Karena Suamimu Terlalu Kaya

Karena Suamimu Terlalu Kaya

1. Si Gila Harta

"Habis dari mana aja, La? Kok, pulangnya malam banget?"

Gerakan Ayla yang sedang menempatkan sepatu hak tingginya di atas rak seketika terhenti. Ia mendongak, mempertemukan manik mata ber-softlens itu dengan sosok laki-laki yang mengisi kursi roda di ambang pintu.

"Kamu gak liat aku bawa barang segini banyak?" tanya Ayla tak ramah.

Bayu melirik ke lantai tepat di sebelah kaki Ayla. Di sana, tak kurang dari sepuluh tas belanja dengan logo toko ternama dibawa pulang olehnya. Ia menghela napas dan kembali berkata, "Mas liat akhir-akhir ini kamu udah sering banget belanja, La. Bukan Mas mau ngelarang, tapi kamu, kan, tau keuangan keluarga kita lagi seret banget."

"Oh, jadi kamu mau bilang kalau aku ngabisin duit kamu? Iya?" Ayla berkacak pinggang, menatap suaminya dengan berang.

"Bukan gitu, La. Tapi, cobalah kamu tahan sedikit. Belanja seperlunya aja. Yang kamu butuhkan, bukan semua yang kamu inginkan. Nanti kalau Mas udah bisa kerja lagi, Mas janji gak bakalan--"

"Eh, Mas," Ayla menyela bahkan sebelum Bayu berhasil menyelesaikan kalimatnya, "Asal kamu tau, ya. Kamu itu penyebab seretnya keuangan kita. Jadi, jangan salahin aku, dong. Tugas kamu sebagai suami, ya, cari nafkah dan bahagiain istri. Kalau kamu gak suka sama cara aku, kenapa dulu kamu nikahin aku, hah?"

Bayu tercengang. Memang ini bukan kali pertama Ayla membantah nasihatnya. Namun, mengingat betapa manisnya Ayla dulu sebelum dirinya lumpuh, rasanya tidak mungkin istrinya bisa berkata sekasar ini.

"Mas minta maaf kalau saat ini kamu gak bahagia, La. Mas juga gak nyalahin kamu. Mas cuma mau pengertian kamu sedikit aja. Tolong pahami kondisi Mas," kata Bayu dengan sangat tenang. Biar bagaimanapun, Ayla merupakan wanita yang dicintai olehnya. Dia tidak ingin menyakiti Ayla dan berakhir salah paham.

Ayla memutar kedua bola matanya dengan malas. Dia sudah lelah seharian ini, mengapa Bayu harus menahan langkahnya, sih?

"Salah kamu kenapa harus jadi lumpuh, Mas. Kalau aja kamu dengerin aku buat gak keluar malam itu, kamu gak bakalan kecelakaan dan berakhir di kursi roda kayak gini. Kalau kamu butuh pengertian aku, sampai saat ini pun aku udah cukup mengerti, Mas. Dengan tidak minta pisah sama kamu aja, harusnya itu udah cukup. Karena kalau gak ada aku, siapa lagi yang mau ngurusin kamu yang cacat begini? Kamu itu sebatang kara, Mas. Iya, kamu punya uang. Tapi, sayangnya uang itu lama-kelamaan bakalan habis. Tapi, kalau gak punya keluarga, mau jadi apa kamu? Gembel?"

Setelah mengeluarkan kalimat yang menyakiti hati Bayu, Ayla berlalu ke kamarnya yang terletak di lantai dua dengan perasaan dongkol.

Sementara itu, Bayu hanya bisa memandangi kepergian Ayla dengan pasrah. Dia menghela napas lalu mendorong kursi rodanya untuk mencapai pintu dan menutupnya dari dalam.

Tiga bulan yang lalu, Bayu mengalami kecelakaan di jalan raya saat mobil yang dikendarai olehnya menabrak pembatas jalan tol. Bukan hanya mobilnya saja yang rusak parah, tetapi fisik Bayu juga. Dia dilarikan ke rumah sakit secepat mungkin. Oleh sang dokter, kedua kaki Bayu divonis mengalami kelumpuhan.

Bayu pikir hanya tenaga dari kedua kakinya saja yang hilang, ternyata Ayla-nya juga. Setelah kejadian yang nyaris merenggut nyawanya, sikap Ayla perlahan-lahan mulai berubah.

Ayla yang manis, kini menjelma menjadi sosok pemarah dan tak sabar. Ayla yang lembut, kini menjadi si kasar yang selalu meledak-ledak. Bayu bahkan sempat tidak mengenali istrinya dalam beberapa waktu. Namun, mau sekeras apa pun ia menolak kenyataan, wanita ini tetaplah istrinya.

Sampai detik ini, Bayu selalu merasa bersalah. Dia merasa gagal menjadi suami yang baik untuk Ayla. Andai saja malam itu dia mendengarkan Ayla untuk di rumah saja, mungkin saja hal ini tidak akan terjadi. Dan, mungkin saja cinta Ayla akan selalu manis seperti sebelumnya.

Dan, karena perasaan bersalah tersebut, Bayu tidak mencegah saat Ayla memilih tidur sendiri di lantai atas. Bayu membiarkan Ayla senang dengan pilihannya. Asalkan untuk Ayla, Bayu rela mempertaruhkan segalanya.

"Ayla ...."

"Ck, Mas Bayu kenapa lagi, sih? Perasaan dari tadi ganggu mulu."

Sambil berdecak, Ayla tetap saja keluar dari kamar dan berdiri di ujung tangga untuk melihat keberadaan Bayu. Karena menggunakan kursi roda, tentu saja suaminya itu tidak bisa naik ke atas.

"Kenapa lagi, sih, Mas? Aku mau tidur. Capek," omel Ayla dengan muka masam.

"Ada Ibu di bawah, La. Mau ketemu kamu," jawab Bayu.

Ayla terdiam lalu segera turun dan melintas begitu saja di hadapan Bayu. Ketika sampai di ruang tamu, sebuah sosok mungil berambut pendek dan lipstik merah menyala menatap tajam ke arahnya.

"Sok sibuk banget, sih, kamu. Dari tadi Ibu telpon, kenapa gak satu pun kamu angkat?"

Ayla tidak langsung menjawab. Ia lebih dulu menjatuhkan tubuhnya pada sofa berwarna cokelat terang sambil menyilangkan kaki. "Kenapa? Ibu mau apa? Uang Ibu habis lagi?"

"Kalau kamu tau, kenapa uangnya gak langsung kamu transfer aja? Sengaja mau bikin Ibu capek buat ngunjungin kamu?"

Ayla tertawa kecil lalu mengambil ponsel dan mengirimkan sejumlah uang ke rekening Bu Rosli. "Tuh, uangnya udah aku kirim," kata Ayla seraya menunjukkan layar ponselnya yang menyala.

Setelah itu, wajah Bu Rosli berbinar. "Tumben banyak banget? Biasanya gak segitu? Kamu dapat duit dari mana? Secara, kan, Bayu lagi gak bisa kerja. Ibu perhatiin, akhir-akhir ini barang-barang yang kamu pakai mewah dan mahal semua."

"Gak usah kepo, deh, Bu. Ini urusan aku."

Bu Rosli berdecak. Bisa-bisanya putri yang ia besarkan seorang diri menjawab pertanyaannya dengan respons acuh tak acuh.

"Masih ada perlu? Aku mau tidur, Bu. Capek. Tadi Mas Bayu yang ganggu aku, sekarang Ibu."

"Iya, iya. Ibu pulang," jawab Bu Rosli tak santai. "Oh, iya, minggu depan Ibu pinjam rumah kamu bentar, ya."

"Mau ngapain?"

"Ibu mau bikin acara. Soalnya teman-teman arisan Ibu lagi gencar-gencarnya pamer harta. Ya, Ibu gak mau kalah, dong. Ibu juga harus kayak mereka. Jadi, Ibu udah putusin buat bikin acara mewah dengan undang mereka semua."

"Tapi, kenapa gak di rumah Ibu aja? Kenapa harus di sini?" Ayla tentu saja keberatan. Dia tidak suka dengan permintaan ibunya. Walaupun rumah ini bukan atas namanya, tetapi tetap saja rasanya tidak mungkin ia meminjamkan tempat ini untuk acara sehari yang menurutnya sangat tidak berguna.

"Ya, rumah Ibu, kan, kecil, La. Kalau Ibu bawa mereka ke sana, yang ada Ibu bakalan diejek sama mereka. Lagian masalah kamu apa, sih? Ini, tuh, rumahnya Bayu. Ibu cuma bilang, bukan minta izin ke kamu."

"Enak aja." Ayla sudah berdiri, mukanya memerah garang.

"Biarin ajalah, La. Tadi Ibu udah izin sama Mas."

"Dan, kamu ngizinin?" Ayla yang tengah emosi dibuat tambah marah di saat Bayu menganggukkan kepala seolah tanpa beban. Laki-laki itu bahkan tampak tersenyum tipis. Seolah permintaan gila ibunya bukanlah sebuah masalah.

"Kamu udah gila, ya, Mas? Mentang-mentang ini rumah kamu, seenaknya aja kamu kasih izin buat Ibu ngundang teman-temannya ke sini."

"Emang apa salahnya, sih, La? Kamu juga suka gitu, 'kan? Dan, aku gak pernah sekalipun ngelarang kamu. Lagian ini cuma acara kumpul-kumpul, La. Bukan buat rusuhan."

"Terserah kamu, deh, Mas."

Sekali lagi, Ayla meninggalkan Bayu dengan perasaan marah. Ia kembali menaiki tangga yang akan membawanya ke kamar pribadi miliknya. Tak lama setelahnya, suara pintu yang dibanting menjadi pertanda bahwa Ayla tak main-main dengan amarahnya.

"Makasih, ya, Bayu, udah ngizinin Ibu buat bawa teman-teman Ibu ke sini."

Bayu tersenyum dan mengangguk. Kemudian ia mengangsurkan sebuah amplop berwarna cokelat ke arah Bu Rosli. "Bayu ada sedikit rezeki buat Ibu. Walaupun jumlahnya gak banyak, tapi mohon diterima, ya, Bu."

Tentu saja Bu Rosli menerimanya dengan senang hati. Ini yang dia sukai dari Bayu. Walaupun cacat, tetapi menantunya ini sangat baik hati.

"Oh, iya. Ibu boleh minta guci antik yang di sana gak? Bagus banget. Ibu suka. Itu juga kalau kamu gak keberatan, sih. Kalau gak dikasih juga gapapa," minta Bu Rosli dengan tidak tahu dirinya.

Dia tahu, apa pun yang diminta olehnya, Bayu pasti akan memberikannya.

Terpopuler

Comments

Dandelion

Dandelion

ceritanya menarik. semangat thor

2024-05-17

1

💞Amie🍂🍃

💞Amie🍂🍃

Salam kenal kakak, like dan fav sudah mendarat. 🌹 for you

2024-01-02

2

Taufiqillah Alhaq

Taufiqillah Alhaq

bayu jangan jadi orang yang tidak enakan ya... Karena kamu pasti akan selalu di manfaatkan

2023-11-24

1

lihat semua
Episodes
1 1. Si Gila Harta
2 2. Sakit Tak Berdarah
3 3. Saran Dari Bu Rosli
4 4. Dua Jenis Kesalahan
5 5. Melepaskan
6 6. Mirip Dengan Dara
7 7. Maaf
8 8. Terimalah Dia
9 9. Memutuskan Untuk Berubah
10 10. Dia Orangnya
11 11. Bahagia Itu Ada
12 12. Bertemu Kali Kedua
13 13. Ayla Mulai Beraksi
14 14. Makan Siang Dari Ayla
15 15. Cinta Lama Bertemu Kembali
16 16. Napas Terakhir
17 17. Kebohongan Ayla (Bab Baru)
18 Inikah Kehancuran? (Bab Baru)
19 19. Menceraikan Ayla (Bab Baru)
20 20. Kamu Mencintaiku, Kan? (Bab Baru)
21 21. Perselingkuhan (Bab Baru)
22 22. Benar-Benar Jahat (Bab Baru)
23 23. Ketahuan? (Bab Baru)
24 24. Sidang Perceraian (Bab Baru)
25 25. Tissa Tiada (Bab Baru)
26 26. Ayla dan Segala Kelicikannya (Bab Baru)
27 Penting, Mohon Dibaca!
28 27. Diana Hancur
29 28. Obrolan Panas
30 29. Antara Cinta dan Teman Lama
31 30. Tersulut Amarah
32 31. Kak Fais Jahat, Ma
33 32. Di Bawah Atap
34 33. Kesempatan Terakhir
35 34. Ternyata Mereka
36 35. Masih Merindukan
37 36. Fais Akhirnya Tahu
38 37. Penuh Air Mata
39 38. Semoga Ibu Mati
40 39. Pulanglah
41 40. Mencari Diana
42 41. Dia Sudah Kaya
43 42. Pertemuan Tak Terduga
44 43. Masih Mau Kembali?
45 44. Seperti Sebelumnya
46 45. Luka Lama Ayla
47 46. Tolong Saya
48 47. Tanggung Jawab
49 48. Perlahan Menuju Akhir
50 49. Napas Terakhir
51 Extra Chapter
52 Extra Chapter 2
53 Hollaa
Episodes

Updated 53 Episodes

1
1. Si Gila Harta
2
2. Sakit Tak Berdarah
3
3. Saran Dari Bu Rosli
4
4. Dua Jenis Kesalahan
5
5. Melepaskan
6
6. Mirip Dengan Dara
7
7. Maaf
8
8. Terimalah Dia
9
9. Memutuskan Untuk Berubah
10
10. Dia Orangnya
11
11. Bahagia Itu Ada
12
12. Bertemu Kali Kedua
13
13. Ayla Mulai Beraksi
14
14. Makan Siang Dari Ayla
15
15. Cinta Lama Bertemu Kembali
16
16. Napas Terakhir
17
17. Kebohongan Ayla (Bab Baru)
18
Inikah Kehancuran? (Bab Baru)
19
19. Menceraikan Ayla (Bab Baru)
20
20. Kamu Mencintaiku, Kan? (Bab Baru)
21
21. Perselingkuhan (Bab Baru)
22
22. Benar-Benar Jahat (Bab Baru)
23
23. Ketahuan? (Bab Baru)
24
24. Sidang Perceraian (Bab Baru)
25
25. Tissa Tiada (Bab Baru)
26
26. Ayla dan Segala Kelicikannya (Bab Baru)
27
Penting, Mohon Dibaca!
28
27. Diana Hancur
29
28. Obrolan Panas
30
29. Antara Cinta dan Teman Lama
31
30. Tersulut Amarah
32
31. Kak Fais Jahat, Ma
33
32. Di Bawah Atap
34
33. Kesempatan Terakhir
35
34. Ternyata Mereka
36
35. Masih Merindukan
37
36. Fais Akhirnya Tahu
38
37. Penuh Air Mata
39
38. Semoga Ibu Mati
40
39. Pulanglah
41
40. Mencari Diana
42
41. Dia Sudah Kaya
43
42. Pertemuan Tak Terduga
44
43. Masih Mau Kembali?
45
44. Seperti Sebelumnya
46
45. Luka Lama Ayla
47
46. Tolong Saya
48
47. Tanggung Jawab
49
48. Perlahan Menuju Akhir
50
49. Napas Terakhir
51
Extra Chapter
52
Extra Chapter 2
53
Hollaa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!