“Asher aku akan pergi ke toilet dulu.” ucap Nathania. Asher merasa khawatir jika Nathania pergi sendirian, apalagi banyak kerumunan orang di tempat itu. “Nathania, aku akan mengantarmu dan menunggu di luar selama kamu di dalam toilet.” ucap Asher dengan khawatir.
Nathania meraih tangan Asher dan mengizinkannya untuk menemaninya ke toilet. Asher memainkan ponselnya sambil menunggu Nathania yang berada di dalam. Namun, tiba-tiba pukulan keras mendarat di kepala belakangnya Asher hingga dia tersungkur ke lantai.
Asher merasa sangat pusing dan dia dapat merasakan jika tubuhnya di tarik oleh seseorang, dia tidak tahu orang itu namun dia bisa melihat jika yang menariknya seorang pria. Asher ingin melawan, namun pandangannya berubah menjadi gelap dan dia pun tidak sadarkan diri.
Nathania yang baru saja keluar dari toilet tidak bisa merasakan kehadiran Asher di dekatnya. “Asher? Asher kamu di mana?”
Dia mulai merasa takut dan khawatir. Dia memanggil Asher untuk melihat keberadaannya, tapi tidak ada jawaban. Nathania menyadari bahwa sesuatu yang buruk telah terjadi pada Asher dan dia mengkhawatirkannya.
Dia mulai mencari Asher di sekitar toilet, mencarinya dan memanggilnya. Dia merasa cemas dan bingung, bertanya-tanya apa yang terjadi pada Asher dan di mana dia berada.
Nathania terus mencari Asher, namun dia mengalami kesulitan berjalan karena dia tidak membawa tongkatnya untuk membantunya.
Dia merasa cemas dan khawatir karena dia tidak dapat menemukan Asher dan dia tidak tahu apa yang terjadi padanya.
“Asher? Asher jawab aku.” Dia memanggil Asher tetapi masih tidak ada jawaban. Nathania masih mencari Asher, namun dia semakin tersesat karena tempatnya dia berada sangat sepi dan dia bahkan tidak mendengar suara apapun.
Dia merasa tersesat dan tidak tahu di mana menemukan Asher. Dia merasa semakin cemas dan bingung, dan dia tidak tahu harus berbuat apa.
Nathania menghentikan langkahnya saat mendengar suara jejak kaki dari arah belakangnya. “Kamu kira tuan Asher ada di mana, Nathania?” ucapnya.
Nathania mendengar suara yang sangat familiar di telinganya, dan suara itu adalah Laura, kakak tirinya.
Suara familiar Laura mengejutkan Nathania. Dia merasa gugup dan khawatir ketika mendengar Laura di belakangnya.
“Apakah kamu akan terus mencarinya Bagaimana? Bahkan kamu tersesat, dan kamu tidak dapat melihat. Bagaimana cara kamu mencarinya?” Laura berbisik.
Dia merasa sedikit marah pada Laura karena begitu jahat padanya. Tapi dia juga tidak ingin membuat Laura semakin marah, jadi dia hanya diam tidak mengatakan apa-apa.
Laura memainkan rambut Nathania. “Kau tahu, aku sangat membencimu. Haruskah aku menyingkirkan mu sekarang?”
Dia diliputi ketakutan dan kecemasan karena dia tidak tahu apa yang akan dilakukan Laura padanya. Dia membeku ketakutan dan dia tidak bisa menjawab.
“Aku tahu di mana Tuan Asher berada, Aku akan memilikinya selamanya” bisik Laura.
Nathania terkejut dengan keseriusan dalam kata-kata Laura. Kata-kata Laura semakin menambah kegelisahan dan ketakutannya.
“Kenapa kamu begitu pendiam, adikku sayang?” Laura bertanya.
Dia merasa sangat cemas dan dia berusaha mengendalikan emosinya. Dia ingin berteriak pada Laura, menuntut agar dia mengetahui di mana dia menyembunyikan Asher dan apa yang dia rencanakan untuk dilakukan padanya.
Tapi, dia tidak sanggup melakukannya. Dia terlalu takut dan dia merasa dia tidak akan pernah bisa menghadapi kekejaman dan manipulasi Laura.
“Aku muak denganmu, Nathania.” Laura mendorong Nathania dari atas tangga.
Nathania merasakan gelombang ketakutan menjalari seluruh tubuhnya saat Laura mendorongnya turun dari tangga. Dia kaget dan tidak percaya dengan apa yang baru saja dilakukan Laura.
Nathania terjatuh dengan keras ke lantai, melukai lengan, kaki, dan kepalanya. Dia mencoba untuk bangun tetapi dia tidak bisa karena seluruh tubuhnya terasa sakit. Sedangkan Laura hanya tertawa puas dan pergi meninggalkan Nathania sendirian.
“Asher?? Asher dimana kamu?” ucap Nathania lemah. Nathania terus memanggil Asher, berharap dia datang.
Nathania kelelahan karena rasa sakit dan kecemasan yang dia rasakan, dan dia akhirnya kehilangan kesadaran. Dia terbaring tak sadarkan diri di lantai, tubuhnya sakit di banyak tempat dan kepalanya terasa berputar.
Sementara itu, Asher akhirnya sadar kembali. Dia membuka matanya dan bingung kenapa dia ada di tempat tidur
Dia bertanya-tanya bagaimana dan mengapa dia berakhir di sini. Dia segera bangkit dan mulai mencari sekeliling ruangan untuk mencari petunjuk atau penjelasan tentang di mana dia berada dan apa yang telah terjadi.
Asher tiba-tiba teringat apa yang terjadi sebelum dia terbangun di tempat tidur. Dia dipukul oleh seseorang dan dia kehilangan kesadaran.
Dia bangkit dari tempat tidur dan mulai mencari-cari tanda atau petunjuk apa pun tentang apa yang terjadi. “Ini kamar hotel, hotel yang sama dengan tempat pesta,” gumam Asher.
Seseorang membuka pintu dan itu adalah Laura. “Tuan Asher, apakah Anda sudah bangun?” Dia berkata sambil tersenyum.
“Di mana Nathania?” tanya Asher. Dia merasa tegang dan dia menunggu untuk melihat apa yang akan dikatakan atau dilakukan Laura selanjutnya.
Laura bersandar ke dinding dan berkata, “Nathania? Menurut anda di mana dia berada? Ya, Nathania berada di tempat yang jarang diketahui orang”
“Apa maksudmu, Laura?” ucapnya dengan campuran kekhawatiran dan ketakutan dalam suaranya. “Apa yang sudah kamu lakukan pada Nathania? Ceritakan apa yang terjadi padanya!” Asher kehilangan kendali atas emosinya dan
“Tuan Asher, bukankah kita serasi bersama? Kenapa kamu selalu mengabaikan ku? Kenapa Nathania selalu ada di matamu?” Laura mendekat ke arah Asher dan memeluknya, Asher yang merasa kesal segera melepaskan pelukan Laura.
“Tuan Asher, apa yang anda sukai dari gadis buta seperti dia? Bukankah dia tidak menarik. Bukankah saya lebih menarik?” ucap Laura, dan tentu saja itu membuat Asher yang mendengar hal itu sangat marah.
“Nathania cantik dan dia jauh lebih cantik darimu!” ucapnya tajam, amarahnya semakin membesar.
“Tuan Asher??” Laura kembali memeluk Asher dengan erat, namun Asher berhasil mendorongnya menjauh.
“Tuan Asher, beraninya anda mendorong seorang wanita?” kata Laura dengan kesal. Sementara itu, Asher menatap tajam ke arah Laura, ”Kamu pikir aku takut mendorongmu karena kamu perempuan? Aku tidak takut bahkan jika harus memukulmu, dan wanita seperti mu pantas di pukul.” kata Asher lalu meninggalkan ruangan.
Laura kaget mendengar Asher mengatakan itu.
Dia mulai merasa takut dan khawatir, setelah serangannya terhadap Nathania, apa lagi yang bisa dilakukan Asher? Tapi dia juga sangat marah padanya karena mendorongnya menjauh.
Laura khawatir karena rencananya merayu Asher tidak berhasil, dan Asher sepenuhnya fokus pada Nathania. Dia mengira jika dia mampu meyakinkan Asher bahwa dia lebih cantik dan menarik daripada Nathania, maka Asher akan menyadari bahwa dia adalah orang yang lebih baik untuknya.
Laura yang merasa kesal menelepon seseorang. “Tolong bakar gedung ini,” kata Laura. Tidak jelas siapa yang Laura telpon atau mengapa dia memerintahkan mereka untuk membakar gedung ini, tapi dia tampaknya bertekad untuk melakukannya. Perilaku Laura menjadi semakin tidak menentu dan berbahaya, dan situasinya menjadi sangat berbahaya bagi semua orang di dalam gedung.
Setelah menelepon seseorang, Laura segera meninggalkan hotel untuk menyelamatkan diri. Sedangkan Asher masih belum mengetahui kalau gedung tersebut akan dibakar sehingga ia masih mencari Nathania.
Asher kaget saat mendengar alarm kebakaran dan melihat api mulai menjalar ke seluruh gedung hotel. Dia mengkhawatirkan Nathania dan dia segera mulai mencarinya. Dia berlari melewati koridor hotel, mencari Nathania dimanapun dia berada.
Namun api menyebar dengan cepat dan seluruh hotel segera dipenuhi asap dan api. Situasi menjadi semakin menyedihkan dan Asher tahu dia perlu menemukan Nathania sesegera mungkin dan memastikan bahwa dia keluar dari gedung dengan selamat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments