Pukul 11.00 siang Kayla berhenti mengetik dan berniat mencuci baju Afif. Ia juga akan mencuci bajunya sendiri. Afif terlihat fokus dengan laptopnya, sebelumnya Ia membaca buku sekarang Afif sedang membaca sesuatu di laptopnya, Afif yang memakai kacamata terlihat sangat tampan.
“Ganteng banget dia pas diam begitu,” batin Kayla. Kayla menggeleng pelan dan masuk ke kamar mandi.
Kayla mencuci baju di belakang, di samping dapur ada pintu menuju sebuah ruang di sana bisa untuk mencuci pakai tangan dan ada mesin juga. Baju juga bisa dijemur di ruang itu, karena memang tidak ada atap, khusus untuk menjemur baju.
Kayla mencuci pakai tangan dan mengeringkannya memakai mesin cuci. Saat hendak menjemur ada Afif di belakangnya, Ia hanya melihat kegiatan Kayla tanpa berniat membantu, karena Afif akan mandi dan bersiap untuk salat kemudian pergi ke kampus.
Setelah Kayla mengeringkan baju-baju tersebut kemudian Ia menjemurnya. Setelah itu Kayla mengambil air dingin di kulkas dan duduk di kursi yang ada di dapur.
Ia melihat jam di dinding ternyata sudah pukul 11.55. Sebentar lagi azan Zuhur Ia bergegas masuk ke kamar untuk berwudhu di kamar mandi yang ada di kamarnya dan kemudian salat Zuhur.
“Habis nyuci?,” tanya Afif yang sudah mandi dan sudah memakai baju lengkap untuk salat.
“Iya, baru aja selesai,” jawab Kayla dan masuk ke kamar mandi.
Setelah wudhu Kayla langsung memakai mukena nya dan salat berjamaah bersama Afif. Kayla sempat mangaji satu makra' dan Afif menyimak.
“Saya ke kampus dulu,” kata Afif.
“Iya,” jawab Kayla.
Kayla berdiri dari sejadahnya dan mencium tangan Afif.
“Mas, pintu dikunci lagi?,” tanya Kayla.
“Nggak, kamu kunci dari dalam, tapi kamu jangan kemana-mana, di rumah aja,” kata Afif.
Kayla mengikuti Afif hingga sampai di pintu rumah.
“Assalamualaikum,” kata Afif melihat Kayla.
“Waalaikumsalam,” jawab Kayla. Ia melihat Afif berangkat dengan mobilnya, setelah mobil Afif sudah tidak terlihat, Kayla menutup pintu dan menguncinya sesuai perkataan Afif.
“Padahal enak banget kalau jajan ini,” gumam Kayla. Ia masuk ke kamarnya dan membuka mukenanya yang tadi belum sempat Ia lepas.
Kayla duduk di sofa dan membuka laptopnya lagi. Ia akan menyelesaikan ketikannya hari ini. 30 menit kemudian Kayla benar-benar menyelesaikannya, Ia langsung menutup laptopnya dan langsung pindah untuk rebahan di kasur. Karena lelah, Ia langsung terlelap.
Afif di kampus langsung masuk ke ruangannya terlebih dahulu baru setelah itu Ia ke kelas untuk mengajar mahasiswa semester 3. Hari ini Ia mengajar di dua kelas.
Kayla tidur selama kurang lebih satu jam. Ia terbangun karena ada panggilan masuk di ponselnya dari seseorang.
“Halo assalamu’alaikum ,” kata Kayla mengangkat telepon tersebut yang ternyata itu telepon dari kakak perempuannya Afif, Mbak Ifa.
“Waalaikumsalam, Kayla. Sini main ke rumah. Nanti kita ngerujak jambu juga,” kata Ifa.
“Iya, Mbak. Tapi Mas Afif berpesan kepada Kayla untuk tidak keluar rumah, gimana ya,” kata Kayla bingung.
“Anak itu emang terlalu tegas si yaa, ke rumah mbak juga gak boleh katanya?.”
“Coba Kayla telepon Mas Afif dulu, ya, Mbak.”
“Okay, kalau boleh nanti langsung ke sini aja ya.”
“Iya, Mbak.” Setelah itu mereka mengakhiri obrolan mereka.
“Aku telepon aja apa ya?, chat aja deh takut Mas Afif nya lagi di kelas,” monolog Kayla.
Kayla
Mas, lagi di kelas?.
Sepuluh menit kemudian Afif baru membalas pesannya.
Temannya Kak Ali
Lagi di kantor, kenapa?.
Kayla
Mau ke rumah Mbak Ifa boleh nggak?.
Temannya Kak Ali
Mau ngapain emang?.
“Aiiish, kenapa gak langsung dibolehin sih,” kata Kayla menatap layar ponselnya.
Kayla
Mau rujak jambu, yang waktu itu pernah Kayla bilang.
Temannya Kak Ali
Nggak usah ke sana. Jangan makan yang pedas-pedas dulu.
Kayla
Nggak akan kambuh lagi kok, maag Kayla, serius.
Temannya Kak Ali
Diam di rumah.
Membaca itu kayak kesal sendiri, “Kenapa kali,” kata Kayla.
Kayla
Terus gak boleh nih, beneran?.
Temannya Kak Ali
Iya, gak boleh.
Kayla
Terus bolehnya apa?.
Temannya Kak Ali
Makan buah yang di kulkas.
Kayla
Okay deeh.
Ketik Kayla pasrah, susah emang jika Afif sudah bilang gak boleh. Kayla hanya menghembuskan nafas pelan.
Afif di kantornya menatap pesan terkahir dari istrinya itu, "Sepertinya dia sedang sebal sekarang, karena tidak aku bolehin ke rumah Mbak," kata Afif bermonolog. Ia tidak akan membiarkan Kayla makan pedas mengingat semalam maag nya kambuh.
Tidak ada jawaban lagi dari Afif. Kayla berjalan ke dapur untuk mengambil buah yang disebut Afif. Ia juga mengirim pesan kepada Mbak Ifa bahwa Ia tidak bisa ke sana karena Afif tidak mengizinkannya.
"Hmm, aku beneran di rumah aja ini, astaga," kata Kayla ngomong sendiri sambil memakan buah melon yang sudah dipotong dadu di sebuah mangkuk, ada buah pepaya juga, Kayla memakannya sambil menonton video clip idol favoritnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Mukmini Salasiyanti
semangat, kay.....
alhamdulillah beruntung kamu
pny suami tegas dan perhatian..
2024-02-26
0