Dikurung

Setelah pertemuan pertama dengan Asher, Nathania merasa sangat lega karena Asher tidak seseram yang dia bayangkan. "Nathania, terimakasih sudah menjadi anak yang baik. Ayah harus pergi ke luar kota, jadi diam saja di rumah dan dengerin ibu kamu. Paham?" Ucap Ayahnya dengan tegas.

Nathania berpikir sejenak, "Sejak kapan aku jadi anak nakal?" Setelah mengatakan itu ayahnya langsung pergi. Nathania terdiam dan seketika badannya gemetaran karena teringat sesuatu, yaitu jika ayahnya pergi ke luar kota pasti Ibu dan kakak tirinya akan melakukan sesuatu padanya.

Tidak lama kemudian Laura menghampiri Nathania sambil berteriak. "NATHANIA!!" Nathania terkejut dan badannya semakin gemetaran setelah mendengar suara Laura yang memanggilnya.

Laura memegang pergelangan tangan Nathania dengan keras hingga membuat Nathania merasa kesakitan. "Kakak lepasin." Nathania memohon kepada Laura. Namun, tentu saja Laura tidak akan bisa melepaskan Nathania semudah itu.

"Tau gak kenapa aku memohon ke Ayah biar kamu yang dijodohin? Karena aku pengen semua milikmu yang ada dirumah jadi milikku. Dan aku berharap kamu tersiksa sama Mafia itu, tapi kenapa itu gak berjalan sesuai dengan harapan ku? Kenapa mafia itu malah gak melakukan hal kejam sama kamu seperti yang aku harapkan?" Laura tidak bisa menahan emosinya, dia menjambak rambutnya Nathania.

Nathania merasa ketakutan dengan kakak tirinya itu, dia hanya bisa menahan rasa sakit sambil menangis. "Gak tau diri." gumam Nathania dengan nada kesalnya.

Laura yang mendengar itu seketika emosinya semakin memuncak. "NGOMONG APA KAMU? BILANG SEKALI LAGI!!" Laura terus menjambak rambut Nathania.

Ibu tirinya yang mendengar suara keributan langsung datang, matanya melebar karena terkejut. "Ada apa ini ribut-ribut?” tanya Ibu tirinya Nathania.

"Kakak gak tau diri, padahal kakak cuma numpang disini. Kakak itu bukan siapa-siapa, anak kandung ayah itu aku." Nathania tidak bisa menahannya lagi karena sangat kesal.

PLAK!!

Satu tamparan keras dari Ibu tirinya mendarat di pipinya Nathania. Nathania merasakan rasa sakit yang keras di pipinya, air mata Nathania pun pecah menetes ke lantai. Ia tak bisa menahannya lebih lama lagi.

"Kamu...anak buta gak berguna kayak kamu, berani-beraninya bilang seperti itu!!!" ucap Ibu tirinya sambil menampar pipinya Nathania lagi.

"Bagus ibu, anak yang gak tau diri itu dia. Kita memang harus menghukum siapa yang salah." ucap Laura sambil menendang perut Nathania, hingga dia terkapar di lantai.

Nathania tidak bisa mendengar apa yang Laura dan Ibu tirinya katakan lagi. Nathania hanya bisa merasakan kesakitan di seluruh tubuhnya, bahkan dia tidak bisa menggerakkan tubuhnya lagi.

"Bawa ke gudang, cepet!!" ucap ibu tirinya sambil terus memukul Nathania. Laura yang mendengar perintah ibunya itu langsung mengangguk dan menyeret Nathania ke gudang.

Para pelayan yang menyaksikan kejadian itu hanya bisa diam, mereka bingung harus melakukan apa. Mia yang baru kembali setelah membuang sampah dari luar langsung terkejut melihat Nathania yang sedang diseret.

"Nona!!! Nyonya apa yang anda lakukan pada nona?" Mia berlari dan mencoba menyelamatkan Nathania. Ibu tirinya yang melihat Mia seperti itu, semakin marah. Dia menampar pipinya Mia dengan keras. "Jangan coba-coba kamu ikut campur, kamu hanya seorang pelayan di sini. Kamu mau aku pecat?" ancam Ibu tiri.

Setelah mendengar ancaman, Mia hanya duduk dilantai sambil memegang bekas tamparan di pipinya. Dia merasa frustrasi karena tidak bisa menyelamatkan Nathania, dia merasa tidak berguna. Mia menangis menyaksikan tubuh lemah Nathania yang diseret.

Laura terus menyeret tubuh Nathania, dan saat sampai di depan gudang Laura langsung mendorong Nathania masuk ke dalam gudang hingga badannya terbentur tembok. Mereka langsung mengunci pintu dari luar yang membuat Nathania terkurung di dalam gudang.

Nathania yang terkurung di dalam gudang yang sempit itu berbaring di lantai yang sangat dingin. Kondisinya sangat lemah, dan sekujur badannya kesakitan. Dia tidak bisa melakukan apa-apa, dia hanya bisa berharap seseorang datang dan menolongnya.

Setelah mengurung Nathania, Laura dan ibunya datang menghampiri para pelayan dengan ekspresi puas di wajah mereka berdua. "Jangan datang ke gudang dan jangan coba-coba berpikir untuk menyelamatkan Nathania. Jika kalian melanggar, akan ku pecat kalian semua." ucap Ibu tirinya Nathania dengan tegas.

Para pelayan merasa sedih dengan Nathania, namun mereka juga ketakutan dengan ancaman itu. Mereka hanya bisa menuruti perintah Ibu tirinya Nathania, karena dia adalah Nyonya besar di rumah itu.

Malam tiba, dan Nathania yang terkurung di dalam merasa kedinginan, karena berbaring di lantai yang sangat dingin tanpa alas. Tubuhnya menggigil, dan rasa sakit di badannya tidak kunjung hilang. "Ibu...ibu...aku takut..." lirihnya.

"Nona..ini saya Mia." bisik Mia dari luar. Nathania terkejut dan takut jika terjadi sesuatu pada Mia karena mengunjunginya. "Mia, kenapa kamu kesini? Jangan."

"Nona, tidak apa-apa. Tolong tunggu sebentar, saya akan mencari cara." ucap Mia. Namun, sebelum Mia beraksi suara langkah kaki mendekat, dan itu terpaksa membuat Mia mengurungkan niatnya untuk menyelamatkan Nathania.

Mia langsung menjauh dan bersembunyi di balik tembok. Suara langkah kaki itu semakin dekat dan dia adalah Ibu tirinya Nathania. Dia masuk ke dalam gudang dan melemparkan makanan ke arah Nathania.

"Nah makan, jangan sampe mati." ucap Ibu tirinya sambil menginjak kakinya Nathania. "Aaaakk, ibu sakit." lirih Nathania. Ibu tirinya yang melihat Nathania kesakitan malah tertawa dengan puas.

Mia yang mengintip dari dinding tidak bisa menahan air matanya. Dia sangat marah dan sakit hati melihat majikan yang dia sayangi diperlakukan buruk oleh ibu tirinya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!