TYMK 17

Wangi dari daging sapi yang sebelumnya di marinasi dengan garam dan lada bubuk, menguar sampai ke dalam rumah.

Sheryl sendiri hanya menunggu di depan pintu sembari menghadap ke arah Daren.

"Eum... Wangiiii banget!" ucap Sheryl memejamkan mata menikmati semilir angin yang bergabung dengan asap makanan yang sedang Daren buat.

"Sabar ya," ucap Daren sembari terkekeh lembut.

Sheryl menunggunya dengan tidak sabaran. Bukan sekali dua kali Sheryl berkata hal yang sama sedari tadi.

Merasa Daren mengetahui dia sudah tidak sabar Sheryl terkekeh malu.

"Hehehe, kelihatan banget ya?" tanyanya salah tingkah.

"Hm," angguk Daren dengan senyum jahilnya.

"Ish.. Jangan ledek aku dong!" rajuk Sheryl dengan raut wajah memerah. Persis seperti daging yang belum di masak tadi! Haha.

"Oke oke. Bisa minta tolong ambilkan piring bersih? Aku lupa membawanya tadi," angguk Daren tidak memperpanjang, dan meminta tolong pada Sheryl karena daging di tangannya sebentar lagi masak.

"Oke! Sebentar." ucap Sheryl sebelum ke dalam dan membawa satu piring yang cukup besar.

Sejak awal menempati rumah ini, Daren dengan penuh permohonan membuat permintaan agar mereka makan satu piring berdua.

Selain karena Daren ingin Sheryl terbiasa dengannya, dia juga ingin agar keterikatan satu sama lain terjalin lebih erat.

"Terima kasih." ucap Daren sebelum mengambil piring di tangan Sheryl.

"Kelihatannya enak!" ucap Sheryl meresapi wangi daging yang sudah tersaji di piring.

Daren juga tadi membuat saus ala ala dengan menggunakan tomat dan sedikit cabai besar, oh jangan lupakan bawang bombaynya!

Daren juga sedikit menumis sayur buncis, wortel dan jagung. Serta membuat kentang kukus yang di haluskan serta di beri sedikit margarin juga susu segar.

"Kita makan," ucap Daren tersenyum gemas, melihat ketidak sabaran Sheryl.

"Asik!!" ucap Sheryl kesenangan.

Ternyata membuatmu bahagia sesederhana ini, batin Daren ikut bahagia.

"Sebentar aku akan potong-potong dagingnya dulu agar kamu bisa langsung makan," ucap Daren dengan tangan yang sudah bergerak memotong daging.

"A." ucap Daren menyodorkan potongan daging yang sudah di campur saus dan juga sayurannya.

Sheryl membuka mulutnya dan begitu makanan itu masuk dalam mulutnya, matanya sedikit membelalak kaget.

"ENAK BANGET!" pekik Sheryl tertahan dengan kepala yang di gelengkan ke kanan dan kiri.

"Kalau begitu habiskan!" ucap Daren dengan senyum bangganya.

Baru kali ini Daren bangga bisa membuat makanan seperti ini. Biasanya dia hanya menaikkan alis dan mengangkat bahu acuh pada makanannya sendiri.

"Pasti!" angguk Sheryl senang.

Sesekali juga Daren makan hasil masakannya, menurutnya ini masakan biasa tapi ternyata dilidah wanita di depannya ini, makanannya sangatlah enak.

Lain kali aku buatkan masakan lain yang tak kalah menakjubkannya, batin Daren sedikit menyombongkan diri, lebih tepatnya senang mendapat respon baik Sheryl.

"Besok kita coba beli seafood ya kak?" ajak Sheryl.

Tiba-tiba saja dia membayangkan bagaimana enaknya saus yang sedang di makan sekarang, di gunakan untuk makanan laut.

"Boleh. Besok aku akan ke pasar," angguk Daren setuju.

Lihat dalam sekejap saja makanan yang tersaji tadi sudah habis tak tersisa.

Sheryl terlihat lahap sekali saat makan tadi, dan itu membuat Daren puas karena masakannya disukai oleh Sheryl.

"Eum, tidak usah deh." tiba-tiba saja suasana hati Sheryl memburuk mengingat rumor yang tersebar di antara keduanya.

"Biar aku bereskan dulu. Nanti baru kita bicara!" tegas Daren dengan cepat mencuci dan merapikan peralatan masak dan makan tadi.

Bukan tanpa alasan, beberapa kali Daren keluar untuk menemui seseorang, ada saja warga yang bicara buruk mengenai istrinya.

Sebagai contoh saja

Mas kok mau sih sama Dokter j***** itu!?

Jangan mau di jebak perempuan ga**l itu Mas.

Ganteng gini kok mau aja jadi simpanan, mending sama saya aja!

Kalian melakukan z*** ya?!

Jangan mengotori desa kami!

Mas lebih baik menikah dengan saya. Dokter itu juga sudah dinikahkan dengan pasangan gak benernya!

Dan masih banyak lagi kata-kata lainnya.

Bahkan sekarang rumor yang beredar di desa adalah Sheryl yang kurang be****n sengaja menjebak laki-laki tampan untuk dijadikan simpanannya!

Padahal mereka sendiri tidak mencari tahu lebih banyak tentang suami dari Sheryl. Aneh memang.

Saat ini keduanya sudah duduk di ruang depan dengan berdampingan.

Sheryl masih terdiam dengan pandangan yang menatap kosong ke depan.

Suara deheman dari Daren membuat kesadarannya kembali dan menatap wajah tampan lelaki itu.

"Apa kamu tidak ingin memberitahuku?" tanya Daren dengan senyum menenangkannya.

"Huft.. Tadi ada yang marah-marah di puskesmas. Terus dia tampar aku," Sheryl dengan hati-hati.

Daren baru menyadari ada memar yang sudah sedikit memerah di sebelah pipi Sheryl.

Pantas saja sedari tadi dia merasa ada yang aneh, namun belum menyadari apa itu. Ternyata wajah wanita di depannya ini sedang terluka.

"Tunggu sebentar!" helaan nafas terdengar dari mulut Daren, dengan segera dia beranjak menuju ruang praktek dan membawa salep memar.

"Stt," desis Sheryl ketika jari dari Daren sedang mengoleskan salep pada pipinya.

"Pantas saja makanmu aneh tadi! Mau menutupinya dariku, hm?" tanya Daren menatap tak suka pada Sheryl.

"Maaf," cicit Sheryl menatap takut-takut pada Daren.

"Jangan ulangi lagi!" ketus Daren sebelum kembali beranjak dan menyimpan salep ke dalam kotak obat.

"Iyaaaa. Jangan marah!" angguk Sheryl berkali-kali dengan tangan yang menggoyangkan lengan Daren.

Daren hanya diam. Sengaja melakukan hal itu agar Sheryl bisa langsung bicara padanya, jika suatu saat ada kejadian seperti ini lagi.

"Sayang.. Jangan marah!" bujuk Sheryl tanpa sadar. Jarang sekali Sheryl memanggil Daren dengan sebutan manis seperti ini.

"Dengan satu syarat!" ucap Daren berusaha tetap mempertahankan ekspresinya.

"Oke! Apa itu?" antusias Sheryl mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Huh.. Jika hal seperti ini kembali terjadi, tolong bicara langsung padaku! Jangan menyimpan semua masalah sendiri. Ingat ada aku yang bisa menjadi perisaimu!" ucap Daren lembut namun sangat tegas.

Sheryl ini adalah orang yang lebih suka memendam masalahnya sendiri. Jadi Daren harus tegas agar Sheryl dengan mudah bicara padanya saat sesuatu terjadi.

"Iya!" angguk Sheryl menyetujui.

Entahlah, saat Daren berbicara Sheryl seakan terhipnotis yang dengan mudah mengatakan semua hal. Sekalipun hal itu tidaklah penting.

...----------------...

Walau rumor itu sudah melekat pada kedua pasang manusia yang tak lain adalah Sheryl dan Daren, tetapi keduanya berusaha menerima keadaan.

Bukan lebih tepatnya Sheryl yang berusaha menerima semua kejadian yang menimpanya.

Sedangkan Daren mengupayakan agar semua kebusukan orang-orang itu terbongkar dengan caranya.

Dan lagi Daren juga semakin gencar berusaha agar bisa mendapatkan hati wanita yang sudah menjadi istrinya.

Usahanya tidak sia-sia, semakin hari mereka semakin dekat. Dan Sheryl lebih terbuka lagi padanya.

.

.

.

Tbc...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!