Dinner

Nathania masuk ke dalam kamarnya dengan wajah bahagia, dia tidak sabar untuk makan malam nanti. Mia yang menyadari ada sesuatu yang berbeda dari Nathania, dia pun menghampiri dengan penasaran. “Nona, ada apa? Apakah ada sesuatu yang menyenangkan terjadi?” tanya Mia.

“Oh Mia, Asher mengajakku makan malam bersama nanti.” jawab Nathania dengan gembira.

“Wah nona itu sangat bagus, mari saya bantu anda berdandan dengan cantik.” ucap Mia.

“Terima kasih, Mia. Aku akan menunggu Asher nanti.” Ucap Nathania sambil tersenyum manis.

Dia sangat bersemangat untuk menghabiskan waktu bersama Asher nanti dan menantikan kencan makan malam mereka.

Mia membantu Nathania untuk berdandan, dia memilihkan gaun cantik dan elegan untuk dipakai Nathania. Mia juga memilih sepasang sepatu hak dan riasan untuk melengkapi keseluruhan pakaiannya dan membuat Nathania tampil terbaik.

“Nona, anda sangat cantik. Anda memang tidak bisa melihat tapi anda harus percaya bahwa anda sangat cantik.” ucap Mia mencoba membuat Nathania percaya diri.

“Kamu benar-benar menganggap aku cantik?” Nathania bertanya pada Mia, suaranya terdengar agak malu. Mia tahu bahwa Nathania sedikit pemalu dan malu, tapi dia ingin membuatnya merasa nyaman dan percaya diri.

“Ya, anda adalah salah satu wanita tercantik yang pernah saya lihat. Anda hanya harus percaya itu.” Ucap Mia meyakinkan pada Nathania.

Asher datang untuk menjemput Nathania, dia sudah berpenampilan rapi dan merasa sedikit gugup. Ketika datang Asher langsung disambut oleh Ibu tiri Nathania.

“Oh tuan Asher, ada apa anda datang ke sini?” tanya ibu tiri dengan nada gugup. Dia penasaran mengapa Asher ada di sana dan apa yang akan mereka lakukan bersama.

“Saya datang ke sini untuk menemani Nathania makan malam.” kata Asher dengan tenang.

Ibu tiri Nathania terlihat terkejut dan di berkata, “Silahkan duduk tuan Asher selama anda menunggu Nathania.”

“Terima kasih.” Asher menjawab dengan sopan kepada Ibu tiri Nathania dan duduk. Dia menunggu dengan sabar sampai Nathania siap. Sambil menunggu, Asher bisa merasakan jantungnya berdebar kencang.

Pikirannya terus kembali pada Nathania. Dia terus memikirkan betapa cantik dan anggunnya dia. Asher tidak begitu mengerti apa yang terjadi padanya, dan mengapa dia merasa seperti ini terhadap Nathania.

Si ibu tiri yang melihat kedatangan Asher langsung memberi tahu Laura, “Laura, tuan Asher datang. Kamu harus memulai rencana kita untuk merebut tuan Asher dari Nathania.”

“Oh tuan Asher datang? Baiklah ibu aku akan mencoba merayu tuan Asher dan membuatnya jatuh cinta padaku.” ucap Laura percaya diri.

Laura menghampiri Asher dan duduk di sebelahnya. “Tuan Asher anda sangat tampan hari ini, anda benar-benar tipe saya.” ucap Laura sambil meraba dada Asher.

Asher terkejut dan menatap Laura dengan kesal, dia menghempaskan tangan Laura. “Terimakasih atas pujiannya, tapi anda bukan tipe saya.”

Laura tampak senang dan bangga pada dirinya sendiri karena telah membuat Asher memperhatikannya. Dia terus menggoda Asher. Dia duduk sangat dekat dengannya dan memegang tangannya.

“Kami terlihat serasi bersama.” Laura berkata pada Asher dengan nada genit. Asher sangat terkejut dengan kelakuan Laura dan menjadi semakin kesal.

Dia tidak berniat jatuh hati pada taktik rayuan Laura dan dia mendorong tangannya lagi, kali ini lebih kuat. “Tolong jangan lakukan itu.” Asher berkata pada Laura, berusaha bersikap sopan.

“Anda sangat menjijikan dan murahan nona Laura.” ucap Asher dengan ketus. Asher tidak tahan lagi jika terus berada di sana, jadi dia memutuskan untuk pergi ke kamar Nathania.

“Tunggu, tuan Asher. Kemana anda akan pergi?” tanya Laura dengan nada sedikit kesal.

“Bertemu Nathania, ini adalah makan malam yang kita rencanakan bersama.” kata Asher dengan tenang.

Asher tidak tahan lagi dengan kelakuan Laura, jadi dia memutuskan untuk pergi ke kamar Nathania. Dia frustrasi dengan perilaku Laura dan dia tidak ingin berada di dekatnya lagi.

Laura merasa cemas karena dia baru saja menjalankan rencananya, namun dia sudah gagal. Dia langsung memberi tahu ibunya.

“Ibu, aku gagal. Aku sudah merayunya, tapi ternyata tidak gampang. Dia pergi begitu saja, apa yang harus aku lakukan ibu?” tanya Laura dengan cemas.

“Ya ampun, sayang sekali, kamu perlu meyakinkan dia bahwa Nathania bukanlah pasangan yang cocok untuknya. Bicarakan tentang sifat buruk Nathania dan bandingkan dengan sifat baikmu.” Kata ibu tiri.

Laura tahu bahwa dia harus berhasil dalam rencananya. Dia akan melakukan segala daya untuk meyakinkan Asher bahwa Nathania bukanlah orang yang tepat untuknya.

“Baik ibu, aku paham. Aku tidak akan menyerah untuk merebut tuan Asher dan menyingkirkan Nathania.” ucap Laura percaya diri.

“Bagus nak, tapi ingat jangan terburu-buru. Lakukanlah dengan perlahan.” ucap si Ibu.

“Ya ibu aku mengerti.” Laura menjawab ibunya.

Ini adalah tugas penting dan Laura perlu melakukannya secara perlahan.

Dia akan melakukan segala caranya untuk perlahan-lahan mengubah Asher melawan Nathania dan membuatnya memilih dia untuk bersamanya.

Sementara itu, Asher datang ke kamar Nathania dan mengetuk pintunya. “Nathania, ini aku Asher. Aku boleh masuk?”

“Ya, silakan masuk.” ucap Nathania dari balik pintu. Asher perlahan membuka pintu dan masuk. Nathania sedang menunggunya dan dia terlihat sangat cantik.

Dia siap pergi makan malam bersama Asher. Asher tidak bisa tidak menyadari betapa cantiknya dia. Rambutnya ditata dan dia berpakaian elegan. “Wow, kamu terlihat luar biasa.” Asher berkata pada Nathania.

“Terimakasih, aku tidak bisa melihat tapi aku bisa merasakan bahwa kamu juga luar biasa malam ini.” ucap Nathania sambil tersenyum.

“Tapi menurutku kamu terlihat lebih baik saat tersenyum.” Asher berkata sambil tersenyum.

Asher memandang Nathania dengan kagum saat dia melihat senyum indahnya. Dia terpesona oleh kecantikannya yang bersinar dan kepribadiannya yang menawan.

Dia merasakan hubungan dan ikatan yang kuat dengannya yang tidak bisa dia jelaskan. Dia merasakan rasa damai dan tenang di sekelilingnya.“Bagaimana kalau kita pergi makan malam sekarang?” Asher bertanya pada Nathania.

“Ya, aku sudah siap.” ucap Nathania sambil meraba-raba dinding untuk berjalan.

“ Oke. Biarkan aku membantumu.” Asher berkata pada Nathania. Asher meraih tangan Nathania dan mereka berjalan menuruni tangga dan keluar menuju mobil.

Sesampainya di restoran, Asher membantu Nathania untuk berjalan dan membawanya masuk ke dalam restoran. Saat mereka masuk ke dalam restoran, Nathania mendengar suara orang berbicara dan makan. Asher membantu Nathania menemukan jalan ke meja dan membantunya duduk dengan nyaman.

“Nathania, bagaimana jika kita memesan steak?” tanya Asher dengan lembut.

“Ya, steak kedengarannya enak.” Nathania menjawab dengan nada manis dan lembut. “Apa yang ingin kamu minum, Nathania?” Asher bertanya padanya.

“Hmmm aku ingin soda.” jawab Nathania. Asher mengangguk dan memanggil pelayan lalu memesan pesanan mereka.

Setelah beberapa saat menunggu akhirnya pesanan mereka tiba. Asher memotong-motong kecil steak Nathania agar mudah dimakan olehnya. “Nathania, aku sudah memotongnya makanlah perlahan.” ucap Asher sambil tersenyum

Saat Asher memotong steak nya, Nathania tersentuh oleh perhatiannya. Dia tersenyum padanya dan mulai makan perlahan. Dia bisa merasakan hubungan di antara mereka menjadi semakin kuat.

Asher melihat Nathania sedang menikmati daging itu, dan dia semakin senang melihatnya.

“Steak nya enak. Terima kasih sudah memotongnya.” Nathania berkata pada Asher.

“Ya, Nathania.” Asher tersenyum dan memakan steak nya juga sambil terus menatap Nathania.

“Asher, kamu pernah bertanya padaku kan jika aku bisa melihat lagi apa hal yang pertama kali ingin aku lihat, waktu itu aku belum memiliki jawabannya. Namun, sekarang aku sudah punya jawabannya.” ucap Nathania sambil tersenyum.

“Oh, apa itu?” tanya Asher penasaran ingin tahu.

Asher telah menanyakan pertanyaan itu kepada Nathania sebelumnya, dan dia tertarik mendengar bahwa Nathania sekarang punya jawabannya.

“Jika aku bisa melihat lagi, yang pertama kali ingin aku lihat adalah kamu.” jawab Nathania dengan lantang.

Asher merasakan hatinya meleleh saat Nathania mengucapkan kata-kata itu padanya. “Aku tidak tahu harus berkata apa. Terima kasih, Nathania. Kamu baik sekali.” Jawab Asher, sedikit tersipu.

Nathania terdiam sejenak. “Aku harap aku bisa melihat lagi suatu saat nanti.” ucap Nathania

“Aku sungguh berharap penglihatan mu kembali.” Asher berkata kepada Nathania, merasakan belas kasihan yang mendalam padanya.

Ia tidak bisa membayangkan kesulitan yang dihadapi Nathania akibat kebutaannya. Nathania telah beradaptasi dan mengatasinya, namun dia masih ingin bisa melihat lagi, dan Asher memahaminya.

Asher dan Nathania duduk dan melanjutkan pembicaraan, tertawa, dan menikmati kebersamaan satu sama lain. Waktu berlalu dengan cepat dan sebelum mereka menyadarinya, makan malam telah usai. Asher membantu Nathania berdiri dan mereka meninggalkan restoran bersama.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!