TYMK 11

"Tolong siapkan beberapa meja dan kursi." ucap Kakek Tono pada Kepala desa, yang di balas anggukkan dari beliau.

Kepala desa meminta para warga dan bawahannya saling membantu untuk segera menyiapkan tempat.

"Kami yang akan menjadi saksi. Tuan Archer dari pihak laki-laki dan saya sendiri dari pihak perempuan. Yang akan menjadi wali nikah adalah Guru besar Basir. Tetua Masrin, tetua Nasrun, serta seluruh warga desa akan menjadi saksi lainnya." ucap Kakek Tono kembali.

"Walau pernikahan ini mendadak namun menurut syarat nikah sudah memenuhi. Jadi pernikahan keduanya tetap sah dimata agama. Yang jelas ada yang menikahkan, kedua mempelai dan juga saksi. Serta akad nikah yang akan kita laksanakan sebentar lagi." sedikit ceramah dari Guru besar Basir.

Mereka selesai mempersiapkan tempat. Tuan Archer yang memiliki ponsel juga membuat sebuah rekaman jejak digital yang mungkin akan berguna nanti.

Selain itu ada satu lagi ponsel yang Tuan Archer gunakan entah untuk apa.

"Kita panggil dulu Dokter Sheryl agar duduk di sini." ucap Kakek Tono.

"Biar saya!" ucap Tuan Archer sebelum berlalu ke ruangan yang di tempati Sheryl.

Tok.. Tok.. Tok..

Ceklek

"Ayo nak," ucap Tuan Archer dengan nada lembut. Tidak biasanya beliau seperti ini pada orang selain mendiang istrinya dan juga menantunya.

"Ke ekhm kemana Tuan?" suara Sheryl yang tidak keluar membuatnya harus berdehem dan bersuara lirih.

"Dengar nak." ucap Archer sebelum menyiapkan tenaga dan kalimatnya.

"Para warga tidak akan membiarkan kalian begitu saja. Pilihannya hanya ada dua, menikah atau kalian akan di usir dari desa dengan keji. Kalian juga tidak bisa mencari tahu dari mana asalnya berita bohong yang menimpa kalian, jika kalian pergi. Jadi inilah jalan terbaiknya," ucapnya panjang.

Sheryl yang mendengar hanya bisa menangis kembali dan tidak tahu akan melakukan apa.

"Aku pastikan ini adalah awal dari semua kebahagiaanmu." janji Tuan Archer pada Sheryl sebelum membawa tubuh ringkih itu keluar ruangan agar bisa duduk di sebelah Daren.

Sheryl sendiri tidak terlalu menanggapi ucapan Tuan Archer padanya. Saat ini pikirannya berkecamuk bimbang.

Sheryl juga tidak sadar ketika sudah duduk di samping Daren dan akad sedang di laksanakan.

"Sah!"

Sah

Sah

Sah

Teriakan menggema itu seketika masuk ke dalam pendengaran Sheryl dan membuat air mata yang sedari tadi berjatuhan bertambah deras.

Tak ada isakkan dari mulut Sheryl, hanya ada air mata yang terus mengalir bagai derasnya air sungai.

......................

Selesai akad nikah dilaksanakan, para warga diminta untuk bubar dan kembali ke rumah masing-masing bersama dengan Kepala desa, tetua Masrin, juga tetua Nasrun.

Sedangkan Sheryl dan Daren menyusul bersama Tuan Archer, Guru besar Basir dan juga Kakek Tono.

Sheryl yang kelelahan dan juga syok, seketika pingsan tidak lama setelah selesai acara. Belum lagi ada beberapa warga yang mencemooh sebelum keluar dari aula.

Sebagai contoh perkataan mereka

Dasar j*****

Wanita m****n

Sudah berapa orang yang jadi korbanmu!

Mati saja sana!

Jangan harap bisa hidup tenang di desa!

Manusia re******

Berapa semalam?

Dan masih banyak kata-kata menyakitkan lainnya.

Mereka semua seolah lupa akan kebaikan-kebaikan dan juga pujian yang sering mereka lontarkan pada Sheryl.

Benar kata pepatah. Satu keburukan akan menutup seribu kebaikan.

Daren dengan santai menggendong Sheryl seperti koala karena jika menggendongnya di depan, cukup menyulitkan. Beberapa luka sepertinya kembali terbuka dan jika Sheryl belum juga sadar dirinya akan mengobati luka itu sendiri.

"Mereka tau." ucap Tuan Archer acuh.

"Biarkan saja." balas Daren tak kalah acuh.

"Hah. Sedang berjalan pun kalian malas sekali bicara. Sekalinya bicara panjang saat genting saja. Semoga saja nak Sheryl betah bersama orang sepertimu," ucap Kakek Tono dengan berbicara lirih di akhir.

"Kakek bisa diam?" ucap dingin Daren sembari melirik tajam.

"Ekhm ekhm apa sih. Kualat nanti kamu!" Kakek Tono gelagapan.

"Komputer atau Laptop." ucap Daren tanpa penjelasan dan langsung masuk ke dalam puskesmas lalu menguncinya.

"HEH! Apa apaan anak itu. Apa maksudnya coba! Komputer atau laptop? Mau diapain? Jual? Apa gimana? Lihat itu Archer mengapa dia mirip sekali dengan dirimu." oceh Kakek Tono tak habis pikir.

"Siapkan saja komputer atau laptop di rumah Archer. Tidak usah banyak bertanya." ucap Guru besar Basir sebagai penengah. Karena Tuan Archer sendiri hanya diam tak mau menjelaskan.

"Dasar kalian ini. Untung Basir masih mau memberitahu. Kalau tidak mau bertanya pada siapa aku." gerutu Kakek Tono.

Mereka sesekali membahas hal penting. Tuan Archer sendiri jika sedang membahas hal penting akan mengeluarkan satu atau dua kalimat paling banyak.

Tuan Archer sedikit kasihan pada Kakek Tono. Tolong garis bawahi kata 'sedikit'.

......................

Daren membaringkan Sheryl di atas kasur miliknya dan sedikit melakukan pemeriksaan pada Sheryl.

Dengan telaten Daren memeriksa kondisi tubuh Sheryl yang sepertinya sudah kembali sadar.

Semua alat yang digunakan Daren memang terletak di atas troli dan sudah pasti dekat dengan ranjangnya, jadi saat Sheryl membuka matanya Daren sudah duduk di kursi yang biasa Sheryl gunakan.

Engh

Lenguhan dari bibir Sheryl sebelum membuka matanya terdengar.

Sheryl yang masih mengumpulkan kesadarannya serta ingatannya terdiam sebentar sebelum kembali menangis lirih.

"Hiks hiks Ayah Bunda Adel harus apa sekarang hiks hiks," lirih gadis itu begitu menyayat hati.

Sheryl memang di panggil oleh kedua orang tuanya dulu Adel, jadi dia akan menyebut namanya sendiri Adel, namun jika bersama orang lain dia akan menyebut nama depannya, Sheryl.

Sheryl masih terus menangis dan baru menyadari jika saat ini ada seseorang yang memperhatikannya.

.

.

.

Tbc...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!