Setelah salat asar, Kayla duduk di depan TV, Ia menonton drama Korea, lebih tepatnya Ia menonton kembali drama yang berjudul Dr. Romantic 3. Sejak kuliah Kayla sangat suka drama Korea, Ia sering menontonnya saat libur atau saat di rumah aja.
Di saat Kayla tengah asyik nonton, bel rumahnya berbunyi, Ia berdiri dan berjalan ke arah pintu.
“Assalamualaikum,” kata Afif dari depan pintu rumahnya. Oh sudah datang, batin Kayla dan membukakan pintu untuknya.
“Waalaikumsalam,” jawab Kayla. Mereka bersitatap sebentar. Afif langsung masuk kamar, meletakkan tasnya dan ke kamar mandi untuk mencuci tangan dan kaki. Kayla duduk di depan TV dan melanjutkan tontonannya.
Afif keluar dari kamar dan ikut duduk di depan TV. Afif memperhatikan Kayla yang sangat fokus melihat layar di depannya itu. Afif tidak bertanya apa-apa, Ia menyandarkan kepalanya di sandaran sofa dan ikut menonton drama Korea kesukaan istrinya itu.
“Wah, woojin ganteng banget,” kata Kayla heboh sendiri. Afif melirik ke arah Kayla, Ia menggelengkan kepalanya pelan.
“Mas suka nonton Drama Korea, gak?,’ tanya Kayla melihat Afif sebentar.
“Nggak.”
“Seru-seru tahu dramanya, ini drakor favorit Kayla, mas harus nonton pasti nanti bakal suka,” ujar Kayla excited.
“Perasaan kalau disuruh ngaji gak segembira ini,” kata Afif pelan.
“Aiiish, dihubungkan dengan ngaji lagi, apakah aku akan kena ceramah gara-gara nonton?,” batin Kayla melirik Afif yang ternyata Afif juga melihat ke arahnya.
“Kayla juga suka ngaji, kok,” kata Kayla tetap fokus menonton.
“Sepuluh juz yang kata saya suruh baca, udah semua?,” pertanyaan Afif yang ini membuat Kayla meringis pasalnya Ia belum menyelesaikan sepuluh juz itu.
“Belum,” kata Kayla cepat.
“Kenapa gak ngaji aja?,”
“Udah ngaji kok, tadi.”
“Giliran ngaji, hanya sebentar disuruh nonton bisa ber jam-jam,” kata Afif datar.
“Mas, ini tuh masuknya ke me time tahu, gak?,” kata Kayla menahan rasa sebalnya. Kenapa harus kena ceramah aja, astaghfirullah, batin Kayla.
“Iya, nonton boleh, asal tahu waktu,”
“Iyaa, ini waktu yang pas kok, kan Kayla gak ngapa-ngapain,” kata Kayla dan lanjut menonton.
“Bikinin saya susu hangat,” kata Afif sengaja biar Kayla tidak menonton drama aja.
“Sekarang?,” lirik Kayla kepada suaminya itu.
“Hmm,” Afif mengangguk tanpa melihat ke arah Kayla.
Kayla hendak mengomel tapi tidak jadi, karena jika Ia ngomel pasti Afif akan menceramahinya lagi. Kayla menghela nafas berat dan berdiri dari duduknya.
Selagi Kayla di dapur, Afif mengganti channel manjadi murottal juz amma, karena waktu sudah sore, menurutnya akan lebih baik mendengar orang ngaji.
“Aiiish jadi orang ngaji itu TV, astaga, huft,” kata Kayla pelan.
“Sepertinya aku tidak bisa me time dengan nonton Drakor,” monolog Kayla.
Setelah selesai menyeduh susu hangat yang Afif minta, Kayla membawa susu itu ke hadapan Afif.
“Ini,” kata Kayla.
“Terima kasih,”
“Mas kok diganti sih, kan Kayla lagi nonton,” kata Kayla melihat Afif yang sekarang sedang meminum susunya.
“Sebentar lagi Maghrib, lebih baik dengerin orang ngaji aja,” kata Afif.
Kayla hanya menghela nafas pasrah.
“Kenapa mukanya gitu?,”
“Emang muka Kayla kenapa?,” tanya Kayla santai padahal sebenarnya Ia sedang menahan kesal.
“Saya tahu kamu kesal,” batin Afif.
“Kamu pernah menghafal juz 30 kan?.”
“Iya, pernah,”
“Bagus, sekalian murojaah kamu,” kata Afif sambil menyeruput susunya.
“Iyaa."
“Kelihatan banget tadi excited pas nonton, waktu disuruh murojaah jadi murung."
“Mas gak mungkin larang Kayla buat nonton, kan?,” kata Kayla menatap Afif serius.
“Kalo sikap kamu begini, saya gak bolehin kamu nonton Drakor lagi,” kata Afif tegas.
“Ayolah, Mas, Kayla tuh bukan tidak excited buat murojaah, tapi kan Kayla punya waktu sendiri kapan nonton kapan murojaah,” jelas Kayla.
“Hmm, okay. Sekarang coba murojaah hafalan juz 30,” kata Afif menatap Kayla.
“Mas, Kay...” belum sempat menyelesaikan omongannya Afif udah menyelanya.
“Apa?,” tanya Afif galak. Ya ampun kenapa harus punya suami segalak ini sih, batin Kayla.
“Nanti aja, ya.”
“Sekarang, baca 3 surah dari Annaba,” tegas Afif.
“Mas serius?.”
“Kapan saya bercanda?,” tanya Afif melirik Kayla tajam.
“Aiiish jinjja ingin ku mengsyiball,” gerutu Kayla di dalam hatinya.
“Tidak usah mendumel di dalam hati, cepat baca,” perintah Afif.
“Mas cosplay jadi kang baca pikiran orang, kah?. Suka tahu isi hati orang?,” kata Kayla.
Afif melirik Kayla tajam. “Jadi benar kamu menggerutu di dalam hati?.”
“Iya, kadang.”
“Cepat baca.”
Mau tidak mau Kayla murojaah hafalannya sore itu. Afif benar-benar sangat menjengkelkan bagi Kayla. Sifatnya yang galak dan suka menyuruh itu membuat Kayla kesal, sangat kesal.
Afif benar-benar menyimak hafalan Kayla. Untungnya Kayla hafal dengan lancar tiga surah yang disuruh Afif tadi, jika tidak auto kena omel lagi.
“Udah kan, Kayla mau mandi yaa,” kata Kayla ngacir ke kamar. Afif diam melihat Kayla yang pergi dari hadapannya. “Mungkin dia takut aku suruh lanjut murojaah makannya langsung lari gitu,” kekeh Afif pelan.
Kayla di kamar langsung mengambil baju tidur di lemarinya dan masuk ke kamar mandi. Ia sesekali bergumam kecil akan kelakuan Afif sore ini. “Sangat menyebalkan.” Kata Kayla di kamar mandi.
Kayla keluar dari kamar mandi lengkap dengan baju tidur dan kerudung bergonya, Afif yang tiba-tiba ada di depannya membuatnya diam di tempat Ia berdiri.
“Mas mau ngapain?.” Kata Kayla kaget karena Afif tiba-tiba udah di depannya.
“Mau mandi,” kata Afif yang juga berdiri di depan Kayla. Afif sedang memegang baju gantinya.
“Oh, iya,” kata Kayla dan menyingkir dari hadapan Afif. Afif masuk ke kamar mandi. Sedangkan Kayla pergi ke ruang belakang untuk mengangkat jemurannya. Baju-baju kering yang baru Ia angkat Ia bawa ke kamar dan diletakkan sementara di sisi sofa. Ia duduk dan melipatnya, Ia akan menyetrikanya habis isya.
Afif yang baru selesai mandi melihat ke arah Kayla yang sedang melipat bajunya.
“Disetrikanya besok aja,” kata Afif menggelar sejadahnya.
“Iya, bisa nanti habis isya,” jawab Kayla.
“Nanti malam ada pengajian kitab Riyadush Shalihin di santri putri, kamu ikut pengajian bareng Mbak Ifa ke sananya,” kata Afif dari tempat Ia duduk. Sekarang Ia sedang memegang tasbih elektrik, terlihat sedang berdzikir.
“Mas gak ikut?,” tanya Kayla. Sebenarnya Ia malas banget untuk ikut.
“Saya ikut pengajian yang di santri putra.”
“Harus banget ikut ya?, saya di rumah aja mending ya, kan mau nyetrika,” kata Kayla. Ia berusaha untuk di rumah aja kali ini.
“Harus ikut,” kata Afif tegas. Kayla diam.
“Saya punya dua kitab, satunya buat kamu pakai, ada di lemari,” jaga Afif lagi.
“Okayyy,” jawab Kayla.
“Malas sebenarnya tapi gak papa deh, nanti bisa kenalan dengan orang baru,” gumam Kayla.
“Jangan malas untuk ikut pengajian majelis ilmu agama, Kayla,” peringat Afif karena Ia mendengar kata malas dari mulut istrinya.
“Iya nggak, gak bisa malas orang Mas nya maksa Kayla buat ikut aja,” kata Kayla santai.
“Kamu kan kalau dibilang baik-baik punya aja alasan untuk menghindar, kayak tadi itu.”
“Mana ada, ngga tuh.”
“Bilang aja kamu malas ikut pengajian.”
“Iya emang saya malas,” tapi itu hanya ada di dalam hati Kayla. Takutnya jika bilang di depan Afif Ia akan disuruh mondok kali. Kayla bermonolog sendiri di dalam hatinya.
“Mau malas juga gak bisa malas, Mas pasti akan menyuruh Kayla ikut, ish,” kata Kayla sedikit mendumel.
“Nggak ada alasan untuk kamu gak ikut pengajian, Kayla,” kata Afif tegas.
“Iya, iya, abis pengajian mau nonton drakor ya lanjut yang tadi sore,” kata kayla.
“Hmm,” Afif hanya membalas dengan deheman. Tidak ada cara lain jika istrinya itu tidak bisa dibilang secara pelan-pelan maka harus ditegasin, batin Afif.
Setelah obrolan mereka, azan Maghrib berkumandang setelah itu, mereka salat berjamaah kemudian berzikir dan mengaji bersama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Mukmini Salasiyanti
isshhh pasutri ini...
kadang lucu..
kadang menyebalkan.
😄😃🤣🤣🥰😍
2024-02-26
1