Cerita Cinta Afif Dan Kayla

Cerita Cinta Afif Dan Kayla

BAB 1: H-7 Pernikahan

Di kediaman Afif sedang berkumpul satu keluarga untuk membahas soal pernikahan Afif yang akan dilaksanakan satu Minggu lagi.

“Jadi nak, kamu beneran setuju dengan perjodohan ini, kan?,” tanya Aba (ayah) Afif.

“Kalo misal kalian semua, Aba Umi dan keluarga yang lain memang menghendaki demikian, Afif hanya bisa menerima dan in syaa Allah Afif akan berusaha menjaga rumah tangga Afif nanti,” jawab Afif mantap.

“Alhamdulillah, terima kasih ya, nak,” ucap Umi (ibu) Afif sambil mengusap kepala Afif penuh kasih sayang.

“Untuk urusan pernikahan, seserahan dan lain-lainnya, semuanya akan diurus. Afif hanya tinggal menyiapkan diri untuk nanti hari H pernikahan, ya,” jelas umi Afif.

“Baik, mi,” jawab Afif patuh.

Setelah percakapan tadi, Afif langsung masuk ke kamar dan memikirkan keputusannya barusan.

“Sebenarnya aku merasa siap tidak siap di waktu yang bersamaan. Aku belum kenal calon istriku, yang aku tau dia hanya adik dari teman dekatku, Ali. Setelah menikah apa Kayla akan menerimaku sebagai suaminya?. Afif hanya bergumam dengan pelan sambil merebahkan tubuhnya di kasur.

Setelah lama berkutat dengan pikirannya sendiri Afif memutuskan untuk ke kamar mandi, berwudhu lalu kemudian salat sunnah sebelum tidur. Hal tersebut biasa dilakukan Afif sebelum tidur.

Di Kediaman Kayla

Kayla sedang berada di teras rumah dengan kakaknya, Ali.

“Kak, memang harus banget aku nikah dalam waktu dekat ini, Minggu depan?,” tanya Kayla.

“Iya, dik. Kan sudah diputuskan oleh kedua keluarga besar tadi sore,” jawab Ali.

“Ngga bisa nanti aja kah, nikahnya?. Aku belum siap nikah, benar aja kak. Ih tolong bilangin ke Bapak dan Ibu kalo Kayla belum mau nikah,” kata Kayla dengan suara yang memelas.

“Apanya yang gak siap, Kay. Kamu udah ada di umur yang memang udah seharusnya menikah. Lagi pula calonnya udah ada, dia temanku, Afif. Kakak jamin Afif pria yang sangat baik,” jelas Ali lagi.

“Andai saja tadi aku tidak ikut pertemuan keluarga ini pasti ngga akan begini. Pasti aku ngga akan menikah dalam waktu dekat ini, aiiish pokoknya aku kesal sama kak Ali,” ucap Kayla sambil berlinang air mata. Lalu Kayla beranjak dan pergi ke kamarnya sambil menangis sesenggukan. Kayla benar-benar kaget dan syok mengetahui fakta bahwa Ia dijodohkan dan akan menikah dalam waktu dekat ini, Minggu depan.

Ali berlari mengejarnya, namun Kayla sudah lebih dahulu masuk kamar dan menguncinya dari dalam.

“Kayla, dengerin kakak. Ini semua demi kebaikanmu kamu,” ucap Ali di depan pintu kamar Kayla.

“Aku gak mau bicara dengan kak Ali, kak Ali gak sayang Kayla lagi,” ucap Kayla sambil sesenggukan.

Mendengar keributan dari ruang tengah, kedua orang tua Kayla dan Ali datang menghampiri dan bertanya.

“Kenapa adikmu itu, Li?. Apa Kayla tidak setuju dengan perjodohan ini?,” tanya Ramdhan, Bapaknya Ali dan Kayla.

“Bukan, pak. Kayla cuma belum siap aja,” jawab Ali dengan tenang.

“Biar ibu saja yang berbicara dengan Kayla, kalian lebih baik istirahat aja,” lanjut Rohmah, ibu Ali dan Kayla.

Ali dan Bapaknya langsung kembali ke kamar masing-masing.

Di kamar Kayla, Ia sedang menangis sambil menenggelamkan wajahnya di bantal. Ibunya masuk dan memanggilnya, “Nak, Kayla. Ini ibu, bisa bicara sebentar?” tanya Ibu Kayla.

Perlahan Kayla duduk di kasur dan menatap ibunya yang duduk di sampingnya.

“Lihat ibu, kenapa kamu menangis?. Kamu tidak mau menikah?,” tanya Ibunya.

“Bukan tidak mau Bu, tapi Kayla belum siap aja tiba-tiba harus menikah. Kan Kayla masih mau lanjut kuliah S2,” jelas Kayla dengan suara serak karena habis menangis.

“Kan bisa setelah nikah lanjut kuliah, kamu jangan takut. Lagian ini udah disepakati oleh kedua keluarga. Ini semua adalah hal yang terbaik yang bisa Bapak dan Ibu kasih untuk putri kami satu-satunya ini,” jelas Ibu Kayla.

“Meskipun kamu belum kenal sama cinta dengan calon suami kamu, tapi seiring berjalannya waktu, nanti kalian akan saling mengenal satu sama lain dan rasa cinta akan tumbuh dengan sendirinya setelah kalian menjadi pasangan yang halal,” kata ibu Kayla.

“Iya Bu, Kayla tahu. Tapi emang gak bisa nanti aja tah, nikahnya,” bujuk Kayla ke ibunya lagi.

“Tidak bisa, Kay. Sudah jelas tadi kan dua keluarga sudah sepakat kamu menikah Minggu depan. Lagian kenapa kamu tidak mau menikah, calon suami kamu Lora (Gus), pintar ilmu agamanya, baik dan patuh kepada orang tua. Ibu yakin dia bakal jagain kamu dan membuat kamu bahagia, jadi terima aja ya, perjodohan ini,” kata ibu Kayla.

“Terserah kalian saja, Kayla capek mau tidur dulu ya, Bu,” jawab Kayla. Kayla sudah pasrah dan sudah lelah dengan semua hal yang mendadak ini. Kayla memang sedikit keras kepala, manja dan sedikit pemarah.

“Tidur yang nyenyak ya, nak. Jangan lupa baca doa,” kata ibu Kayla sambil berjalan keluar dari kamarnya.

Keesokan harinya Kayla tidak keluar kamar dan hanya mengurung diri di kamar sambil berpikir keras tentang apa yang harus Ia lakukan saat ini.

Yang ada di pikiran Kayla saat ini, “bisa ga ya ga harus nikah Minggu depan. Bisa ga si tunangan aja dulu, duh. Apa kabur aja kali, ya. Ga mungkin bisa kabur. Ish. Ya Allah help me. Aku belum mau nikah,” rentetan kalimat itu muncul di benak Kayla.

“Apa aku ke rumah sepupu aja kali ya untuk sementara,” ucap Kayla dengan semangat, sekaan akan lupa kalau Ia tidak boleh ke mana-mana karena sedang dipingit.

Kayla berjalan keluar kamar sambil membawa tas berisi hp, dompet dan kunci motor. “Bu, Kayla keluar sebentar ya mau beli ice cream di depan,” kata Kayla ke ibunya yang sedang menonton tv di ruang tengah.

“Iya, setelah beli ice cream langsung pulang, ya,” jawab Ibu Kayla.

“Iya, Bu” jawab Kayla sambil berjalan keluar rumah menuju parkiran untuk ngambil motor.

Kayla mengendarai motor dengan santai tapi sedikit ngelamun. Ia masih kepikiran tentang pernikahannya yang akan berlangsung sebentar lagi. Pikiran-pikiran bahwa Ia akan menikah membuatnya tidak tenang.

Dalam waktu 20 menit Kayla sudah sampai di rumah sepupunya, Zahra. Zahra adalah sepupu Kayla dari Bapaknya. Kayla mengetok pintu sambil mengucapkan salam.

“Assalamualaikum, Zahra."

“Waalaikumsalam, iyaa sebentar,” jawab Zahra dari dalam rumah. Tak lama pintu terbuka dan menampilkan sosok Zahra yang merupakan kakak sepupu Kayla, 1 tahun lebih tua dari Kayla.

“Ayo, masuk. Tumben nih tiba-tiba ke sini tanpa berkabar sebelumnya?,” tanya Zahra.

“Iya, aku sedang malas di rumah. Lagi gak pengen di rumah,” dengan raut muka ditekuk.

“kenapa memangnya, ada masalah apa?," tanya Zahra sambil jalan menuju kamarnya.

“Kamu tau ga siii Ra, ada hot news yang pasti kamu kalo denger bakal kaget,” kata Kayla.

“Apa tuh, kayaknya aku tau, deh hot news-nya apa,” jawab Zahra.

“Apa?.”

“Kamu Minggu depan mau nikah, kan?,” tebak Zahra sambil nyengir ngeliat Kayla yang sedang tertekan.

“Itu tauu, kok tau?.”

“Iya tau dari Ibu semalam, paman udah ke sini dan bahas soal pernikahan kamu yang tinggal satu Minggu lagi,” jelas Zahra.

“Oh, gitu, hmm,” jawab Kayla tidak semangat.

“Jadiii kamu mau nikah nih, Kay bentar lagi. Cieee,” goda Zahra sambil ikut rebahan di kasur di samping Kayla.

“Aku belum mau nikah, you know?. Aku masih pengen sendiri, pengen lanjut S2, merantau, jalan-jalan dan banyak hal yang harus aku lakukan dulu, gak tiba-tiba menikah gini,” curhat Kayla.

“Aku tau ambisi kamu untuk lanjut kuliah, cuma gimana yaaa. Kalo 2 keluarga udah sepakat mah sulit banget untuk gak jadi nikah,” kata Zahra.

“Kamu masih bisa lanjut kuliah, asal bilang ke suamimu nanti, izin dulu, boleh nggak. Obrolin dulu aja pasti boleh kayaknya. Kan Dia juga udah S2 kan sama kayak kakak kamu,” jelas Zahra lagi.

“Tetep aja gak mau. Huaa gimana dong, gak ada yang mau membantuku kah, ih stres aku,” keluh Kayla.

“Kalo kata aku ya, ya udah terima aja, toh laki-laki yang mau nikah denganmu seorang Lora besar bisa dibilang, kayaknya kamu akan diperlakukan dengan baik, udah mah kamu kan adeknya teman dekatnya,” kata Zahra berusaha menyakinkan Kayla.

“Nah, itu masalahnya. Karena dia Lora pasti nanti apa yang aku lakukan akan dikait-kaitkan dengan agama.”

“Ya iya lah, atuh semua yang kita lakukan harus sesuai dengan aturan agama lah, Kay,” jawab Zahra.

“Maksud aku tuh, nanti aku harus ngikut ke mana dia pergi kan, mau tinggal di mana juga harus ikut dia, harus nurut apa kata dia, ih males,” kata Kayla mengeluarkan unek-uneknya.

“Namanya juga orang udah bersuami, ya harus ikut apa kata suami, kamu gimana sih kok kayak ngga tau aja,” kata Zahra.

“Tau sih sebenernya, cuma intinya aku gak mau nikah dulu, bisa ga yaaa, huaaa,” jawab Kayla frustasi sambil menenggelamkan kepalanya di bantal.

“Udah terima ajaa, ini pasti yang terbaik buat kamu,” jawab Zahra sambil duduk dan menepuk pundak Kayla.

Setelah sesi curhat Kayla tadi, Zahra mengajak Kayla untuk makan mie rasa pedas kesukaan mereka berdua.

“Ayo ke dapur, kita buat mie pedas,” ajak Zahra.

Kayla tidak bergerak masih membenamkan kepalanya di bantal.

“Ayooo beneran gak mau makan nih, mi samyang loh, ini,” ajak Zahra lagi.

Perlahan Kayla mulai duduk dan menjawab, “ya udah deh hayuuu, pengen yang pedas-pedas banget,” katanya.

Kemudian mereka berjalan keluar dan pergi memasak mi di dapur.

Setelah masak mi mereka lanjut makan sambil nonton TV di ruang keluarga.

“Menurut kamu, nasib aku setelah nikah gimana?,” tanya Kayla.

“Kamu bakal jadi ibu nyai di rumah dia. Kamu bakal jadi ukhti banget, hahahaha,” jawab Zahra sambi ketawa.

“Kok ukhti sih, zar."

“kan calon suami kamu Lora, anaknya kiai. Jelas kamu jadi ibu nyai,” jawab Zahra.

“Ih gak mau, ibu nyai dari Hongkong kali,” sewot Kayla.

Setelah makan mi mereka lanjut ngobrol sampai sore.

“Sana balik, udah sore,” suruh Zahra.

“Ngga ah, malas di rumah. Aku mau nginep di sini aja,” jawab Kayla.

“Ya udah, bilang dulu ke orang rumahnya kalo mau nginep.”

“iya, ini aku telepon kak Ali,” jawab Kayla.

Kayla mengambil hp-nya dan berusaha nelpon kakaknya. Masih berdering, 10 detik kemudian terjawab.

“Halo, Assalamu’alaikum kak,”

“Waalaikumsalam, kenapa kau?,” tanya Ali.

“Kakak lagi di mana,?” tanya Kayla.

“Lagi main di rumah Afif, kenapa?,” jawaban kakaknya kali ini membuat Kayla tertegun. Ngapain kakaknya itu di rumah Afif.

“Nggak, ini minta tolong bilangin ibuk dan bapak malam ini Kay nginep di rumah Zahra.”

“Ngapain nginep, pulang aja tidur di rumah.”

“Malas di rumah,” jawab Kayla tidak semangat.

“Pulang aja, tar kakak jemput,” paksa Ali.

“Gak mau, jangan jemput aku, aku malas di rumah, pada bahas nikahan aja, gak suka,” jelas Kayla.

“Kan emang mau nikah, ya harus dibahas lah, jangan kayak anak kecil, Kayla,” kata Ali tegas.

“Siapa yang anak kecil, orang aku mau nginep di sini doang, mau ngobrol sama Zahra, pokoknya aku mau nginep,” kekeuh Kayla.

“Assalamualaikum,” kata Kayla mengakhiri sambungan telepon.

Di tempat Ali, tepatnya di rumah Afif.

“Siapa, Li?,” tanya Afif.

“Biasa, Kayla ngeyel banget kalo dibilangin,” jawab Ali.

“Kenapa, dia?,”

“Kayla sedang ngambek dan nginep di rumah Zahra sekarang, disuruh pulang gak mau,” jelas Ali.

“Ngambek kenapa?” tanya Afif penasaran.

“Karena dia sebal sebentar lagi harus nikah, hahahaha” jawab Ali sambil ketawa.

“Kayla se tidak mau itu menikah sama aku Li?,” tanya Afif serius.

“Nggak, dia hanya belum siap saja. Percaya sama aku, dengan perlahan pasti dia bisa nerima kamu,” terang Ali.

“Perlu kamu tahu fif, adikku itu anaknya pemarah tapi ambisius, dan gak suka diatur kamu harus bersabar dengan sifat Kayla, ya,” kata Ali.

“In syaa Allah aku akan bertahan dan menerima semua yang ada pada dirinya saat setelah nikah nanti, Li,” jawab Afif.

“Tapi aku tidak yakin dia bisa menerima aku,” kata Afif lagi.

“Aku yakin Kayla bisa nerima kamu nantinya, kamu harus banyak bersabar dan harus tegas juga. Cinta bisa datang setelah sering bersama,” jawab Ali.

Terpopuler

Comments

Mukmini Salasiyanti

Mukmini Salasiyanti

Assalamu'alaikum bg Afiff..
nyimak yaaaa☺

2024-02-21

0

Greenindya

Greenindya

pernikahan kali ya bukan penarikan

2024-02-17

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1: H-7 Pernikahan
2 BAB 2: Hari-H Pernikahan
3 BAB 3: Mulai Sibuk
4 BAB 4: Sarapan Bersama di Ndalem
5 BAB 5: Pulang ke Rumah Kayla
6 BAB 6: Tongkrongan Afif dan Ali
7 BAB 7: Kayla Kembali Mengajar
8 BAB 8: Kesibukan Kayla dan Perihal Koas Kaki
9 BAB 9: Obrolan Serius antara Afif dan Kayla
10 BAB 10: Nasehat Uwak
11 BAB 11: Perihal Tidak Mau Belajar Alfiyah
12 BAB 12: Tidak Mau Ditinggal
13 BAB 13: Makan Samyang, Maag kambuh, Afif Marah
14 BAB 14: Kayla Tidak Suka Memasak
15 BAB 15: Masakan Afif untuk Kayla
16 BAB 16: Peraturan Pertama dari Afif
17 BAB 17: Di Rumah Aja
18 BAB 18: Afif Menyebalkan
19 BAB 19: Ikut Pengajian Kitab
20 BAB 20: Belum Yakin
21 BAB 21: Hari Pertama Mengajar di Sekolah Milik Keluarga Afif
22 BAB 22: Hukuman Karena Tidak Langsung Pulang
23 BAB 23: Kenalan dengan Temannya Afif
24 BAB 24: Pembahasan Soal Kuliah Kayla
25 BAB 25: Bertemu Ustadzah Fatimah
26 BAB 26: Perihal Arfi
27 BAB 27: OTW Meet Up
28 BAB 28: Finally Meet Up
29 BAB 29: Go To Supermarket
30 BAB 30: Drama Baca Burdhah
31 BAB 31: Kayla Melting
32 BAB 32: Drama Sakit Perut
33 BAB 33: Afif Kembali ke Setelan Awal
34 BAB 34: Soal Upload Story
35 BAB 35: Makan Di Luar
36 BAB 36: Tiba-Tiba Bahas Nama Anak
37 BAB 37: Pagi yang Terasa Dingin
38 BAB 38: Kegiatan Merajut
39 BAB 39: Ngobrol Santai di Rumah Umi
40 BAB 40: Deep Talk
41 BAB 41: Deep Talk 2
42 BAB 42: Ketemu Neng Naura
43 BAB 43: Kedatangan Tamu
44 BAB 44: Bahasan yang Tak Kunjung Usai dan Menemukan Posisi Ternyaman
45 BAB 45: Kayla Galau
46 BAB 46: Malam Pertama Haflah
47 BAB 47: Bahas Lagu Arab
48 BAB 48: Obrolan Random di Pagi Hari
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
Episodes

Updated 54 Episodes

1
BAB 1: H-7 Pernikahan
2
BAB 2: Hari-H Pernikahan
3
BAB 3: Mulai Sibuk
4
BAB 4: Sarapan Bersama di Ndalem
5
BAB 5: Pulang ke Rumah Kayla
6
BAB 6: Tongkrongan Afif dan Ali
7
BAB 7: Kayla Kembali Mengajar
8
BAB 8: Kesibukan Kayla dan Perihal Koas Kaki
9
BAB 9: Obrolan Serius antara Afif dan Kayla
10
BAB 10: Nasehat Uwak
11
BAB 11: Perihal Tidak Mau Belajar Alfiyah
12
BAB 12: Tidak Mau Ditinggal
13
BAB 13: Makan Samyang, Maag kambuh, Afif Marah
14
BAB 14: Kayla Tidak Suka Memasak
15
BAB 15: Masakan Afif untuk Kayla
16
BAB 16: Peraturan Pertama dari Afif
17
BAB 17: Di Rumah Aja
18
BAB 18: Afif Menyebalkan
19
BAB 19: Ikut Pengajian Kitab
20
BAB 20: Belum Yakin
21
BAB 21: Hari Pertama Mengajar di Sekolah Milik Keluarga Afif
22
BAB 22: Hukuman Karena Tidak Langsung Pulang
23
BAB 23: Kenalan dengan Temannya Afif
24
BAB 24: Pembahasan Soal Kuliah Kayla
25
BAB 25: Bertemu Ustadzah Fatimah
26
BAB 26: Perihal Arfi
27
BAB 27: OTW Meet Up
28
BAB 28: Finally Meet Up
29
BAB 29: Go To Supermarket
30
BAB 30: Drama Baca Burdhah
31
BAB 31: Kayla Melting
32
BAB 32: Drama Sakit Perut
33
BAB 33: Afif Kembali ke Setelan Awal
34
BAB 34: Soal Upload Story
35
BAB 35: Makan Di Luar
36
BAB 36: Tiba-Tiba Bahas Nama Anak
37
BAB 37: Pagi yang Terasa Dingin
38
BAB 38: Kegiatan Merajut
39
BAB 39: Ngobrol Santai di Rumah Umi
40
BAB 40: Deep Talk
41
BAB 41: Deep Talk 2
42
BAB 42: Ketemu Neng Naura
43
BAB 43: Kedatangan Tamu
44
BAB 44: Bahasan yang Tak Kunjung Usai dan Menemukan Posisi Ternyaman
45
BAB 45: Kayla Galau
46
BAB 46: Malam Pertama Haflah
47
BAB 47: Bahas Lagu Arab
48
BAB 48: Obrolan Random di Pagi Hari
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!