Travis memasuki ruangan Asher dan memberi kabar, "Boss, karyawan yang melakukan penggelapan dana itu sudah ditangkap dan dia sudah dibawa ke markas anda."
Asher menyeringai, "Ok bagus. Ayo berangkat sekarang." Asher dan Travis berangkat menuju ruang ke markas mereka. Asher ingin memastikan bahwa masalah ini diselesaikan dengan cepat.
Ketika mereka tiba di markas, para anak buah Asher langsung menyambut mereka, "Selamat datang boss!" Asher mengangguk dan berkata, "Di mana dia sekarang? Kalian bawa ke mana?"
"Oh dia ada di ruang interogasi boss, kami menahannya di sana." ucap anak buahnya. Asher mengangguk dan berjalan menuju ruang interogasi.
Setibanya di ruang interogasi, si karyawan itu sedang duduk di kursi dan diikat. Asher menghampiri dan menatap karyawan tersebut dengan tajam. "Kamu tahu kesalahan mu apa? Apa alasan mu melakukan itu?" tanya Asher dengan tegas. Karyawan tersebut hanya terdiam dengan badannya yang gemetaran karena ketakutan.
"Jadi, apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu berani melakukan penggelapan?" tanya Asher dengan nada yang keras. Si pekerja pun langsung tersentak dan berteriak, "Maaf bos, maaf bos! Saya tidak melakukannya dengan sengaja!" dengan nada yang penyesalan.
Asher duduk di hadapannya dan menatapnya dengan tajam, "Maaf? Cepat katakan alasan sebenarnya." Si karyawan pun langsung gemetaran dan tak bisa menjawab, karena takut dengan Asher. Asher pun langsung menendang kursi yang diduduki oleh sang karyawan, hingga dia tersungkur.
"Tidak ada jawaban? Dan berani lakukan itu tapi Tidak ada alasan?" tanya Asher dengan nada yang keras.Si karyawan pun hanya bisa menunduk dan berlutut, sambil berulang-ulang mengucapkan "Maaf bos, maafkan saya."
"Kamu mau kembali dengan selamat kan? Kalau begitu katakan alasannya." Asher mencengkram lengan karyawan itu sambil melototi nya. Karyawan tersebut semakin merasa takut melihat Asher seperti itu, dia kebingungan harus menjawab pertanyaan Asher.
Asher yang kesal karena kesabarannya habis langsung memukul karyawan itu. Karyawan tersebut pun melotot dan terperangah dengan pukulan Asher.
Asher yang tetap kesal pun memukulnya lagi dengan keras.
Karyawan tersebut pun tak bisa berkata-kata, karena tertekan oleh amarah Asher.
"Cepat katakan alasannya!" kata Asher dengan nada keras.
Karyawan tersebut pun berupaya untuk bisa berkata-kata, dan menjawab secara jujur. "Saya.. karena saya mempunyai banyak hutang." ucapnya dengan terbata-bata.
Asher mengepalkan tangannya dan semakin kesal karena karyawannya menggelapkan dana untuk membayar hutangnya. "Jadi demi melunasi hutang, kamu mencuri uang perusahaan?" ucap Asher dengan marah.
"Iya bos, saya mencuri uang perusahaan untuk membayar hutang saya." Selain itu, ada alasan lain yang membuat karyawan itu mencuri uang perusahaan.
"Bos, saya berhutang karena kejahatanku sendiri. Saya berjudi, dan memasang taruhan pada taruhan yang tidak pernah saya menangkan. Maka dari itu, saya harus mencuri uang dari perusahaan untuk membayar hutang saya." Asher yang masih kesal pun melototi karyawan yang masih takut dan terbata-bata itu.
Asher menghela napas dan bertanya, "Jadi apa yang akan kamu lakukan untuk membayar perbuatan mu?" Karyawan tersebut pun terperangah dan tak bisa berkata-kata.
Asher yang merupakan mafia yang kuat, tak segan-segan untuk menyakiti karyawannya yang gemetaran dan tak bisa berkata-kata seperti dia.
"Jangan diam, jawablah pertanyaan ku !" tegas Asher dengan nada keras.
Karyawan tersebut menghela napas dan tak bisa berkata-kata, karena tidak dapat memikirkan solusi untuk membayar utang dan menyelesaikan perbuatan yang dibuatnya.
"Kamu dipecat, aku sudah tidak bisa mempercayai mu lagi. Dan ingat, bayar hutangmu sampai lunas. Kamu beruntung, aku tidak akan menghabisi mu." ucap Asher sambil berdiri dan menatap karyawan itu.
"Lepaskan dia, dan pastikan dia membayar hutangnya. Jika dia tidak bisa melunasinya, kalian bisa menghabisinya." ucap Asher pada anak buahnya.
Anak buah Asher pun menuruti perintah bosnya.
Mereka langsung melepaskan karyawan dan memerintahkannya untuk membayar hutangnya.
Karyawan tersebut pun gemetaran, dan tak bisa membayar hutangnya karena utang yang sangat besar.
Asher pun membiarkannya pergi dengan catatan untuk membayar hutangnya secepat mungkin.
Asher meregangkan tubuhnya dan menatap anak buahnya, "Melelahkan..Sudah selesai urusannya kalian boleh pergi."
Anak buahnya mengangguk dan pergi meninggalkan Asher dan Travis di ruang interogasi. "Saya kira anda akan membunuhnya boss." ucap Travis sambil menatap Asher.
Asher bersandar di kursinya dan menjawab dengan tenang, "Males." Travis hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kelakuan boss nya itu.
Asher menatap jam tangannya dan ia baru teringat jika waktu pulang sekolah Nathania sudah kelewat. Asher langsung memakai jasnya dan pergi dari ruangan. "Boss anda mau kemana?" teriak Travis. "Jemput Nathania." jawab Asher dengan berteriak. "Nathania siapa? Oh iya tunangannya si boss, aku pelupa." ucap Travis sambil menepuk kepalanya.
Asher berjalan tergesa-gesa dan masuk ke dalam mobilnya. Dia melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh, dia merasa khawatir jika Nathania menunggunya terlalu lama.
Saat di perjalanan Asher merasa sangat kesal karena jalanan sangat macet, bahkan mobilnya tidak bisa bergerak. "Yang bener aja harus macet" ucap Asher sambil memukul setirnya.
Setelah 30 menit terjebak di kemacetan, akhirnya Asher bisa melanjutkan perjalanannya lagi. Asher langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh, yang dia pikirkan hanyalah ingin segera sampai ke sekolahnya Nathania.
Sesampainya di sekolah, Asher langsung bergegas keluar dari mobilnya. Namun, Asher tidak melihat siapapun di sekolah, tampaknya semua murid sudah pulang.
Karena penasaran dengan keberadaan Nathania, Asher pun masuk ke dalam sekolah dan melihat masih ada beberapa guru di sana. Asher memutuskan untuk mendatangi guru untuk menanyakan keberadaan Nathania.
"Permisi bu, apakah anda melihat Nathania?" tanya Asher dengan sopan. "Nathania? Nathania yang tidak bisa melihat itu?" ucap Guru tersebut. Asher pun mengangguk, "Iya bu."
"Oh, semua murid sudah pulang. Tapi, tadi saya sempat melihat Nathania sedang duduk di halte bus. Tapi setelah itu saya tidak melihatnya lagi." ucap Guru itu. "Terimakasih bu." ucap Asher sambil tersenyum.
Asher semakin cemas dan dia merasa tidak enak hati, dia takut terjadi apa-apa pada Nathania. Asher memutuskan untuk berkeliling di sekolah, dia memeriksa setiap ruangan yang ada. "Nathania... Nathania kamu di mana?" Asher terus memanggil nama Nathania. Dia berharap mungkin saja Nathania bisa mendengar suaranya.
Namun setelah memeriksa setiap ruangan, keberadaan Nathania masih tidak diketahui. Tidak ada tanda-tanda keberadaan Nathania di sekolah. Asher keluar dari sekolah dan pergi ke halte bus, di sana pun tidak ada keberadaan Nathania.
Asher semakin frustasi, dia khawatir jika Nathania tersesat atau sesuatu terjadi padanya. Asher menyusuri jalanan hingga saat di persimpangan jalan dia menemukan tongkat putih.
Asher mengambilnya dan melihat jika tongkat itu bertuliskan nama, yaitu Nathania. "Nathania..kamu ke mana?" Jantung Asher berdetak kencang, dia semakin cemas.
Jika tongkatnya terjatuh berarti Nathania pergi ke mana? Tidak mungkin Nathania berjalan tanpa tongkatnya. Yang terus berada di pikiran Asher adalah mungkin saja Nathania diculik oleh seseorang.
Asher memutuskan untuk kembali untuk pergi ke parkiran. Setelah di parkiran Asher langsung melajukan mobil nya lagi dan menyusuri jalanan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments