BAB 16: Peraturan Pertama dari Afif

Setelah Afif dan Kayla makan bersama, mereka langsung mandi dan salat Dhuha berjamaah. Setelah itu mengaji bersama.

“Kamu ngajar aja, ya, di MTS dan di MA sini,” kata Afif kepada Kayla.

“Iya, boleh. Ngajar apa dulu?,” tanya Kayla.

“Bahasa Inggris, sesuai dengan jurusan yang kamu ambil waktu kuliah,” kata Afif.

“Iya, okay,” jawab Kayla mengangguk antusias. Ia senang akhirnya Ia tidak si rumah aja.

“Nanti akan ada ustadzah ke sini memberikan jadwal kamu ngajar,” jelas Afif. Kayla mengangguk mengerti.

Setelah itu mereka merapikan sejadah dan meletakkan Al-Qur’annya. Kayla melepaskan mukenanya dan berjalan ke arah sofa dan membuka laptopnya. Ia hendak melanjutkan membuat soal UTS di MA.

“Masih membuat soal?,” tanya Afif dan duduk di depan Kayla.

“Iya."

“Soal kamu yang mau lanjut kuliah udah baca-baca kapan pendaftaran dan mau jurusan apa?,” tanya Afif.

“Belum, belum baca,” geleng Kayla, Ia belum sempat baca-baca karena sibuk mengetik soal.

“Nanti malam saya lihat dan baca infonya,” kata Kayla lagi. Afif hanya mengangguk.

Sekitar 20 menitan mereka diam, dan fokus dengan pekerjaannya sendiri. Hingga Afif bersuara membuat Kayla menatap ke arah Afif.

“Baju saya di kamar mandi, belum sempat saya cuci, bisa minta tolong cuciin?,” tanya Afif kepada Kayla.

“Katanya gak sembarang orang bisa mencuci bajunya Mas?,”

“Kamu bukan sembarang orang, kamu istri saya,” kata Afif tegas membuat Kayla diam.

“I-iya,” kata Kayla gugup, gini doang gugup, astaga, batin Kayla.

“Jadi bisa, gak?,” tanya Afif lagi.

“Bisa bisa,” Kayla mengangguk.

“Nyucinya kalau lagi senggang aja,” kata Afif.

“Iya.”

Afif mengangguk dan melanjutkan membaca buku yang sedang Ia baca.

beberapa menit kemudian bel rumah mereka berbunyi menandakan ada tamu.

“Itu pasti ustadzah yang saya maksud tadi,” kata Afif kepada Kayla.

“Oh, okay. Saya ke depan dulu,” kata Kayla dan berdiri berjalan menuju pintu depan.

“Assalamu’alaikum, neng,” kata ustadzah itu.

“Waalaikumsalam, silakan masuk,” kata Kayla tersenyum ramah dan mempersilakannya masuk.

Kayla menyuguhkan teh dan cemilan di depan tamunya itu.

“Silakan, mbak, diminum dan dimakan dulu,” kata Kayla. Ustadzah itu tersenyum dan sedikit menunduk.

“Terima kasih, neng,” Ia meminum tehnya dan langsung memberikan kertas yang sudah di print kepada Kayla.

“Ini neng, untuk jadwal mengajar di MA dan di MTS bagian putri.”

“Oh, iya, terima kasih ya, Mbak,” Kayla mengambil kertas itu dan membacanya.

“Dan ini buku paketnya,” kata Ustadzah itu dan meletakkan beberapa buku paket di meja di depannya.

“Terima kasih ya, Mbak siapa namanya?.”

“Nama saya Fitri, neng,” jawab Fitri memperkenalkan dirinya.

“Salam kenal ya, saya Kayla,” kata Kayla juga memperkenalkan dirinya.

“Sebelumnya saya sudah tahu nama neng Kayla, semua di pesantren ini tahu nama neng dan merupakan istrinya Ra Afif,” jelas Fitri tersenyum kepada Kayla.

“Oh gitu, ya,” kata Kayla tersenyum.

Afif keluar dari kamarnya dan duduk di samping Kayla. Fitri menunduk melihat Afif yang duduk di depannya.

“Ustadzah, nitip istri saya, ya, dia ini belum terlalu hafal dengan letak dan ruangan-ruangan yang ada di pesantren dan sekolah,” kata Afif pelan sambil memegang tangan Kayla. Kayla melotot ke arah Afif, kenapa dia memegang tangannya.

“Iya, siap Ra,” jawab Fitri mengangguk dan tersenyum melihat kebersamaan lora dan neng di depannya itu.

“Gimana mau hafal semua tempat yang ada di sini, Mas gak bolehin Kayla keluar, ih,” gerutu Kayla pelan sambil tersenyum kecil ke arah Afif.

“Satu lagi, istri saya ini tidak boleh keluar dari gerbang pesantren, tolong ingatkan dia ya, zah (ustadzah),” kata Afif tersenyum ke arah Kayla. Kayla melirik Afif tajam, apa maksud suaminya itu.

“Baik, Ra,” kata Ustadzah Fitri.

Setelah itu Fitri undur diri dan kembali ke pondoknya.

Kayla melepaskan perlahan tangannya dari genggaman Afif.

“Kenapa Mas ngomong gitu, sih?,” tanya Kayla sebal.

“Ngomong apa?,” tanya Afif melihat Kayla yang melepaskan tangannya dari genggamannya.

“Itu tadi, jangan keluar gerbang."

“Iya kamu gak boleh keluar gerbang, itu peraturan pertama dari saya,” kata Afif pelan namun terdengar tegas. Kayla mengerutkan keningnya tidak mengerti.

“Aiish, kenapa ada peraturan segala sih, Mas,” kata Kayla menatap heran ke arah Afif.

“Kamu cukup patuhi saja,” kata Afif dan masuk ke dalam kamarnya.

“Aiiish jinjja, eottheokke. Padahal senang banget bisa ngajar nanti bisa jalan-jalan dan jajan di depan gerbang sekolah,” kata Kayla kesal. Kayla berdiri dari duduknya dan menyusul Afif.

“Mas, di depan gerbang tuh suka ada yang jualan, Kayla pengen atuh jajan di depan sana,” kata Kayla melihat Afif yang duduk di sofa.

“Hmm, nanti kamu bisa nitip aja,”

jawab Afif tanpa menoleh ke arah Kayla, Ia tetap fokus membaca buku di tangannya itu.

“Mas, ih,” kata Kayla sebal duduk di depan Afif. Afif menatap Kayla.

“Aturannya kamu gak boleh keluar gerbang, dan kamu harus patuhi itu,” kata Afif tegas tidak mau dibantah. Kayla tidak menjawab, Ia tidak berani bersuara lagi jika Afif sudah mode serius begini.

Afif melakukan itu karena biasanya di depan sekolah memang ada banyak orang jualan namun, di depan sana ada banyak santri putra yang berlalu lalang untuk pergi ke pondok maupun ke sekolah. Untuk santri putri biasanya memang tidak boleh keluar gerbang dan hanya bisa membeli makanan yang ada di kantin sekolah yang khusus untuk santri putri.

Episodes
1 BAB 1: H-7 Pernikahan
2 BAB 2: Hari-H Pernikahan
3 BAB 3: Mulai Sibuk
4 BAB 4: Sarapan Bersama di Ndalem
5 BAB 5: Pulang ke Rumah Kayla
6 BAB 6: Tongkrongan Afif dan Ali
7 BAB 7: Kayla Kembali Mengajar
8 BAB 8: Kesibukan Kayla dan Perihal Koas Kaki
9 BAB 9: Obrolan Serius antara Afif dan Kayla
10 BAB 10: Nasehat Uwak
11 BAB 11: Perihal Tidak Mau Belajar Alfiyah
12 BAB 12: Tidak Mau Ditinggal
13 BAB 13: Makan Samyang, Maag kambuh, Afif Marah
14 BAB 14: Kayla Tidak Suka Memasak
15 BAB 15: Masakan Afif untuk Kayla
16 BAB 16: Peraturan Pertama dari Afif
17 BAB 17: Di Rumah Aja
18 BAB 18: Afif Menyebalkan
19 BAB 19: Ikut Pengajian Kitab
20 BAB 20: Belum Yakin
21 BAB 21: Hari Pertama Mengajar di Sekolah Milik Keluarga Afif
22 BAB 22: Hukuman Karena Tidak Langsung Pulang
23 BAB 23: Kenalan dengan Temannya Afif
24 BAB 24: Pembahasan Soal Kuliah Kayla
25 BAB 25: Bertemu Ustadzah Fatimah
26 BAB 26: Perihal Arfi
27 BAB 27: OTW Meet Up
28 BAB 28: Finally Meet Up
29 BAB 29: Go To Supermarket
30 BAB 30: Drama Baca Burdhah
31 BAB 31: Kayla Melting
32 BAB 32: Drama Sakit Perut
33 BAB 33: Afif Kembali ke Setelan Awal
34 BAB 34: Soal Upload Story
35 BAB 35: Makan Di Luar
36 BAB 36: Tiba-Tiba Bahas Nama Anak
37 BAB 37: Pagi yang Terasa Dingin
38 BAB 38: Kegiatan Merajut
39 BAB 39: Ngobrol Santai di Rumah Umi
40 BAB 40: Deep Talk
41 BAB 41: Deep Talk 2
42 BAB 42: Ketemu Neng Naura
43 BAB 43: Kedatangan Tamu
44 BAB 44: Bahasan yang Tak Kunjung Usai dan Menemukan Posisi Ternyaman
45 BAB 45: Kayla Galau
46 BAB 46: Malam Pertama Haflah
47 BAB 47: Bahas Lagu Arab
48 BAB 48: Obrolan Random di Pagi Hari
49 BAB 49
50 BAB 50
51 BAB 51
52 BAB 52
53 BAB 53
54 BAB 54
Episodes

Updated 54 Episodes

1
BAB 1: H-7 Pernikahan
2
BAB 2: Hari-H Pernikahan
3
BAB 3: Mulai Sibuk
4
BAB 4: Sarapan Bersama di Ndalem
5
BAB 5: Pulang ke Rumah Kayla
6
BAB 6: Tongkrongan Afif dan Ali
7
BAB 7: Kayla Kembali Mengajar
8
BAB 8: Kesibukan Kayla dan Perihal Koas Kaki
9
BAB 9: Obrolan Serius antara Afif dan Kayla
10
BAB 10: Nasehat Uwak
11
BAB 11: Perihal Tidak Mau Belajar Alfiyah
12
BAB 12: Tidak Mau Ditinggal
13
BAB 13: Makan Samyang, Maag kambuh, Afif Marah
14
BAB 14: Kayla Tidak Suka Memasak
15
BAB 15: Masakan Afif untuk Kayla
16
BAB 16: Peraturan Pertama dari Afif
17
BAB 17: Di Rumah Aja
18
BAB 18: Afif Menyebalkan
19
BAB 19: Ikut Pengajian Kitab
20
BAB 20: Belum Yakin
21
BAB 21: Hari Pertama Mengajar di Sekolah Milik Keluarga Afif
22
BAB 22: Hukuman Karena Tidak Langsung Pulang
23
BAB 23: Kenalan dengan Temannya Afif
24
BAB 24: Pembahasan Soal Kuliah Kayla
25
BAB 25: Bertemu Ustadzah Fatimah
26
BAB 26: Perihal Arfi
27
BAB 27: OTW Meet Up
28
BAB 28: Finally Meet Up
29
BAB 29: Go To Supermarket
30
BAB 30: Drama Baca Burdhah
31
BAB 31: Kayla Melting
32
BAB 32: Drama Sakit Perut
33
BAB 33: Afif Kembali ke Setelan Awal
34
BAB 34: Soal Upload Story
35
BAB 35: Makan Di Luar
36
BAB 36: Tiba-Tiba Bahas Nama Anak
37
BAB 37: Pagi yang Terasa Dingin
38
BAB 38: Kegiatan Merajut
39
BAB 39: Ngobrol Santai di Rumah Umi
40
BAB 40: Deep Talk
41
BAB 41: Deep Talk 2
42
BAB 42: Ketemu Neng Naura
43
BAB 43: Kedatangan Tamu
44
BAB 44: Bahasan yang Tak Kunjung Usai dan Menemukan Posisi Ternyaman
45
BAB 45: Kayla Galau
46
BAB 46: Malam Pertama Haflah
47
BAB 47: Bahas Lagu Arab
48
BAB 48: Obrolan Random di Pagi Hari
49
BAB 49
50
BAB 50
51
BAB 51
52
BAB 52
53
BAB 53
54
BAB 54

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!