Kegiatan Afif hari ini seperti biasa mengajar di pesantren dan menjadi dosen di IAIN Madura. Setelah azan asar berkumandang Afif langsung bergegas untuk pulang karena Ia berjanji kepada istrinya untuk pulang ke rumahnya sore ini.
Saat sedang memasukkan buku dan laptopnya ke tas, pintu ruangannya diketuk oleh seseorang.
“Masuk,” kata Afif.
“Assalamualaikum, pak,” kata Kamila, salah satu dosen di kampus tersebut.
“Waalaikumsalam, ada perlu apa?,” tanya Afif to the point.
“Hari ini ada acara makan-makan bersama semua dosen Fakultas Ushuluddin, pesan pak Dekan Bapak disuruh ikut hadir,”
“Maaf saya tidak bisa, saya ada acara lain setelah ini, nanti saya yang akan bilang langsung ke Pak dekan,” kata Afif sambil lanjut memasukkan barangnya ke tas nya.
“Acara makan-makan nya di dekat kampus, setelah makan langsung pulang saja, pak,” bujuk Kamila.
“Maaf saya tidak bisa,” jawab Afif lagi.
“Kalo sudah tidak ada keperluan silakan keluar, karena saya juga akan pulang,” kata Afif dengan wajah datar.
“Oh iya, baik pak,” kata Kamila dan langsung keluar dari ruangan Afif.
Afif menatap pintu yang sudah tertutup kembali, mengambil hp nya dan mengetik pesan kepada dekan Fakultas Ushuluddin perihal Ia yang tidak bisa hadir di acara-acara makan sore ini. Setelah itu Afif langsung keluar ruangan dan berjalan ke arah parkiran dan masuk ke dalam mobilnya.
15 menit kemudian Ia sudah sampai di rumah dan melihat rumah yang sepi. Afif menduga sepertinya Kayla sedang di kamar.
Kayla di kamar sudah lengkap dengan baju gamis dan kerudung nya, sudah sangat rapih. Dan sekarang sedang merapihkan baju baju nya yang ada di tas berukuran sedang, Ia berinisiatif membawa dua baju saja, untuk dipakai mengajar di sekolah dan untuk ke pondok. Lagian bajunya masih ada beberapa di rumah, jadi tidak perlu banyak-banyak bawa baju.
“Gak usah banyak-banyak bawa bajunya,” kata Afif yang sudah ada di dalam kamar mereka.
“Astaghfirullah, kerjaannya ngagetin aja,” kata Kayla sambil menoleh ke arahnya.
“Kamu aja kali yang terlalu fokus ke apa yang di depan mu itu sampai tidak menyadari saya yang membuka pintu dan mengucap salam,” kata Afif sambil berjalan ke arah lemari dan mengambil baju ganti untuk Ia gunakan untuk salat asar dan ke rumah mertuanya.
"Iya, kah?” Jawab Kayla sambil duduk di kasur karena sudah selesai menyiapkan pakaiannya.
“Tolong, siapin baju ganti saya untuk dibawa pulang juga,” kata Afif lagi.
“Hah” Kayla kaget.
“Eh, iya Kayla siapin,” jawab Kayla, bukan masalah besar kalo Cuma nyiapin bajunya untuk dibawa pulang.
“Tas nya mana?,” tanya Kayla sebelum Afif masuk ke kamar mandi.
“Gabungin aja sama baju kamu, tas nya masih muat kan?.”
“Nggak dipisah aja,” tanya Kayla heran.
“Ngapain pake tas dua kalo bisa pake satu tas, lagian nanti kemungkinan akan terlihat aneh kalo dilihat orang tua kita karena baju kita tidak se tas,” kata Afif panjang lebar.
“Oh, okay,” jawab Kayla akhirnya.
Afif masuk ke kamar mandi dan Kayla langsung memilih-milih baju, sarung dan kaos untuk Afif pake di rumahnya nanti. Setelah baju mereka siap semua di dalam tas, Kayla kembali duduk di pinggir kasur dan mengambil hp nya dan mengirim pesan kepada kakaknya.
Kayla
Kak, aku mau pulang ke situ, horray!!!
.
Ali
Ngapain?.
Kayla
Dih, kangen rumah aku lah!. Ish.
Ali
Emang Afif izinin?.
Kayla
Iya dongs, tuh dia lagi siap siap.
Ali
Ngapain ke sini, kan Afif sibuk, kasian.
Kayla
Sepertinya kakak gak mau aku pulang ya?.
Ketik Kayla dengan raut sewot.
Ali
Atuh adek kan udah punya suami, jangan terlalu memaksakan kehendak, turuti semua apa kata suamimu.
Kayla
Aku ngga memaksakan kehendak yaa, emang dia mau kok! Tau ah, jangan balas chat Kayla lagi.
Kayla merasa kesal kepada kakaknya yang sepertinya sangat mengedepankan Afif.
Pintu kamar mandi terbuka dan menampakkan Afif yang sudah rapi dengan baju Koko, sarung dan kopiah nya. Afif berjalan dan mengambil sejadah untuk salat asar. Sekilas Afif melihat raut wajah Kayla yang sedang terlihat sedikit memberengut namun Afif tidak menanyainya karena langsung salat asar dan harus segera pergi ke rumah mertuanya sebelum malam.
Kayla yang melihat Afif akan salat di kamar segera pindah ke sofa dan duduk di sana. Kayla menunggu Afif salat sambil membaca buku.
“Udah siap semua?,” tanya Afif yang sudah selesai salat asar.
“Iya udah siap semua,” jawab Kayla sambil mengalihkan pandanganya dari buku ke arah Afif.
“Ya udah, ayo,” kata Afif dan langsung membawa tas yang isinya baju mereka.
Kayla berdiri dan mengambil tas kecilnya yang berisi charger dll serta pouch kecil yang berisi skin care dan peralatan mandinya, ada sedikit barang Afif juga. Ia juga mengemasnya untuk Afif takut nanti dia membutuhkannya di rumah.
Setelah meletakkan barang di mobil, Afif mengajak Kayla untuk pamit ke rumah umi dan Abahnya.
Sesampainya di ndalem Abah dan umi nya sedang duduk di ruang keluarga bersama keluarga yang lain.
“Assalamualaikum,” ucap Afif dan Kayla berbarengan.
“Waalaikumsalam,” jawab seisi rumah.
“Afif sama Kayla pamit ke rumah sama dulu,” pamit Afif.
“Iya, sekalian pergi bukan madu aja,” jawab Umi Dhilah. Kayla yang mendengar itu berusaha tersenyum kikuk dan malu juga, kenapa mertuanya ini ngebet banget nyuruh mereka bulan madu, astaga.
“Iya, mi nanti aja,” jawab Afif. Kayla yang disampingnya hanya mengangguk dan tersenyum.
“Ya udah, segera berangkat takut keburu malam,” kata Abah Hanif.
“Ya udah, kita pamit yaa,” kata Afif akhirnya. Afif dan Kayla menyalami Abah dan umi nya. Juga kakak perempuan Afif, Ifa dan Nabila.
“Umi, Kayla pulang dulu, ya,” pamit Kayla seraya mencium tangan mertuanya.
“Iya, hati-hati ya, kalian,” kata umi Dhilah.
Setelah itu mereka mengucap salam dan langsung meluncur dengan mobil yang dikendarai oleh Afif sendiri. Selama perjalanan Kayla lebih banyak diam dan Afif sendiri juga diam, fokus menyetir.
“Lora ngga kepaksa kan, pulang ke rumah Kayla?,” tanya Kayla penasaran.
“Jangan panggil saya lora, sudah berapa kali saya bilang,” jawab Afif dingin.
“Belum terbiasa saya,” jawab Kayla.
“Ya udah, tinggal dibiasakan,”
“Iya, jadi ngga kepaksa, kan?. Pulang sore ini ke rumah?,” tanya Kayla lagi.
“Panggil mas dulu, nanti saya jawab,” suruh Afif sambil terus fokus menyetir.
“Aiiiish tinggal jawab aja padahal,” kata Kayla memanyunkan bibirnya. Masih geki aja rasanya manggil Afif dengan sebutan Mas.
“Ya udah tidak saya jawab,” jawab Afif. Kali ini Afif sedang ingin menjahili istrinya yang sangat susah kalo disuruh manggil mas. Mana ada manggil suami sendiri lora, pikir Afif.
“Huft, ehm Mas ga kepaksa kan, pulang ke rumah Kayla?,” tanya Kayla cepat. Sambil melihat ke arah luar jendela mobil.
“Tidak jelas nanyanya,” kata Afif sambil menahan senyum.
“Gak ada pengulangan,” kata Kayla.
“Berarti gak ada jawaban,”
“Ish, ngeselin banget sih, jadi Mas beneran ngga papa kan pulang ke rumah Kayla?,” tanya Kayla sambil menatap Afif.
Afif yang mendengar perkataan Kayla yang sedikit kesal tersenyum kecil, karena terlihat sangat lucu baginya.
“Nggak, kenapa harus keberatan?,” tanya Afif.
“Ya takutnya kepaksa,” jawab Kayla lagi.
“Nggak, Kayla,” tekan Afif lagi.
“Nanti kita akan pulang minimal setengah bulan sekali, atau kalo sibuk banget 1 bulan sekali,” jelas Afif.
“Serius, beneran nih?,” tanya Kayla antusias.
“Iya,” jawab Afif singkat.
“Yeiy! Asyiiiik,” jawab Kayla sambil tepuk tangan girang.
“Jangan kayak anak kecil,” kata Afif.
“Ih karena Kayla senang aja,” jawab Kayla.
“Lain kali kalo di depan orang lain jangan terlihat sesenang ini,”
“Dih, kenapa?”
“Karena kamu lucu, nanti banyak yang suka,” jawab Afif datar. Kayla yang mendengar itu langsung terdiam.
“Emang iyaa, Kayla lucuuu. hahaha,” jawab Kayla sambil tertawa.
“Saya serius Kayla,” tekan Afif lagi.
“Iyaa, siap siap,” jawab Kayla sambil tersenyum. Kayla senang banget dibilang lucu oleh Afif. Dan Afif tidak akan menyukai Kayla bertingkah lucu di depan orang lain selain dirinya.
Setelah dua jam perjalanan, akhirnya mereka sampai di rumah.
“Assalamualaikum,” ucap mereka.
“Waalaikumsalam,” jawab ibu Kayla.
“Ibuu Kayla kangen,” ucap Kayla sambil memeluk ibunya.
“Mana suami kamu?,” tanya ibu Kayla.
“Masih ngambil barang di mobil,” jawab Kayla.
“Bantuin atuh suaminya,” jawab Ali yang tiba-tiba muncul dari dalam rumah. Kayla yang melihat kakaknya hanya melirik dan langsung Kemabli ke mobil untuk membantu bebawaan yang dibawa dari rumah mertuanya.
“Saya bantu,” kata Kayla.
“Kamu bawa buahnya aja, saya bawa yang lain,”
“Okaaay,” jawab Kayla.
Mereka berjalan dengan Afif yang membawa tas yang berisi baju, dan satunya tas nya sendiri yang berisi laptop.
“Assalamualaikum, ibu, Ali,” ucap Afif ke arah ibu mertuanya dan sahabatnya, Ali.
“Waalaikumsalam, nak,” jawab Ibu Kayla dan Afif yang menyalaminya. Kemudian Ali menjabat tangan Ali.
“Wuidiiiih, apa kabar brow,” tanya Ali yang merasa senang ada temannya.
“Baik baik, Alhamdulillah,”
“Si Kayla ngga nakal kan, di sana?,” tanya Ali sambil melirik Kayla. Yang diomongin hanya melirik tajam ke arah Ali.
“Nggak, tenang aja,” jawab Afif santai.
“Bapak mana?,” tanya Afif menanyakan keberadaan bapak mertua nya.
“Bapak lagi di masjid tadi berangkat lebih awal,” jawab Ali.
“Langsung istirahat aja, nak,” kata Ibu Kayla.
“Kayla, ajak suamimu istirahat dulu ke kamar,” suruh ibu Kayla.
“Oh iya Bu,” jawab Kayla dan langsung mengambil tas laptop Afif yang diikuti oleh Afif yang mengambil tas yang satunya.
“Ke kamar dulu, ya,” kata Afif ke Ali.
“Iya, sana istirahat,” kata Ali.
Sesampainya di kamar, Kayla meletakkan tas di sofa Afif juga melakukan hal yang sama.
“Ehm mau minum gak?,” Kayla menawari Afif takutnya dia haus.
“Iya, boleh,” jawab Afif sambil berjalan ke arah kamar mandi untuk mencuci tangan dan kaki sekalian wudhu karena sebentar lagi Maghrib.
“Okay, sebentar,” jawab Kayla seraya pergi ke dapur.
Kayla kembali ke kamar membawa teko yang berisi air putih dan dua gelas kosong. Kayla meletakkannya di atas meja dan menuangkan air untuk Afif.
Afif sudah selesai mengambil wudhu dan langsung duduk di sofa di depan Kayla.
“Ini minum nya,” kata Kayla sambil meletakkan gelas yang berisi air putih di depan Afif.
“Terima kasih,” jawab Afif dan langsung meminumnya.
Kayla yang melihat itu hanya tersenyum dan berdiri, sebelum membuka kenop pintu, Afif sudah bersuara, “mau ke mana?,” tanya Afif penasaran.
“Mau ke rumah sebelah, mau Salim,” kata Kayla.
“Nanti aja, udah malem ini, lebih baik susun baju kita di lemari abis itu siap siap buat salat Maghrib,” suruh Afif.
“Harus sekarang, ya,?” kata Kayla yang sedang sangat antusias untuk menyapa keluarga besarnya.
“Iya, sekarang,”
“Nanti aja yaaa,” bujuk Kayla.
“Sekarang, Kayla” tegas Afif.
“Iya iya, ish,” dumel Kayla.
“Gak usah ngomel, lakuin aja, lagian udah mau Maghrib ini malah mau keluar rumah,”
“Iya ini kan ngga jadi keluar, jangan diceramahi juga dong,” sewot Kayla sambil masukin baju ke lemari.
“Kamu kalo dibilangin, ngejawab aja yaaa,” kata Afif dingin.
Mendengar Afif yang berkata dengan datar dan terasa dingin itu membuat Kayla diam dan lanjut menata baju mereka di lemari.
Afif sendiri merasa heran melihat kelakuan Kayla yang sangat antusias ingin keluar rumah padahal baru nyampe, apa Kayla ngga merasa capek. Batin Afif.
Afif bersandar di kursi dan mengirim pesan kepada Ali.
Afif
Emang di sebelah rumah siapa?
Ali
Rumah sepupunya Ibu, kenapa?
Afif
Nggak, ini Kayla sangat antusias banget mau ke situ.
Ali
Iya, soalnya Kayla sangat akrab dengan keluarga dan anaknya.
Afif
Ooh okay
Ali
Kenapa?. Kayla maksa mau ke sana?.
Afif
Iya, ngga aku belohin, bentar lagi maghrib.
Ali
Kurung aja dia, emang suka keluyuran tuh anak
Afif
Jahat banget sama adiknya sendiri.
Btw nanti ada acara apa, malem?
Afif mengetik jika Ali jahat banget perihal menyuruh nya untuk mengurung Kayla. Padahal dia sendiri tadi di rumahnya ngunciin Kayla di rumah.
Ali
Gak ada, kita ngumpul aja bareng yang lain, gimana?
Afif
Okay, setuju.
Setelah obrolan Afif dan Ali selesai Afif menoleh ke arah Kayla yang sudah selesai menata baju mereka. Kayla sedang rebahan di kasur.
“10 menit lagi maghrib. Bersih bersih dan siap-siap untuk salat,” suruh Afif.
“Iyaa,” jawab Kayla pasrah dan langsung berjalan ke kamar mandi.
Setelah azan Maghrib berkumandang Afif dan Kayla salat berjamaah di kamar, Ali pergi ke Musala, ibu dan nenek Kayla juga pergi ke Musala untuk salat berjamaah di sana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments