Rencana bodoh

Nathania sedang sarapan bersama Ibu dan kakak tirinya sebelum berangkat sekolah. Tiba-tiba ketukan pintu terdengar, Ibu tiri Nathania membuka pintu dan melihat dua orang pria berbadan kekar dan memakai jas hitam berdiri di depan pintu.

"Ada apa ini?" tanya Ibu tiri dengan ketus. "Saya ditugaskan untuk menjaga nona Nathania, nyonya." jawab salah satu pria dengan tegas.

"Nathania tidak perlu dijaga, dia bisa menjaga dirinya sendiri walaupun buta. Jadi lebih baik kalian pergi saja dari sini." ucap si Ibu tiri dengan nada marah. "Tidak bisa nyonya, boss saya memerintahkan kepada saya untuk menjaga nona Nathania selama dia sekolah." ucap pria itu sambil menatapnya dengan tajam

"Memangnya siapa boss kalian?" tanya si ibu tiri dengan penasaran. "Tentu saja tunangan nona Nathania, yaitu tuan Asher." jawab si pria dengan tenang.

Ibu tirinya Nathania terkejut, karena tidak menyangka bahwa Asher memberikan perlindungan kepada Nathania seperti itu. Dia menjadi kebingungan harus merencanakan apa untuk menyingkirkan Nathania.

“Jadi maksudmu Tuan Asher mempekerjakan mu untuk menjaga Nathania selama dia di sekolah?” tanya ibu tiri Nathania dengan nada penasaran.

"Ya, Nyonya, benar. Ini tugas pertama kita, selanjutnya adalah mengantar nona Nathania pulang ke rumah sepulang sekolah."

Ibu tiri Nathania tertegun.Dia tidak tahu harus berpikir apa atau melakukan apa sekarang. Dia merasa rencananya untuk menyingkirkan Nathania digagalkan oleh Asher dan anak buahnya. Dia harus segera memikirkan strategi baru.

"Baiklah.. tolong jaga Nathania dengan baik." ucapnya dengan nada gugup dan senyuman terpaksa. Setelah selesai sarapan, Nathania bergegas pergi ke sekolah ditemani oleh dua anak buahnya Asher.

Ibu tiri Nathania menatap Nathania yang pergi sambil menggigit kukunya. "Ibu terlihat gelisah. Ada apa? Apa ibu punya rencana sesuatu?" tanya Laura dengan penasaran.

Ibu tiri duduk dan menghela napas. "Laura, kamu tau kan kita sudah menyiksa Nathania selama 3 tahun, tapi ternyata kita menyiksanya tidak bisa membuat Nathania bisa disingkirkan dengan cepat. Jadi ibu membuat rencana agar cepat menyingkirkannya, tapi gagal karena Tuan Asher." ucapnya dengan gemetaran.

"Rencana Ibu gagal? Memangnya apa rencana ibu?" tanya Laura sambil menatapnya. "Rencana awalnya adalah ibu akan memerintahkan seseorang untuk menculik Nathania saat dia sekolah terus membunuhnya, tapi ternyata gagal." jawabnya.

“Lalu apa rencana baru, ibu?” tanya Laura. "Ibu... Ibu tidak tahu, Laura." jawab ibu tiri yang merasa kewalahan dan kalah. Dia tidak tahu apa yang bisa dia lakukan sekarang.

"Jadi apa rencana kita untuk menguasai kekayaan sepenuhnya gagal lagi?" tanya Laura dengan kecewa. "Tapi jangan khawatir, Laura." sambung ibu tiri Nathania sambil berusaha meyakinkannya. “Kita masih bisa meraup keuntungan, kita hanya perlu menunggu saat yang tepat.” Dia berusaha terdengar percaya diri, namun kenyataannya, dia merasa cemas dan frustrasi.

"Ya..ibu, bukankah tujuan ibu menikah dengan Ayah Nathania untuk harta kan?" tanya Laura. "Ya, Laura, benar." jawab ibu tiri Nathania. "Ibu menikah dengan ayah Nathania karena alasan ini. Ibu ingin kekayaan dan kemewahan dan ibu ingin kamu juga menikmatinya."

Dia berhenti sejenak, mempertimbangkan pilihannya.“Tapi sekarang ada masalah, Laura.” lanjutnya, suaranya terdengar lebih serius sekarang. “Tuan Asher, menyewa penjaga untuk melindunginya saat dia di sekolah. Kita tidak bisa melakukan apa-apa saat dia dilindungi seperti itu.”

"Ya, ini karena ayah. Kenapa ayah harus berhutang dan menjodohkan Nathania dengan Tuan Asher yang seorang mafia itu." ucap Laura dengan kesal.

"Ibu tahu, Laura, ini membuat frustrasi." jawab ibu tiri Nathania, terdengar sedikit kesal juga. “Tetapi Ibu tidak menyadari bahwa Tuan Asher akan begitu protektif terhadap Nathania. Kita sudah berusaha menyingkirkannya dengan berbagai cara sejak lama untuk mendapatkan kendali atas kekayaan, tapi sekarang hal itu tidak mungkin.”

Ibu tiri Nathania terdiam, frustasi dengan situasi saat ini.

“Tapi ada solusi untuk masalah ini, Laura.” lanjutnya, terdengar lebih percaya diri karena dia punya rencana baru. "Kamu hanya perlu melakukan sesuatu untukku." "Dengarkan saja, Laura." jawab ibu tiri Nathania. "Ibu punya solusi untuk menyingkirkan Nathania."

Mata Laura melebar. "Ada apa, Bu?" dia bertanya, merasa gembira dengan prospek akhirnya bisa menyingkirkan Nathania untuk selamanya.

"Kita harus membuat Nathania meninggalkan Tuan Asher," jawab ibu tiri Nathania. "Kita hanya perlu meyakinkan Nathania agar Tuan Asher mau putus dengannya. Maka jalan menuju kekayaan akan terbuka lebar."

"Ibu aku punya rencana." ucap Laura sambil menyeringai. "Bagaimana jika aku merayu tuan Asher dan merebutnya dari Nathania?" lanjutnya sambil tersenyum lebar.

Ibu tiri Nathania terkejut dengan rencana Laura.

"Laura, kamu serius?" dia bertanya, terdengar kaget. "Kita... kita ingin Tuan Asher putus dengan Nathania, bukan berkencan denganmu."

"Bu, ini bisa berhasil," kata Laura, membela rencananya. "Aku sangat menarik, dan Tuan Asher hanyalah manusia biasa. Dia bisa saja jatuh cinta pada pesonaku, lalu dia akan menyadari bahwa dia tidak seharusnya bersama Nathania."

"Dan dengan begitu, Tuan Asher bisa membuang Nathania. Bukankah nanti Nathania akan lebih menderita, dan pasti tidak akan ada juga yang menginginkan gadis buta seperti dia. Dengan aku merebut tuan Asher, pasti Nathania tidak ada yang melindunginya lagi dan kita bisa dengan mudah menyingkirkannya." Laura percaya diri dengan rencananya.

Ibu tiri Nathania terdiam sesaat. "Laura, itu... itu rencana yang sangat beresiko." katanya, terdengar tidak yakin. "Apa kamu yakin ingin mengambil risiko melakukan ini?" Laura mengangguk. "Itu adalah rencana yang sempurna. Nathania akan sendirian dan tidak berdaya. Ini adalah kesempatan terbaik yang kita miliki."

Ibu tiri Nathania masih terlihat ragu-ragu, namun dia harus mengakui bahwa ini mungkin merupakan rencana yang bagus. “Bisakah kamu melakukannya, Laura? Bisakah kamu merayu Tuan Asher dan merebutnya dari Nathania?” dia bertanya.

"Tentu ibu, percayakan padaku. Aku adalah putri ibu yang pintar." jawab Laura penuh percaya diri.

"Ya Laura ibu percaya..tapi, tetaplah hati-hati dan lakukan dengan pelan-pelan jangan sampai terburu-buru agar tidak mencurigakan. Ibu tidak mau rencananya gagal lagi" ucap Ibu tiri.

“Aku tahu, Bu. Aku tidak akan terburu-buru.” jawab Laura sambil tersenyum percaya diri. “Aku akan berhati-hati dan memastikan Tuan Asher jatuh cinta padaku, dan aku akan memastikan prosesnya lambat agar dia tidak curiga."

Ibu tiri Nathania merasa lega karena situasi Laura sudah terkendali. "Baiklah, Laura. Ibu percaya padamu. Kamu akan melakukan yang terbaik, Ibu yakin. Aku tidak sabar menunggu Nathania benar-benar sendirian dan tidak berdaya." ucapnya merasa puas dengan rencana Laura.

Mereka membayangkan apa jadinya jika Laura mampu merayu Asher dan merebutnya dari Nathania. Sebagai bagian dari perencanaan, Laura harus belajar bagaimana berinteraksi dengan Asher. Mereka membayangkan kemungkinan-kemungkinan dan memikirkan skenario-skenario yang ada, mencoba mengantisipasi segala rintangan yang mungkin mereka hadapi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!