Setelah beberapa saat tidak sadarkan diri, akhirnya Nathania sadar. Dia merasakan seseorang menggenggam tangannya dengan erat. Asher yang menyadari Nathania sudah sadar langsung merasa lega.
"Nathania..ini aku." ucap Asher dengan nada yang lebih lembut kali ini. "Tuan Asher? Terimakasih sudah menyelamatkan saya." ucap Nathania.
Asher melihat raut wajah Nathania masih ketakutan, dia pun memeluk Nathania dengan erat. "Tidak apa-apa...ada aku di sini, kamu aman sekarang." ucap Asher dengan suaranya yang bergetar.
Nathania sedikit terkejut dengan Asher yang tiba-tiba memeluknya, namun dia merasakan kehangatan yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. "Maaf Nathania.. seharusnya aku jemput kamu tepat waktu, maaf." Asher masih merasa bersalah pada Nathania.
"Tidak apa-apa tuan Asher, saya sekarang sudah baik-baik saja. Hmm tuan Asher, apakah sekarang saya berada di rumah sakit?" tanya Nathania. Asher pun mengangguk, "Betul, kamu harus dirawat hingga beberapa hari karena lukanya parah. Jangan khawatir Nathania, aku akan selalu ada di sisimu." ucap Asher mencoba untuk menenangkan Nathania.
Asher merasakan detak jantung Nathania yang masih berdebar kencang di dadanya. Nathania menarik napas dalam-dalam, mencoba meredakan ketakutan yang masih ada. "Saya...saya baik-baik saja, Tuan Asher. Terima kasih." ucap Nathania, mencoba tersenyum.
Asher memandang Nathania dengan penuh kekhawatiran, dia hanya perlu memastikan bahwa Nathania merasa aman dan tenang. "Kamu harus istirahat, Nathania. Aku akan menjagamu." ucap Asher dengan lembut, berusaha memberikan rasa nyaman bagi Nathania.
Nathania mengangguk dan dia berbaring di tempat tidur untuk beristirahat, tidak lama kemudian ia pun tertidur pulas.
Asher melihat Nathania yang tertidur dengan damai, dan sebuah perasaan lega melintasi wajahnya. Dia merasakan kehangatan dari tangan Nathania yang masih dia genggam, dan tersenyum pelan. Dia mengusap kepala Nathania dengan lembut dan berbisik, "Mimpi indah Nathania."
Asher terus memperhatikan Nathania, hingga dia dikejutkan dengan handphone nya yang berbunyi. Asher memeriksa handphone nya, dan ternyata dia mendapat pesan dari anak buahnya, Travis.
Asher membuka pesan dari Travis dan membaca isinya dengan serius. Dia merasa khawatir dengan isinya, namun dia tahu bahwa dia harus tetap tenang dan berpikir jernih. "Maafkan aku, Nathania. Aku harus pergi sebentar." ucap Asher dengan lembut pada Nathania, yang masih tertidur.
Asher melepaskan genggaman tangannya dari tangan Nathania, dan berdiri dari samping tempat tidur. Dia mengambil jasnya dan berjalan keluar dari ruangan dengan hati yang berat.
Sesampainya di kantor, Asher langsung memasuki ruangannya dan langsung disambut dengan Travis yang sudah menunggunya. "Boss, anda sudah datang. Ada hal penting yang harus saya katakan." ucap Travis dengan penuh kekhawatiran.
Asher mengangguk dan duduk di kursinya. "Cepat katakan." ucap Asher dengan tegas. "Ini mengenai musuh kita boss, musuh terbesar kita Cortez family mulai bergerak. Kita harus waspada boss." jawab Travis.
Asher menghela napas dan merasa kepalanya sangat pusing setelah mendengar informasi penting yang dikatakan oleh Travis. Asher merasa khawatir, apalagi Cortez family adalah salah satu keluarga mafia yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Cortez family sudah menjadi musuh bebuyutan keluarga Asher, yaitu De Luca family.
"Tetap pantau setiap pergerakan mereka." ucap Asher, Travis pun mengangguk mengerti. Travis yang melihat raut wajah Asher yang kelelahan pun merasa khawatir. "Boss, lebih baik anda istirahat. Anda terlihat sangat kelelahan." ucap Travis dengan khawatir.
"Tidak apa-apa Travis, aku baik-baik saja." jawab Asher sambil memejamkan matanya. "Ah benar bagaimana dengan Nathania tunangan anda boss? Bukankah anda menjemputnya telat?" tanya Travis dengan penasaran.
"Ya, karena aku telat dia jadi ditindas oleh para murid nakal." jawab Asher. Travis terkejut mendengarnya dan khawatir, "Terus sekarang bagaimana dengan keadaannya?"
Asher memiringkan kepalanya dan menjawab, "Sekarang sudah lebih baik, aku membawanya ke rumah sakit. Sekarang dia sedang beristirahat." Travis pun merasa lega mendengarnya.
Asher menatap jam tangannya dan waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam, Asher pun memutuskan untuk kembali ke rumah sakit. "Aku harus kembali ke rumah sakit, jika ada informasi penting datang saja ke rumah sakit." Travis pun mengangguk dan menatap Asher yang berjalan menjauh.
Sesampainya di rumah sakit, Asher segera kembali ke ruangan Nathania. Dia melihat Nathania masih tertidur dengan tenang, dan dia merasa lega. Dia duduk di samping tempat tidur, dan kembali memegang tangan Nathania dengan erat. "Wajahnya sangat imut ketika tidur." gumam Asher sambil tersenyum.
Asher tetap merasa khawatir setelah mengetahui bahwa Cortez family sedang merencanakan sesuatu. Asher sudah mempersiapkan diri sejak lama dengan baik untuk menghadapi situasi yang mungkin akan terjadi. Namun dia tidak menyangka mereka akan bergerak lebih cepat tidak sesuai dugaannya.
Asher khawatir karena sekarang ada Nathania yang harus dijaga olehnya, dia takut karena mungkin saja Nathania dijadikan target oleh Cortez family.
Dia harus waspada dan melakukan segala sesuatu dengan hati-hati. Dia harus tetap fokus dan terus memantau situasi dengan baik. Dia harus terus bersiap karena sudah banyak orang yang menjadi korban dalam bentrokan dan pertumpahan darah antara Cortez family dan De Luca family.
Asher mencoba menenangkan diri nya dan dia memutuskan untuk beristirahat. Asher perlahan-lahan mulai tertidur sambil terus memegang tangan Nathania dengan erat.
Asher terbangun di tengah malam dan melihat Nathania yang mengigau di tidurnya. "ibu..ibu..ibu.." Nathania terus memanggil ibunya saat tidur. Lagi-lagi kenangan buruk saat hari kecelakaan itu selalu datang di mimpinya Nathania.
Asher terbangun dengan perasaan cemas saat mendengar Nathania mengigau dan memanggil ibunya dalam tidurnya. "Ibu? Apa Nathania rindu ibunya?" pikirnya. Asher tahu jika Nathania kehilangan ibunya karena kecelakaan.
Dia merasakan kepedihan yang dalam melihat Nathania merasa kehilangan dan merindukan sosok ibunya. "Nathania, aku ingin mengetahui lebih banyak tentang mu. Aku harap kamu bisa menceritakan semua tentang dirimu." ucap Asher.
"Nathania, aku di sini," ucap Asher dengan suara lembut, mencoba membangunkan Nathania dari keadaan mengigau. "Aku di sini untukmu. Aku akan menjaga dan mendukungmu, seperti ibumu melakukannya."
Asher terus mengusap pipi Nathania dengan lembut, berharap bisa memberikan ketenangan pada gadis itu. Dia berbicara dengan suara lembut, mengulangi kata-kata yang menenangkan, dan memastikan Nathania merasa aman.
Tidak lama Nathania mulai mereda dan perlahan-lahan terbangun dari tidurnya. "Tuan Asher... Terima kasih," ucap Nathania dengan suara serak.
Asher tersenyum lembut, merasa lega melihat Nathania sadar. "Tidak perlu berterima kasih, Nathania. Aku di sini untukmu, tidak apa-apa semuanya baik-baik saja. Tadi hanya mimpi buruk, aku akan selalu mendukungmu dan menjagamu. Kamu tidak sendirian."
Nathania merasakan kehangatan dan kepercayaan dari Asher. Dia tahu bahwa meskipun ibunya tidak ada di sampingnya, dia memiliki seseorang yang akan selalu ada untuknya. Bahkan sekarang dia sudah tidak melihat Asher sebagai orang yang kejam, melainkan orang yang sangat lembut padanya.
"Lebih baik kamu istirahat lagi Nathania, aku akan menjagamu. Kamu butuh istirahat yang cukup." ucap Asher sambil tersenyum. Nathania mengangguk lemah, merasa terharu dengan perhatian dan kebaikan Asher. Dia tahu bahwa Asher benar, bahwa dia membutuhkan istirahat yang cukup untuk mengembalikan energinya. Dia membaringkan kembali kepalanya di atas bantal dan menutup matanya.
Sementara itu, Nathania merasakan kelembutan Asher yang hangat, dan perlahan-lahan dia merasakan dirinya tenggelam dalam tidur yang tenang.
"Tidur nyenyak Nathania, tenang semuanya akan baik-baik saja." bisik Asher dengan lembut. Asher pun merasa kelelahan karena terlalu banyak hal terjadi pada hari itu.
Asher pun memutuskan untuk beristirahat, ia melepaskan genggaman tangannya dan berbaring di sofa lalu tidak lama kemudian, ia pun tertidur nyenyak. Malam berlalu dengan kedamaian, Asher dan Nathania terus terlelap dalam tidur tenang mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments