BAB 6: Tongkrongan Afif dan Ali

Setelah salat Maghrib berjamaah, Afif dan Kayla berzikir dan mengaji surah Al-waqiah bersama. Seperti layaknya di masjid atau Musala pada umumnya di Madura. Setelah mengaji bersama biasanya akan mengaji sendiri-sendiri atau kalo yang di masjid atau Musala mengaji satu maqra kepada kiyai atau ibu nyai. Seperti saat ini Kayla hendak mengaji sendiri, namun Afif menyuruhnya untuk mengaji pada Afif saja.

“Sini ngajinya di depan atau di samping saya,” kata Afif dengan lembut.

“Ngaji sendiri aja, deh,” jawab Kayla malas. Ia masih jengkel karena tadi tidak dibolehin ke rumah sebelah padahal dekat banget, tinggal satu langkah langsung nyampe.

“Sini, Andini Kayla Rizki,” tegas Afif lagi.

“Iya iya,” jawab Kayla, tadinya mau pindah duduk di depan sofa, kali ini langsung pindah ke depan Afif karena melihat raut wajah Afif yang sepertinya akan kesal karena sikap Kayla yang selalu tidak menurut.

“Sudah sampai mana ngajinya?,” tanya Afif ketika Kayla duduk tepat di depannya.

“Juz 10,”

“Mulai ngaji dari juz 1 kapan?,”

“Nggak tau, lupa,” jawab Kayla asal. Namun saat melihat ke arah Afif yang sedang menatapnya dengan tatapan tidak terbaca nya itu membuat Kayla berpikir lagi.

“Hmm kayaknya udah setahun yang lalu,” jelas Kayla.

“Setahun baru nyampe juz 10, kamu ngapain aja selama setahun itu?,” tanya Afif dingin.

“Yaa ngaji mah ngaji aja, Cuma emang ngga cepat aja,”

“Itu berarti kamu jarang ngaji,” Afif menggelengkan kepalanya tidak habis pikir.

“Ya kan abis Zuhur baca yaasin, abis asar Al waqiah, abis Maghrib juga sama tapi juga kadang lanjut ngaji 3 sampai maqra,” jelas Kayla panjang lebar.

“Waktu kuliah, di kosan ngapain aja?,”

“Ngapain aja, gimana?,” tanya Kayla heran.

“Rajin ngaji nggak?,”

“Rajin laah,” jawab Kayla bangga.

“Terus kenapa masih juz 10. Perasaan kamu baru lulus beberapa bulan yang lalu,” selidik Afif.

“Aih intinya Kayla ngaji, Cuma emang ngga banyak aja. Udah ah jangan nanya terus,” kata Kayla kesal.

“Kamunya aja yang malas,” kata Afif dingin.

“Kan yang penting ngaji,” jawab Kayla lagi.

“Pokoknya besok dan seterusnya satu hari ngaji 7 lembar dalam sehari,” tegas Afif.

“Terserah Kayla dong, masa ngaji diatur-atur sih,” jawab Kayla.

“Saya liat lagi besok sampe mana kamu ngajinya, kalo ngga sampe tujuh lembar akan dapat hukuman,”

“Dih, hukuman apaan kali, ngga mau lah,”

“Saya tidak bercanda Kayla,” kata Afif dengan tatapan dinginnya. Kayla yang ditatap seperti menunduk tidak berani menatap matanya.

“Iyaa, Kayla usahakan,” jawab Kayla dengan lesu.

“Langsung baca Al-Qur’an nya,” suruh Afif.

Kayla langsung membaca basmalah dan membaca Alquran nya, terkadang Afif membenarkan bacaan Kayla yang dirasa keliru.

Sekitar 20 menit Afif mendengarkan dan melihat Kayla ngaji. Setelah selesai Afif lanjut mengaji sendiri dan pindah ke sofa. Sedangkan Kayla sudah meletakkan Al-Qur’an nya dan sekarang sedang rebahan di kasur.

“Kenapa terlalu banyak aturan sih, ngaji harus segini, bangun harus jam segini, gak boleh ke sana, ya ampun,” batin Kayla.

Kayla sedikit merasa kesal karena terlalu banyak larangan dan aturan dari Afif, dan Kayla tidak menyukai itu. Dari pada kesal sendiri, Ia mengambil handphone nya dan berinisiatif mengirim pesan kepada temannya, mau curhat.

Baru membuka layar hp Afif sudah bersuara lagi “Jangan maen hp, ini masih Maghrib, harus tau waktu!,” kata Afif dengan nada yang lumayan agak tinggi.

“Mending berzikir aja, punya tasbih, kan?,” kata Afif lagi setelah itu melanjutkan mengaji Alquran nya.

“Iyaa,” jawab Kayla dan meletakkan kembali hp nya. Kayla mengambil tasbih, berzikir, tapi dengan muka ditekuk karena Kayla merasa perasaan dari tadi Ia salah mulu. Kesal banget pokoknya, kata Kayla dalam hati.

Setelah mengaji, Afif melihat ke arah kasur di mana Kayla sedang rebahan. Rasanya sangat sulit bersikap halus kepada Kayla, setiap kali dibilangin selalu ada jawaban darinya. Maka tidak ada cara lain kecuali bersikap tegas pada Kayla, sesuai perkataan Ali bahwa istrinya itu sudah biasa dimanja sejak kecil, tidka suka diperintah dan dikekang. Seperti sekarang hanya karena perihal dilarang keluar saat menjelang Maghrib dan jangan main hp setelah Maghrib Kayla malah menekuk mukanya.

“Jangan sampe tertidur,” ucap Afif kepada Kayla yang tengah asyik rebahan.

“Nggak,” jawab Kayla.

“Oh iya, besok Kayla ada jadwal ngajar di MA, berangkat 08.00 gak papa, kan?,” tanya Kayla sambil duduk di atas kasur dan menatap Afif yang sedang duduk di sofa.

“Iya,” jawab Afif singkat.

“Okay, biasanya besok dianterin Kak Ali ke MA nya,”

“Saya aja yang ngantar,” kata Afif.

“Ooh, okayyyy kalo gitu,” jawab Kayla dan kembali rebahan.

Sekitar 20 menit mereka diselimuti keheningan, Afif sibuk berdzikir begitupun dengan Kayla. Setelah azan isya berkumandang, mereka salat isya dan langsung ke luar dari kamar, di dapur ibu Kayla sedang sibuk menyiapkan makan malam untuk keluarga, Kayla puk ikut membantu ibunya dan mereka makan malam bersama.

Di ruang keluarga mereka Afif, Ali, Kayla dan Azam berkumpul dan duduk di TV menemani Azam yang sedang menonton TV.

“Ayo kita ngumpul di rumah Revan, yang lain udah di sana,” kata Ali mengajak Afif untuk meet up dengan teman satu kampus nya dulu.

“Ayo,” jawab Afif menyetujui ajakan Ali.

“Aku ikut deh ya, mau ketemu Sela,” kata Kayla tiba-tiba.

“Oh ya udah ayo sekalian,” jawab Ali.

“Gak usah, di sini aja udah malam,” berbeda dengan Ali, Afif tentu saja tidak akan membiarkan Kayla keluar rumah di malam hari begini.

“Ayo laaah, boleh ikut. Lagian Kayla mau ngasih hadiah juga buat anaknya Sela yang baru lahir,” bujuk Kayla. Namun Afif tetap tidak luluh.

“Gak usah,” kata Afif dingin.

“Aiiish, Kak Ali bantuin dong, pengen ikut banget nih, biasanya juga gak papa main ke rumah Sela. Kan ke sana nya bareng Kalina berdua, masih gak boleeee,” kata Kayla memelas.

“Kakak gimana Afif aja,” kata Ali dan meninggalkan mereka berdua. Ali memilih menunggu di depan rumah.

“Aih, kak!,” teriak Kayla akhirnya, namun Ali tidak menghiraukan. Kayla niatnya meminta bantuan agar Afif mengiyakan Ia bisa ikut, malah ditinggal.

“Harus banget teriak gitu?,” lirik Afif tajam.

“Ya udah, boleh ikut yaa,” bujuk Kayla sambil memasang sok imutnya, padahal sebenarnya takut kena marah, meskipun sekarang sudah jelas Afif sudah mulai marah.

Afif menghela nafas dan mengiyakan kemauan Kayla. “Ganti baju,” kata Afif.

“Nggak, ini udah benar,” geleng Kayla sambil melihat baju tidur nya. Kayla sedang mengenakan baju tidur dan kerudung bergo.

“Ganti pake rok atau gamis, terus pake outer atau jaket,” kata Afif lagi.

“Ini bajunya sopan, kok,” kata Kayla ngeyel.

“Ya udah, jangan ikut,” final Afif.

“Iya iya, ganti nih, tungguin,” jawab Kayla cepat, dan langsung berlari ke kamar untuk mengganti baju tidurnya dengan setelan rok dan atasan yang lebih rapih.

Afif menyusul Ali yang duduk di kursi di teras rumah.

“Jadi ikut si Kayla?,” tanya Ali.

“Iya,”

“Sabar ya brow, dia emang anak yang susah diatur,” kata Ali sambil berkekeh kecil.

“Hmm,” Afif hanya menjawab dengan deheman saja.

“Pernah dulu, waktu dia masih Aliyah, kalo dilarang ke luar malah ngga dengerin dan akhirnya nginep di rumah sepupu selama satu Minggu, ngga pulang dia kecuali dijemput,” cerita Ali.

“Kabur dia?,” tanya Afif heran.

“Iya begitulah dia, gak bisa diatur, jadi sabar yaaa. Kemungkinan dia nanti tiba-tiba balik sendiri ke sini,” kata Afif sambil tertawa.

“Nggak akan aku biarkan,” jawab Afif.

“Ayo, berangkat,” kata Kayla yang sudah ada di sepa mereka.

Mereka langsung berjalan bertiga menuju rumah Revan yang jaraknya lumayan dekat dari rumahnya jadi bisa ditempuh dengan jalan kaki. Sesampainya di rumah Revan, Kayla langsung disambut oleh keluarganya dan adiknya Revan, Sela. Kayla yang merasa senang bisa bertemu temannya langsung memeluknya.

“Sela, apa kabar, ya ampun kangen banget,” kata Kayla exited.

“Baik baik, ayo masuk,” ajak Sela.

“Iyaa, ayo. Di mana anaknya pengen liat,” jawab Kayla. Kayla menoleh dan melihat Afif yang sedang melihatnya.

“Iya, sana sama Sela aja, nanti di chat kalo udah mau pulang,” kata Afif yang mengerti arti tatapan Kayla tadi, apakah Ia boleh ke kamar Sela.

“Okay siap,” jawab kayla sambil tersenyum.

Mereka langsung ke tempat masing-masing, Kayla bersama Selandi kamarnya, Afif dan Ali bersama semua teman-temannya di kamar Revan.

Di kamar Sela, Kayla duduk di ruangan tamu di rumah temannya tersebut.

"Mana anak kamu, Sel?," tanya Kayla antusias.

"Bentar," kata Sela dan masuk ke kamarnya. Ia kembali membawa anaknya dalam gendongannya.

"Nih, cantik kan?," tanya Sela.

"Iya, cantik, lcuuu ih," kata Kayla gemas.

"Iya dong mirip ibunya," kata Sela bangga.

"Emang kamu lucu? pede amat ya ibu kamu ini," kata Kayla seakan-akan sedang mengobrol dengan bayi temannya itu kemudian tertawa.

"Iya lah mirip aku," katanya lagi.

"Iya cantik mirip kamu banget, btw siapa namanya?," tanya Kayla.

"Nadira,"

"Oh, haloo Nadiraaa," kata Kayla dengan nada anak kecilnya.

"Jadi gimana rasanya menikah, Kay?," tanya Sela.

"Ehm biasa aja, cuma perbedaan nya sangat signifikan bisa dianggap begitu. Karena tiba-tiba aku udah punya suami, tiba-tiba aku di rumah dia, tinggal di sana, wah aku syok sebenarnya cuma sok santai aja," curhat Kayla menggebu-gebu.

"Beruntung banget kamu salat suami spek Afif, dia terkenal banget tahu," kata Sela.

"Terkenal apa nih?,"

"Dia terkenal tampan, lora yang galak jika di pesantren nya, tegas dan dingin, rata-rata santri putri pada meng idolakan Afif," jelas Sela.

"Emang iya?," kata Kayla tidak percaya.

"Atuh tinggal tanya ke santri di sana, kan kamu tinggal di rumahnya,"

"Boro-boro mau ngobrol sama santri, keluar ke depan rumah aja aku dimarahin disuruh balik," kata Kayla bercerita soal kejadian dia ke depan pondok santri putra.

"Hahaha, kan di sana banyak santri putra juga, kamu kan ibu nyai, aneh dong kalo kamu keluyuran," kata Sela.

"Iya juga sii, cuma kadang aku malas di kamar terus," gumam Kayla.

"Ya masak kek, bikin kue kek buat Afif,"

"Malas banget," kata Kayla yang notabene nya sudah malas ke dapur dari kecil. Dia sangat anti dapur.

"Lah kamu aneh, sekali kali masak buat suaminya," saran Sela.

"Iya pernah kok, tenang aja,"

"Masak apa?," tanya Sela, Ia juga tahu juga Kayak tidak bisa masak dan tidak mau tahu terkait masak memasak.

"Waktu itu masak telor sama tempe jaket kalo gak salah, sambal juga," jelas Kayla.

"Oh iya iyaa, itu bisa,"

"Hmm aku bisa kalo cuma gitu doang," jawab Kayla.

Di kamar Revan Afif banyak ngobrol dengan tema lamanya itu, hingga entah gimana pembahasannya sampai kepada pembahasan tentang pernikahan Afif dan Kayla, teman-temannya menggoda Afif habis-habisan.

“Cieee yang udah punya teman tidur,” kata Febri sambil menaik turunkan alisnya sambil tersenyum menggoda Afif.

“Cieee yang punya istri, pasti bangun tidur dapat yang sweet sweet,” kata Hendri.

“Iya, banyak permen kiss di kamar,” jawab Afif asal, malas banget Ia menanggapi godaan teman-temannya ini. Jawaban Afif yang rada ambigu membuat mereka semua bersorak sambil tertawa.

“Wuidiiiih permen kiss ga tuh,”

“Uhuyyy!!!”

“Permen ya permen,” jawab Afif membenarkan.

“Gapapa kalo bukan permen juga,” kata Revan. Kemudian mereka tertawa lagi.

“Jadi gimana perasaan anda setelah menikah?,” kali ini Febri bertanya seolah-olah sesnag mewawancarai seorang narasumber.

“Apakah ada jadwal untuk honeymoon?,” lanjut Hendri.

“Kenapa kalian pada kepo?. Kalo penasaran ya nikah lah!,” jawab Afif santai.

“Hahahahahaha,” mereka tertawa mendengar jawab Afif yang santai seperti biasa.

“Masalahnya gak ada yang mau diajak nikah,” kata mereka berberangan. Afif hanya menggelengkan kepalanya melihat kekocakan kelakuan teman-temannya itu.

“Udah udah jangan goda Afif terus,” kata Ali akhirnya. Ali tidak banyak omong karena tang lagi dibahas adalah kehidupan baru temannya dan adiknya, jadi Ali cukup mendengarkan dan menyimak saja.

Setelah edisi menggoda Afif, mereka lanjut fokus bermain PS bersama. Maen PS sering dilakukan saat mereka sedang ngumpul bareng begini. Hingga tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 23.00 malam. Afif teringat kalo besok harus mengantarkan Kayla ke MA, Ia berhenti bermain PS dan mengirim pesan kepada Kayla untuk pulang sekarang.

“Balik duluan ya, udah malam,” kata Afif.

“Oh ya udah, aku juga balik,” jawab Ali.

“Ah ga seru nih, kalian,” kata Febri.

“Afif kan punya istri jadi pengen cepat pulang, yuhuuu,” kata Revan sambil menggoda Afif lagi.

“Terserah kalian, lah,” jawab Afif singkat.

“Duluan ya, assalamu’alaikum,” dan langsung ke luar dari kamar Revan. Ali juga ikut keluar.

Kayla susah menunggu di depan, karena kata Afif sudah waktunya pulang. Mereka pulang dan langsung istirahat di kamar masing-masing.

Di kamar Kayla dan Afif langsung bergantian untuk bersih-bersih di kamar mandi sebelum tidur. Kayla langsung rebahan di kasur setelah ganti baju, cuci tangan, cuci kaki, sikat gigi, cuci muka dan wudhu. Sedangkan Afif menggelar sejadah nya.

Kayla heran, kenapa Afif menggelar sejadah malam-malam, tidak mungkin belum salat isya kan, kan udah tadi. Sepertinya

salat Sunnah deh, batin Kayla.

Afif melanjutkan salatnya dengan khusyuk. Kayla yang melihat itu langsung turun dari kasur, karena posisinya tidak sopan, Ia posisinya lebih tinggi daripada Afif yang salat. Afif salat di bawah, sedangkan Kayla di atas kasur. apalagi jika Afif mengaji tentu saja semakin tidak baik jika kayla masih rebahan di kasur.

Kayla pindah ke sofa dan duduk di sana sambil memainkan ponselnya. Lima belas menit kemudian Afif sudah selesai melakukan ibadah nya. Ia menoleh melihat Kayla yang sudah tertidur dengan bersandar di sandaran sofa dengan hp menyala di tangannya.

Setelah melipat sejadahnya Ia menghampiri Kayla, Ia hendak membangunkan nya namun tidak tega, kemudian Ia menggendongnya dan Ia tidurkan di kasur.

Afif juga ikut merebahkan dirinya di kasur. Malam itu mereka sama-sama langsung tidur dengan nyenyak karena keduanya sama-sama lelah.

Terpopuler

Comments

Mukmini Salasiyanti

Mukmini Salasiyanti

aaaa afif...
co cweeetttt

2024-02-21

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1: H-7 Pernikahan
2 BAB 2: Hari-H Pernikahan
3 BAB 3: Mulai Sibuk
4 BAB 4: Sarapan Bersama di Ndalem
5 BAB 5: Pulang ke Rumah Kayla
6 BAB 6: Tongkrongan Afif dan Ali
7 BAB 7: Kayla Kembali Mengajar
8 BAB 8: Kesibukan Kayla dan Perihal Koas Kaki
9 BAB 9: Obrolan Serius antara Afif dan Kayla
10 BAB 10: Nasehat Uwak
11 BAB 11: Perihal Tidak Mau Belajar Alfiyah
12 BAB 12: Tidak Mau Ditinggal
13 BAB 13: Makan Samyang, Maag kambuh, Afif Marah
14 BAB 14: Kayla Tidak Suka Memasak
15 BAB 15: Masakan Afif untuk Kayla
16 BAB 16: Peraturan Pertama dari Afif
17 BAB 17: Di Rumah Aja
18 BAB 18: Afif Menyebalkan
19 BAB 19: Ikut Pengajian Kitab
20 BAB 20: Belum Yakin
21 BAB 21: Hari Pertama Mengajar di Sekolah Milik Keluarga Afif
22 BAB 22: Hukuman Karena Tidak Langsung Pulang
23 BAB 23: Kenalan dengan Temannya Afif
24 BAB 24: Pembahasan Soal Kuliah Kayla
25 BAB 25: Bertemu Ustadzah Fatimah
26 BAB 26: Perihal Arfi
27 BAB 27: OTW Meet Up
28 BAB 28: Finally Meet Up
29 BAB 29: Go To Supermarket
30 BAB 30: Drama Baca Burdhah
31 BAB 31: Kayla Melting
32 BAB 32: Drama Sakit Perut
33 BAB 33: Afif Kembali ke Setelan Awal
34 BAB 34: Soal Upload Story
35 BAB 35: Makan Di Luar
36 BAB 36: Tiba-Tiba Bahas Nama Anak
37 BAB 37: Pagi yang Terasa Dingin
38 BAB 38: Kegiatan Merajut
39 BAB 39: Ngobrol Santai di Rumah Umi
40 BAB 40: Deep Talk
41 BAB 41: Deep Talk 2
42 BAB 42: Ketemu Neng Naura
43 BAB 43: Kedatangan Tamu
44 BAB 44: Bahasan yang Tak Kunjung Usai dan Menemukan Posisi Ternyaman
45 BAB 45: Kayla Galau
46 BAB 46: Malam Pertama Haflah
47 BAB 47: Bahas Lagu Arab
Episodes

Updated 47 Episodes

1
BAB 1: H-7 Pernikahan
2
BAB 2: Hari-H Pernikahan
3
BAB 3: Mulai Sibuk
4
BAB 4: Sarapan Bersama di Ndalem
5
BAB 5: Pulang ke Rumah Kayla
6
BAB 6: Tongkrongan Afif dan Ali
7
BAB 7: Kayla Kembali Mengajar
8
BAB 8: Kesibukan Kayla dan Perihal Koas Kaki
9
BAB 9: Obrolan Serius antara Afif dan Kayla
10
BAB 10: Nasehat Uwak
11
BAB 11: Perihal Tidak Mau Belajar Alfiyah
12
BAB 12: Tidak Mau Ditinggal
13
BAB 13: Makan Samyang, Maag kambuh, Afif Marah
14
BAB 14: Kayla Tidak Suka Memasak
15
BAB 15: Masakan Afif untuk Kayla
16
BAB 16: Peraturan Pertama dari Afif
17
BAB 17: Di Rumah Aja
18
BAB 18: Afif Menyebalkan
19
BAB 19: Ikut Pengajian Kitab
20
BAB 20: Belum Yakin
21
BAB 21: Hari Pertama Mengajar di Sekolah Milik Keluarga Afif
22
BAB 22: Hukuman Karena Tidak Langsung Pulang
23
BAB 23: Kenalan dengan Temannya Afif
24
BAB 24: Pembahasan Soal Kuliah Kayla
25
BAB 25: Bertemu Ustadzah Fatimah
26
BAB 26: Perihal Arfi
27
BAB 27: OTW Meet Up
28
BAB 28: Finally Meet Up
29
BAB 29: Go To Supermarket
30
BAB 30: Drama Baca Burdhah
31
BAB 31: Kayla Melting
32
BAB 32: Drama Sakit Perut
33
BAB 33: Afif Kembali ke Setelan Awal
34
BAB 34: Soal Upload Story
35
BAB 35: Makan Di Luar
36
BAB 36: Tiba-Tiba Bahas Nama Anak
37
BAB 37: Pagi yang Terasa Dingin
38
BAB 38: Kegiatan Merajut
39
BAB 39: Ngobrol Santai di Rumah Umi
40
BAB 40: Deep Talk
41
BAB 41: Deep Talk 2
42
BAB 42: Ketemu Neng Naura
43
BAB 43: Kedatangan Tamu
44
BAB 44: Bahasan yang Tak Kunjung Usai dan Menemukan Posisi Ternyaman
45
BAB 45: Kayla Galau
46
BAB 46: Malam Pertama Haflah
47
BAB 47: Bahas Lagu Arab

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!