BAB 2: Hari-H Pernikahan

“Bagaimana saksi sah ?.”

“Sah !!!,” jawab saksi dan para hadirin serentak.

Seketika hati Kayla bergetar dan tidak bisa berkata apapun, lidahnya Kelu, matanya berkaca-kaca, ini merupakan hal besar dalam hidupnya yang belum sanggup Ia bayangkan akan benar terjadi.

“Kayla, segera Salim ke suamimu” ucap ibu Kayla yang duduk di sampingnya.

Aku menoleh ke arah ibu sebentar, ibu menganggukkan kepalanya, seakan-akan bilang “ya, lanjutkan cium tangan suamimu, sayang”.

Kayla menoleh ke arah seseorang yang sekarang sudah sah menjadi suaminya, dengan ragu Kayla mengulurkan tangan dan mencium tangannya dengan sedikit bergetar dan hati bergemuruh. Entah keberanian dari mana, Afif mencium dahi Kayla agak lama, lalu mengangkat sudut bibirnya, Ia tersenyum kepada Kayla.

Kayla hanya melihatnya tanpa ekspresi karena memang semua ini terjadi bukan benar-benar karena kemauanku.

Afif juga sama kagetnya dengan Kayla karena tiba-tiba harus menikah, namun tentu saja Ia tidak menampakkan itu. Afif sungguh tidak menduga akan menikah hari ini dengan perempuan pilihan orang tuanya, sedikit banyak Afif tahu tentangnya, Ia juga tahu bahwa perempuan yang dinikahinya itu sebenarnya tidak 100 % karena keinginan dia, melainkan karena sebuah perjodohan.

Afif ragu apakah Ia bisa membimbingnya ke jalan yang benar dan tetap berada di sisinya nantinya, tapi Afif akan berusaha untuk tetap mempertahankan pernikahan ini.

Akad nikah sudah selesai setengah jam yang lalu, saat Afif mencium kening istrinya dan tersenyum padanya. Wajahnya sedikit pias dan tanpa senyum, mungkin dia sedang meng ekspresi kan keadaan hatinya yang tidak menerima pernikahan ini, kata Afif dalam hati.

“Selamat ya, semoga kalian selalu bahagia”

“Selamat ya, semoga sakinah mawadah dan warahmah yaa”

“Selamat Kayla dan Afif”

“Cepat kasih kita ponakan-ponakan yang lucu, yaa,”

Begitulah kira-kira ucapan selamat dan candaan-candaan dari keluarga dan teman-teman Afif dan Kayla.

Sesekali Kayla melirik ke arah Afif saat bersalaman dengan para tamu, Ia tersenyum sepanjang tamu menyapanya, dan selalu terlihat ramah. Sedangkan Kayla hanya tersenyum dengan sedikit terpaksa. Kayla masih terlalu kaget dengan semua ini.

Di kamar, Kayla hanya diam di depan meja rias sambil menghapus make up yang lumayan tebal itu, sewaktu Kayla ingin membuka kerudungnya, kenop pintu terbuka menampilkan sosok yang sudah tidak asing lagi baginya, ya dia Afif yang sekarang sudah menjadi suaminya.

Kayla terdiam dan tidak jadi membuka kerudungnya.

Afif menatap Kayla dan berjalan ke arahnya dan berkata,

“Saya atau kamu dulu yang mandi?,” tanyanya.

“Saya dulu aja,” jawab Kayla, langsung berdiri dan berjalan ke kamar mandi.

Tadi setelah Afif selesai mengobrol dengan keluarga, Afif langsung masuk ke kamar, dan melihat Kayla yang sedang duduk di depan cermin, dia berusaha membuka kerudung yang melilit indah di kepalanya, tapi dia berhenti melepas kerudungnya dan terdiam.

“kenapa dia tidak melanjutkan membuka kerudung nya ?, Apakah karena ada aku ?. Ya aku kan suaminya, udah ngga papa dong, melihat rambut istriku sendiri.” Kata Afif di dalam hati.

Tapi setelah Afif pikir kembali, mungkin Kayla belum siap melepas kerudung di depannya, untuk sekarang Afif masih bisa memaklumi.

Setelah Kayla masuk ke kamar mandi, Afif duduk di sudut ranjang sambil merenggangkan otot sambil menunggu Kayla selesai mandi.

Beberapa menit kemudian Kayla keluar dari kamar mandi memakai baju lengkap dengan kerudungnya.

Afif tak memedulikan penampilannya yang masih menggunakan kerudung di depannya, sekarang Afif hanya ingin mandi dan membersihkan badan.

Setelah bersih-bersih, Afif mengajak Kayla untuk salat witir sebelum tidur.

“Sebaiknya kita salat witir dulu sebelum tidur,” kata Afif.

“Oh iya” jawab Kayla langsung memakai mukenahnya.

Selanjutnya mereka salat dengan khusyuk dan penuh khidmat.

Setelah salat, Afif mengulurkan tangannya untuk dicium Kayla, seperti layaknya suami istri. Namun, Kayla kebingungan, dan 5 detik kemudian akhirnya Kayla tersadar dan mengambil tangan Afif dan mencium tangan nya.

Setelah itu, Afif memegang ubun-ubunnya dan membaca doa untuknya.

Kayla diam dan menegang karena situasi saat ini sangat sakral baginya, pun bagi Afif.

Sungguh, aku belum siap untuk ini semua, astaghfirullah. Kata Kayla dalam hati.

“Kamu udah siap berumah tangga bersama saya, kan?,” tanya Afif dengan tiba-tiba setelah selesai membaca doa untuk Kayla.

“Sebenarnya saya belum siap dengan semua ini,” jawab Kayla sambil menunduk, Kayla merasa tidak nyaman menatap nya.

“Kenapa belum siap ?, padahal di umurmu sekarang seharusnya kamu udah siap berumah tangga dan punya anak,” katanya lagi dengan tutur kata yang bisa dibilang lembut.

Kayla speechless, untuk menjawab pertanyaan nya itu terasa berat untuk diungkapkan, Kayla tahu sudah sepantasnya berkeluarga dan punya anak, tapi di satu sisi Ia masih ingin sendiri dan fokus pada karirnya, bisa dibilang Kayla egois Ia hanya ingin lebih lama menikmati kesendirian nya yang Ia rasa sangat menyenangkan.

“Oh Tuhan Aku harus jawab apaaa, inginku teriak dan bilang, aku belum mau menikah!.” Kata Kayla dalam hatinya, lagi.

Tapi itu hanya pikiran Kayla saja, tidak mungkin Kayla berteriak di depan nya kan ?. Yang ada nanti Ia diceramahi, Kayla tau dia seorang Lora (Gus, di Madura putra laki-laki dari seorang kiai dipanggil “lora” untuk perempuan dipanggil ”neng”).

“Saya tahu kamu ingin sendiri dulu dan fokus pada kariermu sekarang, tapi saya ingin tahu alasan ketidaksiapanmu langsung dari kamu,” katanya lagi.

Astaghfirullah kenapa dia maksa sekali ingin tau jawaban aku. Batin Kayla kesal.

“Ya saya belum siapa aja punya suami dan punya anak,” jawab Kayla dengan tetap menundukkan kepalanya.

“Kamu bisa berbicara dengan menatap saya,” katanya.

“Saya lagi malas ngobrol” kata Kayla pelan.

“Saya suami kamu, jadi kamu tahu kan perintah suami adalah hal yang harus dituruti?,” tanyanya, sambil mengangkat dagunya agar melihat ke arahnya. Hati Kayla terasa jedag jedug seperti ada sekumpulan drumband yang sedang berantraksi di depannya dengan bunyi yang membuat hatinya seperti dipukul dengan keras.

Kayla hanya menatapnya, tanpa tahu harus berekspresi seperti apa dan menjawab apa. Kayla terlalu kaget dengan perlakuan Afif.

“Kalo saya minta hak saya sebagai suami kamu malam ini apa kamu siap?,” tanyanya di depan wajah Kayla.

“Hak apa ? Saya kan belum siap,” jawab Kayla dengan suara sedikit bergetar. Kayla beneran takut kali ini, “Oh my God, aku belum mau dan belum siap untuk menjadi istri yang seutuhnya buat dia,” Kata Kayla dalam hati.

“Terus saya sebagai suami sah kamu harus menunggu kamu siap untuk meminta hak saya?,” tanya Afif lagi dengan nada seakan-akan itu adalah sebuah perkataan yang tidak bisa dibantah.

“Saya tahu kewajiban saya sebagai seorang istri, tapi saya bilang sekali lagi bahwa saya belum siap terlebih lagi belum ada rasa cinta di antara kita,” jawab Kayla akhirnya.

“Oh jadi nanti kalo udah ada rasa cinta, kamu bisa menerima saya sebagai suami kamu, dan bisa memberikan hak saya, begitu?,” tanya Afif dengan tegas.

“Ya kemungkinan seperti itu” jawab Kayla berusaha yakin.

“Sebelumnya saya minta maaf belum bisa memenuhi tugas saya sebagai istri, saya benar-benar minta maaf,” kata Kayla lagi sambil menunduk kembali.

“Sudahlah, saya juga tidak akan memaksa, tidurlah sudah malam, saya bisa bersabar menunggu kamu siap, maafkan perkataan saya jika tadi sedikit keras,” jelas Afif.

“Tidak masalah” jawab Kayla mengerti, Kayla langsung membuka mukenah dan langsung rebahan di kasur.

Pukul 12.30

Kayla langsung rebahan setelah selesai salat dan mengobrol tadi, Ia mengambil hp dan nge cek wa, takutnya ada pesan yang penting.

Waktu Kayla sedang asyik maen hp, liat sw orang dan Nye croll Ig, Afif mengambil posisi tidur di samping nya.

“Udah malam, kenapa masih maen hp?,” tanya Afif tiba-tiba.

“Pengen liat aja siapa tahu ada temen yang nge chat dan ada yang penting,” jawab Kayla jujur.

“Tidur sekarang!, besok salat tahajud,” katanya dengan tegas.

“Iya bentar lagi,” jawab Kayla sambil asyik Nye croll hp.

“Tidur sekarang taro hp kamu!” katanya lagi, dengan penegasan di setiap katanya.

“Ih kenapa sih orang Cuma Nye croll sebentar juga,” ketusku.

“Berani banget kamu membantah saya,” katanya lagi sambil duduk.

Kayla diam, malas ah jawabnya, orang Cuma main hp doang, gumam Kayla dalam hati.

“Taro hp kamu, atau kamu ingin saya mengambil mahkotamu malam ini juga?,” tanyanya yang langsung membuat Kayla terdiam dan bingung. “Bentar-bentar mahkota apa maksudnya, astaghfirullah galak amat sih punya suami,” dumel Kayla.

“Ish, maen ngancem aja, iya iya saya taro nih, mau di charger” ketus Kayla.

“Saya ngga pernah main-main dengan ucapan saya, apalagi sama kamu, semua yang saya bilang serius, dan untuk melakukan apa yang saya mau saya ngga perlu persetujuan dari kamu,” jelasnya dengan dingin.

“Iya, udah ya, ngga ada mahkota-mahkotaan, serius saya langsung tidur ini,”

“Awas, besok kalo ngga bangun buat tahajud, saya geret kamu ke kamar mandi” katanya dengan galak.

“Galak banget sih, besok asal dibangunin, saya pasti bangun kok” ketus Kayla seraya memeluk guling dan mencoba untuk tidur.

Pukul 03.00 dini hari

“Kayla bangun, kita salat tahajud sekarang” ucap Afif sambil menepuk pelan bahu Kayla, tapi yang ditepuk tidak kunjung membuka mata.

“Kayla bangun,” ucap nya lagi, sambil mengguncangkan bahunya.

“Hoem......ini masih jam berapa ?, Saya masih ngantuk” jawab Kayla dengan mata tertutup.

“Bangun atau saya geret kamu ke kamar mandi?,” katanya lagi dengan suara yang agak keras dan tegas.

“Astaghfirullah, iyaa, orang masih malem jugaaa,” gerutu Kayla tapi langsung berjalan ke kamar mandi.

Selesai Kayla berwudhu, dia langsung memakai mukenah dan menempatkan diri di belakang Yusuf dan bersiap untuk salat tahajud.

Selesai salat tahajud, Yusuf menoleh ke arah Kayla dan berkata “ ambil Al-Qur’an mu sekarang,” perintah Afif.

“Bukannya abis dan berdoa udah ya, ngajinya nanti abis subuh?,” jawab Kayla yang memang merasa ngantuk banget.

“Kata siapa orang ngaji harus setiap selesai salat fardu?, Cepat ambil Qur’an mu.”

“Iya iya, ngantuk banget padahal,” gerutu Kayla

“Baca dari awal dengan keras,” perintahnya lagi.

“A’udzubillahiminasysyauhinirrojiim, bismillahirrahmanirrahim....” Kayla melanjutkan ngaji dengan terkantuk-kantuk. Afif mendengarkan dan sesekali membenarkan bacaan Kayla yang keliru dengan sabar.

Beberapa menit kemudian azan berkumandang, Kayla langsung duduk dengan tegak, dan matanya sudah tidak berat lagi, Kayla hanya ingin salat abis itu tidur, “astaga aku ngantuk banget,” batin Kayla.

Selesai salat subuh, dan ngaji al-waqiah bareng, Kayla langsung berdiri dan merapikan mukenah, kemudian ke tempat tidur untuk melanjutkan tidurnya yang sempat tertunda.

“Ngga baik tidur habis subuh,” kata Afif sambil menatap Kayla.

“Saya ngantuk banget, biarkan saya tidur sebentar saja”.

“Ngga baik tidur pagi-pagi”.

“Kemaren cape banget, dan sekarang saya ngantuk, saya mau tidur sebentar doang,” kata Kayla dengan sedikit tidak jelas, karena setengah tidur.

Setelah itu Kayla terbang menuju alam mimpinya. Karena sudah sangat mengantuk dan masih kecapean Kayla langsung tertidur. Setelah itu tidak ada pembicaraan lagi antara Afif dan Kayla.

Pukul 08.00

Kayla terbangun mencium aroma wangi dan segar, entah dari mana munculnya.

“Bagun, udah jam 8, kalo lapar, bisa langsung ambil di ruang makan,” katanya dingin.

“Iya” jawab Kayla.

“Jangan tidur lagi, salat Dhuha dan mengaji sebelum makan,” perintahnya lagi.

“Iyaa,” jawab Kayla dengan malas.

Afif langsung keluar meninggalkan Kayla sendiri.

“Mau kemana kali dia, ngga bilang-bilang ish, bodo amat lah,” gumamnya.

Selanjutnya Kayla langsung Wudhu dan salat dhuha, abis itu langsung makan di ruang makan.

“Kayla udah bangun?,” sapa umi (ibu nya Afif), entah sejak kapan uminya ada di ruang makan.

“Eh iya mi,” jawab Kayla sopan.

“Afif udah berangkat ngajar ya?,” tanya umi.

“Iya mi, tadi udah berangkat,” jawab Kayla, padahal sebenarnya Kayla kurang tau Afif pergi ke mana.

“Oh dia pergi ngajar toh, iya iya,” kata Kayla dalam hati.

“Abis ini kamu bisa keliling-keliling pesantren, biar ngga bosen di sini aja, bisa ajak santri putri kalo mau,” kata umi.

“Iya mi, nanti Kayla ajak salah satu santri buat jalan liat-liat pesantren,” jawab kayla senang.

Kayla sedang berjalan bersama salah seorang santri putri yang bernama khozaimah.

Mereka berkeliling hingga tidak sadar sampai di depan pondok santri putra.

“kamu ngapain di sini,” tanya suara yang sedikit tidak asing.

“Hah ?, “ Kayla menoleh dan melihat Afif, suaminya.

“Lagi liat-liat sekitar aja,” jawab Kayla seadanya.

“Emang siapa yang ngizinin kamu keluar?,” katanya dingin.

“Umi tadi ngizinin saya keluar buat liat liat sekitar,” jawab Kayla dengan percaya diri.

“Seorang istri tidak boleh keluar rumah tanpa izin dari suaminya, bukannya kamu tahu itu, Kayla?,” katanya dengan nada tajam sambil menatap Kayla.

“Ya kan umi nyuruh Kayla, lagian mau izin ke sampeyan (bahasa Madura halus yang berarti kamu) juga kan lagi ngajar,” jelas Kayla.

“Sekarang balik ke ndalem,” perintahnya.

“Ih ngga mau, masih mau jalan ke depan, pen lihat-lihat aja,”

“Ini kamu sudah di luar Kayla,”

“Di luar mana ?, Baru geh disini”

“Ini udah di depan pondok santri putra, banyak santri putra disini, balik aja,” tegas Afif.

“Emang kenapa ?, Kan saya mah ngga mau ketemu santri putra, saya Cuma mau jalan aja,” kata Kayla.

“Balik sekarang, atau kamu ngga akan bisa keluar kamar selama sebulan?,” ancamnya.

“Kan saya Cuma mau jalan keluar, pengen cari udara segar, masa ngga boleh?,” kata Kayla dengan sedih.

“ Saya bilang balik sekarang ya balik, jangan ngeyel !” bentaknya.

Kayla yang dibentak keget dan merasa takut, sedih juga, Kayla langsung berbalik dan berjalan ke arah ndalem tanpa mengucap sepatah katapun.

Afif merasa tidak enak telah membentaknya tadi, tapi apa yang Kayla lakukan di dekat pondok santri putra, astaghfirullah. Gumam Afif tidak habis pikir.

Malam hari pukul 09.00

Kayla sedang rebahan di kasur sambil baca wattpad, dan ngga sadar kalo Afif sudah ada di kamar, duduk di kursi yang ada di kamar itu.

“Udah malem, sebaiknya tidur!,” katanya.

“Hah?,” kagetnya sambil menoleh sebentar

“Belum ngantuk,” jawab Kayla.

“Besok kalo ngga ada kegiatan sebaiknya di rumah aja, ngga usah ke mana mana” kata Afif.

“Untuk 5 hari ini kayaknya emang bakal di rumah aja, lagian kemaren kan emang ngambil cuti” jelas Kayla.

“Kalo bosen di rumah aja, biar nanti para santri baru ke sini aja buat ngaji ke kamu setiap pagi, biar kamu ada kerjaan,”

“Ngga ada kerjaan juga karena cuti loh. Tapi gapapa kalo misal ada yang ngaji ke saya. Emang bener mau biarin santri ngaji ke saya ?. Ngga salah?,” tanya Kayla memastikan, secara Kayla ini bukan lulusan pondok salaf dan hanya bisa mengaji sesuai tajwid aja. Untuk murottal dan bahasa Arab kurang bisa.

“Iya, kenapa nggak. Kamu juga dulu pernah mondok, kan ?. Jadi, saya yakin kamu bisa menyimak (mendengarkan santri ngaji, membenarkan bacaan santri jika salah) santri ngaji,” jawabnya.

“Okay, kalo gitu, lusa aja ya mulai nya,” kata Kayla.

“Besok aja, saya sudah bilang ke pengurus bagian takmir di santri putri”

“Ya udah, iya”

“Besok pagi mereka akan ke sini pukul 06.00,”

“Iyaa, okay.”

“Sekarang tidur, besok harus bangun pagi” suruh Afif.

“Iyaa” jawab Kayla sambil menarik selimut hingga dagu.

Terpopuler

Comments

Mukmini Salasiyanti

Mukmini Salasiyanti

keras kepala bgt sih Key

2024-02-21

0

Mukmini Salasiyanti

Mukmini Salasiyanti

Kaylaaaaaaaa

2024-02-21

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 1: H-7 Pernikahan
2 BAB 2: Hari-H Pernikahan
3 BAB 3: Mulai Sibuk
4 BAB 4: Sarapan Bersama di Ndalem
5 BAB 5: Pulang ke Rumah Kayla
6 BAB 6: Tongkrongan Afif dan Ali
7 BAB 7: Kayla Kembali Mengajar
8 BAB 8: Kesibukan Kayla dan Perihal Koas Kaki
9 BAB 9: Obrolan Serius antara Afif dan Kayla
10 BAB 10: Nasehat Uwak
11 BAB 11: Perihal Tidak Mau Belajar Alfiyah
12 BAB 12: Tidak Mau Ditinggal
13 BAB 13: Makan Samyang, Maag kambuh, Afif Marah
14 BAB 14: Kayla Tidak Suka Memasak
15 BAB 15: Masakan Afif untuk Kayla
16 BAB 16: Peraturan Pertama dari Afif
17 BAB 17: Di Rumah Aja
18 BAB 18: Afif Menyebalkan
19 BAB 19: Ikut Pengajian Kitab
20 BAB 20: Belum Yakin
21 BAB 21: Hari Pertama Mengajar di Sekolah Milik Keluarga Afif
22 BAB 22: Hukuman Karena Tidak Langsung Pulang
23 BAB 23: Kenalan dengan Temannya Afif
24 BAB 24: Pembahasan Soal Kuliah Kayla
25 BAB 25: Bertemu Ustadzah Fatimah
26 BAB 26: Perihal Arfi
27 BAB 27: OTW Meet Up
28 BAB 28: Finally Meet Up
29 BAB 29: Go To Supermarket
30 BAB 30: Drama Baca Burdhah
31 BAB 31: Kayla Melting
32 BAB 32: Drama Sakit Perut
33 BAB 33: Afif Kembali ke Setelan Awal
34 BAB 34: Soal Upload Story
35 BAB 35: Makan Di Luar
36 BAB 36: Tiba-Tiba Bahas Nama Anak
37 BAB 37: Pagi yang Terasa Dingin
38 BAB 38: Kegiatan Merajut
39 BAB 39: Ngobrol Santai di Rumah Umi
40 BAB 40: Deep Talk
41 BAB 41: Deep Talk 2
42 BAB 42: Ketemu Neng Naura
43 BAB 43: Kedatangan Tamu
44 BAB 44: Bahasan yang Tak Kunjung Usai dan Menemukan Posisi Ternyaman
45 BAB 45: Kayla Galau
46 BAB 46: Malam Pertama Haflah
47 BAB 47: Bahas Lagu Arab
48 BAB 48: Obrolan Random di Pagi Hari
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
Episodes

Updated 54 Episodes

1
BAB 1: H-7 Pernikahan
2
BAB 2: Hari-H Pernikahan
3
BAB 3: Mulai Sibuk
4
BAB 4: Sarapan Bersama di Ndalem
5
BAB 5: Pulang ke Rumah Kayla
6
BAB 6: Tongkrongan Afif dan Ali
7
BAB 7: Kayla Kembali Mengajar
8
BAB 8: Kesibukan Kayla dan Perihal Koas Kaki
9
BAB 9: Obrolan Serius antara Afif dan Kayla
10
BAB 10: Nasehat Uwak
11
BAB 11: Perihal Tidak Mau Belajar Alfiyah
12
BAB 12: Tidak Mau Ditinggal
13
BAB 13: Makan Samyang, Maag kambuh, Afif Marah
14
BAB 14: Kayla Tidak Suka Memasak
15
BAB 15: Masakan Afif untuk Kayla
16
BAB 16: Peraturan Pertama dari Afif
17
BAB 17: Di Rumah Aja
18
BAB 18: Afif Menyebalkan
19
BAB 19: Ikut Pengajian Kitab
20
BAB 20: Belum Yakin
21
BAB 21: Hari Pertama Mengajar di Sekolah Milik Keluarga Afif
22
BAB 22: Hukuman Karena Tidak Langsung Pulang
23
BAB 23: Kenalan dengan Temannya Afif
24
BAB 24: Pembahasan Soal Kuliah Kayla
25
BAB 25: Bertemu Ustadzah Fatimah
26
BAB 26: Perihal Arfi
27
BAB 27: OTW Meet Up
28
BAB 28: Finally Meet Up
29
BAB 29: Go To Supermarket
30
BAB 30: Drama Baca Burdhah
31
BAB 31: Kayla Melting
32
BAB 32: Drama Sakit Perut
33
BAB 33: Afif Kembali ke Setelan Awal
34
BAB 34: Soal Upload Story
35
BAB 35: Makan Di Luar
36
BAB 36: Tiba-Tiba Bahas Nama Anak
37
BAB 37: Pagi yang Terasa Dingin
38
BAB 38: Kegiatan Merajut
39
BAB 39: Ngobrol Santai di Rumah Umi
40
BAB 40: Deep Talk
41
BAB 41: Deep Talk 2
42
BAB 42: Ketemu Neng Naura
43
BAB 43: Kedatangan Tamu
44
BAB 44: Bahasan yang Tak Kunjung Usai dan Menemukan Posisi Ternyaman
45
BAB 45: Kayla Galau
46
BAB 46: Malam Pertama Haflah
47
BAB 47: Bahas Lagu Arab
48
BAB 48: Obrolan Random di Pagi Hari
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!