TYMK 18

Semakin lama hubungan keduanya semakin terjalin. Bahkan mereka sudah terbiasa dengan hadirnya satu sama lain.

Tanpa sadar sudah hampir setengah tahun mereka menjalani hari bersama.

Berita yang di buat oleh Eti sudah terbongkar dengan sendirinya.

Eti yang sudah mengetahui wajah tampan Daren menyesal membuat berita bohong dan membuat dirinya tidak bisa memiliki pria setampan Daren.

Flashback

Pagi menjelang siang beberapa warga desa berkumpul di dekat sawah dengan komando yang datang dari Eti.

"KITA SEHARUSNYA TIDAK MEMBIARKAN MEREKA TINGGAL DI SATU ATAP YANG SAMA!! BAGAIMANA JIKA DESA LAIN MEMANDANG BURUK DESA KITA INI!!" narasi Eti pada para Ibu-Ibu dan beberapa pemuda desa.

Eti sengaja mengajak kerja sama pemuda di desa yang terlihat mempunyai kilat obsesi di matanya untuk memiliki Sheryl.

Bahkan mengajak mereka tidak perlu menggunakan iming-iming uang atau harta benda lain. Cukup mengatakan Sheryl akan menjadi milik mereka. Sudah selesai!

"BENAR ITU!! KITA HARUS MEMBUAT PRIA ITU PERGI DARI SANA!!" ucap pemuda bernama Bondan.

Benar juga yang dikatakan mereka.

Kita seharusnya mengusir mereka!

Kenapa pria itu berdiam di kediaman Dokter itu?!

Bukankah pria itu pendatang?

Dimana suami wanita itu! Apa dia tidak risih satu atap dengan pria lain.

Ucapan orang terakhir tiba-tiba membuat beberapa dari mereka terdiam.

Dalam pikiran mereka mencoba mencari apa yang aneh dari ucapan orang terakhir tadi. Bahkan orang yang berbicara pun langsung terdiam seolah mencerna kembali perkataannya.

"Tunggu dulu! Selama ini kita tidak pernah mengetahui siapa dan bagaimana orang yang telah menjadi suaminya kan?" ucap orang terakhir tadi yang bernama Ema.

Para warga yang ada di sana setelah mendengar hal itu terdiam sejenak dan membenarkan ucapan dari Ema.

"Kenapa suaminya tidak pernah di perlihatkan pada warga desa? Apa dia malu?" ucap Rika tiba-tiba. Eti terlihat menatap Rika dan Rani agar bicara dan membantu menambahkan bumbu.

"Apa jangan jangan suaminya itu ternyata sudah tua dan sengaja diterlantarkan agar wanita picik itu bisa bersama dengan laki-laki tampan yang bersamanya itu!" tambah Rani agar para warga yang di dominasi wanita itu kembali terbakar amarah.

Sebenarnya mereka bertiga juga tidak terpikirkan akan hal ini. Jadi mereka sendiri cukup takut, warga tidak mau bergabung bersama lagi.

Padahal sebelumnya Eti sengaja memperkeruh suasana agar dia bisa dengan mudah mendekati dan mendapatkan pemuda tampan yang entah datang dari mana.

Walau Daren selalu berwajah dingin, menatap tajam dan datar. Eti cukup yakin jika Daren akan tertarik pada gadis sepertinya.

Eti ingin merebut perhatian Daren dan menjadikan Daren miliknya.

Eti bahkan sudah tidak peduli pada Adam yang sudah melepaskan Sheryl dan akan kembali mempersiapkan lamarannya untuk Eti.

Bukan tanpa alasan, Adam dengan mudah melepaskan Sheryl. Adam sudah mengetahui siapa suami dari Sheryl dan juga Kakeknya, Kakek Tono sudah memperingatkan Adam. Jadi lebih baik dia mundur.

......................

Sementara Eti sedang bernarasi dan kembali membuat kekacauan, di sisi lain tiga tetua bersama dengan Daren sedang berkumpul di rumah Tuan Archer.

Kakek Tono sengaja datang ke rumah Sheryl dan bicara pada Sheryl untuk membawa Daren sebentar ke rumah Tuan Archer. Kakek Tono bilang ada yang ingin mereka bertiga bicarakan.

Sheryl mengetahui siapa itu Tuan Archer dan juga Guru besar Basir. Tapi dia jarang sekali bertemu atau menemui beliau-beliau ini.

Hanya saat acara acara tertentu saja Sheryl dapat melihat tokoh penting desa ini.

"Saya dan dua tetua lain ada perlu dengan suamimu ini. Jadi saya izin membawanya ya nak Sheryl," ucap Kakek Tono sembari tersenyum.

"Eum," Sheryl menatap pada Daren sebelum memberikan jawaban.

"Tidak papa. Mungkin ada yang harus di obrolkan. Dan ingat, tolong kunci seluruh pintu di rumah. Jangan di buka apapun yang terjadi, Oke? Aku bawa kunci, jadi jika ada yang datang mengetuk pintu itu berarti bukan aku." ucap Daren mengangguk meyakinkan.

Daren tahu dia belum membereskan wanita g**a itu. Selalu saja wanita yang tidak lain adalah Eti itu membuat keributan dan kekacauan. Terlebih pada Sheryl.

"Oke." angguk Sheryl setuju.

"Aku pergi dulu. Ingat ya, langsung kunci semua pintu." peringat Daren sebelum berjalan perlahan.

Setelah yakin Sheryl menuruti ucapannya, Daren bergegas pergi menyusul Kakek Tono yang sudah jalan lebih dulu.

"Semakin hari warga semakin agresif saja! Apa mereka tidak punya pikiran. Mana mungkin kami diam saja jika kalian bukan pasangan dan di biarkan tinggal bersama!" gerutu Kakek Tono sepanjang jalan.

Daren hanya berdehem singkat sebagai jawaban. Daren ini jika tidak bersama Sheryl akan merubah seluruh raut wajah dan perilakunya.

Tidak ada lagi Daren yang lembut dan penuh kasih sayang, yang ada hanya Daren yang dingin dan datar.

Kakek Tono melirik sinis Daren dan mengumpat dalam hati. Dia tidak akan berani bicara langsung.

Daren melirik tidak peduli karena menurutnya ada masalah yang lebih penting.

Sesampainya mereka di kediaman yang paling besar dan megah, namun terkesan misterius karena jarak dari gerbang sampai ke halaman rumah cukup jauh dan sedikit memutar.

Tidak ada warga yang pernah masuk ke dalam rumah dari Tuan Archer, karena jika mereka ada keperluan dengan Tuan Archer maka nanti mereka akan bertemu di pondok kecil dekat gerbang.

Tuan Archer sangat ketat menjaga rumah ini, karena di sini terlalu banyak kenangan dengan istrinya.

Jadi Tuan Archer ingin menjaga keasrian dan kenangannya tetap terjaga. Satu hal lagi! Tuan Archer tidak suka keramaian.

"Bagaimana?" tanya Daren yang baru saja duduk tanpa berbasa-basi.

Tuan Archer melirik pada ponsel dan juga perlaatan pendukung lain.

Daren langsung mengutak-atik alat-alat di depannya dengan serius, sembari mengakses beberapa hal.

"Tolong urus calon cucu mantumu!" ucap Daren dengan nada kesal.

"Ada apa?" tanya Kakek Tono dengan raut seriusnya.

Daren menunjukkan sebuah rekaman yang isinya adalah percakapan Eti, kedua temannya dan juga beberapa pemuda.

"Kalian harus membantuku! Kita harus membuat laki-laki itu menjadi milikku agar nanti kalian bisa mengambil kembali Dokter itu!" hasut Eti.

"Kami memang ingin memilikinya, tapi kenapa juga kami harus membantumu!?" jawab salah satu pemuda itu.

"Karena pemuda yang bersama Dokter itu harus jadi milikku!" sambar Eti dengan semangat membara.

"Lagi pula Dokter itu kan sebenarnya sudah dinikahkan paksa! Kalian pasti tidak ingin membuat pujaan hati kalian tidak bahagia kan?" sambung Eti.

"Baik! Kami akan mengikutimu! Asalkan jangan menyakiti pujaan hati kami!" ucap pemuda itu sebelum pergi meninggalkan ketiganya.

Melihat beberapa pemuda itu sudah menjauh dari tempat mereka berkumpul tadi, Eti dan teman-temannya tertawa jahat.

"HAHAHA Rasain kamu! Lepas dari pria tua, malah dapat lelaki hidung belang dan playboy seperti mereka!" tawa Eti bersama yang lainnya.

"Bener itu! Kalau Mas ganteng tidak bersama dengan Dokter itu, kita tidak akan mengusiknya lagi!" ucap Rani sinis.

"Iya! Masa kita udah susah-susah buat Dokter mu****n itu sengsara, malah liat dia dapet laki-laki tampan!" timpal Rika.

"Sttt!!! Jangan sampai orang-orang dengar, jika kita yang sudah menyebar berita palsu itu! Bisa-bisa kita dapat masalah nanti!" peringat Eti pada kedua temannya itu dengan mata melirik ke kanan dan kiri.

Video rekaman itu Daren matikan dan mulai menatap pada ketiga orang itu.

"Lihat kan!?" kesal Daren.

"Kenapa wanita itu bodoh sekali! Apa-apaan itu tadi?! Dia yang sudah merencanakan kejadian dulu?" gerutu Kakek Tono ikut kesal.

Padahal dulu menurutnya Eti adalah gadis desa yang santun dan juga manis, cucu laki-lakinya juga tertarik karena kebaikan wanita itu.

Dulu tetua Nasrun bicara padanya jika cucunya Eti menyukai cucu Kakek Tono. Karena itu tetua Nasrun ingin mereka bisa bersatu dan dia berbesan dengan Kakek Tono.

Ternyata otak liciknya sudah menurun. Bukan hanya istri dari Kepala desa yang memiliki sifat iri, tapi juga anak gadis satu-satunya itu.

Tapi semua itu juga ada sangkut-paut tetua Nasrun, yang juga turut menghasut gadis santun itu agar bisa mempertahankan apa yang menjadi miliknya dengan segala cara.

"Kita ...," belum sempat Kakek Tono berbicara, alarm dari ponsel di tangan Daren membuat mereka mengalihkan tatapannya pada Daren.

"Mereka sudah bergerak!" emosi Daren sekaligus khawatir.

Bagaimana tidak dari rekaman kamera CCTV terlihat para warga sudah mendekati rumah yang ditempati Sheryl.

Ya CCTV! Di seluruh penjuru desa sebenarnya dipasang kamera pengawas oleh Tuan Archer.

Bagaimanapun Tuan Archer dulunya mempunyai banyak musuh. Dan lagi anak, menantu dan cucunya sering mengunjunginya walaupun tanpa diketahui warga desa.

Bahkan di balai desa hingga puskesmas juga terdapat kamera pengawas itu. Hebat bukan Tuan Archer menyembunyikannya!

Sewaktu Daren terkena masalah pun sebenarnya Tuan Archer sudah mengetahuinya, namun dia sengaja diam karena mengetahui rencana Daren.

"Kita bergegas ke sana!" ucap Guru besar Basir yang langsung berdiri dan diikuti yang lainnya.

......................

Usir wanita itu!

Usir dia!

Usir dia!

Usir dia!

Teriakan teriakan seperti itu menggema semakin dekat dengan tempat tinggal Sheryl.

Sheryl yang sebenarnya sedang di ruang depan dan menunggu Daren kembali ke rumah, namun mendengar suara teriakan yang semakin mendekati rumah, membuatnya sedikit panik dan rasa takut lebih mendominasi hatinya.

"Apalagi sekarang," gumam Sheryl gelisah.

Suara teriakan sudah menggema di depan rumah yang di tempatinya.

Keluar kamu wanita m*****n!

Cepat keluar!

Keluar atau kami dobrak pintunya!

Mendengar semua teriakan itu, membuat Sheryl bergegas pergi ke dalam kamar dan mengunci pintu. Dalam hatinya terus merapalkan doa agar bisa selamat dan meminta Daren agar segera kembali.

Prang!!!

Prang!!!

Prang!!!

Suara pecahan kaca menggema, hal itu semakin membuat Sheryl ketakutan. Bahkan saat dirinya menutup telinga pun suara pintu yang di paksa untuk terbuka terdengar keras.

"BERHENTI!!!" teriak Daren marah.

Warga yang mendengar itu segera diam dan memperhatikan arah suara.

Di sana mereka melihat Daren dan juga tiga tetua yang sedang berjalan dengan menahan amarah dalam raut wajah masing-masing.

"Apa yang kalian lakukan!" untuk pertama kalinya mereka mendengar kalimat yang di ucapkan oleh Tuan Archer. Suara dengan nada datar dan dingin itu seketika membuat keberanian mereka tadi menciut.

"JAWAB!" sentak Tuan Archer.

"Be begini Tuan Archer ka mi ha nya ti tidak mau desa tercemar dengan perbuatan tidak baik dari Dokter Sheryl," ucap Bondan dengan gugup dan takut.

"Memangnya apa yang dia lakukan?!" kali ini suara Guru besar Basir yang mereka dengar.

Entah keberanian dari mana Eti dengan lantang berbicara "Dia sudah berani membawa laki-laki tidur di rumahnya! Padahal dia sudah bersuami!" sembari menunjuk ke arah Daren.

"Saya suaminya!" tegas Daren dengan raut dingin dan datarnya.

Seketika mereka semua terdiam membisu. Apalagi Eti yang membelalakkan matanya tidak percaya dengan kenyataan yang di dengarnya ini.

"Ti tidak mung kin," sangkal Eti.

"Apa yang tidak mungkin!?" dingin Daren dengan mata menatap tajam Eti.

"Benar mereka ini adalah sepasang suami istri. Sewaktu di bawa ke balai desa, para suami kalian yang ikut juga mengetahui hal ini." jelas Kakek Tono sama dinginnya.

Baru kali ini mereka melihat ekspresi dingin yang di keluarkan oleh Kakek Tono yang biasanya lebih ramah.

Daren menyodorkan ponsel yang sengaja dia bawa dari kediaman Tuan Archer pada Kakek Tono agar bisa beliau perdengarkan rekaman yang mereka lihat sebelumnya.

Play!

Para warga tercengang mendengar suara dari Eti dan beberapa pemuda di hadapannya ini.

Sengaja hanya suara rekaman saja yang Kakek Tono keraskan tanpa memperlihatkan visual. Agar warga masih terus tidak menyadari kamera pengawas itu.

Stop!

Mereka yang mendengar semua ink ternyata awalnya adalah ulah dari Eti, menatap wanita itu tajam.

Bahkan Kepala desa dan tetua Nasrun serta tetua Masrin yang menyusul bersama warga lain tercengang mendengar rencana jahat itu.

"Eti! Kenapa kamu melakukan hal jahat itu?!" ucap Kepala desa setelah beberapa saat terdiam.

"Ini semua karena Bapak selalu memuji Dokter itu! Bahkan waktu itu lamaranku hampir batal karena Bang Adam lebih memilih wanita itu!" teriak Eti marah.

"Tapi kamu tidak boleh melakukan hal ini nak." ucap tetua Nasrun sebagai seorang kakek yang tidak tega membentak cucu satu-satunya.

"Kakek juga bilang agar aku mempertahankan milikku kan! Tapi sekarang aku mau pemuda tampan ini menjadi milikku Kek!" sentak Eti pada kakeknya.

"Apa anda pikir saya mau dengan anda?" sinis Daren datar.

Eti yang mendengar tercengang mendengar penolakan dari pemuda yang dia dambakan.

Bahkan para warga yang mendengarpun ikut merasa tercengang. Dan lagi dalam pikiran mereka Eti tidak cocok di sandingkan dengan pemuda itu.

Harusnya aku tidak membuat berita bohong itu! Harusnya aku bisa memiliki pemuda ini! Dan masih banyak kata harusnya yang Eti sesali.

"Maaf tetua Nasrun, Kepala desa. Aku sendiri yang akan membawa Eti dan teman-temannya ke pondok untuk di hukum dan dididik kembali! Sampai waktunya tiba kalian baru di perbolehkan menjenguk mereka!" ucap Guru besar Basir dingin.

Guru besar Basir meminta beberapa warga membawa Eti dan teman-temannya menuju pondok.

"Jangan sampai hal seperti ini terulang di kemudian hari. Sebagai hukuman, Kepala desa dan tetua Nasrun tidak bisa mengambil keputusan selama kurang lebih 3 bulan dari sekarang. Ini menjadi pelajaran untuk kita semua!" ucap Kakek Tono tegas sebelum membubarkan semua orang.

Kepala desa dan tetua Nasrun hanya bisa pasrah menerima hukuman yang mereka dapatkan. Tetua Nasrun juga merasa bersalah karena terlalu memanjakan cucunya yang berakibat hal ini.

Flashback off

.

.

.

Tbc...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!