senyum nya yang menahan malu, ia tidak menyangka jika Radit bisa berekspresi seperti tadi. "Cepat gandeng istri kamu" Ucap Keyna, Radit meraih tangan Ghea lalu membawa nya untuk berdiri disamping nya.
Semua orang bertepuk tangan, Radit dan Ghea saling pandang satu sama lain. "Cium dong istri nya" Ucap Ezra, seketika semua orang juga meminta hal yang sama. Ghea benar-benar gugup, Radit mengangguk.
"Boleh?" Tanya nya, Ghea bingung harus menjawab apa. Dengan ragu-ragu, ia mengangguk. Radit mendekatkan dirinya pada Ghea, ia mencium bibir indah itu bukan hanya mencium tapi bahkan meluma* nya. Ghea baru pertama kali merasakan ini, tentunya ia hanya diam tidak tahu harus melakukan apa.
Semua orang bertepuk tangan lagi, kali ini ada yang sampai berteriak melihat keharmonisan mereka. Radit melepas tautan bibir nya, ia tersenyum sangat manis kepada Ghea. Tentunya tidak ada yang akan tahu, dengan pernikahan yang mereka jalani. Radit sangat pandai akting, seolah-olah mereka benar sepasang kekasih yang saling mencintai.
Acara pernikahan Radit dan Ghea selesai tepat menjelang malam. Seluruh tamu sudah kembali, dan kini Ghea sedang berada di kamar Radit yang tentunya akan menjadi kamar nya juga.
Ghea terkejut kala Radit masuk kedalam kamar bersama dengan Ita dan Clara, "ayo masuk, nikmati malam pertama kalian" Ucap Clara, Ita hanya tersenyum saja. "Ibu.."
"Apa? Jangan banyak protes! Cepat beri kami cucu yang gemuk" Ucap Clara, Ghea sampai batuk mendengar perkataan ibu mertua nya.
Tanpa menunggu respon dari Radit, Clara menutup pintu kamar bahkan mengunci nya dari luar. Radit hanya terdiam pasrah, ibunya benar-benar membuat nya malu dihadapan Ghea.
"Kak, bantu aku buka gaun ini dong" Ucap Ghea, ia benar-benar gerah dengan gaun pernikahan itu.
Dengan malas Radit membuka resleting itu, dengan mata yang terpejam, karna ia tidak mau melihat sesuatu yang menggoda dimata nya nanti. "Sudah" Ucap nya, Ghea berlalu pergi memasuki bathroom.
Setelah selesai membersihkan diri, Ghea memakai baju tidurnya yang tentunya sudah ia sembunyikan diantara pakaian Radit. Karna ibu mertua nya tadi memberikan pakain dinas pada nya, dan tidak mungkin Ghea memakai itu bukan.
Radit duduk di sofa, ia memerhatikan Ghea yang menuang air minum. Radit langsung bangkit untuk menghentikan Ghea, "Jangan minum air itu!" Ucap nya, Ghea menyatukan alisnya tanda ia tidak mengerti dengan maksud Radit melarang nya.
"Aku haus.. Lagian cuma air minum kak, perhitungan banget si" Cibir Ghea, Radit melayangkan jitakan di dahi Ghea.
PLETAK
"Aduhh.. Sakit"
"Kamu ngga takut minum air itu?" Tanya Radit, Ghea menggelengkan kepalanya cepat, menurut nya kenapa harus takut dengan air putih saja.
"Ibu sangat menginginkan cucu, aku yakin ada obat macam-macam di air itu" Jelas Radit, seketika Ghea langsung mengerti dengan maksud Radit sekalipun pria itu belum menjelaskan kepada nya.
"Astaga, untung saja kau sadar kak"
"Jelas, aku teliti tidak seperti dirimu yang ceroboh" Ejek nya, tapi Ghea sangat haus sekali. Apa lagi pintu kamar terkunci, ia tidak bisa turun mengambil air minum.
Radit mengambil air minum yang telah ia sediakan dijauh hari sebelum menikah, karna ia tahu niat terselubung sang ibu. Dengan perasaan senang, Ghea menenggak habis minum itu.
Radit berjalan menuju ruang ganti, ia mengambil matras. Hal itu membuat Ghea tersenyum senang, "kau baik sekali kak" Ucap Ghea.
"Apa maksud mu mengatai aku baik?"
"Itu kau repot-repot ambil matras untuk tidur mu sendiri, aku akan ingat kebaikan mu"lanjut nya, sontak Radit tertawa mendengar nya.
" Ini bukan untuk ku, tapi untuk mu"ucap nya, astaga Ghea ter bengong mendengar nya. "Untukku?" Tanya nya, Radit mengangguk mantap.
"Enak saja aku mau memberi kasur empuk ku pada mu, tidak layaww" Ejek nya, Radit berbaring diatas kasur nya sambil mengejek kearah Ghea.
Ghea kesal bukan main, ia berjalan menuju matras itu dengan kaki yang di hentak kan. "Wah ada yang marah ni.." Goda Radit lagi, Ghea pura-pura tidak mendengar, ia berbaring dengan menatap langit langit kamar. Kaki dan tangan nya terbentang, dan wajah nya yang cemberut.
"Kenapa aku bisa mau menikah dengan pria gila serta menyebalkan seperti nya?" Tanya Ghea pada hatinya sendiri, Radit memerhatikan Ghea yang bibirnya komat komit.
Radit melempar bantal kearah Ghea, "aww.. Kak Radit!"
"Apa?! Kau berani mengumpat ku lagi, ha?!" Hardik Radit kepada Ghea, wanita itu heran kala Radit bisa tahu ia sedang mengumpat nya. "Sekali lagi kau mengumpat ku, bukan hanya bantal yang aku lempar pada mu. Tapi jari ku ini yang akan memberi jitakan keras di jidat mu itu" Ancam Radit.
Ghea menjulurkan lidah nya, ia tidak takut dengan ancaman pria itu. "Aku menyesal mau menikah dengan mu" Ucap Ghea, ia menutup seluruh tubuh nya dengan selimut.
"Bersabarlah, baru 364 hari. Kau harus sabar lagi untuk menghadapi aku"
Radit tersenyum puas kala sudah tidak ada sahutan dari Ghea, ia berbaring sambil menatap langit langit kamar. Rasanya seperti mimpi menikah dengan Ghea, wanita yang sangat ia hindari.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Nendah Wenda
dari di hindari eh timbul untuk deketin benci dan cinta beda tipis
2023-12-07
0