Pagi tiba dan Nathania masih terkurung di dalam gudang, dia merasa sangat kedinginan dan tubuhnya menggigil dan Nathania mengalami demam.
Nathania merintih kesakitan saat tubuhnya terus menggigil dan demamnya semakin parah. Ia merasa sangat lemah dan tidak mampu bergerak. Suara pintu gudang terbuka dan ibu dan kakak tirinya masuk ke dalam ruangan.
Mereka melihat Nathania yang tergeletak lemah di lantai dan tertawa kejam. "Oh tampaknya anak buta yang tidak berguna ini mengalami demam, hmmm tapi aku tidak akan mengeluarkan mu dari sini," kata ibu tirinya dengan suara sinis.
Nathania mencoba untuk berbicara, tetapi suaranya terdengar parau dan lemah. "Tolong, lepaskan aku." ucapnya dengan susah payah.
Namun, ibu dan kakak tirinya hanya tertawa dan meninggalkan Nathania sendirian di dalam gudang yang dingin dan gelap. Nathania merasa putus asa dan merenungkan nasibnya yang malang.
Asher keluar dari ruangannya dengan mengenakan pakaian rapi. Travis yang melihat Asher sudah berpakaian rapi, merasa penasaran kemana Asher akan pergi.
"Boss, anda mau pergi kemana?" tanya Travis sambil mengejar Asher. "Oh, pergi menemui Nathania." jawab Asher dengan santai.
Travis terkejut mendengar jawaban Asher. "Nathania? Siapa Nathania, Boss?" tanya Travis dengan rasa penasaran yang semakin besar.
Asher tersenyum, "Kamu lupa? Tadi malam aku sudang bilang nama tunanganku Nathania,Travis. Aku akan pergi menjenguknya sekarang karena aku merasa ada yang tidak beres dengan dirinya."
Travis merasa malu, "Oh maaf, saya lupa. Baiklah, Boss. Saya akan menyiapkan mobil untuk Anda."
Asher mengangguk dan berjalan menuju mobil yang sudah disiapkan oleh Travis. Ia merasa khawatir dengan keadaan Nathania dan ingin segera menemukannya.
Tok..tok..tok..
"Laura, tolong lihat siapa yang datang." ucap Ibu tirinya Nathania, sambil membaca buku. Laura mengangguk dengan perintah ibunya dan memeriksa ke arah jendela. Saat melihat ke arah jendela betapa terkejutnya Laura melihat Asher yang berada di depan pintu.
"Ibu..Ibu, bagaimana ini?? Kita harus melakukan sesuatu." Laura panik, dan tangannya gemetaran. "Hah ada apa? Bilang yang bener dong Laura." Ibu tiri penasaran.
"Ada tuan Asher di depan, gimana bu?" Laura semakin panik. Sang ibu yang mendengar itu seketika langsung panik, dia ketakutan jika Asher mengetahui perbuatan kejamnya pada Nathania.
"Hmm ibu akan mencoba mengajak ngobrol dengan tuan Asher dan menahannya di sini, jadi kamu bawa Nathania ke kamarnya terus pastikan luka di badannya ga kelihatan, cepet!"
Laura mengangguk dan pergi ke gudang. Ibu tirinya Nathania membuka pintu dan tersenyum pada Asher, menyembunyikan rasa paniknya. "Oh, tuan Asher ada keperluan apa? Kenapa anda datang ke sini?" ucap Ibu tiri dengan gugup.
Asher menatapnya dengan tajam dan berkata dengan nada dingin, "Kenapa saya ke sini? Tentu saja saya ingin bertemu dengan tunangan saya. Apakah saya tidak diperbolehkan untuk bertemu dengan tunangan saya?"
Ibu tirinya Nathania menarik napasnya dan tersenyum, "Oh, tentu saja boleh. Tapi, Nathania sedang sakit sekarang." Asher semakin menatapnya dengan tajam dan berkata, "Kalau begitu dimana Nathania? Di kamarnya? Kalau begitu tolong antar saya ke kamarnya Nathania."
Ibu tiri semakin panik dan berusaha menenangkan dirinya. "Sekarang Nathania sedang dirawat oleh Laura, tolong tunggu sebentar tuan Asher. Silahkan duduk sembari menunggu, tuan." Asher tidak mengatakan apapun dan duduk di sofa dengan ekspresinya yang mengintimidasi.
Setelah di dalam gudang, Laura menyeret Nathania dan membawanya masuk ke dalam kamar. "Cepet baring di kasur!!" ucap Laura dengan ketus. Nathania tidak mengatakan apa-apa dan menuruti perintah kakak tirinya itu.
Laura memakaikan Nathania jaket dengan paksa, dia tidak ingin luka di tubuhnya Nathania terlihat oleh Asher. "Awas jangan sampai kamu melepas jaketnya, dan jangan bilang kalau kamu dikurung. Paham?" ucap Laura dengan tegas.
Nathania merasa bingung dan ketakutan, tetapi ia mengangguk dan mematuhi perintah Laura. Ia merasa takut dan tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.
Sementara itu, di ruang tamu, Asher mulai merasa tidak sabar. Ia merasa ada sesuatu yang tidak beres dan ia ingin segera menemui Nathania. "Kenapa lama sekali? Apa yang terjadi dengan Nathania?" tanya Asher dengan nada yang tidak sabar.
Ibu tirinya Nathania merasa panik dan mencoba untuk menenangkan Asher. "Mohon maafkan kami, tuan Asher. Nathania sedang dalam kondisi yang tidak baik dan kami sedang mencoba untuk membuatnya merasa lebih nyaman," ucap ibu tiri dengan suara yang gugup.
Asher menghela napas dan berdiri dari sofa. "Baiklah, saya akan menunggu di sini. Tapi, tolong cepatlah. Saya ingin segera melihat Nathania," ucap Asher dengan tegas.
Sementara itu, di kamar Nathania, Laura mencoba untuk membuat Nathania terlihat tidak terlalu lemah. Ia memakaikan Nathania baju yang tebal untuk menutupi luka-lukanya dan memberikan Nathania obat untuk meredakan demamnya.
Setelah beberapa menit, Laura keluar dari kamar Nathania dan memberitahu ibunya bahwa Nathania sudah siap untuk ditemui. Ibu tirinya Nathania menghela napas lega dan memberitahu Asher bahwa Nathania sudah siap untuk ditemui.
Asher berdiri dan berjalan menuju kamar Nathania. Ia merasa khawatir dan berharap bahwa Nathania baik-baik saja. Saat ia masuk ke kamar Nathania, ia melihat Nathania yang tampak lemah dan pucat.
"Nathania, ini aku Asher." ucap Asher sambil duduk di kursi sebelah ranjang. "Oh tuan Asher? Ada apa datang ke sini?" tanya Nathania. Asher memegang tangan Nathania dan berkata, "Aku hanya ingin bertemu dengan mu Nathania, dan ternyata kamu sedang sakit. Bagaimana keadaan kamu sekarang?"
"Saya baik-baik saja tuan, saya hanya mengalami demam. Dan sekarang demamnya sudah reda, saya hanya butuh istirahat." Nathania mengatakan itu agar Asher tidak khawatir dengannya.
"Sudah makan?" tanya Asher, dan Nathania menggelengkan kepalanya untuk menjawab pertanyaan Asher. "Travis, bisakah kamu datang ke sini?" Asher memanggil Travis.
Travis yang berada di ruang tamu dan mendengar suara Asher memanggilnya langsung datang ke kamar Nathania, "Ada apa boss?"
Travis terkejut melihat keadaan Nathania, ini pertama kalinya dia melihat tunangan boss nya itu. Dia khawatir dengan keadaan Nathania yang sangat lemah. "Oh ini tunangan boss? Dia cantik tapi lemah." pikir Travis.
"Tolong belikan bubur dan obat untuk demam, cepat Travis." ucap Asher tegas. Travis langsung bergegas memenuhi perintah Asher, dia pergi membeli bubur dan obat.
Beberapa saat kemudian, Travis datang membawa bubur dan obat, "Ini boss bubur dan obat nya." ucap Travis sambil memberikan bubur dan obat pada Asher. "Terimakasih Travis." ucap Asher.
Asher menyuapi Nathania dengan sabar sambil mengelus tangannya Nathania. Travis yang melihatnya merasa aneh karena Asher tidak pernah dekat dengan wanita.
Setelah makan bubur dan meminum obat, Nathania tertidur pulas. Asher tersenyum melihat Nathania tidur dan dia terus mengelus pipinya Nathania sebelum dia pulang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments