12. Bertemu Kali Kedua

Sudah lewat satu bulan sejak pertemuan Ayla dengan suami Diana. Sejak saat itu pula, isi kepalanya hanya dipenuhi oleh ribuan cara yang akan ia gunakan untuk menjadikan Fais sebagai miliknya.

Banyak cara sudah Ayla coba. Dimulai dari mengunjungi rumah Diana dengan harapan agar bertemu Fais. Mengajak wanita itu keluar demi mengorek tentang sosok suami sahabatnya. Sengaja meminta bantuan agar hubungan mereka menjadi lebih erat. Bahkan sampai mengarang cerita palsu tentang kehidupan rumah tangganya supaya Diana kasihan. Siapa tahu, kan, Diana dengan baik hatinya akan menawarkan ia pekerjaan di kantor milik Fais. Kalau itu terjadi, maka langkah Ayla akan semakin lancar.

"Mau ke mana, La?" Bayu bertanya saat melihat Ayla sudah rapi dengan gaun merah pas di badan dan riasan wajah yang natural.

Sekadar informasi, Bayu sudah mengganti kursi rodanya dengan tongkat. Sebuah perubahan yang cukup baik untuk dirinya, tetapi tidak untuk Ayla. Wanita itu kembali buruk lagi sikapnya. Terlebih lagi, dia sudah berkenalan dengan Fais.

"Party," jawabnya singkat seraya membuka lemari berisi puluhan tas lalu memilih salah satu yang cocok untuk dikenakan malam ini.

"Selarut ini? Kok, gak izin dulu, La?"

"Lo, harus izin, ya?" Ayla bertanya dan menatap Bayu setelah mendapatkan sebuah tas mahal yang ia inginkan. "Bukannya kamu selalu kasih izin ke aku buat pergi?"

"Iya, tapi enggak kalau selarut ini." Bayu berkata tegas sebelum kembali melanjutkan, "Emang pesta apaan, sih, La? Teman kamu yang mana yang ngadain pesta? Terus acaranya di mana?"

"Aku kasih tau pun kamu gak bakalan tau, Mas. Udahlah, ya. Jangan terlalu kepo sama urusan aku. Aku aja gak pernah banyak tanya tiap kamu keluar sama Raka. Kalau aku bisa bebasin kamu buat keluar, kenapa kamu enggak?"

"Bukan begitu, Sayang. Tapi, ini udah larut malam. Apalagi kamu perginya sendirian. Mas gak mau terjadi sesuatu yang buruk sama kamu." Bayu berusaha memberikan pemahaman.

"Gak bakalan terjadi apa pun sama aku, Mas. Lagian ini cuma pesta biasa, kok. Aku juga stres kalau tiap hari di rumah aja. Udah capek ngurusin rumah. Capek ngurusin kamu. Capek sama tingkah Ibu. Aku juga butuh napas, Mas. Kamu gak kasian sama aku?"

Bayu menghela napas. Dia sadar, Ayla sudah banyak banyak sekarang. Tidak ada lagi senyum manis atau ucapan yang lembut. Akan tetapi, Bayu tak ada apa lagi yang membuat Ayla bisa berubah seburuk ini.

"Kamu kalau ngantuk tidur aja sendiri. Kalau aku gak pulang, berarti aku tidur di rumah Ibu."

Setelah mengucapkan kalimat itu, Ayla langsung keluar dan meninggalkan Fais yang mematung dengan emosi tertahan.

Ingin rasanya dia menunjukkan amarahnya terhadap Ayla. Namun, ada satu tarikan di dalam hatinya yang melarangnya untuk melakukan hal itu. Rasa cinta dan kasih sayang yang teramat besar membuat Bayu tidak berdaya. Tanpa ia sadari, sudut hatinya makin terkikis setiap hari.

Pesta tersebut diadakan di sebuah kelab malam di ibu kota. Di bawah gemerlap lampu, di antara riuhnya keramaian, Ayla berjalan keluar.

Wajahnya sudah memerah seperti bara. Baru saja dia mendapat ejekan tentang fisik suaminya yang lumpuh dan pengangguran. Padahal Bayu bukannya tidak bekerja. Dia hanya tengah istirahat untuk waktu yang cukup lama.

Belum pun tangannya sampai pada gagang pintu mobil, seseorang berlari sangat kencang dan merampas tas mewah yang ia pegang. Ayla berteriak sekencang-kencangnya sampai pita suara seolah putus detik itu juga. Namun, jangankan menolong, orang-orang di sana memilih untuk tidak peduli.

Ayla mengejar, tetapi ia tertinggal. Melepaskan sepatu hak tinggi yang membuatnya kesusahan, ia berusaha menghentikan pria berengsek itu dengan cara melemparkan benda tersebut ke arahnya.

Sepatu itu melayang, tetapi Ayla salah sasaran. Bukannya mengenai kepala si penjahat, lemparan tersebut malah mengarah ke seseorang yang tengah berdiri di dekat sebuah mobil.

"Aduh!" Pria tersebut memegangi kepala sambil memandangi sepatu hak tinggi yang dipercaya baru saja mengenai kepalanya.

"Tolong ... tolong kejar si jambret yang baru aja ngambil tas aku. Dia lari ke arah sana!"

Cepat mengerti situasi, Fais yang malam itu dengan kemeja putih dan celana kain berwarna hitam, langsung melesat mengejar si pencuri. Dia mengabaikan sakit di kepala. Dengan mata awas dan langkah kaki yang sangat kencang, tangannya berhasil menarik kerah baru si jambret yang nyaris masuk ke sebuah gang.

Namun, si jambret tidak menyerah begitu saja. Dia memukul wajah Fais, membuatnya hampir tersungkur mencium aspal.

Dan, dengan gerakan yang cepat pula, Fais memberikan sebuah bogem mentah di area bawah dagu si penjahat, membuatnya mengaduh kesakitan lalu melemparkan tas mahal tersebut secara asal.

Fais menunduk, mengambil tas berwarna merah menyala yang baru saja ia perjuangkan. Tanpa tahu siapa pemilik aslinya, Fais berjalan dengan napas berderu kencang. Pada sebuah sudut malam, matanya menemukan seorang perempuan yang berjalan tergesa-gesa ke arahnya. Wajah perempuan tersebut tak asing di matanya. Dalam sekali ingat, dia tahu di mana saja mereka pernah bertemu.

"Lo, ini Mas Fais, 'kan?"

Ayla bertanya. Ternyata dia tak tahu bahwa laki-laki yang tak sengaja ia lempari sepatu sekaligus dimintai tolong tersebut adalah seseorang yang saat ini menjadi incarannya.

"Iya. Ini tasnya."

Ayla mengambil tas tersebut dengan hati bahagia. Beruntung Fais bisa mendapatkan kembali barang miliknya. Jika tidak, Ayla tak tahu akan menangis sehisteris apa. Pasalnya, ini merupakan tas paling mahal ia punya. Sengaja dipakai hanya untuk dipamerkan pada semua teman-temannya.

"Makasih banyak, ya, Mas. Entah gimana jadinya kalau kamu gak ada."

Fais mengangguk patah-patah. Sebisa mungkin matanya ia tahan untuk tidak menatap Ayla lebih dari lima detik. Walau sebenarnya dia tahu, ada sesuatu pada diri Ayla yang bisa saja membuatnya tertarik.

Saat akan melangkah pergi, seruan Ayla mengentikan langkahnya. Fais berpaling dan ia menemukan wanita itu menatapnya dengan khawatir.

"Bibirnya berdarah. Kena tonjok, ya, tadi?"

Fais refleks menyentuh sudut bibirnya yang memang terasa nyeri. Dan, benar saja. Ada tetesan darah yang mengenai jarinya.

"Mau ke apotek dulu gak? Biar bisa diobatin lukanya."

"Tidak usah. Saya obatin di rumah saja," tolak Fais dengan kalimat yang menurutnya sangat sopan.

Namun, Ayla tak patah arang. Dia memohon dengan alasan merasa bersalah sekaligus rasa tanggung jawabnya sebagai orang yang secara tak langsung menyebabkan Fais terluka.

Karena terlalu didesak, akhirnya Fais menuruti permintaan Ayla. Keduanya berjalan ke apotek yang masih buka. Namun, dia menunggu di luar dan membiarkan Ayla yang membeli obat untuk dirinya.

Setelah mendapatkan obat-obatan yang ia butuhkan, Ayla kembali menghampiri Fais yang tanpak menyentuh luka di bibir lalu meringis setelahnya.

Kemudian ia mengambil tempat di sebelah Fais pada bangku-bangku yang sengaja diletakkan di depan apotek. Ketika tangannya mulai mengambil kapas, Fais berkata sehingga gerakan tangan Ayla terhenti di udara.

"Saya bisa obatin lukanya sendiri."

"Eh?" Ayla mengernyit bingung lalu sedetik kemudian bertanya tanpa sungkan, "Gak biar saya aja, Mas? Soalnya saya sungguhan merasa gak enak. Ini juga sebagai bentuk ucapan terima kasih dari saya. Karena Mas Fais udah mau bantuin saya buat dapetin tas ini lagi."

Ayla melihat Fais seolah tampak bimbang. Antara kekeh menolak ataupun membiarkan Ayla untuk mengobatinya.

Sebisa mungkin Ayla tak ingin menyia-nyiakan kesempatan. Bertemu dalam situasi dan kondisi seperti ini, membuat Ayla percaya bahwa ini adalah takdir Tuhan yang ingin menyatukan mereka.

"Tolong biarkan saya melakukannya, Mas. Biar saya tenang karena sudah melaksanakan tanggung jawab saya."

Di mata Fais, wanita yang duduk di sebelahnya ini seolah bukanlah Ayla, tetapi Dara yang kini tengah tersenyum manis ke arahnya. Seakan ingin melepaskan kerinduan yang teramat besar, Fais pun seketika menganggukkan kepala.

Ayla bersorak dalam hati. Satu tanjakan berhasil ia lewati. Dia pun menggeser tubuhnya sedikit lebih dekat dengan Fais. Tak terlalu rapat memang, tetapi cukup membuat wangi tubuh Fais tercium hingga ke hidungnya.

Dilihat dari jarak sedekat ini, Fais benar-benar dibuat terpana. Iris mata yang dimiliki Ayla sangat mirip dengan Dara. Hidung mancung wanita itu, ekspresi serius sangat tengah membersihkan lukanya, membuat Fais nyaris menarik Ayla agar terjatuh ke pelukannya.

Namun, Fais berusaha untuk mempertahankan sisa kewarasan yang ia miliki. Walaupun mirip, Fais sadar jika ini bukanlah Dara. Dara tidak memiliki tahi lalat kecil di bawah bibir seperti Ayla. Juga tidak memiliki lesung pipi yang sekilas terlihat ketika Ayla tersenyum seperti ini.

"Sudah," ucap Ayla setelah luka di sudut bibir Fais dibersihkan olehnya.

"Terima kasih."

Fais berdiri lalu mengembuskan napas cukup panjang. Berdekatan dengan Ayla, entah mengapa membuat napasnya seolah sulit diembuskan.

"Mau langsung pulang?" Ayla masih berusaha basa-basi. Siapa tahu, kan, Fais tiba-tiba saja menawarkan diri untuk mengantarnya sekalian. Kalau memang iya, dengan senang hati Ayla tidak akan menolaknya.

"Iya. Saya duluan," pamit Fais yang membuat kedua bahu Ayla jatuh seketika.

"Sekali lagi terima kasih banyak, ya. Dan, titip salam buat Diana."

Fais mengangguk, kemudian melangkah lebar-lebar menjauh dari Ayla.

Terpopuler

Comments

Muliana

Muliana

wah2,, cuma punya raka ya kepedesan 😅
Benci jadi cinta raka, makanya jangan marah2 pada via ya

2023-12-08

0

Teteh Lia

Teteh Lia

3 iklan meluncur

2023-12-08

0

Teteh Lia

Teteh Lia

di kerjain Ayla tuh teh nya Raka 🤭

2023-12-08

0

lihat semua
Episodes
1 1. Si Gila Harta
2 2. Sakit Tak Berdarah
3 3. Saran Dari Bu Rosli
4 4. Dua Jenis Kesalahan
5 5. Melepaskan
6 6. Mirip Dengan Dara
7 7. Maaf
8 8. Terimalah Dia
9 9. Memutuskan Untuk Berubah
10 10. Dia Orangnya
11 11. Bahagia Itu Ada
12 12. Bertemu Kali Kedua
13 13. Ayla Mulai Beraksi
14 14. Makan Siang Dari Ayla
15 15. Cinta Lama Bertemu Kembali
16 16. Napas Terakhir
17 17. Kebohongan Ayla (Bab Baru)
18 Inikah Kehancuran? (Bab Baru)
19 19. Menceraikan Ayla (Bab Baru)
20 20. Kamu Mencintaiku, Kan? (Bab Baru)
21 21. Perselingkuhan (Bab Baru)
22 22. Benar-Benar Jahat (Bab Baru)
23 23. Ketahuan? (Bab Baru)
24 24. Sidang Perceraian (Bab Baru)
25 25. Tissa Tiada (Bab Baru)
26 26. Ayla dan Segala Kelicikannya (Bab Baru)
27 Penting, Mohon Dibaca!
28 27. Diana Hancur
29 28. Obrolan Panas
30 29. Antara Cinta dan Teman Lama
31 30. Tersulut Amarah
32 31. Kak Fais Jahat, Ma
33 32. Di Bawah Atap
34 33. Kesempatan Terakhir
35 34. Ternyata Mereka
36 35. Masih Merindukan
37 36. Fais Akhirnya Tahu
38 37. Penuh Air Mata
39 38. Semoga Ibu Mati
40 39. Pulanglah
41 40. Mencari Diana
42 41. Dia Sudah Kaya
43 42. Pertemuan Tak Terduga
44 43. Masih Mau Kembali?
45 44. Seperti Sebelumnya
46 45. Luka Lama Ayla
47 46. Tolong Saya
48 47. Tanggung Jawab
49 48. Perlahan Menuju Akhir
50 49. Napas Terakhir
51 Extra Chapter
52 Extra Chapter 2
53 Hollaa
Episodes

Updated 53 Episodes

1
1. Si Gila Harta
2
2. Sakit Tak Berdarah
3
3. Saran Dari Bu Rosli
4
4. Dua Jenis Kesalahan
5
5. Melepaskan
6
6. Mirip Dengan Dara
7
7. Maaf
8
8. Terimalah Dia
9
9. Memutuskan Untuk Berubah
10
10. Dia Orangnya
11
11. Bahagia Itu Ada
12
12. Bertemu Kali Kedua
13
13. Ayla Mulai Beraksi
14
14. Makan Siang Dari Ayla
15
15. Cinta Lama Bertemu Kembali
16
16. Napas Terakhir
17
17. Kebohongan Ayla (Bab Baru)
18
Inikah Kehancuran? (Bab Baru)
19
19. Menceraikan Ayla (Bab Baru)
20
20. Kamu Mencintaiku, Kan? (Bab Baru)
21
21. Perselingkuhan (Bab Baru)
22
22. Benar-Benar Jahat (Bab Baru)
23
23. Ketahuan? (Bab Baru)
24
24. Sidang Perceraian (Bab Baru)
25
25. Tissa Tiada (Bab Baru)
26
26. Ayla dan Segala Kelicikannya (Bab Baru)
27
Penting, Mohon Dibaca!
28
27. Diana Hancur
29
28. Obrolan Panas
30
29. Antara Cinta dan Teman Lama
31
30. Tersulut Amarah
32
31. Kak Fais Jahat, Ma
33
32. Di Bawah Atap
34
33. Kesempatan Terakhir
35
34. Ternyata Mereka
36
35. Masih Merindukan
37
36. Fais Akhirnya Tahu
38
37. Penuh Air Mata
39
38. Semoga Ibu Mati
40
39. Pulanglah
41
40. Mencari Diana
42
41. Dia Sudah Kaya
43
42. Pertemuan Tak Terduga
44
43. Masih Mau Kembali?
45
44. Seperti Sebelumnya
46
45. Luka Lama Ayla
47
46. Tolong Saya
48
47. Tanggung Jawab
49
48. Perlahan Menuju Akhir
50
49. Napas Terakhir
51
Extra Chapter
52
Extra Chapter 2
53
Hollaa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!