19. Menceraikan Ayla (Bab Baru)

Kemauan Raka benar-benar terealisasikan hari ini. Sayangnya, saat ia sudah berharap akan bisa berbicara dengan Tissa melalui Bayu, dokter muda itu malah tidak datang dengan alasan kepentingan khusus. Alhasil, keduanya pun pulang dengan wajah Raka yang muram.

Masih di koridor rumah sakit, ekor mata Raka tak sengaja menemukan seorang wanita yang berjalan dengan langkah gontai dan kepala menunduk. Langsung saja, ia menepuk bahu Bayu dua kali dan berkata, "Itu istri kamu bukan, sih?"

"Mana?" Bayu pun mencari-cari arah telunjuk Raka. Dan, benar saja. Tak jauh di depan mereka, Ayla berjalan sendirian.

"La!" Bayu memanggil, membuat langkah Ayla terhenti dan menoleh ke belakang ke arahnya. "Kok, kamu di sini? Bukannya pagi tadi kamu bilang ada acara arisan sama teman-temanmu, ya?"

"Eh, arisannya batal, Mas. Soalnya salah satu teman aku ada yang kecelakaan."

Ayla tak menduga jika hari ini adalah jadwal kontrol Bayu. Karena terlalu sering ia tolak, Bayu pun tak lagi mengajaknya ke rumah sakit.

"Kamu, kok, lemes gitu, La? Kamu sakit?"

Ayla menggeleng cepat lalu mengatakan jika ia baik-baik saja.

Merasa jika Bayu dan Ayla memerlukan waktu berdua, Raka pun pamit pergi.

"Tadi ke sini naik apa?"

"Taksi." Karena mobil Ayla masih berada di bengkel.

"Mas anterin pulang, ya?"

"Emangnya kamu gak ke kantor?"

"Ke kantor, sih. Tapi, masih sempatlah anterin kamu pulang."

Mereka pun berjalan beriringan. Sementara itu, Ayla lebih banyak diam daripada biasanya.

Sebenarnya kedatangan Ayla ke sini bukanlah untuk menjenguk temannya yang sakit. Ia berbohong karena tidak ingin Bayu mengetahui alasannya.

"Ibu Ayla positif hamil. Usia kandungannya baru dua minggu."

Di toilet rumah sakit, Ayla sudah puas menumpahkan tangisannya. Ia tidak bisa menerimanya. Sudah menjadi tekadnya sejak dulu, jika ia tidak ingin mempunyai anak sampai kapan pun. Ayla takut jika anaknya akan merebut apa yang ia punya. Ayla takut jika semua harta yang seharusnya menjadi miliknya, harus dibagi lagi dengan anaknya.

Untuk itu, Ayla sudah memikirkan cara bahwa ia akan menggugurkan kandungan ini secepatnya.

"La, kamu yakin baik-baik aja? Gak mau cerita apa pun? Mas bisa dengerin kalau kamu mau cerita."

Namun, Ayla hanya tersenyum. Dia tidak mungkin menceritakan hal ini kepada Bayu. Tidak pernah. Karena dia tahu, anak ini merupakan kado terindah yang Bayu tunggu sepanjang hidupnya.

Hari-hari berikutnya, Ayla mulai mengonsumsi berbagai jenis makanan dan minuman yang dapat menggugurkan kandungan. Hingga belum pun janinnya memasuki usia dua bulan, Ayla mengalami pendarahan hebat.

Ia dilarikan ke rumah sakit oleh Bayu. Suaminya itu juga menelepon Bu Rosli dan wanita itu dengan sama paniknya menunggu dokter selesai memeriksa anaknya.

"Apa yang terjadi sama istri saya, Dok?" tanya Bayu kepada dokter yang baru saja memeriksa Ayla.

"Istri Bapak mengalami pendarahan yang hebat sehingga bayinya tidak bisa diselamatkan."

"Ba--bayi?"

"Anak saya hamil, Dokter?" Bu Rosli juga sama kagetnya.

"Iya, Pak, Bu. Bu Ayla hamil. Usia kandungannya hampir empat minggu."

Mendengar penyataan itu, Bayu seolah kehilangan tenaga. Bahkan bernapas pun rasanya sangat sulit ia lakukan.

"Apa kita sudah boleh menjenguk Ayla?"

"Sudah, Bu. Kebetulan Bu Ayla juga udah sadar. Kalau begitu, saya permisi dulu."

Bayu masih belum berkata-kata. Bahkan sampai Bu Rosli menghilang di sampingnya, ia tetap berada di posisi yang sama.

"La," Bu Rosli memasuki kamar dan menatap Ayla yang terbaring lemah di atas brankar, "Dokter bilang kamu keguguran. Sabar, ya, La."

"Aku tau, Bu. Bahkan aku juga yang merencanakan ini semua," jawab Ayla tanpa merasa bersalah sedikit pun.

"Maksud kamu?"

Ayla pun menceritakan semuanya. Dimulai dari berita kehamilannya sampai cara-cara yang ia pakai untuk menggugurkan kandungannya. Awalnya Bu Rosli marah-marah dan mengatakan jika Ayla adalah wanita yang tak punya hati. Namun, saat Ayla menjelaskan alasannya melakukan itu semua, barulah Bu Rosli sedikit lebih tenang.

"Emangnya kamu gak takut sama Bayu? Kalau sampai dia tau, dia bakalan ceraikan kamu, La."

"Biarin ajalah. Orang aku masih punya Mas Fais. Ibu lupa? Sekarang ini, kita berdua udah makin dekat." Ayla tersenyum senang, bola matanya menatap langit-langit rumah sakit sesaat. "Aku sengaja melakukan ini semua, Bu. Aku gak mau kehadiran anak ini merusak semua impianku di masa depan. Aku ingin bebas, lepas, dan gak terikat dengan apa pun."

"Apa, La? Jadi, kamu udah tau kalau kamu hamil dan kamu sengaja merencanakan ini semua?"

Kedua manik mata Bu Rosli membola, cukup terkejut dengan kehadiran Bayu yang ternyata juga mendengarkan pembicaraan mereka. Wanita ini berharap semoga hanya ucapan Ayla saja yang ia dengar, tidak dengan perkataannya. Bu Rosli tak ingin jika Bayu juga ikut memarahi atau parahnya lagi sampai membencinya. Bisa-bisa Bayu tidak mau memberikannya uang lagi.

"Bagus, deh, kalau udah kamu dengar semuanya," sahut Ayla dengan santai.

"Kamu sadar gak, sih, atas perbuatanmu ini? Kamu sudah membunuhnya, La. Membunuh anak kita!" ucap Bayu penuh emosi.

"Ya, terus kenapa? Kamu mau minta aku buat perjuangkan dia? Pikir, ya, Mas. Yang mengandung dia, melahirkan dia, menyusui dia itu aku. Aku gak mau direpotkan sama dia, Mas. Jadi, buat apa aku pertahankan kalau masih bisa digugurkan?"

Air mata Bayu meleleh. Hatinya sakit saat membayangkan Ayla tidak mengharapkan kebahagiaan yang sama dengannya.

"La, Mas gak nyangka kamu tega melakukan ini. Mas kecewa sama kamu, La. Mas marah. Mas benci. Mas gak rida atas apa yang kamu lakukan sama darah daging Mas. Mas bahkan belum sempat melihat dia, belum sempat mengazankan, ataupun menggendong. Tapi, kamu--ibu kandungnya sendiri--malah tega melakukan itu semua."

Bayu menarik napas dalam-dalam sambil memejamkan mata. Kemudian, ia menatap Ayla lekat-lekat. Dengan kedua tangan bergetar akibat mencengkeram tongkat sangat kuat, Bayu mengucapkan sebuah kalimat.

"Ayla Anastasya, dengan kesadaran penuh Mas ceraikan kamu. Malam ini, kamu bukan hanya lepas dari darah dagingmu sendiri, tapi juga dari Mas. Kamu bebas, La. Kamu gak lagi terikat sama apa pun."

Setelah mengatakan itu, Bayu langsung pergi begitu saja. Dia bahkan tidak sempat melihat Ayla ataupun ekspresi syok mertuanya.

Bayu kecewa. Hatinya patah dan hancur berkeping-keping bagaikan serpihan kaca.

Terpopuler

Comments

Muliana

Muliana

mampus kamu ayla,

2024-01-04

0

Teteh Lia

Teteh Lia

🌹🌹mendarat

2023-12-20

1

Teteh Lia

Teteh Lia

bahagia terus ya Diana Fais.

2023-12-20

0

lihat semua
Episodes
1 1. Si Gila Harta
2 2. Sakit Tak Berdarah
3 3. Saran Dari Bu Rosli
4 4. Dua Jenis Kesalahan
5 5. Melepaskan
6 6. Mirip Dengan Dara
7 7. Maaf
8 8. Terimalah Dia
9 9. Memutuskan Untuk Berubah
10 10. Dia Orangnya
11 11. Bahagia Itu Ada
12 12. Bertemu Kali Kedua
13 13. Ayla Mulai Beraksi
14 14. Makan Siang Dari Ayla
15 15. Cinta Lama Bertemu Kembali
16 16. Napas Terakhir
17 17. Kebohongan Ayla (Bab Baru)
18 Inikah Kehancuran? (Bab Baru)
19 19. Menceraikan Ayla (Bab Baru)
20 20. Kamu Mencintaiku, Kan? (Bab Baru)
21 21. Perselingkuhan (Bab Baru)
22 22. Benar-Benar Jahat (Bab Baru)
23 23. Ketahuan? (Bab Baru)
24 24. Sidang Perceraian (Bab Baru)
25 25. Tissa Tiada (Bab Baru)
26 26. Ayla dan Segala Kelicikannya (Bab Baru)
27 Penting, Mohon Dibaca!
28 27. Diana Hancur
29 28. Obrolan Panas
30 29. Antara Cinta dan Teman Lama
31 30. Tersulut Amarah
32 31. Kak Fais Jahat, Ma
33 32. Di Bawah Atap
34 33. Kesempatan Terakhir
35 34. Ternyata Mereka
36 35. Masih Merindukan
37 36. Fais Akhirnya Tahu
38 37. Penuh Air Mata
39 38. Semoga Ibu Mati
40 39. Pulanglah
41 40. Mencari Diana
42 41. Dia Sudah Kaya
43 42. Pertemuan Tak Terduga
44 43. Masih Mau Kembali?
45 44. Seperti Sebelumnya
46 45. Luka Lama Ayla
47 46. Tolong Saya
48 47. Tanggung Jawab
49 48. Perlahan Menuju Akhir
50 49. Napas Terakhir
51 Extra Chapter
52 Extra Chapter 2
53 Hollaa
Episodes

Updated 53 Episodes

1
1. Si Gila Harta
2
2. Sakit Tak Berdarah
3
3. Saran Dari Bu Rosli
4
4. Dua Jenis Kesalahan
5
5. Melepaskan
6
6. Mirip Dengan Dara
7
7. Maaf
8
8. Terimalah Dia
9
9. Memutuskan Untuk Berubah
10
10. Dia Orangnya
11
11. Bahagia Itu Ada
12
12. Bertemu Kali Kedua
13
13. Ayla Mulai Beraksi
14
14. Makan Siang Dari Ayla
15
15. Cinta Lama Bertemu Kembali
16
16. Napas Terakhir
17
17. Kebohongan Ayla (Bab Baru)
18
Inikah Kehancuran? (Bab Baru)
19
19. Menceraikan Ayla (Bab Baru)
20
20. Kamu Mencintaiku, Kan? (Bab Baru)
21
21. Perselingkuhan (Bab Baru)
22
22. Benar-Benar Jahat (Bab Baru)
23
23. Ketahuan? (Bab Baru)
24
24. Sidang Perceraian (Bab Baru)
25
25. Tissa Tiada (Bab Baru)
26
26. Ayla dan Segala Kelicikannya (Bab Baru)
27
Penting, Mohon Dibaca!
28
27. Diana Hancur
29
28. Obrolan Panas
30
29. Antara Cinta dan Teman Lama
31
30. Tersulut Amarah
32
31. Kak Fais Jahat, Ma
33
32. Di Bawah Atap
34
33. Kesempatan Terakhir
35
34. Ternyata Mereka
36
35. Masih Merindukan
37
36. Fais Akhirnya Tahu
38
37. Penuh Air Mata
39
38. Semoga Ibu Mati
40
39. Pulanglah
41
40. Mencari Diana
42
41. Dia Sudah Kaya
43
42. Pertemuan Tak Terduga
44
43. Masih Mau Kembali?
45
44. Seperti Sebelumnya
46
45. Luka Lama Ayla
47
46. Tolong Saya
48
47. Tanggung Jawab
49
48. Perlahan Menuju Akhir
50
49. Napas Terakhir
51
Extra Chapter
52
Extra Chapter 2
53
Hollaa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!