BAB 20: Belum Yakin

Sekitar lima menit mereka hanya diam hingga akhirnya mereka kembali bersuara.

“Meskipun pernikahan kita terjadi karena sebuah perjodohan, sejak saya mengucapkan ijab kabul di depan orang tua kita, saya hanya melihat ke arah kamu dan sejak itu saya yakinkan diri saya bahwa saya harus mencintai kamu karena kamu perempuan yang halal bagi saya dan sudah seharusnya saya mencintai dan menyayangimu,” jelas Afif panjang lebar menatap dalam kepada perempuan yang sekarang sedang duduk di depannya.

Kayla tercekat mendengar penuturan itu dari Afif, dari awal Afif memang serius dengan hubungan ini, Kayla juga serius tapi Ia harus benar-benar memastikan perasaan mereka dulu.

Hati Kayla bergemuruh, hatinya terasa berdetak lebih cepat mendengarkan perkataan Afif yang terdengar seperti sebuah pengakuan bagi Kayla, tapi Kayla tidak terlalu yakin dengan itu.

“Kenapa aku harus gugup seperti ini, ya Allah aku speechless,” batin Kayla, saat ini Ia terlihat sangat gugup.

“Kita baru kenal waktu kita menikah, jadi emang rasa itu langsung tumbuh di hati, Mas?,” tanya Kayla suaranya sangat kecil karena rasanya Ia seperti kehilangan tenaga.

“Rasa itu tumbuh saat saya mencium kening kamu waktu setelah kita menikah dan tidak ada alasan untuk tidak mencintai istri saya sendiri,” kata Afif lagi.

Apakah ini sebuah pengakuan, batin Afif. Akankah Kayla mengerti apa yang baru saja Ia ungkapkan.

“Kamu belum jawab pertanyaan saya,” kata Afif. Karena dari awal yang berbicara hanya dirinya, Kayla hanya bertanya.

“Ehm Kayla tidak tahu,” kata Kayla menunduk. Ia juga tidak paham dengan perasaannya sendiri saat ini.

“Dua orang yang sudah menikah memang sudah sepantasnya saling mencintai dan menyayangi,” kata Afif, kali ini terdengar tegas.

Afif tidak tahu bagaimana cara meyakinkan seorang perempuan bahwa sebenarnya Ia sangat mencintainya. Ia tidak bisa berkata-kata manis yang berhubungan dengan cinta.

“Apa yang paling membuatmu takut dalam pernikahan ini?,” tanya Afif. Karena dari awal Kayla selalu bilang tidak siap untuk menikah.

“Takut karena kalau menikah saya tidak sebebas dulu dan saya takut punya anak,” ujar Kayla jujur.

“Sekarang setelah menikah, berarti kamu merasa tidak bebas?,” tanya Afif menaikkan satu alisnya.

“Iya,” jawab Kayla cepat, Ia menatap Afif dan menunduk kembali karena Afif menatapnya dengan tatapan datarnya.

“Kamu jelas tahu bagaimana seharusnya seorang perempuan mematuhi perintah suaminya?.”

“Iya, tahu. Makannya saya tidak siap menikah karena pasti begini,” kata Kayla tersenyum kecil melihat Afif.

“Apalagi suaminya spek Mas Afif, buset Kayla benar-benar di rumah aja, gak kemana-mana,” kata Kayla santai melihat Afif.

“Emang kamu mau ke mana?.” Afif melihat Kayla dengan tatapan tajam.

“Huft, sudahlah lupakan saja,” Kayla menghela nafas pelan dan bersandar di sandaran kursi.

“Kamu tanggungan saya sekarang, kamu harus bersikap bagaimana seharusnya menjadi istri saya,” kata Afif datar.

“Harus bersikap seperti apa?.”

“Tidak ada ceritanya seorang istri yang selalu menjawab perkataan suaminya dan tidak ada ceritanya seorang istri keluyuran tanpa izin suaminya.”

“Saya emang begitu, ya?,” tanya Kayla. Padahal dirinya selalu menjawab apa kata Afif.

“Hmm,” Afif menjawab dengan deheman.

“Kamu tadi bilang takut punya anak, kenapa?,” tanya Afif.

“Hah i-itu belum siap aja untuk punya seorang anak,” jawab Kayla meringis. Ia semakin gugup membahas soal ini dengan Afif.

“Saya tidak berniat untuk menunda memiliki anak, anak itu itu adalah anugerah dari Allah, karena kamu mau lanjut kuliah S2 jadi lebih baik fokus kuliah dulu,” kata Afif melihat Kayla yang kembali menunduk.

“Maaf,” cicit Kayla. Ia jadi merasa bersalah kepada Afif.

Di sini Afif tulus mencintai Kayla dan serius berumah tangga dengannya. Namun, Kayla masih memikirkan karirnya ke depan dan masih ingin bebas.

“Apa kamu tidak keberatan punya anak sambil kuliah?,” tanya Afif kali ini Ia berniat mengisengi istrinya itu.

“Mas..., ngga siap punya anak dibilang, ish,” kata Kayla mengangkat kepalanya menatap Afif.

“Setakut itu kamu untuk punya anak,” kata Afif terkekeh.

“Hehe, iya takut banget,” kata Kayla nyengir kecil.

“Tidak ada yang harus ditakutkan, kamu gak akan ngasuh anak kita sendiri.”

“anjayyyy anak kita katanya, geli amat dengernya,” batin Kayla.

“Iyaa, udah ah, bahas yang lain aja jangan bahas anak, ih,” kata Kayla tidak enak membahas perihal ini.

“Ini bahasan serius, Kayla,” kata Afif datar. Kayla kembali diam.

“Masuk kamar dan tidur,” suruh Afif.

“Iya, Mas gak ke kamar?,” tanya Kayla.

“Saya di sini dulu,” jawab Afif. Setelah itu Kayla masuk ke kamar.

Apakah aku keterlaluan ya, karena gak mau punya anak sekarang, apakah aku dosa?, batin Kayla. Kayla benar-benar kepikiran dengan apa yang tadi mereka obrolkan.

Sedangkan Afif masih duduk di dapur dan berpikir keras kenapa Kayla belum menjawab soal perasaannya. Apakah istrinya itu belum punya rasa apapun padanya. Atau hanya belum yakin, batin Afif.

Terpopuler

Comments

Anonymous

Anonymous

makanya jgn terlalu keras afif,,klo mau mendidik ya mbo pake cara halus gtu loh. gregeretan bgt sama si afif dah

2024-02-23

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1: H-7 Pernikahan
2 BAB 2: Hari-H Pernikahan
3 BAB 3: Mulai Sibuk
4 BAB 4: Sarapan Bersama di Ndalem
5 BAB 5: Pulang ke Rumah Kayla
6 BAB 6: Tongkrongan Afif dan Ali
7 BAB 7: Kayla Kembali Mengajar
8 BAB 8: Kesibukan Kayla dan Perihal Koas Kaki
9 BAB 9: Obrolan Serius antara Afif dan Kayla
10 BAB 10: Nasehat Uwak
11 BAB 11: Perihal Tidak Mau Belajar Alfiyah
12 BAB 12: Tidak Mau Ditinggal
13 BAB 13: Makan Samyang, Maag kambuh, Afif Marah
14 BAB 14: Kayla Tidak Suka Memasak
15 BAB 15: Masakan Afif untuk Kayla
16 BAB 16: Peraturan Pertama dari Afif
17 BAB 17: Di Rumah Aja
18 BAB 18: Afif Menyebalkan
19 BAB 19: Ikut Pengajian Kitab
20 BAB 20: Belum Yakin
21 BAB 21: Hari Pertama Mengajar di Sekolah Milik Keluarga Afif
22 BAB 22: Hukuman Karena Tidak Langsung Pulang
23 BAB 23: Kenalan dengan Temannya Afif
24 BAB 24: Pembahasan Soal Kuliah Kayla
25 BAB 25: Bertemu Ustadzah Fatimah
26 BAB 26: Perihal Arfi
27 BAB 27: OTW Meet Up
28 BAB 28: Finally Meet Up
29 BAB 29: Go To Supermarket
30 BAB 30: Drama Baca Burdhah
31 BAB 31: Kayla Melting
32 BAB 32: Drama Sakit Perut
33 BAB 33: Afif Kembali ke Setelan Awal
34 BAB 34: Soal Upload Story
35 BAB 35: Makan Di Luar
36 BAB 36: Tiba-Tiba Bahas Nama Anak
37 BAB 37: Pagi yang Terasa Dingin
38 BAB 38: Kegiatan Merajut
39 BAB 39: Ngobrol Santai di Rumah Umi
40 BAB 40: Deep Talk
41 BAB 41: Deep Talk 2
42 BAB 42: Ketemu Neng Naura
43 BAB 43: Kedatangan Tamu
44 BAB 44: Bahasan yang Tak Kunjung Usai dan Menemukan Posisi Ternyaman
45 BAB 45: Kayla Galau
46 BAB 46: Malam Pertama Haflah
47 BAB 47: Bahas Lagu Arab
48 BAB 48: Obrolan Random di Pagi Hari
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
Episodes

Updated 54 Episodes

1
BAB 1: H-7 Pernikahan
2
BAB 2: Hari-H Pernikahan
3
BAB 3: Mulai Sibuk
4
BAB 4: Sarapan Bersama di Ndalem
5
BAB 5: Pulang ke Rumah Kayla
6
BAB 6: Tongkrongan Afif dan Ali
7
BAB 7: Kayla Kembali Mengajar
8
BAB 8: Kesibukan Kayla dan Perihal Koas Kaki
9
BAB 9: Obrolan Serius antara Afif dan Kayla
10
BAB 10: Nasehat Uwak
11
BAB 11: Perihal Tidak Mau Belajar Alfiyah
12
BAB 12: Tidak Mau Ditinggal
13
BAB 13: Makan Samyang, Maag kambuh, Afif Marah
14
BAB 14: Kayla Tidak Suka Memasak
15
BAB 15: Masakan Afif untuk Kayla
16
BAB 16: Peraturan Pertama dari Afif
17
BAB 17: Di Rumah Aja
18
BAB 18: Afif Menyebalkan
19
BAB 19: Ikut Pengajian Kitab
20
BAB 20: Belum Yakin
21
BAB 21: Hari Pertama Mengajar di Sekolah Milik Keluarga Afif
22
BAB 22: Hukuman Karena Tidak Langsung Pulang
23
BAB 23: Kenalan dengan Temannya Afif
24
BAB 24: Pembahasan Soal Kuliah Kayla
25
BAB 25: Bertemu Ustadzah Fatimah
26
BAB 26: Perihal Arfi
27
BAB 27: OTW Meet Up
28
BAB 28: Finally Meet Up
29
BAB 29: Go To Supermarket
30
BAB 30: Drama Baca Burdhah
31
BAB 31: Kayla Melting
32
BAB 32: Drama Sakit Perut
33
BAB 33: Afif Kembali ke Setelan Awal
34
BAB 34: Soal Upload Story
35
BAB 35: Makan Di Luar
36
BAB 36: Tiba-Tiba Bahas Nama Anak
37
BAB 37: Pagi yang Terasa Dingin
38
BAB 38: Kegiatan Merajut
39
BAB 39: Ngobrol Santai di Rumah Umi
40
BAB 40: Deep Talk
41
BAB 41: Deep Talk 2
42
BAB 42: Ketemu Neng Naura
43
BAB 43: Kedatangan Tamu
44
BAB 44: Bahasan yang Tak Kunjung Usai dan Menemukan Posisi Ternyaman
45
BAB 45: Kayla Galau
46
BAB 46: Malam Pertama Haflah
47
BAB 47: Bahas Lagu Arab
48
BAB 48: Obrolan Random di Pagi Hari
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!